Pendahuluan
Nama
|
Yusuf bin Ya'qub (Yusuf bin Yakub)
|
Garis Keturunan
|
Adam as ⇒
Syits ⇒ Anusy ⇒ Qainan ⇒ Mahlail ⇒ Yarid ⇒ Idris as ⇒ Mutawasylah ⇒ Lamak ⇒ Nuh as ⇒ Sam ⇒ Arfakhsyadz ⇒ Syalih ⇒ Abir ⇒ Falij ⇒ Ra'u ⇒ Saruj ⇒ Nahur ⇒ Azar ⇒ Ibrahim as ⇒ Ishaq as ⇒ Ya'qub as ⇒ Yusuf as
|
Usia
|
110 tahun
|
Periode sejarah
|
1745 - 1635 SM
|
Tempat diutus (lokasi)
|
Mesir
|
Jumlah keturunannya (anak)
|
3 anak (2 laki-laki, 1 perempuan)
|
Tempat wafat
|
Nablus
|
Sebutan kaumnya
|
Heksos dan Bani Israil
|
Di Al-Quran namanya disebutkan
sebanyak
|
58 kali
|
Yusuf
bin Yaqub merupakan salah satu dari 12 putra Yaqub dan merupakan cucu dari
Ishaq as, serta cicit dari Ibrahim as.
Pengutusan Nabi Yusuf
Dia
adalah salah satu rasul yang tidak termasuk dalam kelompok Ulul Azmi.
Rasulullah memuji beliau dalam sabdanya, "Dia adalah orang yang mulia,
anak orang mulia, cucu orang mulia, dan cicit orang yang mulia: Yusuf bin
Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim," (HR. al-Bukhari).
Nabi
Yusuf dilahirkan di negeri Kan'an. Dia memiliki seorang saudara kandung yang
bernama Bunyamin dan sepuluh saudara seayah. Ibunda Yusuf dan Bunyamin lebih
dahulu meninggal, sehingga sang ayah sangat mencintai mereka berdua. Perhatian
yang dicurahkan Nabi Ya'qub kepada keduanya menimbulkan sara iri di hati
saudara-saudaranya yang lain. Mereka lantas merencanakan sesuatu untuk
mencelakakan Yusuf seperti yang tertera dalam al-Qur'an, "Bunuhlah
Yusuf atau buanglah dia ke suatu tempat agar perhatian ayah tertumpah kepada
kalian, dan setelah itu kalian menjadi orang yang baik," (QS. Yusuf
[12]: 9).
Saudara-saudara
Yusuf lalu meminta izin kepada sang ayah agar dia diizinkan ikut bersama mereka
bermain di luar kota. Di sanalah Yusuf dilempar ke dalam sebuah sumur tua. Hal
ini terekam dalam firman Allah, "Mereka berkata: "Wahai ayah kami,
sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat
barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan
percaya kepada kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." Dan
Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yakub
berkata: "Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang
buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah
yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan." Dan
kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang
pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh; kabar
gembira, ini seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia
sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka
kerjakan," (QS. Yusuf [12]: 17-19).
Nabi
Ya'qub merasa terpukul atas kejadian itu hingga kedua matanya memutih akibat
kesedihan yang mendalam.
Sementara
itu, kafilah yang menemukan Yusuf membawanya ke negeri Mesir lalu menjualnya di
pasar budak. Pembesar Mesir kemudian membelinya dan memberikan Yusuf kepada
istrinya yang belum memiliki anak. Setelah beliau dewasa, Allah memberikannya
ilmu dan hikmah di negeri Mesir. Beliaupun menjadi terkenal dengan
kepiawaiannya menakwilkan mimpi dan menjaga kehormatan diri dari rayuan
tuannya.
Pada
satu waktu, Nabi Ya'qub mengutus anak-anaknya, kecuali Bunyamin untuk membeli
hasil bumi kepada seorang menteri Mesir, yaitu Yusuf. Nabi Yusuf meminta mereka
agar membawa Bunyamin pada kedatangan berikutnya. Mereka pun datang ke Mesir
untuk yang kedua kalinya bersama Bunyamin, dan Yusuf telah mengenalinya secara
diam-diam. Beliau lantas memerintahkan para pembantunya untuk meletakkan
sukatan di dalam karung Bunyamin. Bunyamin pun ditahan. Saudara-saudara yang
berusaha membebaskannya namun sia-sia belaka.
Akhirnya
mereka pulang tanpa Bunyamin. Ya'qub semakin sedih dengan hilangnya dua putra
beliau. Untuk ketiga kalinya, Nabi Ya'qub memerintahkan mereka berangkat ke
Mesir guna membebaskan Bunyamin. Saat mereka bertemu, Yusuf memberitahu mereka
keadaan yang sebenarnya, sebagaimana yang tertera dalam firman Allah, "Aku
Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan karunia-Nya
kepada kami" (QS. Yusuf [12]: 90).
Saudara-saudara
Yusuf merasa amat bersalah dan berdosa, tetapi Nabi Yusuf memaafkan mereka. Selain
itu, dia memberikan bajunya agar diserahkan kepada sang ayah. Baju ini sebagai
tanda bahwa dia masih hidup. Setelah mereka bertemu sang ayah, secara bersamaan
Nabi Ya'qub telah mencium bau Yusuf, dan membuat penglihatannya kembali normal.
Peristiwa ini sesuai dengan firman Allah, "Maka tatkala mereka masuk ke
(tempat) Yusuf, Yusuf merangkul kedua orang tuanya dan dia berkata:
"Masuklah kalian ke negeri Mesir, insya Allah dalam keadaan aman."
Dan ia menaikkan kedua orang tuanya ke atas singgasana. Dan mereka (semuanya)
merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf. Dan berkata Yusuf: "Wahai
ayahku inilah takbir mimpiku yang dahulu itu; sesungguhnya Tuhanku telah
menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya Tuhanku telah berbuat baik
kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah penjara dan ketika membawa kamu
dari dusun padang pasir, setelah setan merusakkan (hubungan) antaraku dan
saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Lembut terhadap apa yang Dia
kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."
(QS. Yusuf [12]: 99-100).
Penggunaan Dirham
Disebutkan
dalam surah Yusuf ayat 20 sebagai berikut, "Dan mereka menjual Yusuf
dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka merasa tidak
tertarik hatinya kepada Yusuf."(QS. Yusuf [12]: 20).
Profesor
Bassam Jarrar berkata tentang teks tersebut, "Ayat ini menunjukkan
tingkat peradaban masyarakat Mesir saat itu. Mereka sudah menggunakan dirham,
mata uang perak yang berfungsi sebagai alat tukar dalam sistem perdagangan. Di
sisi lain, kita juga menemukan saudara-saudara Yusuf yang datang dari desa
menawarkan barang-barang untuk membeli bahan makanan. Allah berfirman,
"Yusuf berkata kepada pelayan-pelayannya, 'Masukkanlah barang-barang
(penukar kepunyaan mereka) ke dalam karung-karung mereka," (QS.
Yusuf [12]: 62).
Perhatikan
juga firman Allah, "Maka ketika mereka masuk ke (tempat) Yusuf, mereka
berkata: "Wahai Al-Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa kesengsaraan
dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka penuhilah jatah
(gandum) untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya Allah memberi
balasan kepada orang-orang yang bersedekah". (QS. Yusuf [12]: 88).
Mukjizat Ilmiah dari Surah Yusuf
Prof.
Dr. Abdul Majid Bal'abid dari Universitas Wajdah, Maroko, telah melakukan
eksperimen praktis untuk memastikan hasil biji-biji gandum yang dibiarkan tetap
berada ditangkainya. Biji-biji tersebut tetap dibiarkan selama dua tahun dalam
kondisi normal tanpa memerhatikan beragam syarat penyimpangan biji. Sebagian
bij-biji gandum yang lain beliau petik dari tangkainya dan dibiarkan dalam
kondisi dan jangka waktu yang sama.
Dari
sini dia menyimpulkan bahwa biji-biji yang tetap berada di tangkainya tidak
mengalami perubahan apapun, baik dari unsur kandungan makanan maupun
kemampuannya untuk tumbuh, kecuali kehilangan kandungan air. Hal ini membuatnya
lebih kering dan lebih bagus untuk disimpan dan tumbuh. Sebab, keberadaan air
mudah untuk membusukkan gandum, terlebih kadar air yang berada dalam biji
gandum tersebut mencapai 20,3%. Pada waktu yang sama peneliti juga mengamati
biji gandum yang dipetik dari tangkainya. Biji gandum tersebut kehilangan
kandungan protein sebanyak 20% setelah disimpan selama setahun. Jika disimpan
selama dua tahun, kandungan proteinnya akan berkurang sebanyak 32% dan tidak
bisa berkecambah, berkembang, dan berbuah.
Dengan
demikian, cara paling baik untuk menjaga hasil tanaman yang bertangkai agar
tetap terpelihara, seperti gandum dan padi, yaitu dengan memotong dan menyimpan
tangkainya. Inilah salah satu wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Yusuf, dan Allah menguraikan kisahnya secara lengkap di dalam al-Qur'an. Suatu
hal yang membuktikan bahwa kitab suci ini tidak mungkin buatan manusia,
melainkan kalam Allah, Sang Pencipta Yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana.
Hal
tersebut juga membuktikan kenabian dan kerasulan Yusuf bi Ya'qub serta penutup
para nabi dan rasul, Muhammad. Hal itu disebutkan karena penduduk Mesir kuno
tidak mengenal cara memelihara dan menyimpan beragam hasil tanaman tersebut,
kecuali dengan dilepaskan dari tangkainya.
Perintah
Allah untuk memelihara benih-benih tersebut tetap berada dalam tangkainya
diketahui setelah dilakukan musyawatah dengan Nabi Yusuf. Pada saat ini saja,
gandum masih dituai dengan dilepaskan dari tangkainya sehingga risiko
kerusakannya sangat besar. Padahal, berbagai penjagaan dan perawatan di lumbung
dan gudang penyimpanan tanaman biji telah ditempuh.
Ringkasan Kisah Yusuf
Al-Qur'an
mengawali kisah Yusuf saat ia masih muda. Ia bermimpi melihat sebelas planet,
matahari, dan bulan bersujud padanya (Yusuf [12]:4). Mimpi itu ia beritahukan
kepada ayahnya, Yaqub yang menyuruhnya agar tidak memberitahukan mimpi itu
kepada saudara-saudaranya yang pencemburu (Yusuf [12]:5). Yusuf juga merupakan
anak yang paling disayangi Yaqub, sehingga saudaranya merasa cemburu dan mereka
merencanakan suatu rencana untuk membuang Yusuf (Yusuf [12]:8). Saudara-saudara
Yusuf meminta izin pada Yaqub untuk membawa Yusuf pergi bersama mereka, dan
mereka diizinkan. Dalam perjalanan, Yusuf dimasukkan ke dalam sumur dan
ditinggal pergi oleh saudara-saudaranya hingga kemudian ia ditemukan oleh
kafilah dagang yang kemudian menjualnya di Mesir. Orang yang membeli Yusuf
adalah Qithfir, seorang raja Mesir yang mempunyai julukan Al Aziz.
Yusuf
didalam Al-Qur'an dikatakan sebagai pria yang sangat tampan. Pernyataan ini
digambarkan ketika Yusuf tumbuh remaja, istri tuannya yang bernama Zulaikha
menggodanya karena tidak bisa menahan daya tarik ketampanannya dan setiap
wanita yang melihatnya pasti terkesima, namun Yusuf menolaknya (Yusuf [12]:23).
Sehingga ia mengancam Yusuf akan dipenjarakan, jika tidak mengikuti perintahnya
(Yusuf [12]:32). Namun, Yusuf tetap teguh dan ia akhirnya dipenjarakan (Yusuf
[12]:33). Yusuf dipenjarakan bersama dua orang tahanan. Di dalam penjara,
mereka mengetahui bahwa Yusuf memiliki kejujuran yang tinggi dan dapat
menafsirkan mimpi (Yusuf [12]:36). Yusuf berhasil dalam menafsirkan mimpi 2
tahanan lainnya, mimpi mereka adalah bahwa salah satu dari mereka akan dihukum
mati, dan yang lainnya akan dibebaskan dan kembali bekerja sebagai penuang air
minum raja. Maka, Yusuf meminta pada temannya yang akan dibebaskan untuk
mengemukakan masalahnya kepada raja. Namun, ketika dibebaskan, ia melupakan
Yusuf, sehingga ia tetap dipenjara.
Beberapa
tahun kemudian, raja bermimpi dan menanyakan apa artinya. Penuang minuman
tersebut akhirnya ingat pada Yusuf, dan ia menanyakan Yusuf apa arti mimpi
raja. Yusuf menafsirkan mimpi raja bahwa akan terjadi tujuh panen yang
berlimpah, kemudian diikuti tujuh panen yang sedikit, dan kemudian ada tahun
yang penuh dengan hujan. Raja yang mendengar tafsir Yusuf, akhirnya
memanggilnya. Namun, sebelumnya Yusuf meminta kepada orang-orang yang
menuduhnya ditanyai apa yang sebenarnya terjadi. Zulaikha akhirnya mengakui apa
yang dilakukannya pada Yusuf. Yusuf akhirnya dibebaskan dan raja menghendaki ia
bekerja untuknya. Yusuf akhirnya meminta agar ia ditugaskan untuk mengurus
hasil bumi di negeri itu.
Selama
tahun-tahun yang diramalkan paceklik, saudara-saudara Yusuf datang ke Mesir
untuk meminta makanan. Mereka diperbolehkan menghadap Yusuf yang mengenal
mereka, namun mereka tidak. Yusuf meminta mereka jika ingin meminta makanan
lagi, mereka diharuskan membawa adik laki-laki bungsu mereka. Mereka akhirnya
membawa adik bungsu mereka pada pertemuan berikutnya. Pada adik bungsunya
itulah, Yusuf mengungkapkan kisahnya bahwa ia dipelakukan jahat oleh
kakak-kakaknya. Yusuf akhirnya bekerja sama dengan adiknya. Adiknya untuk
sementara ditinggal bersamanya. Yusuf berpura-pura bahwa adiknya ditahan karena
mencuri gelas minum raja. Pada saat itu juga, Yaqub kehilangan penglihatannya
karena merasa kehilangan Yusuf dan saudaranya.
Ketika
saudara-saudara Yusuf datang lagi kepadanya, Yusuf mengungkapkan jati dirinya pada
mereka. Saudara-saudara Yusuf akhirnya meminta maaf atas tindakan mereka. Yusuf
kemudian meminta mereka membawakan bajunya kepada ayahnya dan mengusapkan pada
wajah ayahnya untuk memulihkan penglihatannya dan juga memerintahkan mereka
untuk membawa orangtua dan keluarga mereka ke Mesir. Setelah tiba di Mesir,
orang tua dan saudara-saudaranya bersujud untuk menghormatinya. Yusuf kemudian
mengingatkan akan mimpinya di masa muda yang ditafsirkan oleh ayahnya; sebelas
planet, matahari, dan bulan bersujud padanya.
Kisah Yusuf dalam Al-Qur'an
Di
dalam Al-Quran, nama Yusuf as, disebutkan sebanyak 58 kali, yaitu :
Surat Al-An'aam [6] : ayat 84
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 4,
7-11, 13, 15, 17, 20, 21, 23-29, 31, 33-36, 37, 38, 42, 45-47, 50-52, 54-56,
58, 59, 62, 64, 69, 70, 73, 76, 77, 79, 80, 84, 85, 87-90, 92, 94, 99, 100, dan
102
Surat Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34
Surat Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 4-6,
Firman Allah SWT :
(Ingatlah),
ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: "Wahai ayahku, sesungguhnya aku
bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud
kepadaku." Ayahnya berkata: "Hai anakku, janganlah kamu ceritakan
mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk
membinasakan) mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi
manusia." Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi Nabi) dan
diajarkan-Nya kepadamu sebagian dari takbir mimpi-mimpi dan disempurnakan-Nya
nikmat-Nya kepadamu dan kepada keluarga Yakub, sebagaimana Dia telah menyempurnakan
nikmat-Nya kepada dua orang bapakmu sebelum itu, (yaitu) Ibrahim dan Ishak.
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 7-14,
Firman Allah SWT :
Sesungguhnya
ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan
saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya. (Yaitu) ketika mereka
berkata: "Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih
dicintai oleh ayah kita dari pada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu
golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita adalah dalam kekeliruan yang
nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia kesuatu daerah (yang tak dikenal)
supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu
menjadi orang-orang yang baik." Seorang diantara mereka berkata:
"Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dasar sumur supaya
dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat."
Mereka berkata: "Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami
terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini
kebaikan baginya. Biarkanlah dia pergi bersama kami besok pagi, agar dia
(dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti
menjaganya." Berkata Yakub: "Sesungguhnya kepergian kamu bersama
Yusuf amat menyedihkanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala,
sedang kamu lengah dari padanya." Mereka berkata: "Jika ia
benar-benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya
kami kalau demikian adalah orang-orang yang merugi."
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 15-18,
Firman Allah SWT :
Maka
tatkala mereka membawanya dan sepakat memasukkannya ke dasar sumur (lalu mereka
masukkan dia), dan (di waktu dia sudah dalam sumur) Kami wahyukan kepada Yusuf:
"Sesungguhnya kamu akan menceritakan kepada mereka perbuatan mereka ini,
sedang mereka tiada ingat lagi." Kemudian mereka datang kepada ayah mereka
di sore hari sambil menangis. Mereka berkata: "Wahai ayah kami, sesungguhnya
kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang
kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan percaya kepada
kami, sekalipun kami adalah orang-orang yang benar." Mereka datang membawa
baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. Yakub berkata:
"Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk)
itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang
dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan."
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 19-21,
Firman Allah SWT :
Kemudian
datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil
air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: "Oh; kabar gembira, ini
seorang anak muda!" Kemudian mereka menyembunyikan dia sebagai barang
dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka
menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka
merasa tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya
berkata kepada isterinya : "Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang
baik, boleh jadi dia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai
anak." Dan demikian pulalah Kami memberikan kedudukan yang baik kepada
Yusuf di muka bumi (Mesir), dan agar Kami ajarkan kepadanya takbir mimpi. Dan
Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada
mengetahuinya.
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 23-29,
Firman Allah SWT :
Dan
wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan
dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah
ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku
telah memperlakukan aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim
tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan
perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusufpun bermaksud (melakukan pula) dengan
wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar
Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu
termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. Dan keduanya berlomba-lomba menuju
pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan
kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. Wanita itu berkata: "Apakah
pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain
dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?" Yusuf berkata:
"Dia menggodaku untuk menundukkan diriku (kepadanya)", dan seorang
saksi dari keluarga wanita itu memberikan kesaksiannya: "Jika baju
gamisnya koyak di muka, maka wanita itu benar dan Yusuf termasuk orang-orang
yang dusta. Dan jika baju gamisnya koyak di belakang, maka wanita itulah yang
dusta, dan Yusuf termasuk orang-orang yang benar." Maka tatkala suami wanita
itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia:
"Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya
tipu daya kamu. (Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai
isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk
orang-orang yang berbuat salah."
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 30-34,
Firman Allah SWT :
Dan
wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk
menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu
adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang
nyata." Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka,
diundangnyalah wanita-wanita itu dan disediakannya bagi mereka tempat duduk,
dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong
jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf): "Keluarlah (nampakkanlah
dirimu) kepada mereka". Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka
kagum kepada (keelokan rupa) nya, dan mereka melukai (jari) tangannya dan
berkata: "Maha sempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini
tidak lain hanyalah malaikat yang mulia." Wanita itu berkata: "Itulah
dia orang yang kamu cela aku karena (tertarik) kepadanya, dan sesungguhnya aku
telah menggoda dia untuk menundukkan dirinya (kepadaku) akan tetapi dia
menolak. Dan sesungguhnya jika dia tidak mentaati apa yang aku perintahkan
kepadanya, niscaya dia akan dipenjarakan dan dia akan termasuk golongan
orang-orang yang hina." Yusuf berkata: "Wahai Tuhanku, penjara lebih
aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau
hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk
(memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang
bodoh." Maka Tuhannya memperkenankan do'a Yusuf dan Dia menghindarkan
Yusuf dari tipu daya mereka. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 35-42,
Firman Allah SWT :
Kemudian
timbul pikiran pada mereka setelah melihat tanda-tanda (kebenaran Yusuf) bahwa
mereka harus memenjarakannya sampai sesuatu waktu. Dan bersama dengan dia masuk
pula ke dalam penjara dua orang pemuda. Berkatalah salah seorang diantara
keduanya : "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku memeras anggur." Dan
yang lainnya berkata: "Sesungguhnya aku bermimpi, bahwa aku membawa roti
di atas kepalaku, sebagiannya dimakan burung." Berikanlah kepada kami
takbirnya; sesungguhnya kami memandang kamu termasuk orang-orang yang pandai
(menakbirkan mimpi). Yusuf berkata: "Tidak disampaikan kepada kamu berdua
makanan yang akan diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan
jenis makanan itu, sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu
adalah sebagian dari apa yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku
telah meninggalkan agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang
mereka ingkar kepada hari kemudian. Dan aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu
Ibrahim, Ishak dan Yakub. Tiadalah patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu
apapun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami
dan kepada manusia (seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri
(Nya). Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang
bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak
menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan
nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun
tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." Hai kedua penghuni penjara:
"Adapun salah seorang diantara kamu berdua, akan memberi minuman tuannya dengan
khamar; adapun yang seorang lagi maka ia akan disalib, lalu burung memakan
sebagian dari kepalanya. Telah diputuskan perkara yang kamu berdua
menanyaikannya (kepadaku)." Dan Yusuf berkata kepada orang yang
diketahuinya akan selamat diantara mereka berdua: "Terangkanlah keadaanku
kepada tuanmu." Maka setan menjadikan dia lupa menerangkan (keadaan Yusuf)
kepada tuannya. Karena itu tetaplah dia (Yusuf) dalam penjara beberapa tahun
lamanya.
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 43-49,
Firman Allah SWT :
Raja
berkata (kepada orang-orang terkemuka dari kaumnya) : "Sesungguhnya aku
bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh
ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh
bulir lainnya yang kering." Hai orang-orang yang terkemuka :
"Terangkanlah kepadaku tentang takbir mimpiku itu jika kamu dapat
menakbirkan mimpi." Mereka menjawab : "(Itu) adalah mimpi-mimpi yang
kosong dan kami sekali-kali tidak tahu mentakbirkan mimpi itu." Dan berkatalah
orang yang selamat diantara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) sesudah
beberapa waktu lamanya: "Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang
yang pandai) menakbirkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya)."
(Setelah pelayan itu berjumpa dengan Yusuf dia berseru) : "Yusuf, hai
orang yang amat dipercaya, terangkanlah kepada kami tentang tujuh ekor sapi
betina yang gemuk-gemuk yang dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang
kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan (tujuh) lainnya yang kering
agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahuinya." Yusuf
berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa;
maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk
kamu makan.Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang amat sulit, yang
menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali
sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.Kemudian setelah itu akan datang
tahun yang padanya manusia diberi hujan (dengan cukup) dan dimasa itu mereka
memeras anggur."
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 50-57,
Firman Allah SWT :
Raja
berkata: "Bawalah dia kepadaku." Maka tatkala utusan itu datang
kepada Yusuf, berkatalah Yusuf: "Kembalilah kepada tuanmu dan tanyakanlah
kepadanya bagaimana halnya wanita-wanita yang telah melukai tangannya.
Sesungguhnya Tuhanku, Maha Mengetahui tipu daya mereka." Raja berkata
(kepada wanita-wanita itu): "Bagaimana keadaanmu ketika kamu menggoda
Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadamu)?" Mereka berkata: "Maha
Sempurna Allah, kami tiada mengetahui sesuatu keburukan dari padanya".
Berkata isteri Al Aziz: "Sekarang jelaslah kebenaran itu, akulah yang
menggodanya untuk menundukkan dirinya (kepadaku), dan sesungguhnya dia termasuk
orang-orang yang benar." (Yusuf berkata): "Yang demikian itu agar dia
(Al Aziz) mengetahui bahwa sesungguhnya aku tidak berkhianat kepadanya di
belakangnya, dan bahwasanya Allah tidak meridhai tipu daya orang-orang yang
berkhianat. Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya
nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan raja
berkata: "Bawalah Yusuf kepadaku, agar aku memilih dia sebagai orang yang
rapat kepadaku". Maka tatkala raja telah bercakap-cakap dengan dia, dia
berkata: "Sesungguhnya kamu (mulai) hari ini menjadi seorang yang
berkedudukan tinggi lagi dipercayai pada sisi kami". Berkata Yusuf:
"Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang
yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan". Dan demikianlah Kami memberi
kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju
kemana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada
siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
berbuat baik. Dan sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi
orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 58-62,
Firman Allah SWT :
Dan
saudara-saudara Yusuf datang (ke Mesir) lalu mereka masuk ke (tempat) nya. Maka
Yusuf mengenal mereka, sedang mereka tidak kenal (lagi) kepadanya. Dan tatkala
Yusuf menyiapkan untuk mereka bahan makanannya, ia berkata: "Bawalah
kepadaku saudaramu yang seayah dengan kamu (Bunyamin), tidakkah kamu melihat
bahwa aku menyempurnakan sukatan dan aku adalah sebaik-baik penerima tamu? Jika
kamu tidak membawanya kepadaku, maka kamu tidak akan mendapat sukatan lagi dari
padaku dan jangan kamu mendekatiku". Mereka berkata: "Kami akan
membujuk ayahnya untuk membawanya (ke mari) dan sesungguhnya kami benar-benar
akan melaksanakannya". Yusuf berkata kepada bujang-bujangnya:
"Masukkanlah barang-barang (penukar kepunyaan mereka) ke dalam
karung-karung mereka, supaya mereka mengetahuinya apabila mereka telah kembali
kepada keluarganya, mudah-mudahan mereka kembali lagi".
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 63-68,
Firman Allah SWT :
Maka
tatkala mereka telah kembali kepada ayah mereka (Yakub) mereka berkata:
"Wahai ayah kami, kami tidak akan mendapat sukatan (gandum) lagi, (jika
tidak membawa saudara kami), sebab itu biarkanlah saudara kami pergi
bersama-sama kami supaya kami mendapat sukatan, dan sesungguhnya kami benar
benar akan menjaganya". Berkata Yakub: "Bagaimana aku akan
mempercayakannya (Bunyamin) kepadamu, kecuali seperti aku telah mempercayakan
saudaranya (Yusuf) kepada kamu dahulu?". Maka Allah adalah sebaik-baik
Penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang diantara para penyayang. Tatkala mereka
membuka barang-barangnya, mereka menemukan kembali barang-barang (penukaran)
mereka, dikembalikan kepada mereka. Mereka berkata: "Wahai ayah kami apa
lagi yang kita inginkan. Ini barang-barang kita dikembalikan kepada kita, dan
kami akan dapat memberi makan keluarga kami, dan kami akan dapat memelihara
saudara kami, dan kami akan mendapat tambahan sukatan (gandum) seberat beban
seekor unta. Itu adalah sukatan yang mudah (bagi raja Mesir)". Yakub
berkata: "Aku sekali-kali tidak akan melepaskannya (pergi) bersama-sama
kamu, sebelum kamu memberikan kepadaku janji yang teguh atas nama Allah, bahwa
kamu pasti akan membawanya kepadaku kembali, kecuali jika kamu dikepung
musuh". Tatkala mereka memberikan janji mereka, maka Yakub berkata:
"Allah adalah saksi terhadap apa yang kita ucapkan (ini)". Dan Yakub
berkata: "Hai anak-anakku janganlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu
pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlain-lain; namun
demikian aku tiada dapat melepaskan kamu barang sedikitpun dari pada (takdir)
Allah. Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku
bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah
diri". Dan tatkala mereka masuk menurut yang diperintahkan ayah mereka,
maka (cara yang mereka lakukan itu) tiadalah melepaskan mereka sedikitpun dari
takdir Allah, akan tetapi itu hanya suatu keinginan pada diri Yakub yang telah
ditetapkannya. Dan sesungguhnya dia mempunyai pengetahuan, karena Kami telah
mengajarkan kepadanya. Akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 69-82,
Firman Allah SWT :
Dan
tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf. Yusuf membawa saudaranya (Bunyamin) ke
tempatnya, Yusuf berkata : "Sesungguhnya aku (ini) adalah saudaramu, maka
janganlah kamu berdukacita terhadap apa yang telah mereka kerjakan". Maka
tatkala telah disiapkan untuk mereka bahan makanan mereka, Yusuf memasukkan
piala (tempat minum) ke dalam karung saudaranya. Kemudian berteriaklah
seseorang yang menyerukan: "Hai kafilah, sesungguhnya kamu adalah
orang-orang yang mencuri". Mereka menjawab, sambil menghadap kepada penyeru-penyeru
itu: "Barang apakah yang hilang dari pada kamu ?" Penyeru-penyeru itu
berkata: "Kami kehilangan piala raja, dan siapa yang dapat
mengembalikannya akan memperoleh bahan makanan (seberat) beban unta, dan aku
menjamin terhadapnya". Saudara-saudara Yusuf menjawab "Demi Allah
sesungguhnya kamu mengetahui bahwa kami datang bukan untuk membuat kerusakan di
negeri (ini) dan kami bukanlah para pencuri ". Mereka berkata:
"Tetapi apa balasannya jikalau kamu betul-betul pendusta? " Mereka
menjawab: "Balasannya, ialah pada siapa diketemukan (barang yang hilang)
dalam karungnya, maka dia sendirilah balasannya (tebusannya)". Demikianlah
kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang zalim. Maka mulailah Yusuf
(memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri,
kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah
Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum
saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami
tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang
berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui. Mereka berkata: "Jika ia
mencuri, maka sesungguhnya, telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum
itu". Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak
menampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya): "Kamu lebih
buruk kedudukanmu (sifat-sifatmu) dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
terangkan itu". Mereka berkata: "Wahai Al Aziz, sesungguhnya ia mempunyai
ayah yang sudah lanjut usianya, lantaran itu ambillah salah seorang diantara
kami sebagai gantinya, sesungguhnya kami melihat kamu termasuk oranng-orang
yang berbuat baik". Berkata Yusuf: "Aku mohon perlindungan kepada
Allah daripada menahan seorang, kecuali orang yang kami ketemukan harta benda
kami padanya, jika kami berbuat demikian, maka benar-benarlah kami orang-orang
yang zalim". Maka tatkala mereka berputus asa dari pada (putusan) Yusuf
mereka menyendiri sambil berunding dengan berbisik-bisik. Berkatalah yang
tertua diantara mereka: "Tidakkah kamu ketahui bahwa sesungguhnya ayahmu
telah mengambil janji dari kamu dengan nama Allah dan sebelum itu kamu telah
menyia-nyiakan Yusuf. Sebab itu aku tidak akan meninggalkan negeri Mesir,
sampai ayahku mengizinkan kepadaku (untuk kembali), atau Allah memberi
keputusan terhadapku. Dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya".
Kembalilah kepada ayahmu dan katakanlah: "Wahai ayah kami! Sesungguhnya
anakmu telah mencuri, dan kami hanya menyaksikan apa yang kami ketahui, dan
sekali-kali kami tidak dapat menjaga (mengetahui) barang yang ghaib. Dan
tanyalah (penduduk) negeri yang kami berada disitu, dan kafilah yang kami
datang bersamanya, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang benar".
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 83-93,
Firman Allah SWT :
Yakub
berkata: "Hanya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang
buruk) itu. Maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Mudah-mudahan Allah
mendatangkan mereka semuanya kepadaku; sesungguhnya Dia-lah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana". Dan Yakub berpaling dari mereka
(anak-anaknya) seraya berkata: "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf",
dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang
menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya). Mereka berkata: "Demi Allah,
senantiasa kamu mengingati Yusuf, sehingga kamu mengidapkan penyakit yang berat
atau termasuk orang-orang yang binasa". Yakub menjawab: "Sesungguhnya
hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku
mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya." Hai anak-anakku,
pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu
berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat
Allah, melainkan kaum yang kafir". Maka ketika mereka masuk ke (tempat)
Yusuf, mereka berkata: "Hai Al Aziz, kami dan keluarga kami telah ditimpa
kesengsaraan dan kami datang membawa barang-barang yang tak berharga, maka
sempurnakanlah sukatan untuk kami, dan bersedekahlah kepada kami, sesungguhnya
Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bersedekah". Yusuf berkata:
"Apakah kamu mengetahui (kejelekan) apa yang telah kamu lakukan terhadap
Yusuf dan saudaranya ketika kamu tidak mengetahui (akibat) perbuatanmu itu?".
Mereka berkata: "Apakah kamu ini benar-benar Yusuf?". Yusuf menjawab:
"Akulah Yusuf dan ini saudaraku. Sesungguhnya Allah telah melimpahkan
karunia-Nya kepada kami". Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan
bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang
berbuat baik" Mereka berkata: "Demi Allah, sesungguhnya Allah telah
melebihkan kamu atas kami, dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
bersalah (berdosa)". Dia (Yusuf) berkata: "Pada hari ini tak ada
cercaan terhadap kamu, mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu), dan Dia adalah
Maha Penyayang diantara para penyayang". Pergilah kamu dengan membawa baju
gamisku ini, lalu letakkanlah dia kewajah ayahku, nanti ia akan melihat
kembali; dan bawalah keluargamu semuanya kepadaku".
Pada
Surat Yuusuf (Yusuf) [12] : ayat 94-100,
Firman Allah SWT :
Tatkala
kafilah itu telah ke luar (dari negeri Mesir) berkata ayah mereka:
"Sesungguhnya aku mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah
akal (tentu kamu membenarkan aku)". Keluarganya berkata: "Demi Allah,
sesungguhnya kamu masih dalam kekeliruanmu yang dahulu ". Tatkala telah
tiba pembawa kabar gembira itu, maka diletakkannya baju gamis itu ke wajah
Yakub, lalu kembalilah dia dapat melihat. Berkata Yakub: "Tidakkah aku katakan
kepadamu, bahwa aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tidak
mengetahuinya". Mereka berkata: "Wahai ayah kami, mohonkanlah ampun
bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang
bersalah (berdosa)". Yakub berkata: "Aku akan memohonkan ampun bagimu
kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang". Maka tatkala mereka masuk ke (tempat) Yusuf: Yusuf merangkul
ibu bapanya dan dia berkata: "Masuklah kamu ke negeri Mesir, insya Allah
dalam keadaan aman". Dan ia menaikkan kedua ibu-bapanya ke atas
singgasana. Dan mereka (semuanya) merebahkan diri seraya sujud kepada Yusuf.
Dan berkata Yusuf: "Wahai ayahku inilah takbir mimpiku yang dahulu itu;
sesungguhnya Tuhanku telah menjadikannya suatu kenyataan. Dan sesungguhnya
Tuhanku telah berbuat baik kepadaku, ketika Dia membebaskan aku dari rumah
penjara dan ketika membawa kamu dari dusun padang pasir, setelah setan
merusakkan (hubungan) antaraku dan saudara-saudaraku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Lembut terhadap apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dialah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Pada
Surat Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 82-87,
Firman Allah SWT :
Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik),
mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang
mendapat petunjuk. Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim
untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa
derajat. Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Dan Kami
telah menganugerahkan Ishak dan Yakub kepadanya. Kepada keduanya masing-masing
telah Kami beri petunjuk; dan kepada Nuh sebelum itu (juga) telah Kami beri
petunjuk, dan kepada sebagian dari keturunannya (Nuh) yaitu Daud, Sulaiman, Ayyub,
Yusuf, Musa dan Harun. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang
berbuat baik. dan Zakaria, Yahya, 'Isa dan Ilyas. Semuanya termasuk orang-orang
yang shaleh. dan Ismail, Ilyasa, Yunus dan Luth. Masing-masing Kami lebihkan
derajatnya di atas umat (di masanya), Dan Kami lebihkan (pula) derajat sebagian
dari bapak-bapak mereka, keturunan dan saudara-saudara mereka. Dan Kami telah
memilih mereka (untuk menjadi nabi-nabi dan rasul-rasul) dan Kami menunjuki
mereka ke jalan yang lurus. [QS. Al-An'aam (Al-An'am) [6] : ayat 82-87].
Pada
Surat Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34,
Firman Allah SWT :
Dan
sesungguhnya telah datang Yusuf kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan,
tetapi kamu senantiasa dalam keraguan tentang apa yang dibawanya kepadamu,
hingga ketika dia meninggal, kamu berkata: "Allah tidak akan mengirim
seorang (rasulpun) sesudahnya. Demikianlah Allah menyesatkan orang-orang yang
melampaui batas dan ragu-ragu. [QS. Al-Mu'min (Ghaafir) [40] : ayat 34]