UKT kesabuk
Hijau dilaksanakan sebanyak 3 tahapan dikarenaka UKT yang sebenarnya diadakan
di puncak sabana Gunung Merbabu, tahap pertama ialah tes ketahan tubuh yang
diawali dengan lari keliling desa,ausdower hingga mencapai titik lelah tubuh
dilanjut pindah ke lembah derita (jurang dipingir desa jurug) disana Siswa
melakukan kegiatan fisik diantaranya kontak fisik antara siswa dan siswa dengan
memukul area dada, menyuwing area perut dan menendang area dada,perut dan kaki,dan
kontak fisik yang dilakukan warga dengan siswa dengan memukul area dada,
menyuwing area perut dan menendang area dada,perut dan kaki setelah itu berlari
naik turun bukit sebanyak 10X, lari naik turun bukit dengan mengigit toya
secara berkelompok sebanyak 10x, lari naik turun bukit sebanyak 10x dengan
saling mengendong antar Siswa.Selanjutnya kegiatan berlajut di aliran Sungai
njebol dengan kegiatan fisik berupa materi dan ausdower serta kontak fisik
sehabis itu berendam(kungkum) dikarenakan hujan semakin deras dan dikwtirkan
terjadi banjir dan watu udah pagi maka kegiatan tes tahap pertama pun diakhiri.
Kemudian tes tahap ke dua yang
merupakan tes inti yang dilaksanakan di Puncak Sabana gunung Merbabu, rencana
berangkat pagi dan Siswa sudah menunggu sejak pagi hari namun keberangkatan pun
tertunda karena menunggu akomodasi yang berhalangan dan akhirnya bisa berangkat
jam 14:30 sampai dilokasi jam 18:30 dikarenakan tersesat dan ada perbaikan
jalan, Setelah sampai ditujuan kita berdoa bersama untuk keselamatan bersama
hingga kegiatan ini berakhir.
Kami dan beberapa warga memberikan
beberapa peraturan terhadap Siswa diantaranya 1) tidak boleh mengeluh, 2)
toleransi rasa sakit, 3) mencukupkan yang ada, 4) menjaga lingkungan. Kami
sengaja memberikan beban pada Siswa selain bekal pribadi yang boleh dibawa
diantaranya 6 Drigen air dan Satu Kardus logistik, dalam kegiatan tersebut
siswa hanya diperbolehkan membawa 1 pakaian ganti, 1 sakral, 1toya, 1kompor
metanol,2 ponco sebagai bivak / tenda, dan beberapa beban yang sengaja
ditambahkan kami selaku panitia penyelengara
Perjalanan naik pun kita lalui dan
sampai pukul 00:20, di Sabana 2 Gunung merbabu disana kami mencarikan tempat
untuk siswa mendirikan bivak atau tenda dari poco dan menyuruhnya untuk masak
butuk makan dan tidur, pada jam 03:00 Siswa yang telah tertidur kami bangunkan
dengan paksa karena kegiatan tes akan segera dilaksanakan, dengan penuh
kebingungan karena dibangukan dengan dibentak-bentak dan dipukuli dengan tubuh
yang mengigil siswa pun bangun untuk mengadakan UKT diantaranya Tes Materi
berupa Senam dan Jurus PSHT, Tes Ketahanan tubuh Berupa pukulan dan tendangan
pada area dada,perut dan kepala( hanya menampar), dan Tes Uji Stamina berupa
naik turun bukit sebanyak 5X, dan tak terasa waktu sudan menunjukan pukul 05:30
dan UKT pun kami akhiri.
Kegiatan dilanjut untuk makan
bersama dan berfoto-foto bersama,disela kegiatan tersebut kita saling bercerita
tentang kegiatan semalam dan tak disangka ternyata Siswa-siswa tadi tidur
diatas Ranjau (kotoran manusia),tak disangka waktu begitu cepat dan kami pun
memutuskan untuk beres-beres dan membersihkan tempat yang kami singgahi dan
dilanjut perjalanan turun pada pukul 12:00 kita sampai di pos masuk kami memutuskan
untuk beristirahat sebentar dan tak disangka kita pun mendapat undangan untuk
nyadran diboyolalai kami pun lajut untuk memenuhi undangan tersebut, selelah
memenuhi undangan tersebut kita pun melajudkan untuk perjalanan pulang dan
sampai pada bascamp KIPAS 210 (merupakan sebutan untuk tempat kita berlatih dan
berkumpul) pukul 16:30 WIB.
Tahap UKT ketiga yaitu pengambilan
sabuk dengan beberapa kegiatan diantaranya lari keliling desa,ausdower dan
ketahandan tubuh yang dilakukan oleh warga terhadap Siswa yaitu dengan kontak
fisik dengan cara menendang dan memukul pada area dada, perut,tangan dan kaki.
Kegiatan tersebut dilakukan dilembah derita dan di aliran sungai njebol,
Setelah acara kontak fisik selesai Siswa melanjutkan perjalanan menyusuri
gelapnya aliran sungan jebol secara berkelompok dan tanpa ada penerangan cahaya
untuk menuju ke area pemakaman Dukuh Jurug guna untuk berjiarah sekaligus
mengambil sabuk hijau yang telah ditantikannya, setelah acara pengambilan sabuk
hijau siswa pun masih melewati satu pos untuk melakukan kontak fisik lagi dan
melanjutkan perjalanan ke tempat latian (KIPAS 210) dan disana sebelum
pemakaian sabuk Siswa pun mendapat kenang-kenangan dari kakak seniornya berupa
tendangan dan pukulan, Setelah itu kami memakaikan sabuk untuk Adik-Adik kami
yang kita banggakan,
Iangatlah wahai
Adik-Adik ku yang kami cintai dan kami banggaka bahwa emas,berlian,batu mulia
itu tercipta dengan tekanan bumi yang dalam dan panas bumi yang tak terhingga
panasnya, dan ingatlah bahwasanya besi berubah menjadi pedang yang tajam musti
dipanaskan dan ditempa berkali-kali. Ingatlah SEPIRO GEDENING SENGSORO YEN
TINOMPO KANTI IKHLAS AMUNG DADI COBA....!!!”
Latihan yang
keras dan berdisiplin tinggi akan membentuk pribadi yang tangguh dan bermental
juara,