Kalau bicara tentang seni beladiri, ada ribuan ahli beladiri di dunia.
Tetapi hanya ada puluhan yang tercatat namanya dalam sejarah sebagai
orang yang berpengaruh. Menyempitkan 7 nama dari puluhan adalah tugas
yang tidak mudah. Berikut ini adalah 7 (bukan dalam urutan) tokoh
beladiri modern yang saya anggap paling berpengaruh.
1. Kano Jigoro (1860 - 1938)
Maaf, tidak ada Jet Li dalam list ini :) (flickr.com) |
Kano Jigoro adalah pencipta olahraga Judo.
Kano Jigoro lahir dari keluarga pembuat sake, ayahnya bernama Kano
Jirosaku. Pada usia 14 tahun --walaupun ditentang oleh ayahnya-- Kano
Jigoro mulai berlatih jujutsu aliran Tenjin Sin'yo Ryu dibawah asuhan
Fukuda Hachinosuke. Setelah itu Kano mulai belajar berbagai aliran
jujutsu, berguru pada Iso Masatomo dan Iikubo Tsunetoshi.
Kano Jigoro mengembangkan judo dari berbagai aliran jujutsu yang
dipelajarinya terutama aliran Tenjin Shin'yo-ryu dan Itto-ryu dengan
menghilangkan beberapa teknik yang dianggap berbahaya dan juga
menambahkan berbagai teknik baru yang diambil dari gulat Eropa.
Selain seorang ahli beladiri, Kano Jigoro juga dikenal sebagai seorang
pendidik yang memegang beberapa jabatan penting diantaranya sebagai
Direktur Pendidikan Dasar Kementerian Pendidikan Jepang. Kano Jigoro
juga berperan penting dalam masuknya Judo dan Kendo ke dalam kurikulum
pendidikan Jepang.
Penemuan Judo mendapat pengakuan dari Kementerian Pendidikan Jepang sehingga Kano Jigoro mendapatkan gelar profesor. Aliran Judo ciptaannya yaitu Kodokan Judo merupakan aliran Judo terbesar saat ini.
2. Gichin Funakoshi (1868 - 1957)
Gichin Funakoshi adalah pencipta Shotokan Karate dan dianggap sebagai bapak karate modern.
Dilahirkan pada jaman Restorasi Meiji, Funakoshi mulai belajar karate di
bawah bimbingan Anko Asato, seorang master Kendo dan Karate Okinawa.
Funakoshi mengembangkan karate alirannya berdasarkan dua aliran Karate
Okinawa yang dikuasainya yaitu Shorei-ryu dan Shorin-ryu.
Selain ahli beladiri, Funakoshi adalah seorang filsuf dan penyair dengan
nama pena "Shoto". Nama Shotokan dibuat oleh murid-muridnya yang
memasang nama Shoto-kan di atas pintu masuk dojo (Shoto-kan berarti
rumah Shoto).
Setelah merasa bahwa murid-muridnya telah mampu untuk meneruskan
ajarannya, Funakoshi berkelana ke kepulauan utama Jepang dan mendirikan
dojo Shotokan pertama di Tokyo pada tahun 1939. Disinilah Funakoshi
mengubah sebutan untuk beladiri yang diajarkannya dari 唐手 menjadi 空手. Walaupun ditulis dengan huruf kanji yang berbeda, keduanya sama-sama dibaca Karate, tetapi huruf 唐 yang berarti Cina kurang bisa diterima oleh orang Jepang.
Peninggalan terpenting Gichin Funakoshi adalah dokumen yang disebut "Niju Kun" yang diterbitkan dalam buku berjudul The Twenty Guiding Principles of Karate.
Selain berisi 20 prinsip yang harus dipatuhi oleh seorang murid Karate,
buku ini juga berisi sejarah, dasar-dasar Karate, serta kata dan
kumite.
3. Morihei Ueshiba (1883 - 1969)
3. Morihei Ueshiba (1883 - 1969)
Morihei Ueshiba adalah pencipta Aikido, seni beladiri ini sering disebut sebagai "The Art of Peace".
Morihei Ueshiba dilahirkan sebagai anak keempat dan putra satu-satunya dari seorang politikus dan tuan tanah Yoroku Ueshiba.
Ueshiba kecil adalah seorang yang lemah dan sakit-sakitan sehingga
ayahnya menyarankan dirinya untuk belajar sumo dan renang. Ueshiba muda
bertekad untuk menjadi lebih kuat setelah melihat ayahnya dianiaya oleh
politikus saingannya. Aikido, beladiri yang diciptakannya, dikembangkan
dari berbagai aliran jujutsu terutama aliran Daito-ryu Aiki-jujutsu yang
diajarkan kepadanya oleh Shokaku Takeda. Selain Daito-ryu, Aikido juga
dipengaruhi aliran Goto-ha Yagyu-ryu dan Tenjin Shin'yo-ryu.
4. Nakano Michiomi (1911 - 1980)
4. Nakano Michiomi (1911 - 1980)
Lebih dikenal sebagai Doshin So, Nakano Michiomi adalah pencipta beladiri Shorinji Kempo.
Nakano Michiomi (kedua dari kanan) |
Michiomi mulai belajar beladiri pada kakeknya yang adalah seorang ahli
beladiri Kendo, Sojutsu, dan Fusen-ryu Jujutsu. Ketika menjalankan tugas
di Manchuria sebagai agen intelijen militer, Michiomi mempelajari
Bailian quan (Byakurenmon-ken) dan Yihe quan (Giwamon-ken) di bawah
bimbingan Chen Lian dan Wen Taizong sampai mendapatkan gelar guru besar.
Michiomi terpanggil untuk memperbaiki keadaan moral rakyat Jepang yang merosot akibat kekalahan pada Perang Dunia ke-2. Michiomi menyederhanakan dan menyusun ulang Byakurenmon-ken dan Giwamon-ken yang dipelajarinya di Cina dan menggabungkannya dengan ilmu beladiri yang dipelajari dari kakeknya untuk menciptakan Shorinji Kempo.
Pada tahun 1979 pemerintah Cina mengundang Nakano Michiomi untuk
memperkenalkan kembali Yihe quan di kuil Shaolin tetapi sayang Michiomi
tidak sempat melakukan amanat tersebut karena beliau meninggal karena
sakit jantung setahun setelahnya.
5. Choi Hong Hi (1918 - 2002)
5. Choi Hong Hi (1918 - 2002)
Choi Hong Hi adalah pencipta Taekwondo.
Lahir di Hwa Dae Myong Chun (sekarang wilayah Korea Utara) ketika Jepang
menguasai Korea. Hong Hi mempelajari beladiri kuno Korea Taekkyon dari
Han Il Dong. Ketika melanjutkan pendidikan di Jepang pada tahun 1937,
Hong Hi muda juga mempelajari karate hingga mencapai sabuk hitam.
Ketika Perang Dunia ke-2 pecah, Hong Hi mempelopori gerakan perlawanan
terhadap Jepang yang disebut Gerakan Tentara Mahasiswa Pyongyang. Hong
Hi tertangkap kemudian dipenjara di Jepang. Selama di dalam penjara,
Hong Hi berlatih beladiri bersama teman satu selnya untuk menghilangkan
kebosanan. Di dalam penjara inilah Choi Hong Hi menggabungkan Taekkyon
dengan Karate dan menciptakan Taekwondo. Setelah dibebaskan, Hong Hi
kembali ke Seoul dimana organisasi tentara mahasiswanya berada dan mulai
mengajarkan beladiri ciptaannya.
6. Bruce Lee (1940 - 1973)
Tidak lengkap rasanya membuat daftar tokoh beladiri paling berpengaruh tanpa seorang Bruce Lee. Bruce Lee adalah seorang aktor film, ahli beladiri, filsuf, pembuat film, dan pencipta Jeet Kune Do.
6. Bruce Lee (1940 - 1973)
Tidak lengkap rasanya membuat daftar tokoh beladiri paling berpengaruh tanpa seorang Bruce Lee. Bruce Lee adalah seorang aktor film, ahli beladiri, filsuf, pembuat film, dan pencipta Jeet Kune Do.
Bruce Lee dalam film Enter the Dragon (1973) |
Terlahir di Chinatown San Fransisco dengan nama Lee Jun-fan dari seorang
bintang opera Canton Lee Hoi-Chuen, Lee tumbuh besar di Kowloon
Hongkong. Bruce muda adalah seorang yang suka berkelahi dan menjadi
anggota geng lokal. Bruce Lee mulai berlatih Wingchun pada usia 16 tahun
langsung di bawah asuhan Yip Man.
Ketika menempuh Pendidikan di Universitas Washington, Lee mulai mengajarkan beladiri. Hal ini ditentang oleh banyak praktisi beladiri Cina yang menganggap bahwa Lee telah menyebarkan harta Cina yang terbesar (kung fu) kepada orang asing non Cina. Lee banyak ditantang oleh praktisi beladiri lain yang semuanya berakhir dalam hitungan menit bahkan detik untuk kemenangan Lee.
Bruce Lee menciptakan Jeet Kune Do dengan menggabungkan wingchun dan berbagai beladiri yang dipelajarinya di Amerika antara lain Boxing (tinju), anggar, dan Savate.
Ketika menempuh Pendidikan di Universitas Washington, Lee mulai mengajarkan beladiri. Hal ini ditentang oleh banyak praktisi beladiri Cina yang menganggap bahwa Lee telah menyebarkan harta Cina yang terbesar (kung fu) kepada orang asing non Cina. Lee banyak ditantang oleh praktisi beladiri lain yang semuanya berakhir dalam hitungan menit bahkan detik untuk kemenangan Lee.
Bruce Lee menciptakan Jeet Kune Do dengan menggabungkan wingchun dan berbagai beladiri yang dipelajarinya di Amerika antara lain Boxing (tinju), anggar, dan Savate.
Salah satu quote Bruce Lee: "Use only that which work, and take it from any place you can find it", membuatnya dianggap sebagai bapak dari Mixed Martial Arts (MMA).
7. Masaaki Hatsumi (1931 - )
Masaaki hatsumi adalah pendiri dari Bujinkan Organization dan guru besar Bujinkan Ninjutsu.
Hatsumi muda adalah seorang yang sangat menyukai beladiri. Ketika
menempuh pendidikan di Universitas Meiji, Hatsumi mempelajari Judo
hingga mencapai Yudansha (tingkatan dan). Setelah lulus Hatsumi terus
mencari guru untuk belajar beladiri. Pada usia 26 tahun, Hatsumi berguru
kepada Toshitsugu Takamatsu untuk mempelajari ninjutsu. 15 tahun
dihabiskannya untuk mempelajari berbagai teknik ninjutsu, sambil terus
berlatih Judo, Aikido, Kobudo, dan Karate aliran Shito-ryu.
Setelah menerima gelar Grandmaster dari gurunya pada tahun 1972, Hatsumi mendirikan dojo Bujinkan di Noda, Jepang. Pelatihan ninjutsu-nya terfokus pada taijutsu, karena Hatsumi merasa bahwa teknik-teknik ninjutsu yang lain tidak perlu dipelajari di masa modern ini kecuali untuk "sisi historisnya saja".
Fun fact:: Masaaki Hatsumi terlibat dalam pembuatan serial Tokusatsu Jepang "Sekai Ninja Sen Jiraiya" atau yang dikenal di Indonesia sebagai Ninja Jiraiya dan berperan sebagai ayah sekaligus guru dari tokoh utama.
Masaaki Hatsumi (paling kiri) dalam serial Sekai Ninja Sen Jiraiya (1988-1989) |