MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN

KARENA MEREKA MENGIKUTI PETUNJUK SETAN MAKA HUKUM ALLAH SWT HARUS DITEGAKAN

Posted by KIPAS 210 - -




وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan sungguh, inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah!. Jangan kamu ikuti jalan-jalan (yang lain) yang akan mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Demikianlah Dia memerintahkan kepadamu agar kamu bertaqwa.” (QS. Al An’am: 153).


Allah ‘Azza wa Jalla yang menciptakan manusia dan menempatkannya di bumi adalah yang paling mengetahui hakikat keadaan manusia dan hakikat alam semesta. Untuk itulah agar manusia selamat dalam mengarungi kehidupan dunia serta tercapai tujuan penciptaannya, yaitu untuk beribadah kepada Allah, maka Allah menurunkan petunjuk kepada manusia. Petunjuk yang dibawa para utusan Allah tersebut akan menuntun manusia kepada jalan keselamatan di dunia dan keselamatan pada kehidupan selanjutnya di alam akhirat. Maka siapa yang mengikuti petunjuk tersebut akan mendapatkan kebaikan, keselamatan dan kemuliaan di dunia dan akhirat. Namun siapa yang enggan atau bahkan berpaling dari petunjuk tersebut maka ia akan mengalami kesempitan hidup di dunia dan kesengsaraan hidup di akhirat.


Diutusnya para Rosul oleh Allah kepada manusia adalah untuk menyeru mereka agar mengikuti petunjukNya saja dan tidak mengikuti petunjuk lain yang akan membawa mereka kepada kesesatan. Ini menunjukkan bahwa di dunia akan ada petunjuk-petunjuk lain yang akan menyesatkan manusia dari jalan Allah. Dan petunjuk lain yang memalingkan manusia dari jalan Allah itu adalah petunjuk setan yang menyeru manusia untuk menempuh jalan-jalan setan yang sesat. Maka terbagilah manusia dalam dua kelompok besar, yaitu mereka yang berjalan di atas jalan Allah dan para menempuh jalan setan. Hal tersebut sebagaimana firmanNya:

فَرِيقًا هَدَى وَفَرِيقًا حَقَّ عَلَيْهِمُ الضَّلالَةُ إِنَّهُمُ اتَّخَذُوا الشَّيَاطِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ

“Sebagian diberiNya petunjuk dan sebagian lagi sepantasnya sesat. Mereka menjadikan setan-setan sebagai pelindung selain Allah. Mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS. Al-A’raf: 30).


Pada ayat diatas Allah menyebut bahwa sebagian manusia menempuh jalan yang lurus, yaitu jalan keselamatan dan jalan kebenaran yang ditunjukkan oleh Allah. Sementara sebagian yang lain berjalan diatas jalan kesesatan disebabkan mereka menjadikan setan sebagai teman dan pembimbing dalam menempuh kehidupan dunia. Allah menyesatkan mereka sebagai hukuman dikarenakan mereka berpaling dari petunjuk Allah dan menjadikan setan sebagai teman. Meskipun mereka telah sesat namun mereka mengira berada diatas jalan yang benar. Sungguh sebuah nestapa dan kerugian yang sempurna, yaitu sudah tersesat tapi tidak tahu dirinya tersesat bahkan mengira berada diatas kebenaran.


Seorang hamba tidak akan selamat dan tidak akan bisa mencapai derajat taqwa kecuali dengan mengikuti petunjuk Allah. Sebab Allah yang menciptakan si hamba agar beribadah kepadaNya dan dengan ibadah itu diharapkan si hamba mencapai derajat taqwa. Maka untuk sampai kepada derajat tersebut Allah membimbing dengan petunjukNya.


Keselamatan seorang hamba di akhirat tergantung dari ketaatannya dalam mengikuti petunjuk Allah yang disampaikan melalui utusanNya. Hal tersebut sebagaimana firman Allah ‘azza wa jalla:


وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

“Dan taatlah kepada Allah dan Rosul (Muhammad) agar kamu diberi rahmat.” (QS. Ali Imran: 132).


Maka tidaklah seorang hamba akan mendapatkan rahmat kecuali dengan jalan mentaati Allah dan RosulNya. Dan seorang hamba akan masuk surganya Allah bukan karena amalnya, melainkan karena ia mendapatkan rahmat Allah. Maka surganya Allah hanya akan dimasuki oleh hamba yang mentaati Allah dan RosulNya.


Dan seorang hamba akan diberi kemudahan untuk mengikuti petunjuk Allah adalah ketika ia melapangkan dadanya terhadap Al-Qur’an. Sementara mereka yang disesatkan adalah karena dadanya merasa sesak dengan Al-Qur’an. Hal tersebut sebagaimana firmanNya:

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ  .الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

“(Inilah) kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad), maka janganlah engkau sesak dada karenanya, agar engkau memberi peringatan dengan (Kitab) itu, dan menjadi pelajaran bagi orang yang beriman. Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu, dan janganlah kamu ikuti selain dia sebagai pemimpin. Sedikit sekali kamu mengambil pelajaran.” (QS Al-A’raf: 2-3).


Allah ‘Azza wa Jalla memerintahkan RosulNya terlebih dahulu melapangkan dadanya terhadap Al-Qur’an. Dengan itu maka Rosul bisa memberi peringatan dan pelajaran bagi orang-orang beriman. Dan akan ada kemudahan untuk mengikut petunjuk Al-Qur’an bagi orang yang melapangkan dada terhadapnya dan ridho dengan pimpinan Allah. Sedangkan mereka yang tidak ridho dengan pimpinan Allah maka ia tidak akan senang untuk mengikuti petunjuk Al-Qur’an dan akan berakibat kesesatan.


Adapun mereka yang berpaling dari petunjuk Al-Qur’an maka Allah akan memberikan beberapa hukuman sebagaimana firmanNya:

وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ  .وَإِنَّهُمْ لَيَصُدُّونَهُمْ عَنِ السَّبِيلِ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ مُهْتَدُونَ

“Dan barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Allah Yang Maha Pengasih (Al-Qur’an), Kami biarkan setan (menyesatkannya) dan menjadi teman karibnya. Dan sungguh mereka (setan-setan itu) benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk.” (QS Az-Zukhruf: 36-37).


Dan hukum bagi orang yang berpaling dari petunjuk Al-Qur’an adalah:

  1. Akan Didatangkan Baginya Setan Yang Menjadi Pembimbing Dan Teman Yang Menyesatkan.

Jika seseorang atau suatu kaum meninggalkan ajaran Allah (Al-Qur’an atau Islam) maka bisa dipastikan ia akan mengikuti ajaran setan. Disaat manusia berpaling dari ajaran Allah maka setan akan hadir untuk menjadi pembimbingnya, baik setan itu berbentuk jin maupun yang berbentuk manusia. Lihatlah apa yang terjadi atas manusia yang lampau maupun sekarang ketika mereka tidak ridho dengan ajaran Islam. Maka kemudian hadirlah setan membawa petunjuk dan ajaran untuk diikuti oleh mereka yang ingkar dari ajaran Allah.


Ada banyak setan yang hadir ditengah manusia dengan membawa ajarannya masing-masing dan menyeru manusia untuk mengikutinya. Diantara setan-setan itu ada yang bernama Karl Mark, Marxis dan Lenin yang membawa ajaran Komunis. Setan yang lain bernama Jhon Jaques Rouso dan Montesque dengan membawa ajaran Demokrasi. Ada juga setan yang bernama Sun Yat Sen dengan ajaran Nasionalisme kebangsaan. Itu adalah setan-setan yang ajarannya banyak diikuti oleh manusia di dunia. Dan masih banyak lagi setan-setan kelas lokal yang ajarannya diikuti oleh manusia pada kawasan yang terbatas pada satu wilayah negara.


Semua setan-setan tersebut menggelincirkan manusia dari ajaran Allah ‘Azza wa Jalla. Namun dengan kecerdikannya para setan tersebut memperindah ajarannya dengan logika-logika yang menipu manusia sehingga seolah ajaran tersebut baik dan benar. Akibatnya kemudian manusia yang telah lari dari petunjuk Allah mengikuti ajaran setan dengan anggapan bahwa ajaran tersebut baik dan benar. Akibatnya kemudian manusia yang telah lari dari petunjuk Allah mengikuti ajaran setan dengan anggapan bahwa ajaran tersebut lebih bisa diterima akal dan sesuai dengan hawa nafsunya. Jadilah kemudian para manusia ingkar tersebut menjadi pengikut setan dengan meyakini bahwa dirinya adalah penempuh jalan kebenaran.

  1. Setan Menghalangi Mereka Dari Jalan Allah.

Bisa dipastikan bahwa semua ajaran yang dibawa oleh setan yang berbentuk manusia akan menghalangi manusia dari jalan Allah. Sebab ajaran-ajaran tersebut bersumber dari hawa nafsu yang menyelisihi ajaran yang bersumber dari wahyu Allah. Logika-logika nafsu kemudian akan berbenturan dengan wahyu Allah. Yang terjadi kemudian logika akan diunggulkan dari wahyu Allah. Maka hal selanjutnya yang terjadi adalah ajaran setan akan menjauhkan para pengikutnya dari jalan Allah yang lurus.


Sang Trouble Maker dan panglima para setan telah bersumpah sebagaimana yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an:


قَالَ فَبِعِزَّتِكَ لأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ

“(Iblis) menjawab, “Demi kemuliaanMu, pasti aku akan menyesatkan mereka (manusia) semuanya.” (QS. Sad: 82).


Maka untuk mewujudkan sumpahnya kemudian Iblis mengerahkan seluruh bala tentaranya dari kalangan jin dan manusia. Maka tidaklah yang diserukan oleh setan melainkan kemungkaran yang menyelisihi ajaran Allah. Sehingga ajaran apapun namanya baik itu Demokrasi, Komunis, Nasionalis ataupun Pancasila pasti menjauhkan manusia dari ajaran Islam dan merusak tujuan hidup manusia. Sebab semua ajaran tersebut memalingkan manusia dari peribadatan kepada Allah menuju ibadah kepada selain Allah.


Allah ‘azza wa jalla berfirman:

إِنَّمَا يَأْمُرُكُمْ بِالسُّوءِ وَالْفَحْشَاءِ وَأَنْ تَقُولُوا عَلَى اللَّهِ مَا لا تَعْلَمُونَ

“Sesungguhnya (setan) itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan apa yang tidak kamu ketahui tentang Allah.” (QS. Al-Baqarah: 169).


Siapa yang meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti ajaran atau ideologi buatan manusia yang pada hakikatnya adalah petunjuk setan akan menjerumuskan ia pada perbuatan keji dan jahat serta berkata yang tidak benar tentang Allah. Adapun perbuatan keji dan jahat itu adalah berpalingnya ia dari ketaatan kepada Allah kepada ketaatan kepada selain Allah. Inilah beberapa contohnya:


— Orang yang mengikuti paham Demokrasi akan memalingkan dirinya dari penyandaran hukum kepada Allah menjadi penyandaran hukum kepada selain Allah. Sebab dalam ajaran Islam menetapkan atau membuat hukum adalah hak Allah, sedangkan dalam ajaran demokrasi membuat atau menetapkan hukum adalah hak anggota Legislatif atau dewan perwakilan rakyat. Dan ketika ajaran demokrasi diterapkan pada kehidupan kaum muslimin maka akan memalingkan mereka dari berhukum dengan hukum Allah menjadi berhukum dengan hukum buatan manusia. Dan ini termasuk perbuatan keji dan jahat.


— Ketika seorang muslim mengikuti ajaran nasionalisme maka ia harus menanggalkan al-wala’ wal baro’ atas dasar iman berganti dengan al-wala’ wal baro’ atas dasar kebangsaan. Ia harus meninggalkan persaudaraan atas dasar Islam (ukhuwah Islamiyah) berganti dengan persaudaraan sesama anak bangsa tanpa memandang apa agama mereka dan apa sesembahan mereka. Padahal Allah menetapkan:


إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara.” (QS. Al-Hujurat: 10).


Maka siapa yang mengikuti persaudaraan atas dasar kebangsaan dan bukan atas dasar keimanan berarti ia telah berbuat keji dan jahat.


— Ketika seorang muslim mengikuti dan membenarkan ajaran Pancasila maka ia harus mengakui bahwa sumber dari segala sumber hukum adalah pancasila. Dan ia juga harus mengakui persaudaraan dengan orang-orang kafir yang juga mengikuti ajaran pancasila. Serta harus mengutamakan pengamalan ajaran pancasila dari pada pengamalan ajaran Islam. Dan itu semua adalah perbuatan keji dan jahat. Sebab sumber hukum utama dalam Islam adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Adapun persaudaraan dan persatuan yang diakui dalam Islam adalah persatuan dan persaudaraan atas dasar Iman. Dan seorang muslim harus berpegang teguh dan mengamalkan ajaran Islam meskipun bertentangan dengan kebanyakan manusia dan meskipun bertentangan dengan semua ajaran yang ada dimuka bumi.


Dan seorang hamba tidak dikatakan mengikuti petunjuk Allah kecuali dengan cara menerima dan mentaati seluruh ajaran Islam. Siapa yang menerima dan mentaati ajaran Islam pada hal tertentu namun menolaknya pada persoalan yang lain maka ia masih dikategorikan mengikuti petunjuk setan. Hal tersebut sebagaimana firmanNya:


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ

“Wahai orang-orang yang beriman!, Masuklah kalian kedalam Islam secara keseluruhan dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqarah: 208).


Siapa yang menerima dan mentaati ajaran Islam dalam ranah ritual ibadah seperti sholat, puasa dan haji, namun menolak ajaran Islam sebagai sistem kenegaraan maka ia masih dikategorikan mengikuti langkah-langkah setan. Hal tersebut seperti orang-orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Romadhon dan menunaikan ibadah haji, namun membenarkan dan mengikuti ajaran demokrasi sebagai sistem pemerintahan, perpolitikan dan kenegaraan. Atau orang yang mengaku muslim dan melaksanakan ajaran Islam dalam hal ibadah ritual namun ia menolak Islam sebagai hukum rujukan dan pemutus perkara dalam setiap urusan. Bahkan kemudian ia malah rela menjadikan KUHP dan KUHAP yang merupakan hukum buatan penjajah Belanja sebagai rujukan dan pemutus perkara. Semua jenis manusia diatas adalah pengikut setan, bukan muslim, bahkan ia adalah orang-orang yang kafir dengan sebenarnya, sebagaimana firman Allah:


إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيُرِيدُونَ أَنْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ اللَّهِ وَرُسُلِهِ وَيَقُولُونَ نُؤْمِنُ بِبَعْضٍ وَنَكْفُرُ بِبَعْضٍ وَيُرِيدُونَ أَنْ يَتَّخِذُوا بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلا  .أُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ حَقًّا وَأَعْتَدْنَا لِلْكَافِرِينَ عَذَابًا مُهِينًا

“Sesungguhnya orang-orang yang ingkar kepada Allah dan RosulNya dan bermaksud membeda-bedakan antara (keimanan kepada) Allah dan Rosul-RosulNya dengan mengatakan, “Kami beriman kepada sebagian dan kami mengingkari sebagian (yang lain)”, Serta bermaksud (mengambil) jalan tengah (iman dan kafir), merekalah orang-orang kafir yang sebenarnya. Dan kami sediakan untuk orang-orang kafir itu azab yang menghinakan.” (QS. An-Nisa’: 150-151).

  1. Berada Di Atas Kesesatan Namun Merasa Di Atas Petunjuk Jalan Yang Benar.

Hukuman selanjutnya atas orang-orang yang berpaling dari ajaran Allah (Islam) adalah mereka merasa berada diatas kebenaran padahal hakekatnya mereka tersesat. Sebab ajaran yang benar hanyalah ajaran yang bersumber dari Allah Rabbnya manusia dan Rabbnya alam semesta. Hal tersebut sebagaimana firmanNya:


الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ فَلا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

“Kebenaran itu dari Rabbmu, maka janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) termasuk orang-orang yang ragu.” (QS. Al-Baqarah: 147).


Adapun seluruh ajaran, ideologi dan hukum diluar Islam adalah kebatilan dan kesesatan. Sebab hanya Islam yang bersumber dari Zat Yang Maha Benar. Maka kebenaran hanya ada pada Islam, sedangkan yang lainnya adalah batil lagi sesat. Tentang hal ini Allah berfirman:


فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ

“Maka tidak ada setelah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka mengapa kamu berpaling (dari kebenaran)?” (QS. Yunus: 32).


Lalu apakah sebabnya orang-orang yang mengikuti petunjuk setan itu merasa berada di atas kebenaran?. Karena setan memperindah kesesatan yang diajarkannya, sehingga manusia tertipu dengan polesan dan kemasan indah yang dibuat oleh setan. Hal tersebut sebagaimana yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:


قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ  .إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ

“Ia (Iblis) berkata: “Tuhanku karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, aku pasti akan jadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi, dan aku akan menyesatkan mereka semuanya kecuali hamba-hambaMu yang terpilih diantara mereka.” (QS. Al-Hijr: 39-40).


Perhatikanlah bagaimana setan telah memperindah ajaran sesat bernama demokrasi, sehingga para pemeluknya merasa berada di atas kebenaran dan bangga ketika disebut orang yang demokratis. Setan memperindah ajaran demokrasi sebagai ajaran kesetaraan atas semua manusia dan kebebasan dalam berkeyakinan dan berekspresi. Sehingga demokrasi dianggap sebagai simbol masyarakat modern dan maju oleh para pemeluknya. Sedangkan keteguhan dalam memegang ajaran Islam dianggap sebagai keterbelakangan dan kemunduran.


Dan untuk mencari pengikut sebanyak-banyaknya maka sesama setan saling bekerjasama untuk memperindah dan mengkampanyekan ajaran kesesatannya. Inilah yang Allah ungkapkan tentang kolaborasi sesama setan dengan firmanNya:


وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُورًا

“Dan demikianlah untuk setiap Nabi kami menjadikan musuh yang terdiri dari setan-setan manusia dan jin, sebagian mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan yang indah sebagai tipuan.” (QS. Al-An’am: 112).


Para pengikut ajaran kesesatan tidak sadar bahwa sesungguhnya ajaran yang mereka ikuti adalah bisikan atau wahyu setan yang dibisikkan oleh setan kepada teman-temannya. Bisikan tersebut kemudian diperindah agar manusia tertipu dan menganggapnya kebenaran. Maka sesungguhnya semua ajaran, ideologi dan hukum yang menyelisihi ajaran Allah adalah wahyu atau bisikan setan. Jadi ideologi seperti demokrasi, komunis, nasionalis dan yang lainnya serta hukum seperti KUHP atau hukum buatan manusia lainnya adalah bisikan setan. Sebab ajaran, ideologi dan hukum tersebut memalingkan manusia dari ketaatan kepada Allah. Hal tersebut sebagaimana firmanNya:


وَلا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ

“Dan janganlah kamu memakan dari apa (daging hewan) yang (ketika disembelih) tidak disebut nama Allah, benar-benar perbuatan itu suatu kefasikan. Sesungguhnya setan-setan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu. Dan jika kamu menuruti mereka, tentu kamu menjadi orang musyrik.” (QS Al-An’am: 121).


Allah ‘Azza wa Jalla menerangkan dalam ayat di atas bahwa logika orang kafir ketika mendebat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam persoalan pengharaman bangkai dengan ucapan, “Kambing yang disembelih Allah (maksudnya bangkai) kalian katakan haram, sedangkan kambing yang disembelih dengan tangan kalian itu yang halal, maka itu artinya sembelihan kalian lebih baik dari sembelihan Allah”, adalah wahyu setan. Tujuan dari bantahan orang kafir Quraisy kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ucapan diatas adalah agar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpaling dari hukum Allah yang mengharamkan bangkai dan mengikuti hukum mereka yang menghalalkan bangkai. Dan jika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyetujui atau menerima hukum mereka maka akan menyebabkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jatuh kedalam perbuatan kemusyrikan.


Maka siapa saja yang mengikuti atau membenarkan satu saja dari ajaran, ideologi atau hukum selain Islam berarti ia telah mengikuti dan membenarkan wahyu setan. Dan yang berbuat demikian telah jatuh kedalam perbuatan kemusyrikan yang menghilangkan keimanan dari dirinya. Maka siapa yang menghendaki keselamatan di dunia dan di akhirat hendaknya menerima dan mengikuti ajaran Islam secara totalitas.


Tidaklah dibedakan antara yang menolak satu, sebagian atau seluruh ajaran Islam, mereka semua sama dalam kekafiran. Maka terima dan ikuti ajaran Islam secara keseluruhan yang dengannya berarti seorang hamba telah beriman dengan sempurna. Jangan kalian menolak sebagian ajaran Islam dan menerima sebagian yang lain. Sebab di akhirat hanya ada dua tempat yaitu surga bagi orang beriman yang tunduk dan patuh dengan ajaran Islam. Dan neraka bagi orang kafir yang menolak ajaran Islam. Yakinlah di akhirat tidak ada tempat ketiga.


Maka selamatkanlah diri kalian dengan meninggalkan ajaran setan, dan berpegang teguhlah dengan ajaran Rabb kalian, sebelum datangnya waktu seperti yang Allah sebutkan:


حَتَّى إِذَا جَاءَنَا قَالَ يَا لَيْتَ بَيْنِي وَبَيْنَكَ بُعْدَ الْمَشْرِقَيْنِ فَبِئْسَ الْقَرِينُ  .وَلَنْ يَنْفَعَكُمُ الْيَوْمَ إِذْ ظَلَمْتُمْ أَنَّكُمْ فِي الْعَذَابِ مُشْتَرِكُونَ

“Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu datang kepada Kami (pada hari kiamat), dia berkata, “Wahai sekiranya jarak antara aku dan kamu seperti jarak antara timur dan barat ! Memang setan itu teman yang paling jahat (bagi manusia)”. Dan (harapanmu) itu sekali-kali tidak akan memberi manfaat kepadamu pada hari itu  karena kamu telah mendzalimi (dirimu sendiri). Sesungguhnya kamu pantas bersama-sama dalam azab”. (QS. Az-Zukhruf: 38-39)


Masih mau mengikuti ajaran setan?

SALAM PERSAUDARAAN....!!!
Kirimkan kritik dan saran untuk kebaikan bersama.

  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY DAN DOWNLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK DOWOLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT DAN MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT
  • KLIK UNTUK MELIHAT

Chatting Temu Kangen Sedulur,
Salam Persaudaraan...!!!"