MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN

Derbent dan Darial Gorge

Posted by KIPAS 210 - -

Derbent dan Darial Gorge

Di sebuah kota yang bernama Derbent, yang merupakan ibukota Republik Dagestan di Rusia; terdapat sebuah gerbang besi (ion gate) yang dulunya digunakan sebagai benteng pertahanan terhadap serangan musuh. Sebagai hasil dari kekhasan geografis, Derbent dikembangkan diantara dua dinding yang membentang antara Pegunungan Kaukasus dan Perairan Besar di Wilayah Timur Bumi (termasuk Laut Kaspia dan Laut Hitam). Secara historis, posisi ini memungkinkan penguasa Derbent untuk mengontrol lalu lintas darat antara Stepa Eurasia dan Timur Tengah.
 
Inilah gerbang besi (ion gate) yang berada di kota Derbent, Dagestan-Rusia

Benteng tersebut telah jatuh berkali-kali ke tangan berbagai bangsa. Sempat dibangun kembali pada masa Dinasti Sassanid (Persia) berkuasa, namun kembali hancur setelah jatuh dan diperebutkan lagi oleh berbagai negara. Pada akhirnya selama Ekspedisi Persia 1796 , Derbent diserbu oleh pasukan Rusia di bawah pimpinan Valerian Zubov. Sebagai konsekuensi dari Perjanjian Gulistan 1813 antara Rusia dan Persia, Derbent menjadi bagian dari Rusia hingga saat ini. Wikipedia menyebutkan Benteng Derbent mulai digunakan pada akhir abad ke-5 atau awal abad ke-6 Sebelum Masehi oleh raja-raja Persia.

Darband sendiri berarti closed gates (gerbang ditutup), atau “knot gates” atau “lock gates”, yang berarti gerbang terkunci.

Perlu pula diketahui disini bahwa penyeberangan ke Derbent pada saat itu praktis hanya dari punggung Kaukasus yakni Celah Darial (Darial Gorge). Darial Gorge adalah ngarai di perbatasan antara Rusia dan Georgia. Terletak di dasar timur dari Gunung Kazbek (salah satu Pegunungan Kaukasus), terlewat oleh sungai Terek untuk jarak 8 meter antara bukit batu (1800 m/5900 kaki) dan selatan Vladikavkaz.

Di Darial Gorge inilah banyak ditemukan bekas reruntuhan dan leburan logam, yang ditengarai merupakan campuran besi dan tembaga, sehingga saya memperkirakan bahwa Darial Gorge adalah lokasi yang dimaksud oleh Al-Qur’an.

Anehnya pula, Darial Gorge telah diabadikan dalam puisi berjudul The Demon (Iblis) oleh sastrawan Rusia bernama M. J. LERMONTOV (1814-1841).
 
Tampak Darial Gorge yang dipenuhi bekas leburan logam dilihat dari atas satelit

Patut pula diketahui disini bahwa sebelumnya para sejarawan sempat menyimpulkan bahwa Derbent didirikan oleh penguasa Persia Sassanid, yakni Khosrau I Anushirvan, yang menggunakan dinding untuk menangkis serangan bangsa Khazar dari Utara. Namun penggalian arkeologi pada tahun 1971 menunjukkan hasil sensasional yang mengejutkan banyak pihak. Benteng Derbent ternyata berusia jauh lebih tua dari era Khosrau I. Diperkirakan benteng tersebut telah dibangun pada awal milenium ke-3 Sebelum Masehi, yang berarti sudah berusia lebih dari 5.000 tahun. Begitu pula dengan Darial Gorge, yang menurut banyak sejarawan berasal dari kata Dar-e alan yang berarti Gerbang Alans di Persia. Kata alans merujuk pada sebutan sekelompok suku Sarmatian yang merupakan suku nomaden yang muncul sekitar tahun 700 SM. Ini sungguh sangat mengherankan, sebab hal tersebut berarti jauh sebelum era Darius I dinding besi tersebut telah ada; padahal baik dinding besi Derbent maupun Darial Gorge memiliki pertalian yang erat dengan nama Darius.
 
Derbent Wall

Derbent Wall merupakan salah satu tembok yang menghalang Yakjuj Makjuj untuk keluar ke daerah lain. Ia bukanlah dibuat oleh Zulkarnain tetapi ia dapat membantu memperkukuhkan lagi pertahanan terhadap serangan Yakjuj Makjuj.

Bencana Di Belakang Gunung
Puncak gunung yang dikatakan sebagai tempat Yakjuj Makjuj akan turun di akhir jaman nanti adalah di pergunungan Caucasus dan juga banjaran-banjaran tinggi di sekitar Mongolia, Kazakhstan dan juga Russia Selatan contohnya seperti banjaran Himalaya, Tien Shan, Elbruz, dan lain-lain. Banjaran-banjaran yang tinggi itu merupakan tembok alam ciptaan Allah swt sebagai penghalang daripada ancaman dashyat Yakjuj dan Makjuj dan selebihnya pula adalah tembok-tembok ciptaan manusia sendiri iaitu Tembok Besi Iskandar Zulkarnain di Fergana, Tembok Besar China, Gerbang Besi Tiemen Kuan, Tembok Derbend di Gunung Caucasus, Tembok Gorgan di Iran Utara dan Tembok Kota Zeng Zhou (segala kebenarannya hanyalah milik Allah swt).

 
Tembok alam di utara dunia

Tembok-tembok inilah yang dikatakan telah menyekat serangan Yakjuj dan Makjuj  terhadap penduduk terdekat suatu ketika dahulu. Selain dari kisah sejarah Tembok Besi Zulkarnain, pernahkah anda meneliti sejarah mengenai tujuan pembinaan Tembok Besar China?.

Sejarah telah mencatatkan bahawa puak-puak nomad Mongol (diyakini sebagai suku kaum Yakjuj) dan puak-puak nomad Turkik (diyakini sebagai kaum Makjuj) telah lama mengganggu dan menyerang ketenteraman penduduk di China lalu Tembok Besar China dibina bagi menghalang kaum Yakjuj dan Makjuj daripada mencoroboh masuk! Perhatian, Tembok Besar China bukanlah tembok yang dibina oleh Zulkarnain.

Tembok China

Salah satu tembok buatan manusia iaitu Tembok Besar China. Tembok Besar China bukanlah Tembok Besi Zulkarnain tetapi ia juga dapat digunakan untuk memperkukuhkan lagi pertahan di Asia Tengah

Dalam surah Al-Kahfi ayat ke-90 ada menyatakan bahawa Zulkarnain tiba ‘di tempat terbitnya matahari’ yang mana lokasinya adalah di Timur bumi. Yakjuj dan Makjuj berasal dari bangsa Tartar, Khazar dan juga Mongol iaitu di sekitar selatan Russia, Mongolia serta Kazakhstan. Sesetengah ulama' juga ada menceritakan bahawa bangsa itu telah lama dikurung di kawasan Asia Tengah. Mengikut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, ciri-ciri suku kaum Yakjuj dan Makjuj dikatakan seperti orang Asia Tengah iaitu berkulit kuning, bermuka bulat, dan tidak ubah seperti bangsa Scythian Asiatik (Mongol = Yakjuj) dan Scythian Eropah (Russia Selatan = Makjuj). Hipotesis yang paling kuat buat masa ini telah menyatakan bahawa memang mereka ialah bangsa itu (segala kebenarannya hanyalah milik Allah swt)

Jika kita mengatakan bahawa bangsa Yakjuj dan Makjuj itu hanya hidup di dalam tanah dan sentiasa mengoreknya sehingga ke hari ini adalah tidak logik sama sekali kerana amat mustahil jika sesorang manusia dapat hidup di dalam tanah tanpa berbekalkan udara dan makanan yang mencukupi juga tanpa cahaya matahari! Tembok yang telah menjadi penghalang terhadap suku kaum Yakjuj dan Makjuj daripada keluar telah lama dikorek dan dihancurkan oleh mereka. Kini mereka hanya menunggu masa sahaja untuk melakukan keganasan dan kemusnahan di penghujung dunia kelak!

maka bisa saja pada awal-awal Yakjuj dan Makjuj disebut secara global saja, kemudian nabi melihat tabirnya rangkaian peristiwa akhir jaman kemudian nabi telah dapat memperinci ciri-ciri Yakjuj dan Makjuj secara suku dan bangsa hingga penyebutannya secara ciri atau secara nama suku, seperti ciri-ciri salah satu dari Yakjuj dan Makjuj pada awal muncul yang terbukti pada serangan bangsa Mongol.

Nabi Muhammad saw pernah menyebutkan tentang ciri-ciri Ya’juj Ma’juj yang mirip ciri-ciri bangsa Tartar (Mongol) yang menyerang dahulu. Disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad rahimahullahu, dari bibinya, Ibnu Harmalah, dia berkata: Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslim memerangi kaum ‘Turk’ (Tartar), kaum yang wajahnya (licin dan lebar) seperti perisai. Mereka akan mengenakan pakaian (yang terbuat) dari bulu, dan mereka berjalan mengenakan (sepatu yang terbuat) dari bulu”. (HR. Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i)

Menurut penjelasan lain, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan tiba Kiamat hingga kalian memerangi kaum yang alas kakinya terbuat dari bulu. Dan kiamat tidak akan tiba sampai kalian memerangi kaum yang bermata kecil dan berhidung mancung” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah)

Imam Nawawi mengatakan, “Mereka – Kaum Tartar – ada di sekitar kita saat ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam telah memberitahukan kepada kita deskripsi lengkap tentang mereka. Mereka memiliki mata yang kecil, berwajah merah, hidung mancung, bermuka lebar dan licin, serta menggunakan pakaian dan alas kaki dari bulu. Hingga kini mereka masih hidup”. Pada saat itu (pada saat Imam Nawawi berkata tentang hal ini) terjadi perang antara kaum Muslimin dengan bangsa Tartar (Mongol).

SALAM PERSAUDARAAN....!!!
Kirimkan kritik dan saran untuk kebaikan bersama.

  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY DAN DOWNLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK DOWOLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT DAN MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT
  • KLIK UNTUK MELIHAT

Chatting Temu Kangen Sedulur,
Salam Persaudaraan...!!!"