Derbent
dan Darial Gorge
Di sebuah kota yang bernama Derbent, yang merupakan ibukota Republik
Dagestan di Rusia; terdapat sebuah gerbang besi (ion gate) yang dulunya
digunakan sebagai benteng pertahanan terhadap serangan musuh. Sebagai hasil
dari kekhasan geografis, Derbent dikembangkan diantara dua dinding yang
membentang antara Pegunungan Kaukasus dan Perairan Besar di Wilayah Timur Bumi
(termasuk Laut Kaspia dan Laut Hitam). Secara historis, posisi ini memungkinkan
penguasa Derbent untuk mengontrol lalu lintas darat antara Stepa Eurasia
dan Timur Tengah.
Inilah gerbang
besi (ion gate) yang berada di kota Derbent, Dagestan-Rusia
Benteng tersebut telah jatuh
berkali-kali ke tangan berbagai bangsa. Sempat dibangun kembali pada masa
Dinasti Sassanid (Persia) berkuasa, namun kembali hancur setelah jatuh dan
diperebutkan lagi oleh berbagai negara. Pada akhirnya selama Ekspedisi
Persia 1796 , Derbent diserbu oleh pasukan Rusia di bawah pimpinan Valerian
Zubov. Sebagai konsekuensi dari Perjanjian Gulistan 1813 antara Rusia
dan Persia, Derbent menjadi bagian dari Rusia hingga saat ini. Wikipedia
menyebutkan Benteng Derbent mulai digunakan pada akhir abad ke-5 atau awal abad
ke-6 Sebelum Masehi oleh raja-raja Persia.
Darband sendiri berarti closed
gates (gerbang ditutup), atau “knot gates” atau “lock gates”, yang berarti
gerbang terkunci.
Perlu pula diketahui disini bahwa
penyeberangan ke Derbent pada saat itu praktis hanya dari punggung Kaukasus
yakni Celah Darial (Darial Gorge). Darial Gorge adalah ngarai di perbatasan
antara Rusia dan Georgia. Terletak di dasar timur
dari Gunung Kazbek (salah satu Pegunungan Kaukasus), terlewat oleh
sungai Terek untuk jarak 8 meter antara bukit batu (1800 m/5900 kaki) dan
selatan Vladikavkaz.
Di Darial Gorge inilah banyak
ditemukan bekas reruntuhan dan leburan logam, yang ditengarai merupakan
campuran besi dan tembaga, sehingga saya memperkirakan bahwa Darial Gorge
adalah lokasi yang dimaksud oleh Al-Qur’an.
Tampak Darial
Gorge yang dipenuhi bekas leburan logam dilihat dari atas satelit
Patut pula diketahui disini bahwa
sebelumnya para sejarawan sempat menyimpulkan bahwa Derbent didirikan oleh
penguasa Persia Sassanid, yakni Khosrau I Anushirvan, yang menggunakan dinding
untuk menangkis serangan bangsa Khazar dari Utara. Namun penggalian arkeologi
pada tahun 1971 menunjukkan hasil sensasional yang mengejutkan banyak pihak. Benteng
Derbent ternyata berusia jauh lebih tua dari era Khosrau I. Diperkirakan
benteng tersebut telah dibangun pada awal milenium ke-3 Sebelum Masehi, yang
berarti sudah berusia lebih dari 5.000 tahun. Begitu pula dengan Darial Gorge,
yang menurut banyak sejarawan berasal dari kata Dar-e alan yang berarti Gerbang
Alans di Persia. Kata alans merujuk pada sebutan sekelompok suku Sarmatian
yang merupakan suku nomaden yang muncul sekitar tahun 700 SM. Ini sungguh
sangat mengherankan, sebab hal tersebut berarti jauh sebelum era Darius I
dinding besi tersebut telah ada; padahal baik dinding besi Derbent maupun
Darial Gorge memiliki pertalian yang erat dengan nama Darius.
Derbent Wall
Derbent Wall merupakan salah satu
tembok yang menghalang Yakjuj Makjuj untuk keluar ke daerah lain. Ia bukanlah
dibuat oleh Zulkarnain tetapi ia dapat membantu memperkukuhkan lagi pertahanan
terhadap serangan Yakjuj Makjuj.
Bencana
Di Belakang Gunung
Puncak gunung yang dikatakan
sebagai tempat Yakjuj Makjuj akan turun di akhir jaman nanti adalah di
pergunungan Caucasus dan juga banjaran-banjaran tinggi di sekitar Mongolia,
Kazakhstan dan juga Russia Selatan contohnya seperti banjaran Himalaya, Tien
Shan, Elbruz, dan lain-lain. Banjaran-banjaran yang tinggi itu merupakan tembok
alam ciptaan Allah swt sebagai penghalang daripada ancaman dashyat Yakjuj dan
Makjuj dan selebihnya pula adalah tembok-tembok ciptaan manusia sendiri iaitu
Tembok Besi Iskandar Zulkarnain di Fergana, Tembok Besar China, Gerbang Besi
Tiemen Kuan, Tembok Derbend di Gunung Caucasus, Tembok Gorgan di Iran Utara dan
Tembok Kota Zeng Zhou (segala kebenarannya hanyalah milik Allah swt).
Tembok alam di
utara dunia
Tembok-tembok inilah yang
dikatakan telah menyekat serangan Yakjuj dan Makjuj terhadap penduduk
terdekat suatu ketika dahulu. Selain dari kisah sejarah Tembok Besi Zulkarnain,
pernahkah anda meneliti sejarah mengenai tujuan pembinaan Tembok Besar
China?.
Sejarah telah mencatatkan bahawa
puak-puak nomad Mongol (diyakini sebagai suku kaum Yakjuj) dan puak-puak nomad
Turkik (diyakini sebagai kaum Makjuj) telah lama mengganggu dan menyerang
ketenteraman penduduk di China lalu Tembok Besar China dibina bagi menghalang
kaum Yakjuj dan Makjuj daripada mencoroboh masuk! Perhatian, Tembok Besar China
bukanlah tembok yang dibina oleh Zulkarnain.
Tembok China
Salah satu tembok buatan manusia
iaitu Tembok Besar China. Tembok Besar China bukanlah Tembok Besi
Zulkarnain tetapi ia juga dapat digunakan untuk memperkukuhkan lagi pertahan di
Asia Tengah
Dalam surah Al-Kahfi ayat ke-90
ada menyatakan bahawa Zulkarnain tiba ‘di tempat terbitnya matahari’ yang mana
lokasinya adalah di Timur bumi. Yakjuj dan Makjuj berasal dari bangsa Tartar,
Khazar dan juga Mongol iaitu di sekitar selatan Russia, Mongolia serta
Kazakhstan. Sesetengah ulama' juga ada menceritakan bahawa bangsa itu telah
lama dikurung di kawasan Asia Tengah. Mengikut hadis yang diriwayatkan oleh
Imam Ahmad, ciri-ciri suku kaum Yakjuj dan Makjuj dikatakan seperti orang Asia
Tengah iaitu berkulit kuning, bermuka bulat, dan tidak ubah seperti bangsa
Scythian Asiatik (Mongol = Yakjuj) dan Scythian Eropah (Russia Selatan =
Makjuj). Hipotesis yang paling kuat buat masa ini telah menyatakan bahawa
memang mereka ialah bangsa itu (segala kebenarannya hanyalah milik Allah swt)
Jika kita mengatakan bahawa
bangsa Yakjuj dan Makjuj itu hanya hidup di dalam tanah dan sentiasa
mengoreknya sehingga ke hari ini adalah tidak logik sama sekali kerana amat
mustahil jika sesorang manusia dapat hidup di dalam tanah tanpa berbekalkan
udara dan makanan yang mencukupi juga tanpa cahaya matahari! Tembok yang telah
menjadi penghalang terhadap suku kaum Yakjuj dan Makjuj daripada keluar telah
lama dikorek dan dihancurkan oleh mereka. Kini mereka hanya menunggu masa
sahaja untuk melakukan keganasan dan kemusnahan di penghujung dunia kelak!
maka bisa saja pada awal-awal
Yakjuj dan Makjuj disebut secara global saja, kemudian nabi melihat tabirnya
rangkaian peristiwa akhir jaman kemudian nabi telah dapat memperinci ciri-ciri
Yakjuj dan Makjuj secara suku dan bangsa hingga penyebutannya secara ciri atau
secara nama suku, seperti ciri-ciri salah satu dari Yakjuj dan Makjuj pada awal
muncul yang terbukti pada serangan bangsa Mongol.
Nabi Muhammad saw pernah
menyebutkan tentang ciri-ciri Ya’juj Ma’juj yang mirip ciri-ciri bangsa Tartar
(Mongol) yang menyerang dahulu. Disebutkan dalam riwayat Al-Imam Ahmad
rahimahullahu, dari bibinya, Ibnu Harmalah, dia berkata: Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Belum akan tiba kiamat
sehingga kaum muslim memerangi kaum ‘Turk’ (Tartar), kaum yang wajahnya (licin
dan lebar) seperti perisai. Mereka akan mengenakan pakaian (yang terbuat) dari
bulu, dan mereka berjalan mengenakan (sepatu yang terbuat) dari bulu”. (HR.
Muslim, Abu Dawud, dan an-Nasa’i)
Menurut penjelasan lain,
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan tiba Kiamat hingga kalian memerangi kaum yang alas kakinya
terbuat dari bulu. Dan kiamat tidak akan tiba sampai kalian memerangi kaum yang
bermata kecil dan berhidung mancung” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah)
Imam Nawawi mengatakan, “Mereka –
Kaum Tartar – ada di sekitar kita saat ini. Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam telah memberitahukan kepada kita deskripsi lengkap tentang mereka.
Mereka memiliki mata yang kecil, berwajah merah, hidung mancung, bermuka lebar
dan licin, serta menggunakan pakaian dan alas kaki dari bulu. Hingga kini
mereka masih hidup”. Pada saat itu (pada saat Imam Nawawi berkata tentang hal
ini) terjadi perang antara kaum Muslimin dengan bangsa Tartar (Mongol).