MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN

BAGI MEREKA PERTOLONGAN DAN KEMENANGAN DARI ALLAH

Posted by KIPAS 210 - -

ثُمَّ نُنَجِّي رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْۚ كَذَٰلِكَ حَقًّا عَلَيۡنَا نُنجِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٠٣
“Kemudian Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah menjadi kewajiban Kami menyelamatkan orang-orang beriman.” (QS. Yunus [10]: 103)
Allah ‘azza wa jalla telah mewajibkan atas diriNya untuk menolong dan menyelamatkan orang-orang beriman. Ini adalah bentuk keMahaMurahan Allah kepada para hambaNya. Ia bukan hanya menyelamatkan orang-orang beriman dalam kehidupan di dunia saja, namun Ia juga akan menolong dan menyelamatkan mereka pada kehidupan akhirat. Dan pertolongan kepada para hambaNya terjadi dalam bentuk dan jenis yang beragam banyak. Ia bukan hanya pertolongan dalam urusan dunia, namun juga urusan agama serta berkaitan dengan urusan yang lahir maupun batin.
Selama seorang mukmin berada dalam ketaatan kepada Allah maka ia senantiasa berada dalam jaminan pertolongan Allah. Maka sesungguhnya pertolongan Allah kepada hambaNya adalah balasan atas keimanan dan ketaatan hamba kepadaNya. Dan ketika Allah mencintai hambaNya maka Allah akan menguji hamba tersebut. Namun dibalik ujian tersebut ada hikmah dan kebaikan bagi si hamba.
Para Rasul Allah, para da’i, ulama dan mujahid adalah orang-orang yang mencurahkan tenaganya untuk menyiarkan dienullah. Mereka adalah di antara para hamba Allah yang mencintai Allah dan mencintai dienNya. Sehingga Allah pun mencintai mereka dan kemudian menguji mereka semuanya. Pada zaman yang penuh fitnah ini para ulama yang ikhlas, para da’i yang lurus dan para mujahid adalah kaum beriman yang terdepan di dalam berjuang menegakkan dienullah. Dan mereka juga adalah orang-orang yang paling berat ujiannya.
Agar menjadi mukmin yang mendapatkan pertolongan dan kemenangan dari Allah, maka seorang mukmin harus menjadi salahsatu dari orang dibawah ini dan atau memiliki sifat-sifat berikut ini:
  1. Istiqomah Dalam Keimanan
إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُواْ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسۡتَقَٰمُواْ تَتَنَزَّلُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡمَلَٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُواْ وَلَا تَحۡزَنُواْ وَأَبۡشِرُواْ بِٱلۡجَنَّةِ ٱلَّتِي كُنتُمۡ تُوعَدُونَ ٣٠ نَحۡنُ أَوۡلِيَآؤُكُمۡ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَفِي ٱلۡأٓخِرَةِۖ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَشۡتَهِيٓ أَنفُسُكُمۡ وَلَكُمۡ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ ٣١  نُزُلٗا مِّنۡ غَفُورٖ رَّحِيمٖ ٣٢
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Rabb kami adalah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat -malaikat akan turun kepada mereka (dengan berkata), “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu bersedih hati, dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan kepadamu.” Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Didalamnya (surga) kamu memperoleh apa yang kamu minta. Sebagai penghormatan (bagimu) dari Allah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. Fussilat [41]: 30-32)
Allah ‘azza wa jalla memberikan jaminan perlindungan dan pertolongan kepada para hambaNya yang istiqomah di dalam keimanan. Pertolongan ini baik dalam kehidupan dunia maupun dalam kehidupan akhirat. Jaminan perlindungan dan pertolongan dari Allah tersebut tidak berlaku jika seorang hamba tidak istiqomah dalam keimanan, dalam arti ia telah murtad dikarenakan melakukan perbuatan kekafiran. Sebab Allah berlepas diri dan menyatakan permusuhan terhadap orang-orang kafir.
Istiqomah artinya melazimi ketaatan kepada Allah. Maka seorang hamba yang istiqomah dalam keimanan adalah orang yang hidupnya senantiasa dalam ketaatan kepada Allah. Setiap saat aktifitas hidupnya adalah berpindah dari satu ketaatan ke ketaatan lainnya. Sehingga saat dia melakukan satu ketaatan kepada Allah, maka Allah membalasnya dengan menolongnya untuk melakukan jenis ketaatan yang lain kepadanya, begitu seterusnya. Atau dalam kata lain, ketika dia melakukan satu kebaikan (amal shalih) maka Allah membalasnya dengan menolongnya diberikan kemudahan untuk melakukan amal shalih yang lainnya. Inilah makna firman Allah:
 هَلۡ جَزَآءُ ٱلۡإِحۡسَٰنِ إِلَّا ٱلۡإِحۡسَٰنُ ٦٠
“Tidak ada balasan untuk kebaikan selain kebaikan pula.” (QS. Ar-Rahman [55]: 60)
Hal yang paling dibutuhkan oleh seorang hamba dari Allah adalah diberikan keistiqomahan dalam keimanan. Sebab di dalam keistiqomahan tercakup seluruh kebaikan yang dibutuhkan oleh seorang hamba. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut:
“Diriwayatkan dari Abu Amru -ada yang memanggilnya Abu Amrah- Sufyan bin Abdillah Radhiyallahu’anhu bahwa dia berkata,  “Aku pernah berkata, “Ya Rasulullah katakanlah kepadaku ungkapan tentang Islam, dimana aku tidak akan menanyakannya kepada seorang pun selain engkau.” Beliau kemudian bersabda, “katakan : “Aku beriman kepada Allah, kemudian istiqomahlah.” (HR. Muslim)
Seluruh amal seorang hamba menjadi sia-sia jika dirinya tidak istiqomah dalam keimanan. Apalah artinya amal kebaikan seperti shadaqah, shaum sunnah, shalat sunnah bahkan jihad, jika kemudian pelakunya meninggalkan keimanan kepada Allah atau tidak istiqomah?
يوَمَن يَرۡتَدِدۡ مِنكُمۡ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتۡ وَهُوَ كَافِرٞ فَأُوْلَٰٓئِكَ حَبِطَتۡ أَعۡمَٰلُهُمۡ فِي ٱلدُّنۡيَا وَٱلۡأٓخِرَةِۖ وَأُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلنَّارِۖ هُمۡ فِيهَا خَٰلِدُونَ ٢١٧
“Barangsiapa murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itu sia-sia amalnya di dunia dan di akhirat dan mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal didalamnya.” (QS. Al-Baqarah [2] : 217)
Jika seorang hamba menginginkan dan berniat untuk istiqomah dengan melazimi ketaatan kepada Allah, maka Allah akan menolongnya dengan mengaruniakan keistiqomahan kepadanya. Ini adalah bentuk kemurahan Allah kepada para hambaNya. Sebaliknya, jika seorang hamba menginginkan kesesatan dengan menempuh jalan kesesatan, maka Allah akan menyesatkannya. Ini adalah bentuk keadilan Allah, dan ini juga hukuman bagi yang menginginkan untuk sesat. Hal tersebut sebagaimana firmanNya:
وَإِذۡ قَالَ مُوسَىٰ لِقَوۡمِهِۦ يَٰقَوۡمِ لِمَ تُؤۡذُونَنِي وَقَد تَّعۡلَمُونَ أَنِّي رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡكُمۡۖ فَلَمَّا زَاغُوٓاْ أَزَاغَ ٱللَّهُ قُلُوبَهُمۡۚ وَٱللَّهُ لَا يَهۡدِي ٱلۡقَوۡمَ ٱلۡفَٰسِقِينَ ٥
“Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran) Allah memalingkan hati mereka. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” (QS. Ash-Shaff [61] : 5)
  1. Mukmin Yang Loyal (Setia) Kepada Allah, Rasul dan Orang-orang Beriman
وَمَن يَتَوَلَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فَإِنَّ حِزۡبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلۡغَٰلِبُونَ
“Dan barangsiapa menjadikan Allah, RasulNya dan orang-orang beriman sebagai penolongnya, maka sungguh  (agama) Allah, itulah yang menang.” (QS. Al-Ma’idah [5] : 56)
Allah ‘azza wa jalla menjamin memberikan kemenangan kepada orang-orang yang berwala (memberikan loyalitas/kesetiaan) hanya kepada Allah, Rasul dan orang-orang yang beriman. Pertolongan Allah dengan memberikan kemenangan kepada mereka adalah sebagai balasan atas kesetiaan mereka kepada Allah, Rasul dan orang-orang yang beriman. Bentuk loyalitas seorang hamba kepada Allah adalah dengan beribadah kepadaNya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun dalam ibadah tersebut. Ia juga mentaati setiap syariat dan hukum yang ditetapkan oleh Allah ‘azza wa jalla.
Bentuk loyalitas seorang hamba kepada Allah yang lainnya adalah mencintai apa yang dicintai oleh Allah dan membenci apa yang dibenci oleh Allah, serta rela berkorban untuk membela dienullah dan menegakkannya. Ketika seorang hamba mencintai Allah, maka Allah akan membalas dengan mencintainya. Dan salahsatu bukti cinta Allah kepada hambaNya adalah dengan menolongnya dan mengaruniakan kemenangan di dunia dan di akhirat. Pertolongan itu bisa berupa penjagaan Allah kepada hamba dari ketergelinciran dan kesesatan. Adapun kemenangan hidup di dunia bisa berupa akhir hidup sebagai seorang mukmin yang istiqomah.
Adapun bentuk loyalitas kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam adalah dengan mencintainya melebihi kecintaan kepada seluruh manusia di muka bumi. Yang lainnya adalah dengan membenarkan setiap kabar yang dibawa oleh Rasulullah. Membenarkan dan mentaati ajaran yang dibawa oleh Rasulullah secara global dan terperinci. Kemudian siap berkorban untuk membela dan menegakkan syari’at yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam.
Sedangkan bentuk loyalitas kepada orang-orang beriman adalah mencintai mereka karena keimanannya dan memberikan hak-haknya berdasarkan ketentuan syariat. Membela mereka dari kezaliman pihak lain. Baik kezaliman dari sesama muslim maupun kezaliman dari kaum kafir. Senang hidup ditengah-tengah kaum mukminin dan benci untuk hidup ditengah kaum musyrikin adalah bentuk loyalitas lain kepada orang-orang  beriman. Dengan sebab loyalitasnya kepada para hambaNya yang beriman maka Allah pun berkenan memberikan pertolongan dan kemenangan kepada mereka.
Dan puncak loyalitas seorang hamba kepada Allah, Rasul dan orang-orang beriman adalah dengan berjihad untuk tegaknya syariat Allah dan RasulNya serta menolong kaum mukminin dari kezaliman kaum kafir. Dan yang sanggup untuk melakukan itu semua adalah para mujahid. Sedangkan mujahid yang berjihad di jalan Allah adalah salahsatu hamba yang mendapatkan jaminan pertolongan dan kemenangan dari Allah.
  1. Mukmin Yang Sabar Dalam Menghadapi Ujian
أَمۡ حَسِبۡتُمۡ أَن تَدۡخُلُواْ ٱلۡجَنَّةَ وَلَمَّا يَأۡتِكُم مَّثَلُ ٱلَّذِينَ خَلَوۡاْ مِن قَبۡلِكُمۖ مَّسَّتۡهُمُ ٱلۡبَأۡسَآءُ وَٱلضَّرَّآءُ وَزُلۡزِلُواْ حَتَّىٰ يَقُولَ ٱلرَّسُولُ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ مَعَهُۥ مَتَىٰ نَصۡرُ ٱللَّهِۗ أَلَآ إِنَّ نَصۡرَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ
“Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang-orang beriman yang bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah? “Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah [2] : 214)
Allah ‘azza wa jalla menetapkan bahwa Ia akan menguji setiap hamba yang menyatakan dirinya beriman. Ujian itu untuk  membuktikan akan dusta atau benarnya keimanan seorang hamba. Hal tersebut sebagaimana firmanNya :
 أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ ٢ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ
“Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman” dan mereka tidak diuji? Dan sungguh, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS. Al-’Ankabut [29] : 2-3)
Dan tidaklah Allah menguji iman seorang hamba kecuali sesuai dengan kadar kemampuannya. Dibalik ujian yang Allah berikan kepada seorang hamba sesungguhnya ada pertolongan dan hikmah yang baik bagi si hamba. Semakin keras dan berat ujian (musibah) yang menimpa hamba menandakan semakin dekatnya pertolongan Allah jika hamba tersebut bersabar dan tidak menyerah. Bahkan besarnya pahala di akhirat yang didapat seorang hamba salahsatunya adalah berdasar beratnya ujian yang menimpa dan bersabar karenanya.
Jika saja seorang hamba bersabar tatkala musibah atau ujian pada puncaknya, maka itu pertanda sudah sangat dekatnya pertolongan Allah. Contoh dalam hal ini adalah kisah Nabi Ibrahim ‘alaihissalam ketika hendak dibakar oleh Raja Namrudz. Ketika tangan dan kaki Nabi Ibrahim ‘alaihissalam diikat kemudian dilemparkan ke dalam api, secara logika berakhirlah kisah Nabi Ibrahim.  Namun pertolongan Allah justru datang dari dalam api yang direncanakan oleh Raja Namrudz untuk membinasakan Nabi Ibrahim. Api tersebut menjadi dingin dan sejuk serta membakar tali-tali yang mengikat tubuh Nabi Ibrahim.
Kisah lain adalah tatkala Nabi Musa ‘alaihissalam dan bani Israil dikejar oleh pasukan tentara Raja Fir’aun dan sampai di tepi laut merah. Secara logika berakhirlah kisah Nabi Musa ‘alaihissalam dan bani Israil karena tidak ada lagi celah bagi mereka untuk menyelamatkan diri. Namun pertolongan Allah justru muncul dari tempat berpijak Nabi Musa ‘alaihissalam. Ketika Allah memerintahkan Nabi Musa ‘alaihissalam memukulkan tongkatnya ke laut merah maka terbentanglah jalan yang menyelamatkan Nabi Musa ‘alaihissalam dan bani Israil sekaligus tempat dibinasakannya Fir’aun dan bala tentaranya.
Maka ditengah musibah yang menimpa Daulah Islam hari ini berupa pengeroyokan dengan gempuran yang sangat massif oleh koalisi kafir internasional, adalah pertanda semakin dekatnya pertolongan dan kemenangan dari Allah bagi Daulah Islam. Jika Daulah Islam mampu bersabar dan bertahan dalam masa-masa kritis ini, maka tidak lama lagi -biidznillah- kemenangan-kemenangan besar akan segera dicapai oleh Daulah Islam. Sebab pertolongan dan kemenangan dari Allah datang tatkala seolah tidak ada lagi jalan keluar bagi seorang hamba. Tetap bersabar, optimis dan berprasangka baik kepada Allah tatkala musibah datang akan menjadi wasilah datangnya pertolongan Allah.
  1. Mukmin Yang Berhijrah di Jalan Allah
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَهَاجَرُواْ وَجَٰهَدُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِهِمۡ وَأَنفُسِهِمۡ أَعۡظَمُ دَرَجَةً عِندَ ٱللَّهِۚ وَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَآئِزُونَ
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah, dengan harta dan jiwa mereka, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah. Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (QS. At-Taubah [9] : 20)
Dengan berhijrahnya seorang mukmin dari negara kafir menuju Negara Islam demi menyelamatkan agamanya, sesungguhnya mereka sudah dikategorikan sebagai orang yang menang. Sebab dengan hijrahnya ke Negara Islam ia telah menang dan berhasil menyelamatkan imannya. Dan dengan berpindahnya dia dari bermukim di tengah kaum musyrikin menuju hidup di tengah kaum muslimin, itu artinya ia juga telah berhasil lari dari tempat yang dimurkai oleh Allah menuju tempat yang diridhai oleh Allah.
Pada hari ini dengan berhijrahnya kaum muslimin dari negeri-negeri kafir menuju wilayah Daulah Islam adalah kemenangan. Sebab dengan mereka berhijrah terselamatkanlah iman mereka, misi perjuangan mereka dan para pengemban perjuangan mereka. Bahkan dengan berkumpulnya kaum mukminin di wilayah Daulah Islam tersatukanlah potensi dan kekuatan mereka, sehingga kemenangan-kemenangan yang lebih besar akan sangat mungkin lebih cepat dicapai dengan pertolongan Allah. Hijrah juga telah merubah status seorang mukmin yang sebelumnya hidup terjajah dengan sistem kafir, menjadi mukmin yang merdeka dalam naungan syariat Islam.
Allah ‘azza wa jalla menjanjikan kebaikan dalam urusan agama, dunia dan akhirat bagi mukmin yang mau berhijrah meninggalkan negara kafir menuju Negara Islam. Hal tersebut sebagaimana firmanNya:
۞وَمَن يُهَاجِرۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ يَجِدۡ فِي ٱلۡأَرۡضِ مُرَٰغَمٗا كَثِيرٗا وَسَعَةٗۚ وَمَن يَخۡرُجۡ مِنۢ بَيۡتِهِۦ مُهَاجِرًا إِلَى ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ ثُمَّ يُدۡرِكۡهُ ٱلۡمَوۡتُ فَقَدۡ وَقَعَ أَجۡرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورٗا رَّ١
“Dan barang siapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak..” (QS. An-Nisa’ [4] : 100)
Maka siapa yang ingin memperkuat pasukan kaum muslim dan mengharapkan datangnya kemenangan atas umat ini, berhijrah menuju Daulah Islam adalah salahsatu jalan untuk itu.
  1. Orang Yang Berjuang Untuk Menolong dan Membela Dienullah
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ
“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad [47] : 7)
Setiap mukmin yang menolong dienullah baik menolong dengan lisannya seperti para da’i dan ulama. Atau yang menolong dengan harta melalui infaq dan shadaqah. Atau yang menolong dengan jiwa dan raganya seperti para mujahid, mereka semua dalam jaminan pertolongan Allah. Di antara bentuk pertolongan Allah kepada mereka adalah meneguhkan dan menguatkan keimanan mereka serta menjaganya dari ketergelinciran oleh tipudaya setan. Allah juga menolong mereka dalam menghadapi musuh-musuhnya, di antaranya adalah dengan mendatangkan orang-orang yang menyertai mereka untuk mengemban misi perjuangan, serta Allah karuniakan kepada mereka kemenangan dalam menghadapi musuh.
Seseorang yang berjihad untuk menolong dienullah adalah orang yang menang sejak hari pertama ia menginjakkan kakinya di medan jihad. Hal tersebut jika ia berjihad semata-mata untuk tingginya kalimat Allah serta ia bersabar dan istiqomah di dalam jihadnya. Sebab ketika dia sanggup berjihad berarti dia telah menang melawan setan yang menghalanginya berjihad dan menang melawan hawa nafsunya yang menakut-nakutinya dengan kesedihan di dalam jihad. Bahkan  orang yang berjihad ketika dia ikhlas dan bersabar, apapun hasil dari jihadnya baik dia membunuh atau terbunuh, memperoleh kemenangan dalam pertempuran ataukah kekalahan, tetaplah ia adalah orang yang menang. Sebab Allah menjanjikan kepada mereka dengan janji yang tidak akan diingkari, sebagaimana firmanNya:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ هَلۡ أَدُلُّكُمۡ عَلَىٰ تِجَٰرَةٖ تُنجِيكُم مِّنۡ عَذَابٍ أَلِيمٖ ١٠ تُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَتُجَٰهِدُونَ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ بِأَمۡوَٰلِكُمۡ وَأَنفُسِكُمۡۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ ١١ يَغۡفِرۡ لَكُمۡ ذُنُوبَكُمۡ وَيُدۡخِلۡكُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ وَمَسَٰكِنَ طَيِّبَةٗ فِي جَنَّٰتِ عَدۡنٖۚ ذَٰلِكَ ٱلۡفَوۡزُ ٱلۡعَظِيمُ ١٢ وَأُخۡرَىٰ تُحِبُّونَهَاۖ نَصۡرٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَتۡحٞ قَرِيبٞۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ١٣
“Wahai orang-orang yang beriman! Maukah kamu Aku tunjukkan suatu perdagangan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahui, niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam Surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung, dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang beriman.” (QS. As-Saff [61] : 10-13)
Allah menjanjikan pertolongan dan kemenangan di dunia dan sekaligus di akhirat bagi orang yang berjihad. Jika dia menang maka dienullah menjadi tegak dan dia memperoleh janji Allah seperti ayat di atas. Dan jika dia gugur maka ia menjadi orang yang mati syahid dengan memperoleh banyak keutamaan dari Allah kelak di akhirat. Maka sesungguhnya orang yang berjihad di  jalan Allah tidak pernah kalah jika ia ikhlas dan sabar dalam jihadnya.
Semoga Allah menjadikan aku dan kalian sebagai orang-orang yang menang. Wallahu musta’an.

SALAM PERSAUDARAAN....!!!
Kirimkan kritik dan saran untuk kebaikan bersama.

  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY DAN DOWNLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK DOWOLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT DAN MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT
  • KLIK UNTUK MELIHAT

Chatting Temu Kangen Sedulur,
Salam Persaudaraan...!!!"