Dan
di antaranya adalah berhembusnya angin yang lembut untuk mencabut ruh
orang-orang yang beriman. Maka, tidak ada lagi di muka bumi orang yang berkata,
“Allah, Allah”, yang ada hanyalah manusia yang paling durjana dan kepada
merekalah Kiamat terjadi.
Telah tetap sebuah riwayat
tentang sifat angin ini, ia adalah angin yang lebih lembut daripada sutera. Hal
itu merupakan kemuliaan yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya yang beriman
pada jaman yang penuh dengan fitnah dan kejelekan.
Dijelaskan dalam hadits an-Nawwas
bin Sam’an yang panjang tentang kisah Dajjal, turunnya ‘Isa q, dan keluarnya
Ya’-juj dan Ma’-juj: “Tiba-tiba saja
Allah mengutus angin yang lembut, sehingga (angin tersebut) mengambil
(mewafatkan) mereka dari bawah ketiak-ketiak mereka, lalu diambillah setiap ruh
mukmin dan muslim, dan yang tersisa hanyalah manusia yang paling durjana.
Mereka menggauli wanita-wanita mereka secara terang-terangan bagaikan keledai,
maka kepada merekalah Kiamat akan terjadi.” Shahiih Muslim, bab Dzikrud
Dajjaal (XVIII/70, dalam Syarh an-Nawawi)
Muslim meriwayatkan dari
‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Dajjal
keluar… (lalu beliau menuturkan haditsnya, di dalamnya diungkapkan:) Kemudian
Allah mengutus ‘Isa bin Maryam seakan-akan ia adalah ‘Urwah bin Mas’ud, lalu
beliau mencarinya (Dajjal), kemudian membinasakannya. Selanjutnya manusia
berdiam selama tujuh tahun di mana tidak ada permusuhan di antara dua orang.
Lalu Allah mengutus angin dingin dari arah Syam, tidak ada seorang pun di muka
bumi yang memiliki kebaikan atau keimanan sebesar biji sawi di dalam hatinya
melainkan Allah mencabutnya, walaupun seseorang di antara kalian masuk ke
tengah-tengah gunung niscaya angin tersebut akan memasukinya sehingga ia
mencabutnya (mewafatkannya).” Shahiih Muslim, kitab Asyraatus Saa’ah bab
Dzikrud Dajjal (XVIII/75-76, Syarh an-Nawawi)
Beberapa hadits telah menunjukkan
bahwa keluarnya angin ini terjadi setelah turunnya Nabi ‘Isa Alaihissallam,
tepatnya setelah terbunuhnya Dajjal dan binasanya Ya’-juj dan Ma’-juj.
Demikian pula, sesungguhnya
keluarnya angin tersebut terjadi setelah matahari terbit dari barat, setelah
keluarnya binatang besar (dari perut bumi) juga berbagai macam tanda-tanda
besar Kiamat lainnya. Lihat Faidhul Qadiir (VI/417).
Berdasarkan hal itu, maka
keluarnya angin sangat dekat dengan terjadi-nya Kiamat.
Hadits-hadits yang menjelaskan
keluarnya angin ini sama sekali tidak bertentangan dengan hadits:
“Akan
senantiasa ada sekelompok dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, mereka
akan senantiasa ada sampai hari Kiamat.” Shahiih Muslim, kitab al-Iimaan
bab Nuzuulu ‘Isa ibni Maryam Haakiman (II/ 193, Syarh an-Nawawi)
Dalam riwayat lain:
“Selalu
menampakkan kebenaran, orang yang menghinakan mereka tidak akan pernah bisa
membahayakannya, hingga datang perintah Allah sementara mereka tetap dalam
keadaan demikian.” Shahiih Muslim, kitab al-Imaarah, bab Qauluhu laa
Tazaalu Thaa-ifatun min Ummatii Zhaa-hiriin (XIII/65, Syarh Muslim).
Makna hadits ini bahwa mereka
senantiasa berada di atas kebenaran hing-ga angin lembut tersebut mencabut
nyawa mereka menjelang Kiamat. Jadi, makna (Ø£َÙ…ْرُ اللهِ) adalah berhembusnya
angin tersebut. Lihat Syarah an-Nawawi li Shahiih Muslim (II/132), dan Fat-hul
Baari (XIII/ 19, 85).
Dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah
bin ‘Amr Radhiyallahu anhuma, bahwa
munculnya angin tersebut berasal dari arah Syam, sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya.
Sementara dijelaskan di dalam
hadits lain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ‘Sesungguhnya
Allah mengirimkan angin dari arah Yaman yang lebih lembut daripada sutera,
angin itu tidak akan pernah meninggalkan seorang pun yang di dalam hatinya
terdapat keimanan seberat biji sawi melainkan dia mencabutnya (mewafatkannya).”
Shahiih Muslim, bab Fir Riih al-Lati Takuunu Qurbal Qiyaamah (II/132, Syarh
an-Nawawi).
Hal ini bisa dijawab dari dua
sisi:
Pertama : Kemungkinan akan ada dua angin, dari arah Syam dan dari
arah Yaman.
Kedua : Bisa juga bahwa awalnya dari
salah satu di antara dua daerah tersebut, kemudian sampai ke arah lainnya (dari
dua arah itu), dan menyebar di sana.