1. Pencak silat pada jaman Nenek moyang
Nenek moyang kits telah memiliki cara pembalaan diri yang ditujukan
untuk melindungi dan mempertahankan kehidupannya atau kelompoknya dari
sarangan musuhnya – baik itu berupa binatang atau pun sesama manusia dan
tantangan alam . Manusia sebagai mahluk hidup mempunyai kebutuhan
naluriah ( Instinctive need )-untuk menjamin keamanan dan kesejahteraan
diri maupun masyarakatnya. Cara pembelaan diri itu sesuai dengan situasi
dan kondisi alam sekitarnya. Orang yang hidup dekat hutan mampunyai
cara pembelaan diri khusus untuk menghadapi serangan binatang buas ,
maka terbentuklah pemikiran dan penciptaan, keterampilan yang dilakukan
antara lain dengan mentransformasikan perilaku dan gerak — binatang
dalam membela diri . Seperti ; Harimeu,kera,ular dll. Begitu juga mereka
yang tinggal dipesisir pegunungan dan pantai mempunyai ciri sendiri
dalam pembelaan dirinya .
2. Pencak silat pada jaman kejayaan kerajaan-kerajasn di Indonesia.
Kedudukan orang yang memiliki kemahiran beladiri sangat menetukan
bagi kekuatan kerajaannya. Karena ketarampilan mempergunakan senjata
tajam sangat dimahirkan untuk mambentuk laskar yang kuat dan ampuh.
Seperti kerajaan besar, Majapahit dan Sriwijaya memiliki
pendekar-pendekar basar yang sangat diandalkan yang dapat menghimpun
prajurit yang gagah parkasa . Tercatat pada tahun 1293 Raden Wijaya
dapat mangusir tentara utusan kaisar Khubi lai Khan yang mencoba
manaklukan kerajaan Singasari dangen taktik dan kamampuan bela diri
,Prabu Jayanegara yang termashur dengan pasukannya yang disebut Bayang
Khari yang merupakan himpunan pandekar dan ksatria yang digembleng dalam
ilmu bela diri yang tangguh. Para pendekar yang tercatat mengangkat
sanjata melawan penjajah Belanda seperti Pangeran diponegara mempelajari
pencak silat untuk digunakan mempertebal iman dan kekuatan untuk
malawan Belanda, Panembahan Senopati,Teuku Umar,imam Bonjol,teuku
Tjikditiro dan para pendekar wanita seperti ,Sabai nan Aluih,TJut nyak
dian dan Tjut mutiah .
3. Pencak Silat Pada Jaman Penjajahan Belanda Abad 20
Di dalam pergerakan kemerdekaan, tarutama sajak berdirinya Budi Utama
pencak silat dan perguruannya sudah digunakan sebagai salah satu wadah
mananamkan rasa cinta kepada kebudayaan sendiri dan menentang kabudayaan
asing yang dibawa oleh penjajah Belanda. Kemudian setelah berdirinya
pergerakan-pergerakan lainnya , Perguruan pencak silat digunakan sebagai
wadah untuk menanamkan kesadaran bangsa dan Nasionalisme atau semangat
anti penjajahan/anti colonial.
Salah satu perkumpulan yang terkenal pada waktu itu adalah Pencak
Organisasi -( P.O ) yang dibentuk pada tahun 1927 sebagai
kenang-kenangan dan pengikat jiwa pada partai Ulama yang dilarang oleh
pemerintah Belanda.
4. Pencak silat pada jaman penjajahan Jepang.
Pada penjajahan jepang,pemerintah jepang telah membalik kebijaksanaan
dan strategi politik pemerintah Belanda. Hal ini berarti segala hal
yang dilarang pada pemerintahan Belanda diperbolehkan dan dibebaskan
walaupun masih dengan pengawasan yang ketat . Kesempatan ini digunakan
oleh bangsa Indonesia untuk menjadikan perguruan pencak silat sebagai
tempat penggemblengan pemuda dengan dalih untuk menyiapkan pemuda dalam
rangka membantu pemerintahan Jepang menghadapi tentara sekutu.
Masa panjajahan jepang dimanfaatkan oleh Bangsa Indonesia untuk
membina bangsa Indonesia melalui berbagai organisasi dan lembaga
Nasional yang ada untuk meningkatkan Potensi bangsa.
5. Pencak silat pada jaman kemerdekaan 1945 – 1950 .
Menjadi kenyataan sejarah bahwa yang ikut berjuang Melawan panjajah
dan ikut berjuang membela tanah air adalah mereka yang memupuk dirinya
dengan unsur-unsur yang mempertebal rasa cinta pada tanah air dan
memelihara kebudayaan Indonesia. Mereka yang terjun dalam seni budaya,
seperti : Wayang,tari,pencak silat serta taat menjalankan agamanya.
Setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal
17-8-1945 yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Semakin berkembanglah
perguruan-perguruan pencak silat bagai cendewan di musim-hujan di
seluruh wilayah tanah air Indonesia . Pada masa perjuangan,
perguruan-perguruan ini dijadikan wadah untuk mengembangkan semangat
nasionalisme dan heroisme tanpa pamrih dan imbalan jasa.
SEJARAH PERKEMBANGAN IPSI
Pada awal tahun 1947 dengan dipelopori oleh Wongsonegoro,SH pada
waktu itu menjabat sebagai ketua Pusat Kebudayaan Kedu , berkumpulah
para pendekar dan wakil pemerintah dibidang kebudayaan dan olah raga,
berhasil membentuk panitia Persiapan Persatuan Pencak Silat Indonesia.
Yang ditugaskan untuk membentuk wadah organisssl Psncak silat dengan
segala kelengkapannya .
Pada tanggal 18 mei 1948, terbentuklah Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia dengan susunan pengurus besar :
Ketua Umum : Mr.Wongsonegoro SH.
wakil ketua : Suria Atmaja.
Penulis Umum : Marijun Sudirohadiprojo
Bendahara : Suratno Sastroamijoyo
Kemudian bulan Juni 1948 pengurus besar IPSSI dilengkapi dengan
bagian-bagian organisasi yang dipimpin oleh, Mahdun Sahir dan Dr.Sabar,
Bagian tehnik oleh, Mh.Djumali dan Harijun Sudirohadiprojo . Bagian
idiologi oleh Mr.Abdul madjid.
Tugas utama PB.IPSSI adalah menyusun Anggaran dasar dan anggaran
rumah tangga. (menyusun sistem palajaran pencak silat disekolah-sekolah,
meluaskan organisasi kedaerah-daerah Di Indonesia.
Pada konggres I IPSSI bulan Desember 1950 di Yogyakarta telah
diputuskan pengesahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,
pengesaahan sistem pelajaran pencak silat disekolah, parubahan nama
Organisasi IPSSI manjadi IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia). Serta
mengusulkan supaya pencak silat menjadi pelajaran wajib di sekolah
rendah (SD),SMP,SMA .
Kegiatan dalam periode 1948 s/d 1973 :
· Pelaksanaan Latihan dan pelajaran pencak silat di sekolah dan masyarakat.
· Perlombaan pencak silat di PON III Medan tahun 1983.
· Perlawatan pencak silat dalam misi kebudayaan Indonesia pada tahun
1955 ke Cekoslowakia , Polandia , Unisoviet , hungaria dan mesir .
· Demonstrasi pencak silat mendapat sambutan dan dibeberapa tempat minta diulang.
· Percobaan pertandingan pencak silat di Solo dan Madiun pada tahun 1961
· Congress IPSI II di Bandung.
· Perlombaan pencak silat di PON V Bandung 1962.
· Demonstrasi senam masal di asean games tahun 1962.
· Demonstrasi pencak silat di PON wilayah tahun 1965.
· Perlombaan Pencak silat di PON VII Surabaya Tahun 1969.
· Penyusunan rancangan peraturan pertandingan olah raga Pencak Silat
dan pertandingan percobaan menuju pertandingan PON ke VIII 1973.
Pada kongres IPSI ke IV tahun 1973, Wongsonegoro diganti oleh
Tjokropranolo atas pilihan kongres. Kepengurusan Tjokropranolo
menghadapi kondisi permasalahan pemasalan pencak silat yang semakin
meluas, terutama pengembangan pencak silat dibidang prestasi olahraga
dan meningkatkan program pencak silat sabagai intrakurikuler disekolah.
Dalam pengembangan pencak silat disekolah telah dikembangkan penyusunan
program pengajaran bersama Departamen PDK melalui Direktorat Pendidikan
Luar Sekolah, Pemuda dan Olahraga serta Direktorat Jendral Pendidikan
Dasar dan Menengah .
Melalui kongres ke VI IPSI tahun 1981 kepengurusan IPSI di pimpin
oleh Eddie Marzuki Nalapraya yang bertugas meningkatkan program di
bidang olahraga dan kembali untuk meningkatkan pencak silat di bidang
kesenian, beladiri serta meningkatkan peranan pancak ailat sabagai
pendidikan watak dan kapribadian.
Dalam hubungan International yang telah dirintis pada tahun 1976
dengan Singapura dan Malaysia dapat ditingkatkan dengan terbentuknya
Federasi International pada tahun 11 Maret 1980 di Jakarta dengan nama
Persekutuan Pencak Silat -Antar Bangsa ( PERSILAT ) .
Pencak Silat juga berkembang diluar Indonesia yaitu : di
Belanda,Jerman Barat, Belgia, Denmark, Perancis, Inggris, juga digemari
di Australia dan Amerika. Dengan perkembangan pencak silat yang semakin
meluas tersebut, maka menjadi kewajiban kita sebagai bangsa yang
memiliki atau sebagai sumber pencak silat harus dapat memelihara dan
mengembangkan lebih baik. Terutama pada genarasi muda Indonesia agar
dapat menguasai keterampilan pencak silat secara lihai.
Kegiatan penting IPSI pada perioda 1973 s/d 1984 :
– Pelaksanaan PON VIII di Jakarta sebagai PON prestasi dimana pencak
silat dipertandingkan untuk yang pertama kali. Disusul PON berikutnya.
– Penyelenggaraan Kejuaraan Nasional Remaja dan Dewasa yang dimulai dari pertandingan didaerah kabupaten dan daerah propinsi .
– Meluaskan organisasi keseluruh wilayah Indonesia. Sampai dengan th
1982 di semua propinsi Indonesia telah terbentuk pengurus daerah IPSI.
– Disamping program olahraqa mulai digalakan kembali pembinaan
dibidang seni dan bela diri, dengan mengadaken festival dan demonstrasi
pencak silat didaerah- daerah ditingkat Nasional.
— Menampilkan pencak silat dalam pagelaran massal di pembukaan
kejuaraan — cabang olahraga lain atau pekan olah raga daerah dan
Nasional.
— Melakukan pembinaan pencak silat diluar negri dengan mengirimkan
pelatih dan menatar pesilat- pesilat luar negri yang dating ke
Indonesia.
– Membantu pelaksanaan program pencak silat di sekolah melalui
penataran- penataran utama daerah yang bertugas menatar guru- guru
olahraga daerah.
SIFAT OLAHRAGA PENCAK SILAT.
1. Sebagai olahraga pencak silat seringkali dikategorikan kedalam
olahraga-tradisional atau olahraga asli. Dalam hal ini pencak silat
termasuk dalam kategori berbagai jenis olahraga tradisionil lainnya.
Tetapi dibandingkan olahraga tradisional lainnya pencak silat marupakan
olahraga yang lebih –
Rumit dan lebih canggih.
2. Dewasa ini olahraga pencak silat sudah dipandang sebagai olahraga
modern hal ini dikarenakan pencak silat sudah berkembang secara alamiah
dan dipelajari bukan hanya oleh bangsa Indonesia yang melahirkan pencak
silat, tetapi juga dipelajari oleh bangsa- bangsa di dunia yang dikenal
berpikiran rasional.
3. Sebagai olahraga tradisional dan olahraga modern pencak silat
memenuhi kriteria yang dibuat oleh the international council of sport
and phisical education. Menurut lembaga ini yang disebut olahraga adalah
:
“ Olahraga adalah setiap kegiatan jasmani yang dilandasi semangat
perjuangan melawan diri sendiri, orang lain atau unsure alam, yang jika
dipertandingkan harus dilaksanakan secara kesatria, sehingga merupakan
sarana pendidikan pribadi yang ampuh untuk meningkatkan kualitas hidup
yang luhur “.
4. Tiap- tiap bangsa mempunyai olahraga sebagai salah satu sarana
untuk membina bangsanya. Tugas pembangunan olahraga adalah untuk
menggerakkan seluruh tubuh bangsa agar berolahraga sehingga terbina
bangsa yang sehat, kuat, terampil, tangkas, cerdas, bersemangat, dan
berbudi pekerti luhur dan bersatu. Juga diarahkan kepada pembinaan
persahabatan antar bangsa. ”
5. Pencak silat yang dikembangkan menjadi
olahraga modern dan berhasil di masyarakat didalam maupun di luar negri
dapat memberikan sumbangan yang positif bagi pembinaan persahabatan
antar bangsa.
6. Usaha pengembangan pencak silat dilaksanakan dengan 3 bentuk olahraga :
a. olahraga pendidikan.
b. olahraga prestasi
c. olahraga rekreasi dan massal.
Usaha pengembangan pencak silat sebagai olahraga pendidikan
ditekankan pada pembinaan kerokhanian dan keterampilan jasmani untuk
mewujudkan kehidupan social yang rukun damai dan serasi.
Usaha pengembangan pencak silat sebagai prestasi ditekankan pembinaan
sikap ksatria,komantapan dan kemampuan tehnik dan pengujian nilai
melalui pertandingan.
7. Pengembangan pencak silat dilakukan dengan :
a. Membentuk penatar, pelatih, dan wasit/ juri.
b. Menatar pelatih.
c. Menatar wasit/juri.
d. Memberikan penerangan kepada masyarakat tentang manfaat pencak silat.
8. Pencak silat mempunyni ciri dan sifat khusus sebagai berikut: Sifat pencak silat :
a. Bersifat halus, lentur, dan lemas dan kekerasaan sesaat.
b. Tidak membutuhkan ruangan luas,tidak suka meloncat dan mengguling( kecuali
pada parmainan harimau dan monyet ).
c. Gerakan lincah, gerakan tangan halus dan selaras dapat terbuka untuk memancing.
4. Langkah ringan kesegala penjuru .
d. Tidak banyak bersuara .
e. Parnafasan wajar .
f. Banyak parmainan rendah.
8. Tendangan sedang-sedang.
Ciri — ciri umum poncak silat :
a. Mempergunakan seluruh bagian tubuh dan anggota badan dari ujung
jari kaki sampai kepala bahkan rambut wanita dapat digunakan sebagai
alat pembelaan diri.
b. Pencak silat dapat dilakukan dengan tangan kosong atau dengan senjata.
c. Pencak silat dapat menggunakan senjata apa saja yang dapat dijadikan senjata (sapu tangan, tas, paying, ikat pinggang, dll).
Ciri- ciri khusus pencak silat.
a. Sikap tenang, lemas (rileks seperti kucing waspada).
b. Mempergunakan kelentukan, kelincahan, kecepatan, timing (saat) dan
sasaran yang tepat dengan gerak yang cepat untuk mengusai lawan (bukan
dengan kekuatan).
c. Mempergunakan prinsip timbang badan, permainan posisi dengan memindahkan titik berat badan.
d. Memanfaatkan setiap serangan lawan dan tenaga lawan.
e. Mengeluarkan tenaga sedikit mungkin, menghemat dan menyimpan tenaga.
9. Pencak silat adalah sebagai prasarana dan sarana untuk membentuk
manusia seutuhnya yang pancasilaisme, sehat, kuat, terampil, trengginas,
tangkas, sabar, tenang, dan bersifat ksatria dan percaya diri sendiri.
Definisi pencak silat yang pernah disusun oleh PB.IPSI dan bakin pada Tahun 1975 adalah sebagai berikut :
“PENCAK SILAT ADALAH HASIL BUDIDAYA MANUSIA INDONESIA UNTUK MEMBELA
DAN MEMPERTAHANKAN EKSISTENSI/ KEMANDIRIAN DAN INTEGRITAS/ KAMANUNGGALAN
TERHADAP ALAM LINGKUNGAN HIDUP DAN ALAM SEKITARNYA UNTUK MENCAPAI
KESELARASAN HIDUP GUNA MENINGKATKAN IMAN DAN TAKWA KEPADA TUHAN YANG
MAHA ESA”.
10. Olahraga pencak silat melatih kekuatan, kelincahan, ketangkasan
dan kecepatan. Dengan memiliki kemahiran pencak silat, olahragawan pada
cabang yang berhadapan langsung atau kontak badan dengan lawan
bertandingnya akan mempunyai kepercayaan diri yang lebih kuat, karena
merasa mampu mengamankan diri.
PERKEMBANGAN PENCAK SILAT SEBAGAI CABANG OLAHRAGA PRESTASI
I. MASA PERINTISAN
1. Sebelum Indonesia merdeka pertandingan pencak silat telah
dilakukan dibeberapa tempat antara lain,Sala, Madiun,Semarang. Pada
waktu itu belum ada peraturan atau ketentuan yang berseragam, ketantuan
bermain menurut kondisi tempat. Banyak daerah yang menjadi basis pencak
silat tetap mengembangkan pencak silat dengan berbagai usaha .
2. Dalam masa permulaan IPSI th 1948-1955,pernah dibicarakan dalam
musyawarah-pemikiran yang dikembangkan belum dapat direalisasikan,karena
situasi yang belum mendukung.
3. Baru pada bulan desember 1971 PB.IPSI dibawah ketua umum
Bpk.Wongsonegoro SH mengadakan musyawarah kerja IPSI khusus untuk
menyusun Rancangan Peraturan Pertandingan. Setelah dikaji kekurangannya
program kerja pertandingan ini diarahkan untuk pelaksanaan Pertandingan
pencak silat pada PON VIII 1973 di Jakarta.
4. Hasil pengamatan pertandingan didaerah-daerah,kemudian diolah
dalam musyawarah besar IPSI ke IV 1983. Perbedaan dari rancangan ini
adalah dalam hal sasaran.
Bagian leher keatas menurut peraturan yang baru tidak menjadi sasaran .
5. Pertandingan pada periode itu adalah seleksi dari daerah untuk PON VIII dan pertandingan PoN VIII tahun 1973 di Jakarta .
6. Usaha perbaikan terus dilakukan dan pada tahun 1976 diadakan
kongres istimewa IPSI khusus untuk penyempurnaan peraturan pertandingan .
Hasil perbaikan ini meliputi :
a. Diubahnya gelanggang pertandingan dari segi empat menjadi lingkaran .
b. Ditentukan kaidah bertanding yang lebih jelas sebagai pedoman pelaksanaan permainan yang harus dipatuhi pesilat.
7. Musyawarah Nasional IPSI V tahun 1972 memutuskan membentuk Panitia
Tujuh dalam \ rangka menghimpun data-data dan pendapatan untuk
perbaikan peraturan pertandingan .
8. Sementara itu dalam bidang perwasitan, telah dilakukan pembinaan
dimulai dengan penataran wasit/juri tingkat Nasional tahun 1972 sebagai
kader pelaksana pertandingan di daerah.
9. Di bidang kepelatihan/juru latih diadakan penataran pelatih
tingkat nasional tahun 1979dan penataran-penataran di daerah, sector
pelatih ini diharuskan dapat membina pesilat yang baik.
10. Selain dalam PON pertandingan pencak silat diprogramkan setiap
tahun, berselang kejuaraan dewasa dan remaja nasional. Kejuaraan
nasional I diadakan tahun 1975 semarang.
II. Masa penataran
1. Kebutuhan melengkapi peraturan pertandingan terus dilakukan
sebagai cabang olah raga yang terus berkembang harus mempunyai ketentuan
yang standart yang dapat dipakai sebagai pedoman pengembangan.
2. Dalam musyawarah nasional IPSI tahun 1981 diarahkan untuk menyusun
ketentuan teknik pertandingan olah raga pencak silat serta ketentuan
mengenai wasit dan juri, pelatih , dan pesilat (pedoman perwasitan).
3. Pada th 1985 dapat disyahkan pedoman tehnik dan taktik
pertandingan olahraga pencak silat serta ketentuan mengenai
wasit/juri,pelatih dan pesilat
4. Kepengurusan PB.IPSI dari Bapak Wongsonegoro SH yang menjabat
ketua umum sejak IPSI th 1948, beralih kepada Tjokropranolo untuk
periode 1973 Dan terpilih kembali pada periode 1977-1981. Menjabat ketua
umum IPSI pada tahun 1979 dijabat oleh Eddie Djajang Djayaatmaja sampai
1981 . Untuk periode 1981-1985 ketua umum IPSI dijabat oleh Eddie
Marzuki Nalapraya, dimana perkembangan IPSI telah memasuki dunia
International. Eddie Marzuki Nalapraya terpilih kembaii untuk periode
1985 – 1990.
III. PERKEMBANGAN INTERNATIONAL .
1. Pada tahun 1977 IPSI diundang ke Singapura untuk melakukan
pendekatan dan Perkenalan Pencak Silat. Kegiatan ini diselenggarakan
oleh PERSISI ( Parsekutuan Silat Singapura ) sebagai wadah pencak silat
di Singapura .
2. Tahun 1978 berkunjung ke Kuala Lumpur,rombongan pencak silat
Indonesia. Diadakan pula peragaan pertandingan pencak silat sebagai
olahraga. Selanjutnya diadakan pertemuan 3 negara dalam festival
kabangsaan oleh Singapura (1977 ). Dari kalangan persilatan Malaysia
cukup banyak yang tertarik untuk mempelajari Sistem pertandingan ini.
3. Dalam pertemuan 3 negara ini diadakan meeting International untuk
membicarakan terbentuknya federasi silat dunia . pertemuan ini dihadiri
oleh Malaysia, singapura , Indonesia, Brunei Darussalam pada tahun 1980
bulan maret .
4. Tanggal 11 maret 1980 diresmikan berdirinya PERSILAT ( Persekutuan
PancakSilat Antar Bangsa ) juga ditetapkan kerja PERSlLAT untuk periods
2 th. Presiden PERSlLAT terpilih Bpk. Eddie Marzuki Nalapraya .
5. Sidang umum PERSILAT diselenggarakan di Kuala Lumpur tahun 1985,
dalam rangka menyempurnakan dan mengesyahkan peraturan pertandingan dan
perlengkapan pertandingan pencak silat.
6. Dibidang pertandingan telah diselenggarakan Invitesi International
yang pertama di Jakarta tahun 1982 diikuti oleh 9 negara, yang kedua th
1984 di Jakarta diikuti oleh 11 negara dan ketiga di Wina th 1986
Austria diikuti oleh 14 negara.
7. Sebagai catatan perkembangan pencak silat international, di Eropa
barat sudah Iebih dari 10 negara. Di AS, Australia, Suriname, Amerika
Selatan, pencak silat yang berasal dari Indonesia semakin berkembang
8. Menjadi tanggungjawab kita bersama, neqara-nogara sumber pancak
silat untuk membina pancak silat agar Iebih baik,agar kita menjadi
panutan dalam parkambangan pancak silat. Dibidang olahraga khususnya
pertandingan perlu pengembangan sistem dan metode secara analisa, agar
unsurnya lebih didalami secara baik.
9. Dalam SEA GAMES XIV th 1987 di Jakarta untuk pertandingan pertama
kali pencak silat dipertandingkan secara resmi yang diikuti oleh 5
nagara ; Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand.
Ini merupakan perkembangan awal di kawasan Asia Tenggara .
— oQo –
Pencak silat sebagai hasil krida-budhi atau karya akal kehendak dan
rasa yang dilandasi kesadaran akan kodrat manusia sebagai mahluk ciptaan
yang berpribadi dan social. Terdiri dari 4 aspek yang merupakan satu
kesatuan yang bulat, keempat aspek itu yaitu:
1. Aspek mental spiritual:
1) Bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi luhur , hal ini berarti kewajiban untuk
a) Beriman , taqwa kepada Tuhan YME, dan melaksanakan
ajaran-ajarannya, yakni melaksanakan perintah2nya , dan meninggalkan
larangannya.
b) Menghormati orang tua, kakak atau abang yang lebih tua, guru , kakak seperguruan , harapan dan kepentingannya
c) Berperilaku dan sopan santun dalam pergaulan social sesuai dengan Susila yang berlaku.
2) Tenggang rasa, percaya diri dan berdisiplin . hal ini berarti kewajiban untuk :
a) Tidak bertindak sewenang-wenang terhadap sesame manusia
b) Mencintai dan suka menolong sesame manusia.
c) Berani dan tabah dalam menghadapi segtala bentuk tantangan hidup.
d) Sanggup berusaha dengan tidak mengenal menyerah didalam mencapai hal-hal positif, yang menjadi tujuan dan idaman cita-cita.
e) Patuh dan taat kepada norma-norma yang mengatur kehidupan pribadi dan social.
3) Cinta bangsa dan tanah air .
a) Memandang seluruh unsur bangsa dan wilayah tanah air,dengan atribut dan kekayaannya sebagai satu kesatuan.
b) Merasa bangga menjadi bangsa dan mempunyai tanah air Indonesia.
c) Mencintai budaya dan karya sendiri serta berusaha untuk Mengembangkan.
d) Menyelamatkan keutuhan/persatuan, kepribadian, kelangsungan hidup
dan pembangunan bangsa yang berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
4) Persaudaraan,Pengendalian diri dan rasa tanggungjawab sosial.
a) Menjamin kerukunan , keselarasan keseimbangan , dan keserasian dalam hidup bermasyarakat.
b) Mampu mengatasi segala permasalahan yang timbul secara Musyawarah dengan semangat persatuan/kekeluargaan .
c) Bergotong-royong didalam mewujudkan hal-hal yang merupakan kepentingan bersama .
d) Melaksanakan/menempatkan kepentingan mHsyarokHt/umum diatas
kspenting pribadi . Keseluruhan aspek Mental spiritual morupakan
lanriasen bagi aspek lainnya.
2. Aspek Bela diri .
Terampil dalam gerak efektif untuk menjamin kemantapan/ kesiapsiagaan
fisik dan mental yang dilandasi sikap ksatria, tanggap dan
mengendalikan diri.
a. Berani menegakkan kejujuran dan kebenaran , keadilan .
b. Tekun/ulet dan dapat mengembangkan kemampuan dalam melakukannya.
c. Selalu melaksjinakan ilmu padi dan manjauhkan diri dari sikap dan peri laku sombong/takabur .
d. Menggunakan gerak keterampilan affiktifnyn dalnm perkelahian hanya
dalam keadaan terpaksa. urituk mninbela diri dan keselamatan harga diri
men • nurut ukuran obynktif serta keselarnatan bangsa dan negara.
3.SENI
Terampil dalam gerak yang serasi dan menarik,dilandasi rasa cinta kepada budaya bangsa.
a. Mengembangkan pencak silat sebagai budaya bangsa Indonosia yang
mancerminkan nilai-nilai luhur,guna memperkuat kepribadian
bangsa,mempertebal harga diri dan kebangsaan nasional serta memperkokoh
jiwa kesatuan.
b. Mangembangkan nilai pencak silat yang diarahkan pada penerapan nilai kepribadian berlandaskan Pancasila.
c. Mencagah penonjolan secara sempit nilai-nilai pencak silat yang bersifat aliran dan kedaerahan
d. nenanggulangi kebudayaan asinq yang negatif .
e. Mampu menyaring dan menyerap kebudayaan asing yang positif dan memang diperlukan bagi pambaharuan dalam
pembangunan .
4. Olah raga
Terampil dalam gerak efektif untuk menjamin kesehatan jasmani dan rohani yang dilandasi hasrta hidup sehat.
a) Berlatih dan melaksanakan olah raga pencak silat sebagai bagian dari hidup sehat sehari-hari.
b) Selalu menyempurnakan prestasi, jika latihan dan melaksanakan olah raga tersebut berbentuk pertandingan
Dengan demikian pencak silat jika dilihat dari masing-masing aspeknya dapat digambarkan sebagai :
a) Falsafah moral dan etika bagi kehidupan ideal, yang ditegakkan
dengan membina beladiri, kecintaan pada seni dan kegemaran pada
olahraga.
b) Kemudian beladiri yang bermental dan bermoral dan beretika ksatria mengandung unsure seni dan unsur2 olah raga.
c) Kegiatan seni yang bermoral dan beretika dan mengandung unsure beladiri.
d) Kegiatan olah raga yang bermoral dan beretika serta mengandung unsure seni dan beladiri.
Dalam keseluruhan aspeknya, pencak silat dapat diartikan sebagai
system sikap dan gerak terencana,terorganisasi, terarah , terkoordinasi,
dan terkendali yang bermoral dan beretika, yakni memiliki ukuran
tentang baik dan buruk yang dapat digunakan untuk pembelaan diri serta
kegiatan seni dan olah raga.