MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN

HAKEKAT JURUS PSHT

Posted by KIPAS 210 - -

HAKEKAT PENCAK SILAT PSHT Seperti telah dikemukakan terlebih dahulu, Pencak-Silat “SH” pada hakekatnya adalah perwujudan dari-pada gerak mobah-molah insan SH. Dalam rangka menghindari atau meniadakan aral-lintang atau “rubeda” guna mempertahankan diri.

Dalam pada itu perlu disadari pula, bahwa sebetulnya yang dianggap “rubeda” yang sangat berbahaya itu pada umumnya datangnya tidak dari luar diri kita, tetapi justru dari dalam kita sendiri, dalam bentuk hawa nafsu yang berlebih-lebihan.

Hawa nafsu inilah yang menjelma menjadi kehendak-keinginan dan kemudian menguasai “aku” kita. Ini tidak mungkin dilumpuhkan dengan ketangkasan dan ketrampilan jasmani, tetapi harus dilumpuhkan dengan kekuatan atau kesentausaan rochkani. Dengan kata lain dengan kekuatan dan kesentausaan Iman.

Kekuatan dan kesentausaan iman itu didapatkannya dengan olah jiwa. Oleh karenanya para kadhang diharuskan disamping berolah-raga juga berolah-jiwa, agar mempunyai kekuatan rokhani sewaktu-waktu diperlukan, untuk menghadapi tantangan-tantangan yang tersembunyi atau tidak kasat mata. Namun demikian hendaknya diusahakan agar kekuatan rokhani itu dihimpun dari kekuatan yang melandas kepada TUHAN YANG MAHA ESA.

Untuk itu para kadhang dipersilahkan mendalami dan melatih Dalil ke 7 SAPTA WASITA TAMA
JURUS-JURUS SH SERTA LANDASAN IDIIL/KEROKHANIANNYA:

Jurus Pencak-Silat “SH” meliputi 36 buah jurus, dimulai dari jurus 1. BETAWEN I sampai dengan jurus 36. MINANGKABAU III SIPAI/MBLIRIK. Sementara itu “jurus 20(dua puluh)” untuk sementara tidak diajarkan. Baru kemudian setelah menguasai yang 35 buah.

Jurus 20 tidak ada/ditiadakan secara idiil dalam kehidupan rokhani. Karena sangat penting dan mendalamnya, maka jurus 20 ini akan diungkap tersendiri.

Dalam kenyataan jurus-jurus dalam Pencak-Silat “Sh” itu adalah penyatuan atau himpunan daripada pelbagai Pencak-Silat yang terdapat dan mempunyai dasar hidup di Indonesia.
Ini tidak berarti, bahwasanya unsur-unsur Pencak-Silat lain dari luar Indonesia tidak tersirat didalamnya. Spesifik atau keistimewaan daripada jurus-jurus SH, terrekam pada jurus 25 dan jurus 11. Jurus-jurus ini menunjukkan Identitas daripada kepribadian serta jiwa dan semangat SETIA HATI.
Jurus 25 biasanya dipergunakan pada permulaan “sambung” sebagai isyarat “uluk-salam”.

Kemudian diteruskan dengan melangkah dengan gerak jurus 11.
Isyarat tersebut dilakukan dengan sikap kesiap-siagaan serta kewaspadaan dalam menghadapi atau berhadap-hadapan dengan kemungkinan serangan secara mendadak/tiba-tiba.

Gerak-langkah jurus-jurus SH’ pada dasarnya garis melurus. Memang terdapat pula jurus-jurus bersiku silang(zig-zag), namun langkah lakunya melurus pula. Beberapa jurus menampakkan gerak-gerakkan mundur. Tetapi jalannya melurus pula.

Gerak-langkah melurus itu mengandung makna, bahwa semua tingkah-laku, semua tindak-tanduk seorang Insan SH dalam keadaan bagaimanapun, harus berlandaskan pada hati lurus, tidak lika-liku, tidak “plin-plan”. Menyamping atau mundur selangkah untuk menghindari bahaya yang sifatnya untuk sementara, boleh-boleh juga asalkan hati tetap lurus.

LANDASAN IDIIL/KEROKHANIAN:
Jurus 25 adalah jurus yang dilakukan pada permulaan “pembukaan sambung” sebagai isyarat beruluk-salam. Uluk salam merupakan isyarat “memberikan do’a dan harapan” selamat.
Sudah barang tentu yang dimaksud dengan do’a dan harapan selamat ialah do’a-harapan “selamat lahir-bathin”. Siapakah yang diuluk-salami? Semua saja yang dijumpai disekelilingnya, baik yang ada disebelah kanan maupun sebelah kirinya, tanpa membedakan pangkat dan tingkat dan kedudukannya, juga mereka yang kedudukannya dalam masyarakat sangat rendah sekalipun. “Pemberian uluk-salam” ini menunjukkan keakraban, kehalusan budi, dikarenakan suka menghargai harkat dan martabat orang lain tanpa memandang bulu.

Gerak langkah jurus 25 dimulai dengan membungkuk merendahkan tubuh sambil menyentuh tanah, lalu berputar kekanan dan kekiri (atau sebaliknya). Gerakan membungkuk merendahkan tubuh ini mengandung arti “merendah diri”, jadi menunjukkan segala kerendahan hati. Tidakkah salah satu ayat dalam PANCA PRASETYA berbunyi: SUNGGUH-SUNGGUH SAYA AKAN BERENDAH HATI DAN MENJAUHKAN DIRI DARI WATAK SOMBONG”.

Berputar/memutar kekanan dan kekiri, memperingatkan kita pada lingkungan sekitar kita yang terdekat. Jangan sekali-kali meninggalkan atau melupakan lingkungan disekitar kita yang tertdekat, karena sewaktu-waktu kita membutuhkan uluran tangannya. Merendahkan tubuh kedepan dengan menyentuh tanah berarti “mau dan ikhlas berendah hati untuk menghormat dan menguluk-salami yang paling rendah sekalipun”.

Tiada sesuatu yang paling rendah daripada tanah yang kita injak. Namun dari dalam tanah yang kita injak itu kita memperoleh sebagian dari tenaga dan daya kekuatan kita yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan air minum. Tidakkah “tanah” itu salah satu anasir daripada tata-susunan kehidupan jasmani kita. Unsur-unsur kehidupan jasmani manusia terdiri atas: tanah, air, api, udara. Dan daya kekuatan jasmani kita berasal dari sari-sari empat anasir tersebut dalam bentuk zat-zat yang terdapat dalam makanan dan minuman. Selanjutnya tidakkah kita mendapatkan yang kita makan sehari-hari itu langsung atau tidak langsung dari keringat dan jerih payah golongan yang terrendah dalam masyarakat yaitu bapak tani dan bapak buruh. Bukan bapak-bapak insinyur atau inspektur pertanian yang menghasilkan padi. Tetapi justru bapak-bapak tani yang tiap pagi terjun dalam lumpur.Betapa rendahnya akhlak dan budi kita, jika kita melupakan mereka.

Setelah menyentuh tanah, kita membuka tangan kita dengan maksud: “Mohon do’a restu”.
Dengan segala kerendahan hati menghormat serta menguluk-salami siapa saja yang berada disekitar kita, sampai kepada yang terendah sekalipun, dengan diiringi harapan, agar semuanya dalam keadaan selamat dan sejahtera lahir-bathin, menunjukkan kebesaran jiwa dan keluhuran budi seseorang, karena orang itu tahu berterima kasih atas kebaikkan orang lain. Sementara itu sudahkah kita berterima kasih kepada YANG MENGHIDUPI dan memberikan kita kehidupan sehari-hari?

Gerakan selanjutnya ialah menarik kaki yang dibelakang kemuka menjadi sejajar, dalam keadaan dan sikap berdiri tegak. Sementara kedua belah tangan diangkat setinggi pelipis dalam sikap: “memanjatkan do’a”. Sikap ini hendaknya diisi dengan panjatkan doa menurut agama dan keyakinan masing-masing.
Sikap ini menunjukkan ketakwaan seorang insan SH terhadap YANG MAHA KUASA. Dalam keadaan bagaimanapun seorang insan SH harus selalu berdoa demi keselamatan diri-pribadinya berikut yang berada dilingkungan sekitarnya.

Dengan demikian secara singkat jurus 25 berisikan:
“Dengan segala kerendahan hati menghormat serta mengharapkan keselamatan semuanya yang berada disekitarnya, termasuk yang terendah sekalipun, diiringi dengan permohonan doa-restu serta panjatan doa kepada TUHAN dalam menunaikan tugas kewajiban SETIA HATI dalam melakukan sambung”. Kemudian kembali berdiri tegak mengambil sikap berdiri di AS, menghadapkan pribadinya berkiblat kepada YANG MAHA ESA dengan penyerahan secara total.

Jurus 11:
Jurus 11 ini berisikan isyarat “memberi salam” kepada seseorang yang sedang dihadapi secara langsung. Dalam keadaan biasa, apabila kita bertemu dengan seseorang Kadhang atau kenalan, kita tentu saling memberi salam atau bersalam-salaman.
Bagi seorang insan SH bersalam-salaman itu tidak hanya terbatas kepada seorang “kawan” saja, tetapi kepada siapapun yang sedang dihadapi secara langsung, biar “lawan” sekalipun. Kepada lawanpun kita harus mengharapkan keselamatannya lahir-bathin.
Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa jurus-25 dan jurus-11, disamping menunjukkan identitas dan kepribadian seorang insan SH, juga memancarkan sinar keluhuran budi dalam menghadapi tantangan dari siapapun, baik tantangan itu datang dari kawan maupun lawan.

JURUS 20:
Jurus 20 dalam Pencak-Silat SH’ tidak dinyatakan dalam suatu bentuk atau suatu ujud gerak-langkah seperti jurus-jurus yang lain, karena dihubungkan dengan SIFAT 20 YANG MAHA ESA. SIFAT 20 TUHAN itu pada hakekatnya mengejawantahkan ke ESA-an dan ke-AGUNG-an TUHAN. Tiada lain yang ESA kecuali TUHAN. Oleh karenanya disebut: MAHA ESA dan MAHA AGUNG. SIFAT 20 TUHAN harus kita sadari, harus kita yakini, harus dapat kita rasakan dengan hati-sanubari dan dalam hati-sanubari. ESA dalam hubungan ini berarti “SAWIJI”, “TUNGGAL”, “MUTLAK UTUH BULAT”.
KE-ESA-AN TUHAN itu menunjukkan kepada kita, bahwa TUHAN adalah:
1. ESA pada DHATNYA.
2. ESA pada SIFATNYA.
3. ESA pada ASMA atau NAMANYA.
4. ESA pada AF’AL atau MAKARTINYA.
SIFAT KEESAAN TUHAN itu melingkupi, menyerapi dan menyertai alam seisinya dalam TATA WISESA, KUASA dan KARSANYA. Kenyataan sejati ini tidak dapat dijangkau dengan akal-pikiran maupun Panca-Indera. Akal-fikiran dan Panca-Indera masing-masing mempunyai sifat terbatas. Sedang KEESAAN TUHAN tiada batas dalam ukuran waktu dan ruang, tiada banding, kesamaan dan persamaannya kekal, abadi sepanjang masa. Tidak mungkin KEESAAN TUHAN itu dapat dinilai atau diukur dengan ukuran yang serba terbatas. Meskipun demikian SIFAT KEESAAN TUHAN itu dapat dan mungkin kita amati dengan “rasa-pangrasa yang halus-mendalam” yaitu rasa bathin atau rasa kesuksman kita.

Untuk meyakini eksistensi dari pada KEESAAN TUHAN ini, para Kadhang dipersilahkan mendalami, menghayati dan melatih dalil ke-7 (tujuh) SAPTA-WASITA-TAMA yang berbunyi:
“BARANG SIAPA SELALU MELATIH MERASAKAN “RASANING” RASA, INSYA ALLAH IA LAMBAT LAUN AKAN TERASA “ROSING”RASA”.

Oleh karena SIFAT 20 TUHAN itu melingkupi, menyerapi dan menyertai alam seisinya, maka jurus-20-pun seharusnya melingkupi, menyerapi dan menyertai jurus-jurus SH’ yang lain.
Jadi jurus-20 itu harus menjiwai 35 buah jurus yang lain dalam suatu totalitas.
Nilai spirituil jurus-20 itu sangat luas lagi mendalam diibaratkan “SAMODRA YANG TAK BERTEPIAN”. Pada hakekatnya jurus-20 bersambung berkaitannya dengan IMAN dan TAUHID.
Berhubung dengan itu sulit dan tak mungkinlah jurus-20 itu dinyatakan dengan suatu lukisan atau rangkaian kata-kata. Namun demikian tidaklah berarti kalau jurus-20 itu tidak terjangkau. Dengan penghayatan dan latihan-latihan olah-jiwa yang teratur, terarah dan mantap, jurus-20 akan dapat dijajaki, diselami sampai terasa sendiri apa dan bagaimanakah sesungguhnya jurus-20 (dua puluh) itu.
Secara singkat jurus-20 itu dapat disimpulkan sbb:
MENSANUBARIKAN DIRI DALAM PRIBADI ini berarti bahwa DIRI “luluh” menyerap masuk kedalam PRIBADI atau HATI SANUBARI. Dengan demikian PRIBADI menyerap melingkupi DIRI. DIRI dengan PRIBADI atau PRIBADI dengan DIRI manunggal menjadi “SAWIJI”, tunggal dan utuh.
Manusianya-pun mewujudkan suatu totalitas yang “MANDIRI”, yang berarti sadar akan “ADANYA” atau “EKSISTENSINYA” sendiri dalam hubungannya dengan Alam Semesta dan PENCIPTANYA. Sikap Diri-Pribadinya terhadap ILLAHI akan berwujud “PENYERAHAN SECARA TOTAL KEPADA YANG KHALIK”. Selanjutnya akan tiada jarak atau antara lagi antara OBYEK dan SUBYEK MUTLAK.
APAKAH YANG HARUS DIHAYATI UNTUK MENCAPAI JURUS-20?
1. Melatih menguasai “BERDIRI ALIF”
2. Melatih Dalil ke-7 SAPTA WASITA TAMA dengan landasan “PERNAPASAN MENURUT AJARAN SETIA HATI”.
3. Segala sesuatu yang dilakukan dikerjakan dengan keikhlasan hati. Tidak merasa dipaksa atau karena terpaksa. Ikhlas disini mencakup = PANTANG MENGGERUTU, karena menggerutu itu berarti ingin mengatur TUHAN, sebab merasa diperlakukan tidak adil, tidak sesuai dengan keinginannya.
4. Dalam segala hal selalu mendahulukan TUHAN daripada sesuatu yang lain, karena:
BARANG SIAPA MENDAHULUKAN DAN MEMUTAKHIRKAN SESUATU DARIPADA TUHAN, MAKA DIA ITU BELUM/TIDAK BERIMAN(KEPADA TUHAN).

PENUTUP.
Dengan ungkapan serba singkat ini pangripta mengharapkan para Kadhang dapat berusaha mencapai tingkat kerokhanian SETIA HATI yang tertinggi dalam mempelajari Pencak Silat “SH” secara mendalam dan menyeluruh berikut jurus-20(dua puluh)-nya.
Dalam hubungan ini ada baiknya dikemukakan segupil cukilan dari SERAT DEWA RUCI, yang gubahannya secara bebas sbb:
“Jikalau engkau sudah tidak bimbang dan ragu lagi, bahwasanya engkau telah terasa “manunggal” dengan TUHAN, maka sesungguhnya semua sudah ada padamu. Keperwiraan, kekayaan, kewibawaan, kesejahteraan, yang bersifat jasmani maupun yang bersifat rokhani, sudah kau kuasai. “Dengan demikian tiada “aji” atau “mantera” apapun dapat mempengaruhimu, karena semua kekuatan sudah kau miliki dan kuasai. Tiada lagi yang perlu dikejar. Oleh karenanya siap-siagakanlah diri-pribadimu untuk itu”.

Trimakasih atas komentarnya,


  1. IKA UNY Kota Samarinda السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ,ALLAHU AKBAR...!!" ;:

    ini artikelnya Persdaudaraan Setia Hati/SHO bukan SHT, tolong jika nulis sampaikan sumbernya, ini kan dari dari kadanng sesepuh PSH eyang Slamet Danurteto

SALAM PERSAUDARAAN....!!!
Kirimkan kritik dan saran untuk kebaikan bersama.

  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY DAN DOWNLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK DOWOLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT DAN MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT
  • KLIK UNTUK MELIHAT

Chatting Temu Kangen Sedulur,
Salam Persaudaraan...!!!"