Hingga apabila dia telah sampai
di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum
yang hampir tidak mengerti pembicaraan
Mereka berkata: "Hai
Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang membuat
kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran
kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
Dzulkarnain berkata: "Apa
yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka
tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan
dinding antara kamu dan mereka,
berilah aku potongan-potongan
besi." Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak)
gunung itu, berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)." Hingga
apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata:
"Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku kutuangkan ke atas besi
panas itu."
Maka mereka tidak bisa mendakinya
dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.
Dzulkarnain berkata: "Ini
(dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah datang janji Tuhanku,
Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar."
Kami biarkan mereka di hari itu
bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi sangkakala,
lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya, QS. Al-Kahfi: 93-99
Apa
sebenarnya tujuan didirikannya tembok Zulkarnain, hal yang pasti itu merupakan
permintaan dari hanya satu kaum “kaum yang hampir tidak mengerti
pembicaraan” untuk apa (agar aku
membuatkan dinding antara kamu dan mereka) mereka minta dibuatkan dinding
pembatas wilayah mereka dengan Yakjuj dan Makjuj, siapakah mereka yaitu “sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu
orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi” berarti bisa dijelaskan
bahwa :
- Tujuan awal dinding ini agar mereka (hanya satu kaum) mendapatkan perlindungan dari serangan (diperangi) Yakjuj dan Makjuj,
- Berarti hal kedua bisa diartikan pula adalah bahwa Yakjuj dan Makjuj pernah melakukan kerusakan/peperangan sebelum-sebelumnya yang mengakibatkan kerusakan dan pembunuhan yang besar, karena itu kaum ini minta dibuatkan pembatas wilayah mereka yang terbuka dari serangan dan menunjukkan selalu ketidakmampuan melawan serangan tersebut. ini dapat diartikan pula ciri-ciri Yakjuj dan Makjuj adalah bangsa yang suka membuat kerusakan, kita harus meneliti sejarah siapakah bangsa yang suka membuat kerusakan dalam peperangan dan berhubungan dengan turunan dari utara ini. (di dalam sumber literatur yang penulis sertakan dibawah ada dijelaskan perjalanan asal-usul, suku bangsa Yakjuj dan Makjuj dan turunannya)
- Dari sini ada hal ketiga yang berarti cukup tembok diantara dua gunung itu saja, mereka telah dapat selamat, kenapa demikian, berdasarkan penelitian dan beberapa penjelasan diatas, jelaslah bahwa hanya sedikit ruang tembus di daerah mereka (kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan) yaitu disekitar pegunungan kaukakus dimanapun tembok itu sebenarnya berada, sementara bila Yakjuj dan Makjuj ingin menyerang kaum ini lagi maka ia harus berputar jauh dulu kearah timur atau barat, dan ini bisa memakan waktu lama dan termaksud bahwa kaum Yakjuj dan Makjuj ini akan berhadapan dahulu dengan bangsa-bangsa lain yang ada di timur dan barat, seperti berputar ke timur, akan bertemu bangsa China dan ternyata bangsa China membuat tembok pula disana (Puncak gunung yang dikatakan sebagai tempat Yakjuj Makjuj akan turun di akhir jaman nanti adalah di pergunungan Caucasus dan juga banjaran-banjaran tinggi di sekitar Mongolia, Kazakhstan dan juga Russia Selatan contohnya seperti banjaran Himalaya, Tien Shan, Elbruz, dan lain-lain. Banjaran-banjaran yang tinggi itu merupakan tembok alam ciptaan Allah swt sebagai penghalang daripada ancaman dashyat Yakjuj dan Makjuj dan selebihnya pula adalah tembok-tembok ciptaan manusia sendiri iaitu Tembok Besi Iskandar Zulkarnain di Fergana, Tembok Besar China, Gerbang Besi Tiemen Kuan, Tembok Derbend di Gunung Caucasus, Tembok Gorgan di Iran Utara dan Tembok Kota Zeng Zhou).
- Ternyata dari penutupan celah antara dua gunung ini pula telah menyelamatkan wilayah Khurasan, Persia dan Timur Tengah dari serangan langsung Yakjuj dan Makjuj, bila pun mereka mau menyerang Khurasan, Persia dan Timur Tengah maka mereka harus berputar jauh dahulu atau hanya bila dinding tembok telah runtuh.
"Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan
Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan
telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba
terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); "Aduhai
celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan
kami adalah orang-orang yang zhalim." (QS. Al-Anbiya 21:96)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam berkhutbah dalam keadaan jarinya terbalut karena tersengat kalajengking.
Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh. Padahal sesungguhnya
kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj dan Ma’juj, lebar
mukanya, kecil matanya, dan menyala (terang) rambutnya. Mereka mengalir dari
tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka seperti perisai”.
Dalam nash ini “mereka turun dengan cepat dari seluruh
tempat yang tinggi”, bila dikaitkan di jaman pertengahan bisa diartikan
dari gunung-gunung yang memang bisa seperti itu karena halangan mereka adalah
pegunungan kaukakus, bila dikaitkan jaman sekarang, bangsa turunan Yakjuj dan
Makjuj haruslah pula sebagai suku yang tidak lagi liar dan mengikuti
perkembangan teknologi sekarang atau bagian peradaban maju sekarang, berarti
bisa turun cepat dari tempat tinggi dapat diartikan dua hal, arti pertama adalah mereka sebagai
penguasa/pemimpin (tempat tinggi adalah para penguasa atau para pemimpin
sebagai makna kiasan), artinya mereka penguasa atau pemimpin di beberapa
bagian/bangsa dunia, baik terlihat atau terselubung, Arti kedua adalah turun dari langit sebagai tempat yang tinggi atau
dikatakan pesawat-pesawat dengan parasut, wajah seperti perisai layaknya
tentara yang mencoret-coret wajah atau memakai helm perang, mata yang kecil
layaknya keadaan orang yang lagi mabuk dan narkotika. Siapakah diantara ras-ras
atau bangsa-bangsa sekarang yang dapat membawa banyak pasukan di atas langit
atau banyak memimpin di dunia yang banyak membuat perang dan meninggalkan
kerusakan perang yang parah termaksud pembantaian dan pembunuhan? anda harus
lihat perang dunia kesatu dan kedua dan perang-perang yang terjadi dari jaman
khalifah hingga jaman sekarang dan tentu saja berhubungan dan merupakan masih
anak turunan dari bangsa di utara ini. Anda bisa lihat sejarah Salahuddin Al Ayyubi
dan Quthbuddin Al Yunaini, siapa yang membantai banyak manusia dan
menghancurkan kota-kota pada jaman itu. Jangan katakan mereka bangsa Allien
dengan UFO-nya soalnya mereka pernah membuat beberapa kali kerusakan-kerusakan
dahulu kala dan pernah terkurung wilayahnya.
Ibnu Katsir menerangkan bahwa
mereka adalah dari keturunan Adam dari keturunan Nuh, dari anak keturunan
Yafits yakni nenek moyang bangsa “Turk” yang terisolir oleh benteng tinggi yang
dibangun oleh Dzulqarnain.
Magogh
bin Yafet bin Nuh bin Lamik (Lamaka) bin Metusyalih (Matu Salij) bin Idris bin
Yarid bin Mahlail bin Qianan bin Anus bin Syit bin Adam.
Ya’juj dan Ma’juj adalah
merupakan keturunan manusia, yaitu masih keturunan anak lelaki Nuh bernama
Yafis dan berhijrah ke utara, yaitu ke Eropa dan Rusia bagian Selatan, selepas
banjir kering. Keturunan Sam berpindah di sekitar bumi Kanaan lalu membentuk
bangsa Arab dan sekitarnya. Keturunan Ham pula berhijrah ke Afrika lalu
membentuk bangsa Afrika.
Oleh itu sekiranya seseorang itu berketurunan
nabi, beliau semestinya manusia dan malahan boleh dianggap berketurunan mulia
dan baik-baik. Oleh itu, tidak munasbah menyatakan Ya’juj dan Ma’juj makhluk
ghaib (jin?) tetapi berketurunan nabi-nabi.
Turun
dengan cepatnya bisa diartikan sebagai strategi serangan/barisan
yang kuat atau piawai/memiliki kecepatan (seperti berkuda atau berkendaraan dan
berpesawat) atau serangaan yang sangat kilat dalam menghancurkan/ahli dalam
membuat persenjataan yang hebat, jitu dan cepat.
Satu Yakjuj dan yang lain Makjuj
seakan-akan menjelaskan bahwa bangsa ini terdiri dari dua ras genetika suku
bangsa terbesar yang bila dikaitkan sebagai anak turunan nabi Adam as (bapak
peradaban awal dan bapak manusia) atau anak turunan nabi Nuh as (bapak
peradaban tengah dan sekarang) dan bila dikaitkan dengan jumlahnya yang sangat
banyak, kita bisa melihat mereka seharusnya sekarang adalah bangsa yang
jumlahnya sangat besar, maka kita harus meneliti 2 genetika ras terbesar di
dunia yang paling banyak terdapat pada manusia.
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu
meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Belum akan tiba kiamat sehingga kaum muslim
memerangi kaum ‘Turk’ (Tartar), kaum yang wajahnya (licin dan lebar) seperti
perisai. Mereka akan mengenakan pakaian (yang terbuat) dari bulu, dan mereka
berjalan mengenakan (sepatu yang terbuat) dari bulu”. (HR. Muslim, Abu
Dawud, dan an-Nasa’i)
Menurut penjelasan lain,
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tidak akan tiba Kiamat hingga kalian memerangi kaum yang alas kakinya
terbuat dari bulu. Dan kiamat tidak akan tiba sampai kalian memerangi kaum yang
bermata kecil dan berhidung mancung” (HR. Bukhari, Muslim, dan Ibnu Majah)
Dua hadis ini cocok dengan apa
yang terjadi terhadap ciri-ciri dan serangan bangsa Mongol, maka salah satu
genetika rasnya adalah sama dengan yang di jumpai pada bangsa ini.
Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala
mewahyukan kepada Isa ‘alaihissalam: Sesungguhnya
aku mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada kemampuan bagi seorang pun untuk
memeranginya. Maka biarkanlah mereka hamba-hamba-Ku menuju Thuur. Lalu Allah
Subhanahu wa Ta’ala keluarkan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka mengalir dari
tiap-tiap tempat yang tinggi. Kemudian mereka melewati danau Thabariyah, dan
meminum seluruh air yang ada padanya. Hingga ketika barisan paling belakang
mereka sampai di danau tersebut mereka berkata: “Sungguh dahulu di sini masih ada airnya….” (HR. Muslim)
Kata-kata : “Sungguh dahulu di sini masih ada airnya….” Sangat jelas
pengertiannya bahwa orang yang berkata
seperti itu pernah melihat secara langsung tempat itu atau pernah mendengar
kabar/informasi/TV/internet tempat itu, seperti bila Anda berkata: “Sungguh dahulu disini tidak ada jalan
aspal/Sungguh dahulu disini masih ada pasar”. Jadi bila mereka adalah orang
yang terkurung atau berada di dalam bumi bagaimana mereka tau bahwa dahulu di
danau Thabariyah banyak air, bila merujuk sebelum kurungan yang notabene awalnya
beribu tahun lalu sebelum terbuka, tidak mungkin nenek moyang-moyang Yakjuj dan
Makjuj ini masih hidup ribuaan tahun dan menceritakan adanya danau tersebut
kecuali mereka dahulu adalah terpelajar dan menuliskan di manuskrip (ada hadis
dan ayat yang menggambarkan bahwa tidak ada makhluk atau manusia yang dibuat
kekal). Maka yang tepat adalah orang-orang yang ada disekitar daratan bumi yang
punya akses atau berita dan informasi. Dan perlu Anda ketahui bahwa Danau
Thabariyah ini telah ¼ nya kering dan benar-benar dipakai buat di minum, dari
barisan pertama kali yang datang menduduki tanah ini hingga yang datang
berkunjung hari ini ke Israel. Penulis belum tahu pasti akan barisan
keberapakah di esok hari yang datang ke Israel yang tidak kebagian minuman dari
danau Thabariyah ini. Yang kering air-nya juga kemungkinan akan dibantu oleh 3
tahun kemarau hingga lebih cepat dari perkiraan.
Dari abu hurairoh bahwa
Rasulullah bersabda, sesungguhnya yajuj
dan majuj menggali [Dinding] setiap hari. ketika mereka nyaris melihat sinar
matahari berkatalah orang yang di atas mereka. Kembalilah dan kita akan
menggalinya lagi besok. Allah lalu mengembalikanya lebih rapat dari semula.
Hingga mereka sampai ke tempat mereka dan Allah berkehendak untuk membangkitkan
mereka kepada manusia. Mereka menggali sampai ketika mereka nyaris melihat
cahaya matahari, berkatalah pemimpin mereka, kembalilah, kita akan menggalinya
lagi besok. Hari berikutnya mereka kembali dan keadaanya sama seperti pada hari
mereka meninggalkanya. Maka menggalinya dan keluar kepada manusia. Mereka
mengeringkan air. Orang orang berlindung dari mereka di benteng benteng.”
Gambaran melihat sinar matahari lebih bersifat kiasan bahwa mereka ingin
segera keluar dari kurungan wilayahnya dan berbuat apa yang mereka mau sebagai
kemerdekaan bebas sebebas-bebasnya seperti orang yang berada lama di penjara
yang berkata ingin segera melihat matahari (keluar penjara) hingga tidak
henti-hentinya mencari jalan kebebasan namun selalu dihalangi karena belum
waktunya tersebut dan juga bila di rujuk ke arah bawah wilayahnya (selatan)
termaksud salah satunya adalah wilayah khurasan yang dikatakan dengan nama lain
sebagai “tempat terbitnya matahari” bisa diartikan pula seakan-akan mau cepat
bebas dan bergerak menyerbu ke daerah sana namun terhalang bangunan tinggi alam
dan buatan yang tak dapat dilewati. Penghadangan tembok ini terjadi selama 2000
tahun, mengingat pengulangan 2x hari (2 x 1000) pada hadis sampai akhirnya
terbuka.
Diriwayatkan oleh Al-Hakim dan
Ibnu Mardhawiyyah melalui Abdullah bin Amru, juga diriwayatkan oleh Abdu bin
Hamid melalui sanad sahih daripada Abdullah bin Salam: “Sesungguhnya (Yakjuj dan Makjuj) daripada zuriat Adam dan di belakang
mereka ada tiga umat, tidak mati di kalangan mereka melainkan meninggalkan
lebih daripada seribu zuriat.
Dari Tabrani dan Ibnu
Mardhawiyyah dan Al-Baihaqi dan Abdu bin Hamid daripada Ibnu Umar: “Dinamakan (Yakjuj dan Makjuj) kepada tiga
umat: Tawil, Taris dan Mansik”.
Imam Al-Alusi berpendapat bahawa
Yakjuj dan Makjuj mempunyai umur yang paling panjang. Ibnu Kathir telah berkata
bahawa bilangan mereka tidak dapat ditetapkan, tetapi pasti jumlah mereka
sangat ramai.
mereka
tidak mati sebelum melihat seribu keturunannya (zuriat),
dikatakan bahwa Yakjuj dan Makjuj tidak akan mati kecuali melihat seribu
keturunannya, mengapa demikian? Ada tiga pengertian disini :
- Bahwa semenjak dahulu mereka adalah orang-orang berprilaku barbar dan kafir, yaitu yang suka melakukan pergaulan bebas dan perkosaan yang merupakan bagian sifat barbar dan sifat penganut kebebasan sebebas-bebasnya, bahkan hingga sekarang pergaulan bebas itu masih terwujud, hingga layaklah mereka memiliki perkembangan bilangan turunan ras yang akan sangat banyak dan sub-keturunan suku dan bangsa yang banyak karena percampuran antar suku-suku mereka yang sesama penyuka gaul bebas, janganlah berpikir bahwa pengertian diatas adalah tiap satu orang bisa memiliki seribu anak, karena pengertian ini adalah pengertian yang kedua namun secara kiasan. Walaupun ada juga diantara mereka punya lebih dari 100 anak seperti Kaisar/Raja dan kaum bangsawan yang punya banyak selir.
- Yakjuj dan Makjuj tidak akan mati kecuali telah melihat 1000 orang lainnya telah mengikuti ajakan, paham atau kepercayaan mereka, seperti : Demokrasi, Liberalisme, Materialisme, Komunisme, dan nisme-nisme lainnya. Bolehlah kita katakan bahwa kepercayaan dari sub-suku-suku dan sub-bangsa-bangsa Yakjuj dan Makjuj memiliki kepercayaan Atheisme, Paganisme, Dinamisme, Animisme, Polytaisme, dsb dengan sistem anutannya demokrasi, liberal, komunis, materialis, dsb. Selain tentu saja bukan Islam. Seribu keturunan diartikan tiap pemimpinan kepercayaan atau ideologi mampu membawa seribu orang lain yang mengikutinya dan menjadi pengikut aliran dan faham mereka dan pengikut ini mengembangkannya lagi ke 1000 orang lainnya dan seterusnya.
- Bisa juga pemaknaannya seribu keturunan adalah turunan dari awal hingga akhir telah menjadi berkembang berjumlah 1000 sub-suku-suku/bangsa-bangsa di dunia, baru Yakjuj dan Makjuj mati secara global yaitu pada saat mereka terkumpul diakhir jaman menyerang pasukan Imam Mahdi dengan jumlah suku yang menyerang sebanyak 1000 suku.
Mengapa demikian? Masih ingatkah
akan Hadis Qudsi ini :
dari abu said al kudri dari
rosulullah beliau bersabda: 'allah
berfirman! 'wahai adam! Lalu adam menjawab, 'aku sambut panggilanmu ya allah,
dan dengan bahagia aku menerima perintahmu, segala kebaikan berada di tanganmu.
Kemudian ia berfirman, 'keluarkanlah
pasukan ahli neraka! Adam bertanya, 'apakah pasukan ahli neraka itu? Allah berfirman, dari 1000 orang ada 999
orang (yang masuk neraka). Maka ketika itu anak anak kecil rambutnya
mendadak beruban, setiap yang hamil melahirkan kandunganya, dan kamu lihat
manusia sama mabuk padahal mereka tidak mabuk, melainkan hanya adzab Allah itu
pedih. Para sahabat bertanya, 'wahai rosulullah, bagaimana posisi kita kalau
yang bukan pasukan neraka itu hanya satu orang di antara seribu orang? Beliau menjawab, bergembiralah karena di
antara kamu hanya seorang (yang masuk neraka) sedangkan dari yajuj dan majuj
seribu orang (yang masuk neraka). Shahih bukhari.
Hadis ini selain menggambarkan
jumlah perbandingan penduduk Surga dan Neraka tapi juga menggambarkan di akhir
jaman selain dari orang Islam adalah pasukan Neraka, berarti merujuk
keseluruhan bangsa-bangsa dunia selain dari Islam, adalah pasukan Neraka, bila
kurang jelas bisa diartikan selain dari Islam, agama dan kepercayaan apapun
adalah pasukan Neraka, yaitu bisa juga diperbandingan umat Neraka dari umat
Islam dengan pasukan Neraka yang lain adalah 1:1000, dan siapakah yang
dibandingkan ini, Yakjuj dan Makjuj maka malah dibilang tidak akan mati melihat
1000 turunan/pengikut ideologi dan kepercayaan mereka, sama dengan pembanding
ke orang Islam 1:1000. Masih tidak percaya bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah
bangsa seluruh dunia yang akan menjadi lawan tanding pada perang Dajjal bagi
umat Islam “Bergembiralah, karena kalian
berada di dalam dua umat, tidaklah umat tersebut berbaur dengan umat yang lain
melainkan akan memperbanyaknya, yaitu Ya’juj dan Ma’juj. Pada lafaz yang lain:
“Dan tidaklah posisi kalian di antara manusia melainkan seperti rambut putih di
kulit sapi yang hitam, atau seperti rambut hitam di kulit sapi yang putih.”. Masih
nga percaya, lihat lebih lengkap dua Hadis Qudsi ini lagi, lagi-lagi ada
perkataan perbandingan dengan Yakjuj dan Makjuj, masih tidak percaya ya, di
Injil saja ada dikisahkan tentang Dajjal yang akan menyesatkan seluruh bangsa
yang teridentifikasi turunan Yakjuj dan Makjuj atau Gog dan Magog “Dan ia akan keluar untuk menyesatakan bangsa-bangsa yang tersebar di
keempat penjuru bumi, seperti Gog Magog. Mereka akan dikumpulkan oleh Iblis untuk berperang. Jumlah mereka seperti pasir
ditepi laut.” (Wahyu 20:8) dan pasukan Neraka ini adalah keturunan nabi
Adam as berarti manusia lah Yakjuj dan Makjuj, Posisi Kita diakhir jaman adalah
berada di dalam dua umat ini, kedua umat ini kalau berbaur entah karena
ideologi atau pergaulan bebas atau kepercayaan dan agamanya melainkan akan
memperbanyaknya, siapa, ya Yakjuj dan Makjuj, klo tidak kenapa Kita hanya
disebut diantara dua umat yakni umat Yakjuj dan umat Makjuj dan kemana
umat-umat/bangsa-bangsa/suku-suku lain seperti Yahudi, Nasrani, bani Ishaq,
Rum, Khuz dan Kirman dan bani-bani lainnya?, bukankah masih ada anak-anak dan
wanita-wanita yang tidak berperang. Malahan umat Islam dikatakan didalamnya
lagi bukan diantaranya, berarti ada juga mereka yang telah Islam sebelumnya
dengan kata lain, bisa saja suku Anda adalah bagian Yakjuj dan Makjuj namun
Anda tidak karena keislaman tersebut. Masih tidak percaya, satu lagi
penguatnya, yaitu ada hadis dari Ibnu Abbas: “Bumi itu terbagi menjadi enam. Lima bagian dihuni oleh Yakjuj dan
Makjuj, sedangkan yang satu dihuni oleh makhluk yang lain” (pen: dunia
mengenal adanya 6 benua) dan Dari Imran
bin Hushain r.a., Rasulullah saw. bersabda,’...dan demi jiwaku yang berada
dalam genggaman-Nya bahwa kalian adalah kilauan dua makhluk yang selalu
berkembang jumlahnya yaitu Yakjuj dan Makjuj yang berasal dari keturuan Adam,
keturunan Iblis’ (HR Turmudzi). Jadi musuh Islam akhir jaman dalam perang
Dajjal adalah perbandingan pasukan Islam 1:1000 dari seluruh bangsa-bangsa juga
secara global dan secara penamaan global. Pernahkan meneliti rambut putih
diantara rambut hitam, berapakah perbandingannya?. Apakah seluruh dunia yang
akan menyerang Kita? Tentu, Tidak!.
Karena masih ada peradaban
setelah “periode jaman Islam akhir” nantinya yaitu peradaban “periode jaman
Kiamat”, dimana satu pria berbanding 50 wanita, tidak heran banyak wanita
mengejar pria akan menyebabkan pergaulan yang sangat bebas pada masa tersebut
(ciri pergaulan bebeas ini selalu melekat dari dahulu), masih ada umat-umat
lain yang diselamatkan Allah dijauhkan dari Dajjal dan Yakjuj dan Makjuj, masih
ada umat kafir tapi yang mengaku diri Islam (kaum munafik dan fasik) dan masih
ada mereka sisa-sisa Yakjuj dan Makjuj yang tidak berperang, yaitu kebanyakan
anak-anak dan istri-istri mereka dan sedikit pria yang tidak berperang yang
kelak akan diIslamkan kembali oleh nabi Isa as, jadi tujuannya di akhir jaman
adalah penghancuran umat Islam kelak bukan penghancuran keseluruhan kota-kota
dan peradaban dunia tapi akan fokus pada umat Islam, peradaban dan kota-kotanya
dan ini sesuai dengan tujuan sebenarnya New
World Order dan Depopulation Program, dimana ini bukan pengurangan manusia
di bumi menjadi hingga 500.000.000 jiwa saja, melainkan punya tabir lain yang
bertujuan sebenarnya adalah penghapusan Islam dari muka bumi dengan salah satu
caranya membiarkan perang atau membuat perang yang didalamnya termaksud pula
adanya sabotase dan spionase. Dan perlu diingat Yakjuj dan Makjuj adalah
bangsa-bangsa dengan kekerasan, jadi pada masa sebelum dan saat perang Dajjal
akan terjadi peperangan-peperangan yang saling menghancurkan antara
bangsa-bangsa itu juga atau ini akan termaksud rangkaian perang dunia ketiga,
Namun perlu diingatkan kembali dan yang dimaksud Yakjuj dan Makjuj sendiri
seperti di gambaran hadis-hadis lain adalah yang dipercaya berhubungan dengan
turunan dari bangsa utara pada kisah Zulkarnain. Masalahnya bangsa yang
diidentifikasi ini sub-turunannya benar-benar telah menguasai tempat-tempat
seluruh dunia jaman sekarang ini, di tiap negara bakan ditiap suku ada yang
merupakan turunan campurannya.
Yakjuj dan Makjuj adalah
penyebutan global nama kumpulan besar dari bangsa-bangsa dunia, maka ketika
nabi Muhammad SAW menyebut bangsa Rum dengan 80 bendera, bisa jadi ini adalah
penyebutan Yakjuj dan Makjuj dahulu, kemudian setelah tabir terbuka pada nabi,
maka nabi memberi spesifikasi baru berupa kabar nama suku atau nama bangsa,
bisa jadi pula mengingat ada beberapa gelombang serangan yang akan datang,
serangan dari bangsa-bangsa terakhirlah yang dimaksud Yakjuj dan Makjuj pada
hadis, Yakjuj dan Makjuj adalah serangan gelombang terakhir dari seluruh dunia
selain Islam, siapapun dari bangsa apapun yang ikut pada serangan terakhir itu.
Dalam alkitab dijelaskan bahwa
Yerusalem berada ditengah-tengah dari banyak bangsa-bangsa yang akan
menyerangnya dari segala penjuru bukan hanya dari utara, Anda tahu, yang akan
menyerang itu adalah Gog Magog dan Anda tahu, bahwa yang diartikan bahwa
Yerusalem (baca:Israel) berada ditengah dan siapa bangsa-bangsa yang akan
menyerang dari segala penjuru? dan negara-negara di segala penjuru Israel
notabene adalah negeri-negeri Islam. Anda tahu telah sejak lama Islam lah yang
mereka angap Gog Magog. Maka ketika Hizbullah dan Hamas dan yang lain
bergejolak, mereka tekun memberangusnya. Bahkan Amerika telah membangun banyak
pangkalan disegala penjuru dunia yang strategis dan mengelilingi negeri-negeri
Islam, apakah sebuah persiapan peperangan?. Klo tidak dunia tidak seramai hari
ini hingga puncaknya kelak. Sungguh makar Allah SWT yang hebat!
Dikatakan pula bahwa Yakjuj dan
Makjuj adalah pengikut Dajjal dan Ideologi Dajjal juga “Dan ia akan keluar untuk menyesatkan bangsa-bangsa yang tersebar di
keempat penjuru bumi, seperti Gog Magog. Mereka akan dikumpulkan oleh Iblis
untuk berperang. Jumlah mereka seperti pasir ditepi laut.” (Wahyu 20:8) dan
mengingat femokusannya adalah turunan dan sub-sub turunan dari utara yaitu Turk
atau Bangsa Alan atau Scnthya yang notabene telah bercampur baur dengan sub-turunan
dari 10 suku Yahudi yang hilang. Apakah kalian tidak serasa mabuk melihat dan
mendengar dan mengetahui hal ini bahwa Seluruh Dunia adalah …. Lawan mu.
Mereka akan berkumpul dan
berkumpul makin lebih banyak dan memperbanyak diri dalam serangan gelombang
terakhir menghancurkan kota-kota Islam setelah kekalahan gelombang-gelombang
awal tidak dapat melumpuhkan atau mengalahkan Islam bahkan meskipun telah di
pimpin oleh Dajjal sendiri. Yakjuj dan Makjuj walaupun bisa diartikan seluruh
bangsa di dunia kecuali Islam namun penamaannya difokuskan pada saat perang
saja atau yang membuat kerusakan dan pembantaian dari dahulu hingga sekarang
atau yaitu yang kelak akan menjadi lawan tanding terakhir umat Islam diakhir
jaman saja.
“Bergembiralah,
karena kalian berada di dalam dua umat, tidaklah umat tersebut berbaur dengan
umat yang lain melainkan akan memperbanyaknya, yaitu Ya’juj dan Ma’juj” bisa
diartikan juga umat Islam diantara (umat yang tidak mempunyai Tuhan), seperti
Komunis dan Atheis dan (umat yang Mentuhankan selain Allah SWT), seperti
Liberalis dan Materialis.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda: “Allah berfirman: “Wahai
Adam!” maka ia menjawab: “Labbaik wa sa’daik” kemudian Allah berfirman:
“Keluarkanlah dari keturunanmu ahli neraka!” maka Adam bertanya: “Ya Rabb,
apakah ahli neraka itu?” Allah berfirman: “Dari setiap 1000 orang, 999 di
neraka dan hanya 1 orang yang masuk surga.” Maka ketika itu para sahabat yang
mendengar bergemuruh membicarakan hal tersebut. Mereka bertanya: “Wahai
Rasulullah, siapakah di antara kami yang menjadi satu orang tersebut?” Maka
beliau bersabda: “Bergembiralah, karena kalian berada di dalam dua umat,
tidaklah umat tersebut berbaur dengan umat yang lain melainkan akan
memperbanyaknya, yaitu Ya’juj dan Ma’juj. Pada lafaz yang lain: “Dan tidaklah
posisi kalian di antara manusia melainkan seperti rambut putih di kulit sapi
yang hitam, atau seperti rambut hitam di kulit sapi yang putih.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari Abu Sa'id Radhiyallahu'
anhu, dia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 'Allah Azza Wa Jalla berfirman kepada Adam,
"Wahai Adam!" Adam menjawab, "Saya penuhi panggilan-Mu serta
segala kebahagiaan dan kebaikan ada pada diri-Mu." Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam berkata, 'Allah berfirman, "Keluarkan (para calon
penghuni) utusan neraka." Adam bertanya, "Siapakah utusan penghuni
neraka?" Allah menjawab, "(yaitu) sebanyak 999 orang dari tiap-tiap
1000." Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam berkata, "Demikian itu
ketika anak kecil beruban, sebagaimana dalam firman Allah, "Pada hari
kiamat gugurlah kandungan semua wanita yang hamil dan kamu lihat manusia dalam
keadaaan mabuk, padahal mereka sebenarnya tidak mabuk, akan tetapi adzab Allah
amatlah keras." Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Keadaan
ini sangatlah berat (dahsyat) bagi mereka." Para sahabat bertanya,
"Ya Rasulullah! Siapa di antara kami yang termasuk calon penghuni
neraka?" Rasulullah menjawab, "Bergembiralah kalian, karena
(perbandingannya penghuni neraka) jika dari kaum Ya'juj Ma'juj ada 1000 orang,
maka dari kalian adalah satu orang." Lalu beliau bersabda; "Dan demi
jiwa Muhammad yang berada di tangan-Nya, sungguh aku sangat berharap agar
kalian menjadi '1/4 (seperempat) dari penghuni surga." Maka kami (para
sahabat) langsung bertahmid dan bertakbir kepada Allah. Kemudian Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda lagi, "Dan demi jiwa Muhammad yang
berada di tangan-Nya, sungguh aku sangat berharap agar kalian adalah 1/3 dari
penghuni surga." Maka kami pun langsung bertahmid dan bertakbir kepada
Allah. Kemudian beliau bersabda lagi, "Dan demi jiwa Muhammad yang berada
di tangan-Nya, sungguh aku sangat mengharapkan kalian termasuk setengah dari
penghuni surga. Sesungguhnya perumpamaan kalian dari umat-umat lain adalah
bagaikan bulu putih di kulit lembu hitam, atau bagaikan belang di kaki himar.
Namun
ada perbedaan persepsi Nasrani dan Yahudi dengan Islam soal Yakjuj dan Makjuj
atau kumpulan bangsa-bangsa yang menyerang diakhir jaman, persepsi yang
bagaimana, Anda bisa menilai sendiri sedangkan persepsi Yakjuj dan Makjuj yang
penulis dapatkan adalah kumpulan serangan akhir dari bangsa-bangsa yang telah
disesatkan oleh Dajjal dan ideologi Dajjal diakhir jaman.
Siapakah
yang dimaksud “pada hari yang terkemudian engkau akan
datang di sebuah negeri yang dibangun kembali sesudah musnah karena perang, dan
engkau menuju suatu bangsa yang dikumpul
dari tengah-tengah banyak bangsa di atas gunung-gunung Israel yang telah lama
menjadi reruntuhan” dan bangsa siapakah yang berada di pusat
bumi “dan menyerang umat-Ku yang
dikumpulkan dari tengah bangsa-bangsa. Mereka sudah mempunyai ternak dan harta
benda dan mereka diam di pusat bumi”.
Bila Kita melihat hadis-hadis berkenaan turunnya Nabi Isa as bahwa yang
telah berada di Yerusalem diakhir masa sebelum Yakjuj dan Makjuj datang, maka
Kita tahu, persepsi Kita tentang bangsa yang “diam dan damai di Yerusalem” berbeda dengan mereka.
DEFINISI DAN FUNGSI NUBUATAN MELAWAN
BANGSA-BANGSA (sumber Nasrani)
Nubuatan penghukuman atau
penghakiman di dalam Alkitab dapat dibedakan menjadi 2 bagian besar, yaitu
nubuatan penghukuman terhadap Israel dan nubuatan penghukuman terhadap bangsa
non-Israel.
Nubuatan penghukuman terhadap bangsa-bangsa bukan Israel biasanya disebut sebagai nubuatan melawan bangsa-bangsa (Oracles Against Nations atau Propechy Against Foreign Nations atau Prophecy Concerning a Foreign Nation).
Nubuatan penghukuman terhadap bangsa-bangsa bukan Israel biasanya disebut sebagai nubuatan melawan bangsa-bangsa (Oracles Against Nations atau Propechy Against Foreign Nations atau Prophecy Concerning a Foreign Nation).
Nubuatan melawan bangsa-bangsa
khususnya terdapat dalam kitab para nabi, seperti Obaja, Amos 1-2, Yesaya
13-23, Nahum, Zefanya 2, Yeremia 46-51, Yehezkiel 25-32, dll.
Nubuatan melawan bangsa-bangsa dalam
kitab Yehezkiel ini nampaknya dikelompokkan dalam Yehezkiel 25-32, yaitu
nubuatan penghakiman kepada bangsa Amon (25:1-7), Moab (25:8-11), Edom
(25:12-14, 35:1-15), Filistin (25:15-17), Tirus (27:1-28:19), Sidon (28:20-26)
dan Mesir (29:1-32:32). Di luar Yehezkiel 25-32 ada beberapa nubuatan melawan
bangsa-bangsa yang dapat ditemukan, seperti nubuatan tentang bangsa Amon
(21:28-32) dan Gog (38-39). Terlepas dari beberapa perkecualian ini, nubuatan
melawan bangsa-bangsa ini diletakkan di antara nubuatan penghakiman terhadap
Israel dan nubuatan pemulihan Israel. Pengelompokan semacam ini mencerminkan
keyakinan bahwa pemulihan Israel harus didahului oleh penghakiman atas
musuh-musuh Israel. Nubuatan melawan bangsa-bangsa ini secara tidak langsung
dapat merupakan kata-kata penghiburan bagi bangsa Israel.
ALASAN PENGHAKIMAN DAN PENGHUKUMAN
ALLAH BAGI BANGSA-BANGSA
Penghukuman Allah bagi bangsa-bangsa ini disebabkan oleh dosa-dosa mereka. Namun seringkali juga disebabkan sikap mereka terhadap bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Yehezkiel 25:3, 6 menyatakan bagaimana sikap bangsa Amon yang mensyukuri kehancuran Bait Allah dan pembuangan bangsa Yehuda menjadi alasan penghukuman Allah bagi Amon.5 Moab dihakimi karena meniadakan kekhususan bangsa Yehuda sebagai umat pilihan (Yeh. 25:8).
Edom dihakimi karena melampiaskan dendam kesumat kepada Yehuda (Yeh. 25:12). Filistin dihakimi karena balas dendamnya dan kegembiraannya atas kecelakaan Israel (Yeh. 25:15). Begitu juga Tirus, salah satu penyebab ia dihakimi adalah karena kegembiraannya atas kehancuran Yerusalem (Yeh. 26:2). Sidon dihakimi karena menghina Israel (Yeh. 28:24). Sedangkan alasan penghakiman terhadap Mesir agak berbeda. Dalam kaitan dengan Israel, Mesir dihakimi Allah karena Israel - yang meninggalkan Allah - menjadikannya sebagai tempat berpaling untuk mencari pertolongan (Yeh. 29:6-7, 16). Tindakan Allah menghakimi dan menghukum bangsa-bangsa menimbulkan kesan kekhususan bangsa Israel sebagai umat pilihan di mata Allah.
Penghukuman Allah bagi bangsa-bangsa ini disebabkan oleh dosa-dosa mereka. Namun seringkali juga disebabkan sikap mereka terhadap bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Yehezkiel 25:3, 6 menyatakan bagaimana sikap bangsa Amon yang mensyukuri kehancuran Bait Allah dan pembuangan bangsa Yehuda menjadi alasan penghukuman Allah bagi Amon.5 Moab dihakimi karena meniadakan kekhususan bangsa Yehuda sebagai umat pilihan (Yeh. 25:8).
Edom dihakimi karena melampiaskan dendam kesumat kepada Yehuda (Yeh. 25:12). Filistin dihakimi karena balas dendamnya dan kegembiraannya atas kecelakaan Israel (Yeh. 25:15). Begitu juga Tirus, salah satu penyebab ia dihakimi adalah karena kegembiraannya atas kehancuran Yerusalem (Yeh. 26:2). Sidon dihakimi karena menghina Israel (Yeh. 28:24). Sedangkan alasan penghakiman terhadap Mesir agak berbeda. Dalam kaitan dengan Israel, Mesir dihakimi Allah karena Israel - yang meninggalkan Allah - menjadikannya sebagai tempat berpaling untuk mencari pertolongan (Yeh. 29:6-7, 16). Tindakan Allah menghakimi dan menghukum bangsa-bangsa menimbulkan kesan kekhususan bangsa Israel sebagai umat pilihan di mata Allah.
Memang tidak dapat dipungkiri adanya
status khusus bangsa Israel sebagai umat pilihan Allah. Hal ini dapat dilihat
dalam kaitan janji Allah kepada Abraham dalam Kejadian 12:3. Di sini tampak
bagaimana sikap seseorang kepada Abraham mempengaruhi sikap Allah kepada orang
itu. Allah memberkati orang-orang yang memberkati Abraham dan mengutuk
orangorang yang mengutuk Abraham. Hal yang sama dapat diterapkan pada bangsa
Israel sebagai keturunan Abraham.
Salah satu ungkapan yang menunjukkan
kekhususan Israel bagi Allah adalah Israel diibaratkan sebagai biji mata Allah.
Dalam nyanyiannya, Musa menggambarkan umat Israel sebagai biji mata Allah, yang
tentunya akan dijaga Allah dengan seksama. Kitab Zakharia menyatakan hal yang
senada, yaitu kalau ada bangsa lain menjamah Israel berarti mereka menjamah
biji mata Allah (Zakh. 2:8). Berdasarkan konsep adanya kekhususan umat Israel
di mata Allah tentu tidaklah mengherankan jikalau Allah tidak membiarkan bangsa-bangsa
yang bersikap tidak tepat kepada bangsa Israel.
Terlepas dari status khusus bangsa
Israel, Allah juga berhak untuk menghukum bangsa-bangsa itu, sikap mereka
kepada bangsa Israel yang sebenarnya telah melanggar norma moral umum.
Kemalangan dan hukuman yang harus ditanggung oleh bangsa Israel, tidak harus
menjadi sesuatu yang patut untuk menjadi bahan tertawaan atau kesempatan untuk
makin menindas Israel.
Di atas semua alasan, alasan yang
terutama Allah menghukum bangsa-bangsa ini adalah untuk menyatakan
kedaulatan-Nya atas seluruh bangsa di dunia. Hal ini dapat dilihat dari
ungkapan “..... kamu akan mengetahui bahwa Akulah TUHAN” (Yeh. 25:5, 7, 11, 14,
17; 28:26; 29:6, 9, 16, 21; 30:19). Ungkapan ini biasanya disebut sebagai
formula pengakuan (Recognition Formula), yang digunakan untuk mengungkapkan
alasan dari tindakan Allah. Dalam kaitan dengan hal ini Eichrodt menulis
sebagai berikut: He (the prophet) holds unshakeably to his belief that Yahweh
has set up his royalship over the whole world, and promises that it will be
magnificently vindicated when God intervenes also in what happens to the
heathen who oppose and despise him ..... But he is already indicating that this
is the object of what he does with the heathen, when he ends his message with
an announcement of this ultimate aim: And you shall know that I am Yahweh.
Kedaulatan Allah ini tidak hanya
secara nyata terbatas untuk bangsa Israel sebagai umat pilihan-Nya, tetapi juga
berlaku untuk bangsa-bangsa lain, karena mereka adalah umat yang
diciptakan-Nya. Sebagai umat ciptaan Allah, bangsa-bangsa ini pun harus tunduk
kepada norma-norma Allah. Pelanggaran kepada norma-norma ini dapat dijadikan
dasar bagi penghakiman dan penghukuman Allah.
Siapakah yang akan menjadi banyak
bangsa-bangsa
Marilah kita lihat catatan ahli
kitab ini :
berkat Yusuf jatuh kepada efraim dan
Manisye :
Kejadian (Genesis) 48:19 Tetapi
ayahnya menolak, katanya, "Aku tahu, anakku, aku tahu. Manasye akan besar kuasanya dan keturunannya pun akan menjadi bangsa
yang besar. Tetapi adiknya akan
lebih besar kuasanya daripada dia, dan keturunan adiknya itu akan menjadi
bangsa-bangsa yang besar."
Israel
menceritakan kepada Yusuf bahwa anaknya laki-laki yang paling tua yaitu Manasye
akan menjadi suatu bangsa yang besar, namun Efraim akan menjadi suatu kumpulan
banyak bangsa (ayat 19). Disini kita menemukan bahwa suatu bangsa yang besar
dan suatu kumpulan dari banyak bangsa akan muncul dari keturunan Yusuf. Mereka
tidak lain adalah orang-orang yang menerima berkat hak sulung yang berupa
kemakmuran nasional. Hal ini termasuk kepemilikian dari tempat-tempat strategis
yang digunakan oleh musuh mereka untuk lewat, demikian juga mereka akan
memiliki kemakmuran pertanian dan mineral yang sangat banyak, dan akan
mendapatkan status sebagai negara-negara adi kuasa, dimana mereka akan
menjalankan kepemimpinan atas bangsa lain. Semenjak Allah telah menjanjikan
bahwa mereka akan menjadi suatu berkat bagi bangsa lain, kita mengetahui bahwa dominasi
mereka sebagai kekuatan dunia akan dijalankan di dalam suatu cara yang baik.
Perhatikan
kata-kata Israel bagi Yusuf. "Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang
muda, pohon buah-buahan yang muda pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi
tembok." (ayat 22). Ungkapan ini adalah suatu kiasan puisi yang
diperuntukkan bagi sekumpulan orang yang akan menjadi besar di dalam jumlah
mereka dan menyebar ke seluruh dunia. Setelahnya, anak-anak Yusuf akan menjadi
suatu bangsa yang besar dan suatu kumpulan bangsa yang juga besar. Israel
sesungguhnya telah melihat mereka sebagai suatu bangsa kolonial yang besar. Ia
juga memberikan berkat atas langit di atas dan apa yang ada dibawahnya. Hal ini
mengarah kepada kemakmuran mineral yang besar (berkat dari dalam bumi) dan juga
berkat akan cuaca yang baik yang akan menyediakan kemakmuran pertanian yang
besar (berkat dari langit diatas).
Perhatikanlah
hal-hal yang ia katakan kepada mereka. "Kemudian Yakub memanggil
anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul, supaya kuberitahukan
kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari." (Kejadian 49:1).
Nubuatan yang dikatakan oleh Israel pada kenyataannya tidaklah diperuntukkan
bagi jamannya atau saat ketika keturunannya keluar dari tanah Mesir dan masuk
ke Tanah Perjanjian. Melainkan nubuatan tersebut diperuntukkan bagi akhir
jaman! Dengan demikian maka jelaslah sudah bahwa pada akhir jaman
keturunan-keturunan dari Israel akan tetap ada sebagai suku-suku yang terpisah
dan mereka dapat diketahui.
Informasi
tentang identitas dari keturunan-keturunan Israel kuno terungkap dengan suatu
penelaahan yang rinci di dalam bacaan Alkitab dan juga catatan-catatan dari
sejarah sekular. Hampir kebanyakan pemimpin yang berpendidikan tinggi dari
dunia modern kita buta akan suatu fakta yang sangat nyata ini. Mereka dibutakan
oleh teori evolusi yang benar-benar meniadakan Alkitab sebagai kitab yang masih
berlaku dan sesuai bagi saat ini. Sebagai hasilnya mereka gagal untuk melihat
kisah yang menarik yang ada di dalam Alkitab dan segala hubungannya bagi masa
depan kita. Hendaknya kita mengetahui kenyataan ini bahwa seperempat lebih dari
isi Alkitab adalah nubuatan. Kebanyakan dari nubuatan tersebut di tuliskan bagi
jaman kita sekarang ini dan jaman setelahnya.
Terlepas
dari apa yang dicatat di dalam Alktiab, sejarah dunia kuno turun kepada kita di
dalam tulisan-tulisan dan monumen-monumen dari kekaisaran yang besar dan
tulisan-tulisan dari para ahli sejarah Yunani. Bangsa Asyur, di dalam
monumen-monumen mereka, tidak menggunakan nama "Israel", tetapi
"Khumri". Ini adalah nama Israel di dalam perbudakan. Nama ini
beserta variannya di dalam bahasa bangsa-bangsa sekitar adalah nama yang mana
orang Israel di kenal di dalam sejarah sekular.
Bangsa
yang dikenal oleh monumen Asyur dengan nama Khumri disebut di dalam bahasa
Babilonia Gimmirra (atau Gimri). Ahli geografi Yunani seperti Herodotus
memanggil mereka Kimmerian. Oleh karenanya, nama-nama yang mana Israel di kenal
di dalam perbudakan dan di dalam sejarah sekular adalah nama-nama yang juga digunakan
oleh mana orang lain untuk memanggil mereka. Nama-nama tersebut bervariasi di
dalam ejaan dan ucapan, yang mana hal ini bergantung kepada bahasa sang
penulis.
Apakah
yang terjadi pada bangsa Israel yang diperbudak oleh bangsa Asyur? Alkitab menceritakan
kepada kita bahwa mereka tinggal di dekat Sungai Gozan dan di kota-kota Media.
Gozan adalah suatu wilayah tributari dari kawasan utara sungai Efrat. Kota-kota
Media berada di dalam wilayah selatan Armenia, di antara laut Hitam dan laut
Kaspia.
Kitab
apokripal dari 2 Esdras, yang dituliskan sekitar satu abad sebelum kelahiran
Kristus, mencatat suatu tradisi yang dipelihara bangsa-bangsa Yahudi.
"Itulah kesepuluh suku, yang diperbudak dan dikeluarkan dari tanah mereka
sebagai tawanan....dan dia [Shalmaneser] membawa mereka menyeberangi lautan,
dan dengan itulah mereka tiba di suatu tanah yang lain. Tetapi mereka
memutuskan di dalam keputusan mereka sendiri, bahwa mereka akan meninggalkan
bangsa-bangsa berhala, dan pergi ke dalam suatu daratan, dimana umat manusia
tidak pernah tinggali...Dan mereka memasuki sungai-sungai Efrat dengan melalui
jalur-jalur sempit sungai." (13:40-43).
Untuk
mengatakan bahwa bangsa Israel yang bermigrasi mengikuti "jalur-jalur
sempit dari sungai-sungai yang tidak lebar", maka hal ini berarti bahwa
mereka menuju ke arah utara melalui gunung yang sempit yang melewati hulu
sungai Efrat. Hal ini akan membawa mereka ke utara gunung Caucasus dan sungai
utara dari Laut Hitam. Hal ini sesuai dengan di manakah sejarah menyatakan posisi
orang Kimerian. Dikatakan bahwa di beberapa waktu setelahnya mereka bepergian
ke lembah sungai Danube dan Rhine di wilayah utara Eropa.
Berhubungan
dengan masuknya bangsa Israel Kimeri ke daerah Eropa utara, M. Guizot di dalam
tulisannya The History of France from Earliest Times/Sejarah Perancis dari
Saat-Saat Awal di tahun 1848 menyatakan: "Dari abad 7 sampai 4 S.M, suatu
populasi yang baru menyebar ke daerah Gaul yang terjadinya tidak hanya sekali.
Penyebaran tersebut terjadi secara berkala, di mana dua peristiwa penyebaran
terjadi dari dua periode penyerbuan pada masa tersebut. Mereka menamai diri
mereka Kymrians atau Kimrians...nama dari suatu bangsa yang diposisikan oleh
bangsa Yunani posisi di pinggiran barat Laut Hitam dan di semenanjung Kimerian,
yang pada saat ini dipanggil Krimea" (hal 16). Dipanggil Gaul atau Seltik
oleh bangsa Roma, orang-orang ini menyebar melalui apa yang saat ini disebut
Perancis dan kepulauan Inggris.
Nama
kuno yang lainnya yang mana bangsa Isreal buangan dikenal adalah "Scythian".
Suatu daerah yang luas dari apa yang pada saat ini disebut sebagai padang
Eurasia dari Rusia dulu disebut Scythia. Bermacam-macam bangsa meninggali
daerah yang luas ini termasuk suku-suku Israel yang terbuang. Menurut ahli
sejarah Yunani Herodotus, "bangsa Persia memanggil mereka Sakae, dan
semenjak itulah cara bangsa Persia menyebut semua orang Scythia" (The
Persian Wars/Peperangan Bangsa Persia, VII, 64). Kata Sacae atau Sakae adalah
kata yang berasal dari Isaac/Ishak, nenek moyang bangsa Israel. Hal ini adalah
nama asal dari Scotland, Saxon, dan Skandinavia.
Oleh
karenanya kita dapat melihat bahwa kesepuluh suku dari wilayah Israel Utara
diambil dari tempat tinggal mereka di abad 8 SM, dan dipindahkan ke suatu
daerah yang asing oleh penawan mereka. Pada akhirnya mereka kehilangan
identitas diri dan disebut dengan banyak nama di dalam sejarah. Cymri, Kelt dan
Skit adalah beberapa dari nama mereka. Pada saat ini, dengan melihat catatan
kuno, kita dapat melacak migrasi dari bangsa-bangsa ini mulai dari Laut Hitam
sampai kepada Kepulauan Inggris dan Eropa barat laut.
Di
dalam gelombang migrasi yang berlangsung selama berabad-abad, pada akhirnya
bangsa Israel telah tiba dan berdiam di tanah-tanah yang baru yang ditakdirkan
untuk dimiliki oleh mereka. Ingatlah bahwa di dalam masa-masa sebelumnya Allah
telah menceritakan kepada Yakub bahwa keturunan-keturunannya akan menyebar ke
utara, barat, timur dan selatan (Kejadian 28:14).
Selama
abad 19, Inggris Raya memiliki wilayah di dalam daerah-daerah jauh di bumi. Di
antara kepemilikan dari seluruh gerbang-gerbang laut yang strategis. Memiliki
"gerbang-gerbang musuh" adalah salah satu dari berkat yang Allah
telah janjikan kepada Abraham sebagai kepentingan keturunan-keturunannya.
Selat-selat, dimana lalu lintas laut harus melaluinya, benar-benar memiliki
nilai yang tak terhitung besarnya baik di dalam nilai komersial maupun keamanan
selama dua perang dunia di abad ke dua puluh. Kendali Inggris akan Terusan
Suez, Selat Gibraltar dan juga kepulauan Malta yang strategis adalah sangat
penting bagi kendali Sekutu akan daerah Mediterania selama Perang Dunia ke dua.
Dengan
Australia, Selandia Baru, dan Kanada, sampailah Inggris Raya kepada suatu
keadaan dimana dirinya memiliki tanah-tanah terkaya di dunia. Ladang biji-bijian
yang sangat luas dan kumpulan ternak yang tak terhitung dari domba dan ternak
lainnya benar-benar mewakili suatu pemenuhan dari janji-janji Allah di jaman
kuno kepada Abraham. Sebagai tambahan, terdapat suatu kekayaan mineral yang
besar di Kanada, Australia, dan Afrika Selatan. Inggris sendiri mengendalikan
banyak simpanan minyak Timur Tengah. Kekayaannya dan pipa-pipa minyaknya yang
ada di sana membantu Sekutu untuk mendapatkan pasokan minyak yang dibutuhkan
untuk bertempur di Perang Dunia II.
Karena
kekayaan yang meliputi baik kekayaan pertanian dan mineral, Amerika memiliki
nasib yang sangat baik untuk memimpin dunia di dalam kekayaan per kapita. Baik
di dalam hasil biji-bijian dan ternak, atau di dalam produksi batu bara, besi
dan petroleum, Amerika memiliki rahmat yang tidak tertandingi. Sebagai
contohnya, selama Perang Dunia II ladang minyak di Texas Timur sendiri
menghasilkan banyak minyak jika dibandingkan dengan produksi negara-negara
Poros digabungkan. Nubuatan Israel yang sudah tua kepada cucunya Manasye yang
mengatakan bahwa keturunan Manasye akan menjadi sebuah bangsa tunggal yang
besar dengan jelas terpenuhi di dalam Amerika Serikat.
Lebih
jauh, dengan kepemilikan Selat Panama dan juga pulau-pulau penting lainnya pada
akhir abad ke 19, Amerika Serikat pada kenyataannya menguasai dan memiliki
gerbang-gerbang musuh. Pada kenyataanya, bersama-sama dengan Inggris Raya,
Amerika Serikat mengendalikan hampir setiap selat di dunia di sepanjang abad ke
19 dan 20……………………………… Tulisan ini selengkapnya, ada disisipkan di bagian bawah.
Bila
nubuat diatas dinyatakan oleh ahli kitab ini sebagai nubuat yang akan terjadi
di akhir jaman, Tidak adil rasanya bila dirincikan hanya berkat ke turunan
Yusuf saja (jatuh ke turunan Efraim dan turunan Manasye), tidak buat turunan 11
anak Yakub yang lainnya. Maka nubuat dibawah ini juga bermakna akan sifat-sifat
12 suku bani Israel di akhir jaman, maka inilah bisa diartikan sebagai
sifat-sifat Yakjuj dan Makjuj versi alkitab.
Kejadian (Genesis)
49
1
Kemudian Yakub memanggil anak-anaknya dan berkata: "Datanglah berkumpul,
supaya kuberitahukan kepadamu, apa yang akan kamu alami di kemudian hari.
2
Berhimpunlah kamu dan dengarlah, ya anak-anak Yakub, dengarlah kepada Israel,
ayahmu.
3
Ruben, engkaulah anak sulungku, kekuatanku
dan permulaan kegagahanku, engkaulah yang terutama dalam keluhuran, yang
terutama dalam kesanggupan. (pen: dalam alkitab, Gog dinyatakan dari turunan
Ruben, Turunan Ruben sebagai pemimpin Gog (Yakjuj)
4
Engkau yang membual sebagai air, tidak lagi engkau yang terutama, sebab engkau
telah menaiki tempat tidur ayahmu; waktu itu engkau telah melanggar
kesuciannya. Dia telah menaiki petiduranku!
5
Simeon dan Lewi bersaudara; senjata
mereka ialah alat kekerasan.
6
Janganlah kiranya jiwaku turut dalam permupakatan mereka, janganlah kiranya
rohku bersatu dengan perkumpulan mereka, sebab
dalam kemarahannya mereka telah membunuh orang dan dalam keangkaraannya mereka
telah memotong urat keting lembu.
7
Terkutuklah kemarahan mereka, sebab
amarahnya keras, terkutuklah keberangan mereka, sebab berangnya bengis. Aku akan membagi-bagikan mereka di antara
anak-anak Yakub dan menyerakkan mereka di antara anak-anak Israel.
8
Yehuda, engkau akan dipuji oleh saudara-saudaramu, tanganmu akan menekan tengkuk musuhmu, kepadamu akan sujud anak-anak
ayahmu. (pen: Suku Yahudi di negara Israel sekarang)
9
Yehuda adalah seperti anak singa:
setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia
meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah
yang berani membangunkannya?
10
Tongkat kerajaan tidak akan beranjak
dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang
yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa.
11
Ia akan menambatkan keledainya pada pohon anggur dan anak keledainya pada pohon
anggur pilihan; ia akan mencuci pakaiannya dengan anggur dan bajunya dengan
darah buah anggur.
12
Matanya akan merah karena anggur dan giginya akan putih karena susu.
13
Zebulon akan diam di tepi pantai laut, ia
akan menjadi pangkalan kapal, dan batasnya akan bersisi dengan Sidon.
14
Isakhar adalah seperti keledai yang kuat
tulangnya, yang meniarap diapit bebannya,
15
ketika dilihatnya, bahwa perhentian itu baik dan negeri itu permai, maka disendengkannyalah bahunya untuk memikul,
lalu menjadi budak rodi.
16
Adapun Dan, ia akan mengadili bangsanya sebagai salah satu suku Israel.
17
Semoga Dan menjadi seperti ular di
jalan, seperti ular beludak di denai yang memagut tumit kuda, sehingga penunggangnya
jatuh ke belakang.
18
Aku menanti-nantikan keselamatan yang dari pada-Mu, ya TUHAN.
19
Gad, ia akan diserang oleh gerombolan,
tetapi ia akan menyerang tumit mereka.
20
Asyer, makanannya akan limpah mewah dan
ia akan memberikan santapan raja-raja.
21
Naftali adalah seperti rusa betina yang terlepas; ia akan melahirkan anak-anak
indah.
22
Yusuf adalah seperti pohon buah-buahan yang muda, pohon buah-buahan yang muda
pada mata air. Dahan-dahannya naik mengatasi tembok.
23
Walaupun pemanah-pemanah telah mengusiknya, memanahnya dan menyerbunya,
24
namun panahnya tetap kokoh dan lengan tangannya tinggal liat, oleh pertolongan
Yang Mahakuat pelindung Yakub, oleh sebab gembalanya Gunung Batu Israel,
25
oleh Allah ayahmu yang akan menolong engkau, dan oleh Allah Yang Mahakuasa,
yang akan memberkati engkau dengan berkat dari langit di atas, dengan berkat
samudera raya yang letaknya di bawah, dengan berkat buah dada dan kandungan.
26
Berkat ayahmu melebihi berkat gunung-gunung yang sejak dahulu, yakni yang paling
sedap di bukit-bukit yang berabad-abad; semuanya itu akan turun ke atas kepala
Yusuf, ke atas batu kepala orang yang teristimewa di antara saudara-saudaranya.
(Pen: berkat Yusuf turun ke Efraim dan Manisye)
27
Benyamin adalah seperti serigala yang
menerkam; pada waktu pagi ia memakan mangsanya dan pada waktu petang ia
membagi-bagi rampasannya."
28
Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan
ayahnya kepada mereka, ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang
diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing.
Gog
adalah keturunan Ruben Yakub yang tinggal terpisah dari kaum Israel di tepi
Timur sungai Yordan (1 Tawarikh 5:1-4) sedangkan Magog adalah keturunan Yafet
b. Nuh yang tinggal di negeri Mesekh & Tubal (Moscow dan Tubalk).
(Yehezkiel
38:2) Kedua etnis ini terikat oleh suatu persekutuan politik pada abad 6 SM
sebelum pada akhirnya tunduk di bawah kekuasaan Yunani pimpinan Alexander of
Macedonia (356-323) oleh Alexander wilayah ini kemudian disatukan dengan Persia
di bawah kekuasaan dinasti Seleuchus,
Dalam
Yehezkiel 38:2 ditulis sbb : Ruben adalah putra sulung Yakub atau
tertua dari 12 suku bani Israel.
Anehnya
beberapa bagian alkitab menggambarkan mereka adalah bagian Yakjuj dan Makjuj,
atau yang kelak, pemimpin dari Yakjuj di kalangan mereka adalah dari turunan
Ruben (Yahudi, Amerika dan sekutunya atau yang berfaham demokrasi, zionis,
liberal, materialis) dan pemimpin dari Makjuj yang berfaham komunis/atheis
adalah dari pangeran dari negeri Mesekh dan Tubal, lebih condong kepada suatu
daerah di Rusia, kelak keduanya akan bersatu dalam satu persekutuan politik dan
bersatu dalam satu koalisi besar saja.
Wahai
keturunan Adam arahkanlah pandanganmu
ke pada kaum Gog di negeri Hamagog dan Rosh Mesekh Tubal dan sampaikanlah nubuatan melawan mereka.
Singkatnya mereka diberi kesempatan untuk menguasai kerajaan Israel (Palestine) dan mengusir
penduduknya.
Ezekiel's
battle of Gog and Magog occurs in the tribulation period, more specifically in
the first 3 1/2 years. Yehezkiel pertempuran Gog dan Magog terjadi pada periode
kesusahan, lebih khusus lagi di 3 1/2 tahun pertama.
gambaran
ini, seperti gambaran pada saat terjadinya krisis global super multi dimensi
termaksud didalamnya rangkaian 3 tahun kemarau dunia.
When
Israel's covenant with the Beast/Antichrist is in effect at the beginning of
Daniel's 70th Week (also known as the 7-year tribulation, Daniel
9:27a), Israel will be at peace. Ketika perjanjian Israel dengan Beast / Dajjal
ini berlaku pada awal 70 Minggu Daniel (juga dikenal sebagai kesengsaraan 7
tahun, Daniel 9:27 a), Israel akan damai.
7
tahun adalah masa pemerintahan kekhalifahan Imam Mahdi, atau masa selama
terjadinya huru hara dan perang besar, termaksud hari Dajjal dan plus 3 tahun
kemarau/paceklik/kekeringan besar. Pengulangan yang ke 7x dari penghakiman
bangsa Israel.
GOG DAN MAGOG
Gog adalah keturunan Ruben Yakub
yg tinggal terpisah dari kaum Israel di tepi Timur sungai Yordan (1 Tawarikh
5:1-4) sedangkan Magog adalah keturunan Yafet b. Nuh yang tinggal di negeri
Mesekh & Tubal di Mesopotamia atau Iraq sekarang (Yehezkiel 38:2) Kedua
etnis ini terikat oleh suatu persekutuan politik pada abad 6 SM sebelum pada
akhirnya tunduk di bawah kekuasaan Yunani pimpinan Alexander of Macedonia (356-323)
oleh Alexander wilayah ini kemudian disatukan dg Persia di bawah kekuasaan
dinasti Seleuchus, Dalam bahasa Ibrani teks Yehezkiel 38:2 tsb ditulis sbb : בֶּן־אָדָם
שִׂים פָּנֶיךָ אֶל־גֹּוג אֶרֶץ הַמָּגֹוג נְשִׂיא רֹאשׁ מֶשֶׁךְ וְתֻבָל וְהִנָּבֵא
עָלָיו׃ diterjemahkan BEN-'ADAM SIM PANEIKHA 'EL-GOG 'ERETS HAMAGOG NESI' RO'SY
MESYEKH VETUVAL VEHINAVE' 'ALAV (wahai keturunan Adam arahkanlah pandanganmu ke
pada kaum Gog di negeri Hamagog dan Rosh Mesekh Tubal dan sampaikanlah nubuatan
melawan mereka. Singkatnya mereka diberi kesempatan untuk menguasai kerajaan
Israel dan mengusir penduduknya).
Secara historis, Magog adalah cucu dari Nuh (Kejadian 10:2). The descendants of Magog settled to the far north of Israel, likely in Europe and northern Asia (Ezekiel 38:2). Keturunan Magog diselesaikan ke utara jauh Israel, kemungkinan besar di Eropa dan Asia utara (Yehezkiel 38:2).
Magog seems to be used to refer
to "northern barbarians" in general, but likely also has a connection
to Magog the person. Magog tampaknya digunakan untuk merujuk kepada
"barbar utara" pada umumnya, tetapi kemungkinan besar juga memiliki
koneksi ke Magog orang. The people of Magog are described as skilled warriors
(Ezekiel 38:15; 39:3-9). Orang-orang Magog digambarkan sebagai prajurit terampil
(Yehezkiel 38:15, 39:3-9).
Gog and Magog are referred to in Ezekiel 38-39 and in Revelation 20:7-8. Gog dan Magog disebut dalam Yehezkiel 38-39 dan dalam Wahyu 20:7-8.
While these two instances carry
the same names, a close study of Scripture clearly demonstrates they do not
refer to the same people and events. Sementara kedua contoh membawa nama yang
sama, sebuah studi dekat Kitab Suci jelas menunjukkan mereka tidak merujuk pada
orang yang sama dan peristiwa.
In Ezekiel's prophecy, Gog will
be the leader of a great army that attacks the land of Israel. Dalam nubuatan
Yehezkiel, Gog akan menjadi pemimpin sebuah pasukan besar yang menyerang tanah
Israel. Gog is described as “of the land of Magog, the prince of Rosh, Meshech,
and Tubal” (Ezekiel 38:2-3). Gog digambarkan sebagai "dari tanah Magog,
pangeran dari Rosh, Mesekh dan Tubal" (Yehezkiel 38:2-3).
Ezekiel's battle of Gog and Magog
occurs in the tribulation period, more specifically in the first 3 1/2 years.
Yehezkiel pertempuran Gog dan Magog terjadi pada periode kesusahan, lebih
khusus lagi di 3 1 / 2 tahun pertama.
The strongest evidence for this
view is that the attack will come when Israel is at peace (Ezekiel 38:8, 11).
Bukti kuat untuk pandangan ini adalah bahwa serangan itu akan datang saat
Israel adalah damai (Yehezkiel 38:8, 11).
The description from Ezekiel is
that of a nation that has security and has laid down its defenses. Deskripsi
dari Yehezkiel adalah bahwa bangsa yang memiliki keamanan dan telah menetapkan
pertahanannya.
Israel is definitely not at peace
now, and it is inconceivable that the nation would lay down its defenses apart
from some major event. Israel pasti tidak damai sekarang, dan dipercaya bahwa
bangsa akan meletakkan pertahanannya terlepas dari beberapa acara besar.
When Israel's covenant with the
Beast/Antichrist is in effect at the beginning of Daniel's 70th Week (also
known as the 7-year tribulation, Daniel 9:27a), Israel will be at peace. Ketika
perjanjian Israel dengan Beast / Dajjal ini berlaku pada awal 70 Minggu Daniel
(juga dikenal sebagai kesengsaraan 7 tahun, Daniel 9:27 a), Israel akan damai.
Possibly the battle will occur
just before the midpoint of the seven-year period. Mungkin pertempuran akan
terjadi sebelum titik tengah periode tujuh tahun.
According to Ezekiel, Gog will be
defeated by God Himself on the mountains of Israel. Menurut Yehezkiel, Gog akan
dikalahkan oleh Allah sendiri di gunung-gunung Israel.
The slaughter will be so great it
will take seven months to bury all of the dead (Ezekiel 39:11-12). pembantaian
ini akan begitu besar itu akan membawa tujuh bulan untuk mengubur semua mati
(Yehezkiel 39:11-12).
Gog and Magog are mentioned again in Revelation is found in 20:7-8. Gog dan Magog disebutkan lagi dalam Wahyu ditemukan dalam 20:7-8.
The duplicated use of the names
Gog and Magog in Revelation 20:8-9 is to show that these people demonstrate the
same rebellion against God and antagonism toward God as those in Ezekiel 38-39.
Penggunaan duplikasi nama Gog dan Magog dalam Wahyu 20:8-9 adalah untuk
menunjukkan bahwa orang-orang ini menunjukkan pemberontakan yang sama terhadap Allah
dan permusuhan terhadap Allah seperti yang terdapat dalam Yehezkiel 38-39.
It is similar to someone today
calling a person "the devil" because he or she is sinful and evil.
Hal ini mirip dengan seseorang hari ini memanggil orang "iblis"
karena ia berdosa dan jahat.
We know that person is not really
Satan, but because that person shares similar characteristics, he or she might
be referred to as "the devil." Kita tahu bahwa orang tidak
benar-benar setan, tetapi karena orang yang berbagi karakteristik yang serupa,
ia mungkin disebut sebagai "setan."
The book of Revelation uses Ezekiel's prophecy about Magog to portray a final end-times attack on the nation of Israel (Revelation 20:8-9). Kitab Wahyu Yehezkiel menggunakan nubuat tentang Magog untuk menggambarkan serangan akhir-akhir kali bangsa Israel (Wahyu 20:8-9).
The result of this battle is that
all are destroyed, and Satan will find his final place in the lake of fire
(Revelation 20:10). Hasil pertempuran ini adalah bahwa semua hancur, dan Setan akan
menemukan tempat terakhirnya di lautan api (Wahyu 20:10).
It is important to recognize that the Gog and Magog of Ezekiel 38-39 is quite different from the one in Revelation 20:7-8. Adalah penting untuk mengakui bahwa Gog dan Magog Yehezkiel 38-39 sangat berbeda dari satu dalam Wahyu 20:7-8.
Below are some of the more
obvious reasons why these refer to different people and battles. Berikut adalah
beberapa alasan mengapa lebih jelas merujuk kepada orang yang berbeda dan
pertempuran.
1. 1. In the battle of Ezekiel 38-39, the armies come primarily from the north and involve only a few nations of the earth (Ezekiel 38:6, 15; 39:2). Dalam pertempuran Yehezkiel 38-39, tentara datang terutama dari utara dan hanya melibatkan beberapa negara di bumi (Yehezkiel 38:6, 15; 39:2).
The battle in Revelation 20:7-9
will involve all nations, so armies will come from all directions, not just
from the north. Pertempuran dalam Wahyu
20:7-9 akan melibatkan semua bangsa, sehingga tentara akan datang dari segala
arah, bukan hanya dari utara.
2. 2. There is no mention of Satan in the context of Ezekiel 38-39. Tidak ada menyebutkan Setan dalam konteks Yehezkiel 38-39. In Revelation 20:7 the context clearly places the battle at the end of the millennium with Satan as the primary character. Dalam Wahyu 20:07 konteks jelas tempat pertempuran di akhir milenium dengan Setan sebagai karakter utama.
3. 3. Ezekiel 39:11-12 states that the dead will be buried for seven months. Yehezkiel 39:11-12 negara bahwa orang mati akan dikubur selama tujuh bulan.
There would be no need to bury
the dead if the battle in Ezekiel 38-39 is the one described in Revelation
20:8-9, for immediately following Revelation 20:8-9 is the Great White Throne
judgment (20:11-15) and then the current or present heaven and earth are
destroyed, replaced by a new heaven and earth (Revelation 21:1). Tidak akan ada
perlu menguburkan orang mati jika pertempuran di Yehezkiel 38-39 adalah yang
digambarkan dalam Wahyu 20:8-9, untuk segera setelah Wahyu 20:8-9 adalah Great
penghakiman Tahta Putih (20:11-15 ) dan kemudian saat ini atau langit dan bumi
yang sekarang dihancurkan, diganti dengan langit yang baru dan bumi (Wahyu
21:1).
There obviously will be a need to
bury the dead if the battle takes place in the early part of the tribulation,
for the land of Israel will be occupied for another 1,000 years, the length of
the millennial kingdom (Revelation 20:4-6). Tidak akan jelas kebutuhan untuk
mengubur orang mati jika pertempuran terjadi di bagian awal dari kesusahan,
untuk tanah Israel akan ditempati selama 1.000 tahun, panjang kerajaan seribu
(Wahyu 20:4-6). (ret: mungkin yang dimaksud adalah peradaban periode jaman
kiamat dinyatakan adalah 1000 tahun)
4. 4. The battle in Ezekiel 38-39 is used by God to bring Israel back to Him (Ezekiel 39:21-29). Pertempuran dalam Yehezkiel 38-39 digunakan oleh Allah untuk membawa Israel kembali ke Dia (Yehezkiel 39:21-29).
In Revelation 20, Israel has been
faithful to God for 1,000 years (the millennial kingdom). Dalam Wahyu 20,
Israel telah setia kepada Tuhan selama 1.000 tahun (kerajaan milenium).
Those in Revelation 20:7-10 who
are rebellious are destroyed without any more opportunity for repentance.
Mereka dalam Wahyu 20:7-10 yang pemberontak dihancurkan tanpa lebih banyak
kesempatan untuk bertobat.
Dalam kitab Wahyu, Yohanes menyebut kembalinya kedua etnis ini sebagai pasukan besar yang akan melawan umat pilihan Tuhan setelah masa kerajaan 1000 tahun. Dalam bahasa Yunani ayat ini ditulis sbb :
και εξελευσεται πλανησαι τα εθνη τα εν ταις τεσσαρσιν γωνιαις της γης τον γωγ και τον μαγωγ συναγαγειν αυτους εις πολεμον ων ο αριθμος ως η αμμος της θαλασσης diterjemahkan KAI EXELEUSETAI PLANESAI TA EN TAIS TESSARSIN GONIAIS TES GES TON GOG KAI TON MAGOG SUNAGAGEIN AUTOUS EIS POLEMON HON HO ARITHMOS HOS HE AMMOS TES THALASSES (dan akan disesatkanlah bangsa-bangsa dari empat penjuru bumi yaitu Gog dan Magog untuk mengumpulkan mereka dalam pasukan besar yang banyaknya seperti jumlah pasir di laut. Pasukan ini beserta Roh Jahat yang menyesatkan mereka akhirnya dihancurkan oleh Tuhan sendiri dan dilemparkan ke dalam api yang kekal
Nah bangsa inilah Gog sebenarnya keturunan dari Yafet dan ruben Orang terkaya di dunia Rothschild yang mempunyai World Bank dan menguasai 90% Bank Dunia. Pendapat ini hampir sama dengan pendapat penulis namun penulis lebih condong berpendapat yang lebih tepat adalah sumber fitnah-fitnah masa ini yaitu kekayaan yang dipegang Yahudi, dibawah ada literatur sejarah tentang hal makar dan fitnah dari kekayaan.
Berbagai Pendapat Perbezaan Antara Iskandar Agung dan Zulkarnain
Hasil kajian ilmuan dan sarjana Islam seperti Seyyed Ahmad Khan (pentafsir Quran terkenal), Maulana Abulkalam Azad (Menteri Kebudayaan India), Baha'eddin Khomrashahi dan Dr. Muhammad Ebrahim Bastabi Parizi menyangkal bahawa Zulkarnain adalah Iskandar Agung. Mereka lebih mengesyaki yang Zulkarnain adalah Cyrus Agung iaitu raja empayar Parsi Arkaemenia.
Mereka memberikan bukti-bukti kukuh termasuk artifak tulisan dan ukiran pada batu istana dan kubur. Berikut merupakan bukti yang dinyatakan:
1. Ukiran pada batu yang masih dapat dilihat hingga kini yang memaparkan Cyrus dengan mahkotanya yang mempunyai tanduk.
2. Menurut al-Qur'an, rahmat Tuhan diberikan bersamanya dan dengan itu, Cyrus merupakan raja pertama (beberapa ratus tahun sebelum Iskandar Agung) yang menakluki sebahagian besar Eropah dan Asia.
3. Cyrus (seperti juga Zulkarnain) menyembah satu Tuhan tetapi Iskandar Agung mempunyai banyak dewa-dewi.
4.
Di dalam al-Qur'an tercatat perjalanan Zulkarnain iaitu bermula ke Barat lalu
ke Timur sebelum ke jalan yang lain (iaitu Utara) yang bertepatan dengan
ekspedisi Cyrus yang memulakan penaklukan di Barat Parsi hingga ke Lydia di
Asia Kecil kemudian berpatah ke timur sehingga Makran dan Sistani (Scythian)
sebelum ke Timur Laut menawan Eropah berhampiran Balkan. Cyrus seperti
Zulkarnain yang diberi jalan Allah untuk menjadi Raja mengulingkan pemerintahan
kafir bangsa Media dan mendirikan Kekaisaran Persia (Al Kahfi 84-85).
Kemudian
setelah itu Cyrus pergi ke barat menaklukkan kerajaan Lydia yang dekat Laut
Hitam dan membuat kebijakan disana seperti pada surat Al Kahfi 85-88, setelah
itu Cyrus pergi ke timur menaklukkan Asia Tengah yang dihuni bangsa nomaden
yang sangat minim suku katanya, bangsa nomaden itu hidup di dekat celah
pegunungan himalaya yang rawan diserang bangsa china dan mongol atau kalau
dalam Al Qur’an bangsa Yakjuj dan Makjuj kemudian dibangunlah benteng
pertahanan dari besi dan tembaga antara dua gunung itu yang dikatakan
zulkarnain pada suatu saat akan dihancurkan, menurut saya dinding itu
dihancurkan tentara mongol pimpinan genghis khan atau yang dikenal sebagai
bangsa tartar yang kemudian menghabisi Kekaisaran Seljuk mulai Asia Tengah
sampai Timur Tengah dengan penghancuran semua benteng pertahanan dan kota2
muslim (Al Kahfi 86-99).
Jejak
perjalanan alexander juga tidak sesuai dengan zulkarnain yang ke barat dulu
baru timur, kalau alexander ke selatan dulu kemudian menaklukkan darius di
persia lewat pertempuran terkenal The Battle of Gaugamela kemudian setelah
menguasai Persia baru pergi ke Timur mencari ujung dunia yang pernah
digambarkan sebagai tempat bersemayamnya Zeus sehingga tiba di Asia Tengah dan
India setelah itu pulang ke Persia dan meninggal disana
5. Ekspedisi Cyrus diteruskan dengan penaklukan Lycia, Cilicia dan Phoenicia, dan mereka menggunakan teknik pembinaan tembok yang belum digunakan lagi oleh orang Yunani ketika itu.
6.
Menurut al-Qur'an, pengembaraan Zulkarnain dimudahkan dan kebetulan lagi bagi
Cyrus, beliau sempat menamatkan ekspedisinya kali itu pada 542 SM, sebelum
pulang ke Parsi manakala Iskandar masih dalam misi menakluknya ketika dia
mati. dengan kata lain Iskandar Agung tidak dapat menyelesaikan misi
penaklukannya hingga selesai.
7. Keperibadian Iskandar juga dikatakan tidak seperti yang dikatakan mulia apabila Iskandar sendiri sering berpesta arak dan juga mempunyai seorang lelaki, Haphaeston, sebagai kekasihnya.
8.
Perujukan Cyrus sebagai Zukarnain yang kisahnya sangat terkenal bagi bangsa
Yahudi pada waktu itu adalah jasanya kepada bangsa Yahudi yang sangat besar
setelah mengembalikan bangsa Yahudi dari perbudakan dan pengusiran serta diberi
ijin untuk membangun kembali Bait Suci atau Masjidil Aqsa yang diserang
sebelumnya oleh bangsa Media. Koresh (nama lain Cyrus) adalah seorang pemimpin
yang punya kebolehan bidang militer. Tetapi itu cuma satu sisi dari seorang
manusia. Yang lebih menonjol, mungkin, adalah kebijakan cara memerintahnya. Dia
terkenal amat toleran terhadap agama-agama setempat dan juga adat-istiadat
mereka.
Dan
dia senantiasa menjauhkan diri dari sikap kejam dan ganas seperti lazimnya para
penakluk. Orang-orang Babilonia, misalnya, bahkan lebih kentara lagi orang
Assyria, telah membunuh beribu-ribu manusia dan mengusir semua penduduk yang
dikuatirkan bakal berontak. Misalnya, ketika Babilonia menaklukkan Yudea tahun
586 SM, mereka memboyong orang Yudea ke Babilonia.
Tetapi
lima puluh tahun kemudian, sesudah Koresh menaklukkan Babilonia, dia beri ijin
orang-orang Yahudi kembali ke kampung halamannya. Kalau tidak karena Koresh,
rasanya orang-orang Yahudi itu akan musnah sebagai kelompok yang terasing di
abad ke-5 SM.
Diproyeksikan ke batas modern,
kerajaan Achaemenid di bawah Koresh membentang dari Turki, Israel, Georgia dan Arabia
di barat sampai ke Kazakhstan, Kyrgyzstan, Sungai Indus (Pakistan) dan Oman di
timur. Persia menjadi kerajaan terbesar di dunia
Dari
abu hurairoh bahwa Rasulullah bersabda, sesungguhnya yajuj dan majuj menggali
[Dinding] setiap hari. ketika mereka nyaris melihat sinar matahari berkatalah
orang yang di atas mereka. Kembalilah dan kita akan menggalinya lagi besok.
Allah lalu mengembalikanya lebih rapat dari semula. Hingga mereka sampai ke
tempat mereka dan Allah berkehendak untuk membangkitkan mereka kepada manusia.
Mereka menggali sampai ketika mereka nyaris melihat cahaya matahari, berkatalah
pemimpin mereka, kembalilah, kita akan menggalinya lagi besok. Hari berikutnya
mereka kembali dan keadaanya sama seperti pada hari mereka meninggalkanya. Maka
menggalinya dan keluar kepada manusia. Mereka mengeringkan air. Orang orang
berlindung dari mereka di benteng benteng.”
Gambaran melihat sinar matahari
lebih bersifat kiasan bahwa mereka ingin segera keluar dari kurungan wilayahnya
dan berbuat apa yang mereka mau sebagai
kemerdekaan bebas sebebas-bebasnya seperti orang yang berada lama di
penjara yang berkata ingin segera melihat matahari (keluar penjara) hingga
tidak henti-hentinya mencari jalan kebebasan namun selalu dihalangi karena
belum waktunya tersebut dan juga bila di rujuk ke arah bawah wilayahnya
(selatan) termaksud salah satunya adalah wilayah khurasan yang dikatakan dengan
nama lain sebagai “tempat terbitnya matahari” bisa diartikan pula seakan-akan
mau cepat bebas menguasai dan bergerak menyerang ke daerah sana. Penghadangan
tembok ini terjadi selama hampir 2000 tahun, mengingat pengulangan 2x hari (2 x
1000) pada hadis sampai akhirnya terbuka.
-Hingga apabila dia
telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit
itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan
-Mereka berkata:
"Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?"
Dialah
Raja Muslim yang sangat berkuasa namun saleh. Daerah taklukannya membentang
dari bumi bagian barat sampai timur. Ia mendapat julukan Iskandar
"Zulkarnain". "Zul", artinya "memiliki", Qarnain,
artinya "Dua Tanduk". Maksudnya, Iskandar yang memiliki
kekuasaan antara timur dan barat. Dia juga telah membangun dinding besar
berteknologi tinggi untuk ukuran saat itu, diantara dua Gunung. Para ahli
sejarah meyakini, dinding tersebut terbuat dari besi yang dicampur dengan
tembaga itu terletak tepat di pengunungan Kaukasus. Daerah itu kini
disebut Georgia, negara pecahan Uni Soviet. Secara topografis, deretan
pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut Hitam sampai ke
laut Kaspia sepanjang 1.200 kilometer tanpa celah. Kecuali pada bagian kecil
sempit yang disebut celah Darial sepanjang 100 Meter kurang lebih.
Celah
kecil diantara deretan 2 pegunungan sampai batasan memanjang kelaut Secara
topografis, deretan pegunungan Kaukasus itu memang terlihat memanjang dari laut
Hitam sampai ke laut Kaspia sepanjang 1.200 km, hingga di sana dia menjumpai
segolongan manusia yang hampir tidak mengerti pembicaraan kawan-kawannya
sendiri apalagi bahasa lain, karena bahasa mereka sangat berlainan dengan
bahasa-bahasa yang dikenal oleh umat manusia dan taraf kecerdasannya pun sangat
rendah. Atau (suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan) mereka tidak
dapat memahami pembicaraan melainkan secara lambat sekali. Menurut qiraat yang
lain lafal Yafqahuuna dibaca Yufqihuuna.
Satu
kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan, artinya bahasa mereka termaksud rumpun
bahasa dan huruf yang susah dipelajari didunia ini, bahasa dan atau huruf yang
muncul antara 800-500 SM.
Yakjuj
dan Makjuj bukan makhluk ghaib sebagaimana kaum ini dapat melihat mereka secara
nyata dan pernah melihat membuat kerusakan sebelum-sebelumnya dikawasan wilayah
kaum ini.
-Maka mereka tidak
bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.
Pertanyaannya
: Apakah bangsa yang dimaksud Yakjuj dan Makjuj ini adalah bangsa yang
sebenarnya awalmulanya mengembara dari selatan ke utara yang melewati “kaum
yang hampir tidak mengerti pembicaraan”, namun dalam saat melewati wilayah ini
mereka melakukan pengerusakan dan penghancuran pada wilayah tersebut sambil meneruskan
perjalanannya ke utara melalui celah tersebut, hingga ketika Zulkarnain datang
dan menutup celah ini, tidak terjadi peperangan dengan Yakjuj dan Makjuj,
karena mereka masih mengembara menuju terus ke utara. Mengingat ada pengertian
sebuah bangsa sebagai pohon, ditebanglah pohon itu dan potonglah
dahan-dahannya, gugurkanlah daun-daunnya dan hamburkanlah buah-buahnya, Biarlah
binatang-binatang lari dari bawahnya dan burung-burung dari dahan-dahannya, Tetapi
biarkanlah tunggulnya tinggal di dalam tanah, terikat dengan rantai dari besi dan tembaga, di rumput muda di padang; biarlah ia
dibasahi dengan embun dari langit dan bersama-sama dengan binatang-binatang mendapat bagiannya dari rumput di bumi,
Biarlah hati manusianya berubah dan
diberikan kepadanya hati binatang. Demikianlah berlaku atasnya sampai tujuh
masa berlalu namun ya, … gambaran ini juga rancu soalnya salah satu orang yang
ada punya andil besar dalam menghambur-hamburkan bagian pohon ini malahan yang
dianggap sebagai pohon dan tunas tersebut, bila memang bisa seperti itu,
sebagai yang digambarkan kejam, tentu saja harusnya ia akan kejam juga dan akan
pula memenggal kepala orang yang mengartikan ini buatnya bukan malahan dikasih
jabatan. Apa benar sejarah orang tersebut pernah seperti keadaan yang dimaksud
tersebut? Ada makna terselebung yang insyaAllah kelak akan penulis coba tuangkan
kedalam sebuah tulisan.
Atau
memang bangsa yang dimaksud Yakjuj dan Makjuj ini adalah dimasa sebelumnya telah
sering melakukan perjalanan bolak balik dari utara ke wilayah “kaum yang hampir
tidak mengerti pembicaraan” ini, artinya mereka memang telah menjadi penghuni
lebih lama dari utara.
Pertanyaan lainnya
: apa cikal bakal bangsa Yakjuj dan Makjuj awal ini belum mengenal api, hingga
tidak mampu membakar hingga melelehkan tembok dari campuran besi dan tembaga
ataukah bahan bakar api yang selalu tidak cukup pada masa itu buat Yakjuj dan
Makjuj ini hingga karena itu diseberang batas wilayah cikal bakal Yakjuj dan
Makjuj ini, kemudian setelah era Zulkarnain, api sampai-sampai dikultuskan dan dipuja
oleh bangsa Persia, agama resmi kerajaan Persia zaman itu adalah majusi/
zoroaster. Suatu pendapat mengatakan bahwa majusi bukannya menyembah api.
Tetapi api adalah cara mencapai fokus. Konon, ada sebuah tempat pemujaan dari
api yang tidak pernah padam hingga seribu tahun. Baru padam pada saat hari
kelahiran Rasulullah SAW.
Kalau
Yakjuj dan Makjuj dikatakan sebagai bangsa Allien atau Jin, masa sih tidak tahu
membuat api yang besar untuk menjebol dan melelehkan dinding pada masa itu,
kalau untuk menahan gunung berapi kan juga percuma pasang cape-cape dinding campuran
besi tembaga pastilah tidak tahan sama lahar, masa Zulkarnain, hamba yang
diberi petunjuk Allah tidak tahu itu dan mau cape-cape kerjain hal yang sia-sia,
ya … ada ngelesnya lagi kecuali dinding tadi ditimbun tanah hingga terlihat
menjadi serupa gunung/daratan tinggi biasa. Kalau pun dinding Zulkarnain
dianggap belum hancur, saran penulis karena sudah diperkirakan oleh beberapa
tafsir bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah bangsa dibalik gunung (Turk) ada di
sekitar wilayah deretan pegunungan Kaukakus antara laut Kaspia dan laut Hitam,
coba teliti pakai satelit ada tidaknya dinding besi tertimbun tanah, yang
membentuk serupa gunung tanah agar menyambung sebuah celah antara 2 deretan
gunung Kaukakus, satelit sekarang sudah bisa nebak isi tanah dan sekalian lihat
ada tidaknya daratan datar agak luas seperti lembah yang tertutup gunung-gunung
dan bukit-bukit tinggi Kaukakus disekelilingnya melingkar, mengotak atau model
apa saja, dan seperti ada satu jalan masuk saja modeling daerahnya namun
tertutup. Kalau mereka kaum yang hidup didalam tanah, tentunya galiannya selama
ribuan tahun ini banyak dan bisa panjang beribuan km, cari lagi disatelit
rongga didalam bumi didaerah asia tengah atau kalau memang selalu ditutup
galian ini, maka cari lubang besar yang kemungkinan tinggal jutaaan makhluk
ini.
-Dzulkarnain
berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat dari Tuhanku, maka apabila sudah
datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Tuhanku
itu adalah benar."
Sekitar
2000 tahun kemudian, setelah adanya dinding ini maka wilayah “kaum yang hampir
tidak mengerti pembicaraan atau keturunannya” baru akan hancur diserang oleh salah
satu suku-suku Yakjuj dan Makjuj, jadi perhitungan 2000 tahun adalah sampainya salah
satu suku bangsa Yakjuj dan Makjuj kepada wilayah “kaum yang hampir tidak
mengerti pembicaraan” bisa karena berputar hingga menyerang dari arah belakang
dan bisa pula dari depan tembok Zulkarnain ataupun serangan dari muka belakang
sekaligus, juga membuat sekaligus hancur pula tembok Zulkarnain. 2000 tahun
dalam hijriah bila dikonversikan ke masehi, mungkin lamanya sekitar 1940 tahun.
-Kami biarkan
mereka di hari itu bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup
lagi sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya, (pen: bisa diartikan bercampurnya
semua sub suku-suku Yakjuj dan Makjuj untuk mendapatkan kematian globalnya digunung
Thur, terjadi pada akhir jaman)
Terjadi
perselisihan apakah kedua nama ini berasal dari bahasa Arab ataukah
bukan. Yang berpendapat bahwa keduanya dari bahasa Arab, mereka
mengatakan bahwa keduanya berasal dari kata ajja (أَجَّ),
yang berarti berkobar. Atau dari kata ujaaj (أُجَاجٌ) yang berarti
air yang sangat asin. Atau dari kata al-ajj (الْأَجُّ), yang berarti
melangkah dengan cepat. Atau Ma`juj berasal dari kata maaja (مَاجَ)
yang berarti goncang. (Asyrathus Sa’ah, Yusuf Al-Wabil hal. 365-366)
Dalam
kamus Lisanul-’Arab dikatakan bahwa kata Ya’juj dan Ma’juj berasal dari
kata ajja atau ajij dalam wazan Yaf’ul. Kata ajij artinya nyala api.
Tetapi kata ajja berarti pula asra’a, maknanya berjalan cepat.
Zakharia 12:6
Pada hari itu keluarga-keluarga Yehuda
akan Kujadikan seperti api dalam
timbunan kayu bakar atau obor bernyala di bawah berkas-berkas gandum;
mereka akan membinasakan bangsa-bangsa di sekelilingnya. Tetapi penduduk
Yerusalem akan tetap tinggal di dalam kota dengan aman. (Yerusalem yang
dimaksud dimaknai adalah saat nabi Isa as mengalahkan Dajjal dan menguasai
Yerusalem, sebelum mundur ke gunung Thur ketika Yakjuj dan Makjuj datang)
Sejumlah
ahli bahasa meyakini bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah orang-orang Turk. Ya’juj
dan Ma’juj, menurut ahli lughah, ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar
kata dari bahasa Arab) berasal dari Ajaja an-Nar artinya jilatan api. Menurut
Abu Hatim, Ma’juj berasal dari Maja, yaitu kekacauan. Ma’juj berasal dari
Mu’juj, yaitu Malaja.
Namun,
menurut pendapat yang sahih, Ya’juj dan Ma’juj bukan isim musytaq, melainkan
isim ‘ajam dan laqab (julukan). Ada pula yang menyebutkan kata
Ya’juj dan Ma’juj adalah dari bahasa Cina. Ya bermakna Asia, Jou atau Zhou
adalah benua (tempat tinggal) dan Ma adalah kuda. Ya’juj adalah Benua Asia dan
Ma’juj adalah bangsa berkuda. Bangsa nomad berkuda.
Dari
beberapa pengertian diatas, maka kita bisa menafsirkan bahwa Ya’juj Ma’juj
adalah suatu bangsa yang berasal dari Asia yang berdiam di sekitar laut, yang
mampu bergerak dengan sangat cepat dan mahir berkuda, serta suka menimbulkan
kekacauan.
Rasulullah
saw. bersabda,’...dan demi jiwaku yang
berada dalam genggaman-Nya bahwa kalian adalah kilauan dua makhluk yang selalu
berkembang jumlahnya yaitu Yakjuj dan Makjuj yang berasal dari keturuan Adam,
keturunan Iblis’ (HR Turmudzi).
Umat
Islam adalah kilauan diantara para makhluk yang dimurkai dan para makhluk yang
sesat yang selalu berkembang jumlahnya hingga kalian sebenarnya terasing, di
tafsir dari surat al Fatihah 7 : (yaitu)
jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni'mat kepada mereka; bukan
(jalan) mereka yang dimurkai (orang-orang yang mengetahui kebenaran dan
meninggalkannya), dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat (orang-orang yang
meninggalkan kebenaran karena ketidaktahuan dan kejahilan)
Bangsa awal yang diperkirakan
sebagai cikal bakal Yakjuj dan Makjuj dalam berbagai pendapat adalah bangsa
Turk, Bangsa Alan, Bangsa Scythia adalah bangsa nomad berkuda. Magog awal ditanah
Magog (Pangeran dari Mesekh dan Tubal)
10 suku bani Israel yang hilang
menjadi banyak nama suku di pembuangan: bangsa Khazar, bangsa Alan, bangsa Chimmeria/Kymrians/Kimrians/Kimerian, bangsa Gaul, bangsa Seltik, bangsa Khumri/Gimmirra/Gimri, Bangsa Sakae, bangsa Anglo saxons, bangsa Cymri,
bangsa Kelt dan bangsa Skit, bangsa Viking, dsb. Gog
awal (Turunan Ruben pemimpin di dalam pembuangan)
Kedua
suku ini bergabung/bercampur baur di utara hingga membentuk banyak suku-suku
yang dimasa itu akan berkembang ke utara barat (eropa) dan ke utara timur
(Eurasia).
Pada
masa kolonial Monggol, penguasa dunia terbesar ketiga, berkembang dan bercampur
baur membentuk banyak sub suku-suku, kemudian masa Kolonial Inggris penguasa
dunia terbesar kedua, makin berkembang pesat percampuran suku-sukunya, hingga
masa Amerika penguasa dunia terbesar pertama sekarang ini, maka hampir seluruh
dunia telah tersebar sub suku-suku Gog dan Magog.
Penulis
sendiri sebenarnya tidak terlalu terpatok dengan asal usul Yakjuj dan Makjuj
jadi silahkan Anda menilai sendiri, karena rana sejarah penulis juga tidak
menguasai dengan baik, tapi penulis lebih terpatok dengan mencari kesimpulan
seperti apa perkembangannya dan dimana saja mereka di akhir jaman. Akhirnya
kesimpulan penulis adalah bahwa siapa pun yang disesatkan Dajjal bisa menjadi
bagian pasukan Yakjuj dan Makjuj, karena siapa pun yang mengikuti “siapa” akan bisa
menjadi seperti yang diikuti tersebut, dan Dajjal adalah turunan bani Israel/Yahudi
ditambah karena adanya unsur kepercayaan selain Islam di dunia, yaitu adanya :
bangsa yang meniadakan Tuhan dan bangsa yang menyembah Tuhan selain Allah SWT,
bila dijabarkan dari Gog sebagai turunan Ruben, maka termaksud kalangan barat (ahli
kitab jaman sekarang) dan Yahudi dan Magog adalah pangeran/suku bangsa dari wilayah
Rusia/Eurasia (Komunis dan agama bumi lainnya seluruh dunia), kesimpulan
penulis adalah Yakjuj dan Makjuj akhir jaman adalah bangsa-bangsa yang tidak
menyembah Allah SWT sebagai Tuhan-nya, yang telah tertuang di hadis Qudsi
sebagai pasukan neraka, 1000 berbanding 1 dari umat Islam dengan pengkondisian
bahwa mereka adalah gelombang terakhir yang terlibat dalam perang akhir jaman
melawan kekhalifahan Islam. Ini sesuai dengan masa banyaknya fitnah-fitnah yang
tersebar di dunia yang sudah tidak bisa ditanggulangi, yang akan dihilangkan di
jaman kekhalifahan Islam akhir jaman dan sebagai kemenangan besar umat Islam
terhadap dunia sebagai penutup rangkaian hadirnya generasi umat Islam di dunia.
Merujuk ke masa lalu, maka bani
Israel yang pertama kali dibuang adalah suku Ruben, Gad dan sebagian Manasye
dari kerajaan utara bani Israel ke Media
(Tiglath-Pileser III, 732 SM), pembuangan kedua adalah 10 suku bani Israel dari
kerjaan utara ke Media (Sargon II, 722- 705 SM) dan pembuangan ketiga adalah
suku Yahuda dan Benyamin dari kerajaan selatan ke babelonia (4 kali tahapan
pembuangan, Nebukadnezar II, 605-562 SM), maka turunan Ruben sebagai Gog awal bisa
dibilang sebagai pemimpin bani Israel dalam pembuangan, diantara suku-suku bani
Israel yang memasuki kawasan pegunungan Kaukakus, mereka akhirnya bercampur
baur dengan suku-suku Turk di utara (Magog awal), yaitu di tanah Magog, maka
lengkaplah Gog dan Magog di tanah utara, saling campur baur dan melengkapi dan saling
menularkan sifat-sifat diri masing-masing menjadi benar-benar Gog dan Magog, dalam
alkitab digambarkan sebagai kerajaan keempat dari percampuran besi (merujuk
Iron gate) dan tanah liat (bani Israel) dan ketika itu pulalah Zulkarnain
datang dan menutup kawasan pintu keluar-masuk kewilayah tersebut, dimana Gog
dan Magog pula menjadi lebih berkembang pesat ke timur dan barat dari batas
bawah ini. Di jaman sekarang maka ternyata turunan Ruben pula adalah pemimpin
atau pemegang kekayaan dunia/kekayaan Yahudi, yang disinyalir dari merekalah
banyak intrik dan makar skenario dunia terjadi/keluar (ada sedikit sumber
literatur dibawah mengenai mereka).
Bila
kalian melihat hutang-hutang hampir keseluruhan negara-negara termaksud Amerika
maka ia mengalir lewat satu sentral yang dikuasai keluarga ini, maka Anda bisa
melihat pula perputaran uang riba banyak berasal dari sana. Tahukah Anda,
sentral ini berlambang mata satu. Apakah Dajjal kelak adalah merupakan
keturunan Ruben pula mengingat ada ahlikitab menyatakan bahwa antikristus
haruslah berasal dari kalangan mereka?
1
Yohanes 2:18-19 Anak-anakku, waktu ini adalah waktu yang terakhir, dan seperti
yang telah kamu dengar, seorang antikristus akan datang, sekarang telah bangkit
banyak antikristus. Itulah tandanya, bahwa waktu ini benar-benar adalah waktu
yang terakhir. Memang mereka berasal dari antara kita, tetapi mereka tidak
sungguh-sungguh termasuk pada kita; sebab jika mereka sungguh-sungguh termasuk
pada kita, niscaya mereka tetap bersama-sama dengan kita. Tetapi hal itu
terjadi, supaya menjadi nyata, bahwa tidak semua mereka sungguh-sungguh
termasuk pada kita.
Wahyu
13:7 Dan ia (antikristus) diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang
kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya (antikristus) diberikan kuasa
atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.
Binatang
pertama atau disebut antikristus sedangkan pada binatang kedua atau disebut
nabi palsu condong kepada penyebutan organisasi elit Israel (Zionis,
Illuminati, Fremason atau negara-negara bahkan sebenarnya "nabi
palsu" dapat juga dalam artian binatang kedua ini lebih condong kepada
penyebutan semua pemimpin ideologi dan pemimpin kepercayaan yang akan menarik
1000 orang lainnya yang menjadi Yakjuj dan Makjuj) yang akan memberi tanda
bilangan binatang pertama (antikristus) dan bilangan itu bilangan seorang
manusia atau disebut 666 ataukah sebenarnya jumlahnya 666 (bintang David ia
adalah enam titik ditambah enam segitiga ditambah segi enam) dan atau kah
sebenarnya perujukan jumlah angka yang berbeda yaitu 999:1 akan membuat
sebanyak 999 menjadi gog magog. disini makna binatang pertama dan kedua bisa
juga terbalik makna siapa yang antikristus dan siapa nabi palsu (Wahyu 13).
1
berbanding 1000 dan dari 1000 yaitu 999 plus 1 (nilai 1 ini adalah hal yang
lebih ekstrim dari penjelasan penulis sebelumnya), bila Anda memahaminya tidak
perlu dijabarkan lebih lanjut, cukup memahaminya saja dan agar Anda
mengingatnya untuk menambah ketaqwaan dan agar kalian tidak saling melempar
fitnah.
Kerajaan besi (Daniel 2:31) atau dari tafsir ahlikitab menyebutnya sebagai kerajaan Romawi, dalam ayatnya adalah dinyatakan bagian paha dari patung yang menggambarkan 5 kerajaan, merujuk paha sendiri memang bagian paha ada 2 sebagai pasangan paha dengan artian kerajaan besi adalah kerajaan yang terbelah, kemudian merujuk ke Romawi memang kerajaan ini terbagi 2 kerajaan, kemudian rujukan kaki yang sebagian besi dan sebagian tanah liat, mungkin saja pemaknaannya adalah kerajaan itu setelah terpecah 2 kemudian berkembang dengan menjadi satu tetap dalam barbarnya (tetap merujuk besi, besi disini digambarkan sebagai telah tercampur dengan bangsa Turk (Gog Magog)) dan satu mengikuti nabi Isa as (digambarkan tanah liat) pada masa itu namun bagian ini rapuh artinya dapat mudah terkelupas tidak utuh bentukan tanah liatnya lagi alias menjadi sesat dari itu akan muncul kerajaan kelima yang berkuasa selama-lamanya, digambarkan sebagai batu, tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung dan meremukkan besi, tembaga, tanah liat, perak dan emas itu. Allah yang maha besar telah memberitahukan kepada tuanku raja apa yang akan terjadi di kemudian hari; mimpi itu adalah benar dan maknanya dapat dipercayai, digambarkan suatu kerajaan yang tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan kekuasaan tidak akan beralih lagi kepada bangsa lain: kerajaan itu akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya. merujuk Rum masih belum ditaklukkan maka proses peremukannya sampai akhir jaman ini.
Merujuk jari kaki ada 10, maka ini menggambarkan 10 raja dikatakan nubuat ini pada akhir jaman lagi maka 10 raja atau lima besi dan lima tanah liat rapuh, dari sini muncul binatang pertama dan kedua yang beraffliat ke naga (Iblis), ada juga digambarkan 3 tanduk yang tercabut (Daniel 7:8), dengan artian 3 suku bani Israel dari 12 suku akan hilang atau tidak beraffliat ke bani Israel lagi, mengingat ada turunan Dan akan menghukum bani Israel pula, namun akan pula ada tumbuh satu tanduk kecil baru atau akan menjadi 10 raja lagi, nah tanduk kecil baru ini, punya mata seperti mata manusia dan mulut yang menyombong. 1 dari 10 raja ada yang sebenarnya terluka namun sembuh lagi, bila ia adalah bermakna Israel atau nabi palsu, maka antara antikristus dan nabi palsu terbalik pada artian ayat ini.
Lagi
dan lagi alkitab sendiri yang menjelaskan bahwa akan ada suku baru dari bani
israel yaitu merupakan satu tanduk kecil baru mengartikan bahwa akan ada suku
bani israel baru berciri lain/type fisik berbeda dari ras asli bani israel
awal-awalnya, banyak peneliti menterjemahkannya sebagai bangsa Khazar yang
aslinya keturunan Japhet, bukan yahudi turunan Semit (atau disebut suku bangsa
ketigabelas bani israel dari tulisan Koesler), namun penulis lebih condong
berpendapat bahwa satu tanduk kecil adalah semua yang bermakna turunan campuran
Yahudi dan semua yang termakna pengikut
faham, ideologi dan kepercayaan menyimpang dari Yahudi, sedangkan satu
tanduk kecil hanyalah salah satu bagian dari 10 suku (raja), jadi hanya
sebagian persepuluh dari bani israel dan ia berbeda dengan satu raja yang
lainnya yang terluka dan sembuh lagi.
Tafsir
lainnya, hal real hari ini terhadap batu melawan besi dan tanah liat adalah
Anda bisa melihat bagaimana pemuda Palestina dalam melawan kependudukan Israel,
ironis kelak bagaimana bisa batu dapat meremukkan/mengalahkan besi (baja),
padahal bila melihat kenyataan mana yang kuat antara batu dan besi (baja), maka
Anda tahu yang mana lebih kuat. Ya… tapi adalah tanah liat itu yang akan dibuat
rapuh (gambarannya bisa pembangunan tembok dan pembangunan pemukiman, namun
disini artiannya manusianya), kelak akan datang masa dimana tanah liat ini pun
akan dibuat rapuh kembali, disusupkan kehati manusia ini, rasa takut kepada pejuang
Islam.
Walau
ada juga yang memakai batu dalam huru hara, namun biasanya terbatas pada
konflik internal, tawuran atau demonstrasi terhadap “sesuatu” hal saja pada
lingkup ruang kecil, berbeda dengan keadaan di Palestina, bukan hanya masalah
perebutan wilayah namun hal ini juga menyangkut 2 kepentingan golongan berbeda
terhadap masalah politik dan sosial, ideologi, mililter, dan kepercayaan/agama
baik secara terang-terangan maupun yang terselubung juga menyangkut dan
melibatkan orang-orang di luar wilayah ini.
Perkuat
saja besi-besi mu yang kelak tidak akan bermanfaat lagi karena janji Allah SWT
pasti terjadi, satu hari nanti batu ini akan menjadi besar dan akan datang
meremukkan dogma-dogma yang bertentangan dengan nilai-nilai ajaran Islam.
Maka apakah mereka
tidak berjalan di bumi, lalu mereka perhatikan bagaimana akibat orang-orang
yang sebelum mereka? Adakah mereka (umat terdahulu) lebih banyak dan lebih kuat
dan bekas-bekasnya di bumi dari mereka? Maka tidak bergunalah bagi mereka
apa-apa yang telah mereka usahakan
QS. Al Mu’min: 82
dan dia mempunyai
kekayaan besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mukmin) ketika
bercakap-cakap dengan dia: "Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan
pengikut-pengikutku lebih kuat"
Qs. Al Kahfi: 34
Karun berkata:
"Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada
padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan
umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan
harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang
dosa-dosa mereka.
Qs. Al Qashash: 78
Apakah orang-orang
kafirmu (hai kaum musyrikin) lebih baik dari mereka itu, atau apakah kamu telah mempunyai jaminan kebebasan (dari azab) dalam
Kitab-kitab yang dahulu
Qs. Al Qamar: 43
Beginilah firman
Tuhan ALLAH: Engkaulah itu tentang siapa Aku sudah berfirman pada hari-hari
dahulu kala dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, yaitu nabi-nabi Israel, yang
bertahun-tahun bernubuat pada waktu itu, bahwa Aku akan membawa engkau melawan
umat-Ku. Yeyasa
38: 17
Abu
Darda berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika aku tidur tiba-tiba aku melihat tiang kitab diambil dari bawah
kepalaku. Aku melihatnya dibawa pergi dan aku pun mengikutinya dengan dua
pandanganku. Kemudian tiang itu ditegakkan di Syam. Ketahuilah bahwa sesungguhnya iman berada di syam ketika terjadi
Fitnah.” (HR. Ahmad no. 21781)
Abdullah
bin Amr berkata, “Akan datang satu masa
tidak ada seorang mukmin pun kecuali ia akan bergabung ke Syam.” (HR. Ibnu
Abi Syaibah no. 19791)
Abu
Hurairah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika terjadi pertempuran besar maka Allah mengutus utusannya dari
berbagai lapisan masyarakat, mereka memiliki kuda terbaik dan senjata perang
terhebat, dan Allah mengkokohkan agama ini dengan mereka.” (HR. Ibnu Majah
no. 4080)
Abdullah
bin Amr bin Ash berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan itu ada sepuluh persepuluh (10/10). Sembilan persepuluhnya
(9/10) berada di Syam, sepersepuluhnya (1/10) untuk selain Syam. Kejahatan itu sepuluh persepuluh.
Sepersepuluhnya berada di Syam dan sembilan persepuluhnya di seluruh negeri.
Apabila penduduk Syam telah rusak maka tidak ada kebaikan lagi padamu.” (HR.
Ibnu ‘Asaakir, 1/154)
10
jari kaki, 5 besi dan 5 tanah liat atau disebut 10 raja = 1/10 ada di negeri
Syam dan 9/10 diseluruh dunia. Siapakah 2 pecahan besi bagian paha, Romawi
barat dan Romawi timur, ada yang mengatakan kerajaan Byzantium (Romawi timur)
memang sudah hilang tapi properti-propertinya sampai sekarang masih ada
misalnya lambang, gerejanya dan lain-lain, jika menemukan kerajaan Byzantium
hari ini, jawabannya gereja kristen orthodoks tidak hilang sampai hari ini, dan
kantor pusatnya sekarang berada di Russia. buktinya angkatan bersenjata Russia
masih menggunakan lambang yang sama seperti leluhur mereka bangsa Byzantium,
bukan cuma di Rusia juga sampai di negara-negara eropa timur sebagian seperti Serbia,
lalu Romawi barat adalah Vatikan dan negeri-negeri Nasrani, di kaki pecahan
paha dari besi ini menjadi satu kaki dari besi dan satu kaki dari tanah liat,
ada 10 jari yaitu 5 tanah liat dan 5 besi maka ia masih beberapa bagian dari
10/10 atau katakanlah telah ada 3/10 bagian. Kebaikan cuma ada 1/10 diluar
negeri Syam pada masa itu.
Bila
benar turunan 10 suku Yahudi yang hilang dan berimigrasi ke utara adalah juga
salah satu cikal bakal Yakjuj dan Makjuj, pertanyaan sederhana sebagai
pembuktian adalah :
1). Bahwa tembok yang didirikan
Zullkarnain haruslah beberapa tahun/masa sesudah masa suku Yahudi di buang oleh
Nebuchadnezzar II.
2). Apakah benar 10 suku Yahudi yang
hilang ini pernah hilang hampir mendekati 2000 tahun dan kembali ke tanah
airnya (kembali dalam hal ini menginjakkan kaki lagi ke daerahnya walaupun bisa
jadi mereka tidak tahu bahwa dahulunya itulah tanah air nenek moyangnya) dan
bercampur keturunan dengan Yakjuj dan Makjuj Scythia atau Turk dan menjadi
bagian 1000 keloni suku-suku/bangsa-bangsa Yakjuj dan Makjuj.
3). Bila benar, maka memperinci
sub-turunan-turunan 10 suku ini sampai dengan abad sekarang
- 734-733 SM : Samaria ibukota Israel utara menyerah kepada Assyria. Tiga suku Israel utara yang terdiri dari suku Ruben, Gad, dan setengah dari suku Manasye ditawan dan dibuang oleh Tiglathphilazar III (gelombang pertama pembuangan suku Israel oleh Assyria). Ahas tetap menadi raja di Jerussalem sebagai bagian dari negara Assyria.
- 721 SM: Sisa orang Israel utara dibuang oleh Sargon II ke Assyria dan utara (pembuangan tahap kedua). suku Israel ini pun lenyap, tidak ada kabar beritanya. Sargon II mengganti penduduk Israel dengan orang Samariyun (Samaritan=Diduga Chimmeria). Kemudian muncullah kota Scythopolis/Betshean (kota orang Scythia) di Israel.
- 605 SM-562 SM Raja Nebuchadnezzar II dari Babilonia menawan bangsa Yahudi ke Babilonia.
- 587 SM: Pengasingan bangsa Yahudi
- 576 SM - 530 SM Masa pemerintahan Cyrus Agung (diperkirakan adalah Zulkarnain)
- 539 SM-331 SM pengembalian Yahudi ke Yerusalem oleh Cyrus Agung, hanya 2 suku yang kembali dari 12 suku Yahudi yang pernah dibuang Nebuchadnezzar II.
- 1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Farghana, kemudian terus ke Samarkand, Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol.
721 SM
+ 1209 M = 1930 tahun hingga 539 SM + 1209 M = 1748 tahun, mendekati 2000 tahun. Hilangnya 10
suku dimulai pada Tahun
721 SM - 587 SM saat pembuangan oleh Sargon II hingga pengasingan bangsa Yahudi Nebuchadnezzar
II yaitu sebelum tahun 576
SM - 530 SM masa pemerintahan Cyrus Agung
(pendirian tembok di pegunungan Kaukakus).
Atau Bila merujuk ke perang salib 721 SM + 1095 M = 1816 tahun
hingga 539 SM + 1095 M = 1634 tahun,
mendekati 2000 tahun
- Perang Salib Pertama dilancarkan pada 1095 M oleh Paus Urban II untuk merebut serta membebaskan tanah kota suci Yerusalem yang juga merupakan tanah suci bagi umat Kristiani dari umat Muslim yang pada saat itu terdapat perkembangan dan banyak kunjungan yang dilakukan oleh terutama para pedagang muslim kaum seljuk Turki. Mereka masuk lewat Antiokhia adalah sebuah kota tua yang terletak di sisi timur sungai Orontes, terletak di tempat kota modern di Antakya, Turki.
- Tahun 1187 M, Yerusalem direbut dari Tentara Salib oleh Saladin yang mengizinkan orang Yahudi dan Muslim kembali dan bermukim di dalam kota.
- Tahun 1517 M, Yerusalem dan sekitarnya jatuh ke tangan Turki Ottoman yang masih mengambil kendali hingga 1917 M
- Pada tahun 1947 M, PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab.
Perang
salib terjadi setelah hampir 400 tahun umat Islam hadir atau 400 tahun setelah
Nasrani dinyatakan sesat jalannya, awalnya bangsa Rum dan bangsa Achaemenid Persia
adalah penjaga wilayah masing-masing dari Yakjuj dan Makjuj yang masih berada
di utara, namun selama pengembaraan di utara di kawasan stepa Eurasia, karena
tidak bisa masuk di jalur pegunungan kaukakus (terhadang tembok) untuk ke
wilayah timur tengah/Persia/Armenia langsung, maka suku-suku awal Yakjuj dan
Makjuj hanya bisa berkelana di belahan utara saja ke timur dan baratnya saja
atau masuk pula ke Eurasia dan masuk pula ke daerah Eropa (utara barat), selama
500 SM (masa Cyrus Agung) atau selama 500 tahun mereka telah menggandakan diri
atau berbaur bercampur pernikahan dengan suku-suku setempat hingga menjadi
sub-turunan suku-suku lain di Eropa dan wilayah Eurasia lainnya.
Bila
benar maka merujuk sejarah kemungkinan tidak ada serangan dari utara atau dari
atas pegunungan kaukakus yang bisa masuk ke wilayah bawah pegunungan kaukakus
atau wilayah Armenia/Persia/bulan sabit subur secara langsung (2000 tahun baru
sampai kepada penghancuran wilayah “kaum yang tidak mengerti pembicaraan),
tetapi serangan yang teridentifikasi sebagai bangsa awal Yakjuj dan Makjuj akan
terjadi pada peperangan-peperangan di seputar wilayah Eropa, Rusia dan Eurasia
saja (utara timur dan utara barat, bila ditarik garis horizontal di map dari
point/titik sama di pegunungan kaukakus). Mereka akan cepat menguasai dan menyebar
di barat utara dan timur utara. Setelah beberapa masa dari nabi Isa as hadir,
wilayah Eropa termaksud bangsa Rum telah tercampur oleh sub-turunan Yakjuj dan
Makjuj akibat peperangan-peperangan dan perebutan wilayah tersebut, hingga
dinyatakan sesat kembali setelah adanya umat Islam telah muncul, akhirnya
puncak kembalinya suku-suku sub-turunan awal dari Yakjuj dan Makjuj bisa
membonceng di jaman perang salib (1095 M) atau saat invasi Mongol (abad ke-12) pada
waktu ini pula tembok telah runtuh.
Saat
jaman sekarang ini sub suku-suku Yakjuj dan Makjuj telah menguasai, menyebar
dan beranak pinak hampir di seluruh wilayah dunia, penyebaran mereka hampir ada
di setiap suku-suku bangsa di negara-negara dunia sebagaimana tertuang dari sumber
Islam, ada hadis dari Ibnu Abbas: “Bumi
itu terbagi menjadi enam (6 Benua). Lima bagian dihuni oleh Yakjuj dan Makjuj,
sedangkan yang satu dihuni oleh makhluk yang lain”. Dan catatan di dalam alkitab, Pertempuran
dalam Wahyu 20:7-9 akan melibatkan semua bangsa, sehingga tentara akan datang
dari segala arah, bukan hanya dari utara.
Wahyu : 20:7 Dan setelah masa
seribu tahun itu berakhir, Iblis (Dajjal) akan dilepaskan dari penjaranya, 20:8
Dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada keempat penjuru bumi, yaitu
Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama
dengan banyaknya pasir di laut. 20:9 Maka naiklah mereka ke seluruh dataran
bumi, lalu mengepung perkemahan tentara orang-orang kudus dan kota yang
dikasihi itu. Tetapi dari langit turunlah api menghanguskan mereka.
Yang
menarik adalah pernyatan dalam kitab wahyu 20 ini yang mengulang setiap 1000
tahun, bila Kita identifikasi sebagai prediksi hitungan juga, maka awal nabi
Isa as 0 masehi (sebelumnya masa lenyapnya 10 suku Yahudi 700 SM-500 SM tahun,
bonus waktu 500 tahun atau ½ hari), maka pengulangan jatuh di tahun 1095 M
(perang salib pertama hingga selesai di Tahun 1187 M dimana Saladin merebut
Yerusalem) selisih 92 tahun, kemudian dilanjutkan pengulangan hampir 1000
tahun, yaitu pada 1947 M (PBB menyetujui Pembagian Palestina menjadi dua
negara, yaitu satu negara Yahudi dan satu negara Arab) seharusnya pertikaian
besar akan selesai kembali diantara tahun 2039 M.
Harusnya
diantara turunan 10 suku ini haruslah terisolasi hanya bergerak diwilayah
mereka selama hampir 2000 tahun, Salah satu dari sub-turunan 10 suku adalah
Bangsa Mongol adalah suku nomaden yang hanya hidup berkisar di wilayah Mongolia
sebelum penyatuan beberapa suku-sukunya oleh Jenghis Khan dan sebelum invasi
Mongol. Jawaban 1 dan 2, sedangkan jawaban ke 3 bisa dilihat di sumber
literatur/artikel lain dibawah ini. Perlulah diingat bahwa suku-suku Yakjuj dan
Makjuj adalah bangsa besar yang kuat dan susah dikalahkan, turun ditempat
tinggi dengan cepatnya yang bisa berarti menjadi pemimpin/penguasa besar
belahan didunia dengan cepat dan menurunkan ideologi sampai 1000 orang
mengikutinya atau bisa jadi pula punya penyebaran dari awal suku menjadi
sub-turunan sampai 1000 suku atau bangsa. Diabad pertengahan muncul Mongol dengan
kekuasaan yang sangat besar wilayahnya, yang hanya kalah dari imperium Inggris
yang lebih besar lagi wilayahnya dan terakhir Amerika yang bisa dibilang paling
besar pengaruh dan wilayahnya. Dunia dikuasai oleh pangkalan militernya yang
tersebar dimana-mana terutama menutup jalur strategis dan menutup negara-negara
Islam.
Wilayah
Mongol di awal sebelum invasi
Suku
bangsa saat Mongol menginvasi wilayah-wilayah sekitarnya
Dari hadis diatas ada perkataan “Mereka mengeringkan air. Orang
orang berlindung dari mereka di benteng benteng” dalam hal ini penulis
memikirkan dua pendapat bahwa yang dibicarakan apakah adalah awal pernah
keluarnya Yakjuj dan Makjuj pertama dalam sejarah Islam (bangsa Mongol atau perang
salib) atau pengeringan danau Thabariyah (akhir jaman), apa benteng-benteng
adalah benteng alam berupa pegunungan (Thur, akhir jaman) atau benteng-benteng
awal pertama kali mereka muncul lagi menyerang bangsa-bangsa lain pada masa
Islam (Alamut, masa invasi Mongol), penulis
coba mencari artikel mengenai halnya pernahkan ada laut atau danau yang sengaja
dikeringkan di saat-saat sebelum pasukan Mongol
atau perang salib, dua laut
yang memungkinkan dari arah serangan pasukan Mongol adalah laut Caspia dan laut
Aral (terlampir di map) ataukah tetap lewat jalur pegunungan Caucasus
(perkiraan beradanya tembok Zulkarnain). Sayangnya emang nga ada ketemu. Namun
penulis menemukan artikel menarik tentang laut Aral yang sekarang mulai
mengering. Dan juga apakah yang dimaksud dengan benteng-benteng? Anda yang
teliti. Namun ternyata serangannya dimulai dari Transoxiana disebelah utara
Samarkand dan Bukhara bukan dari pegunungan Kaukakus. Hulagu (Mongol) yang akan menyerang
Baghdad diawali dengan penaklukan istana Benteng Alamut (bahasa Persia: قلعه الموت atau hanya الموت yang dalam
bahasa Arab dan Persia berarti istana kematian) adalah bekas benteng
gunung yang terletak di tengah pegunungan Elburz, sebelah selatan Laut Kaspia,
dekat dengan Gazor Khan, dekat Qazvin, sekitar 100 km dari ibukota Iran, Tehran.
Hanya reruntuhan yang tersisa di benteng ini sekarang. Pegunungan Alborz
juga dieja Alburz atau Elburz, adalah pegunungan di Iran utara
yang terbentang dari perbatasan Armenia di barat laut sampai ujung selatan Laut
Kaspia, dan berakhir di sebelah timur perbatasan Turkmenistan dan Afganistan.
Gunung tertinggi di Timur Tengah, Gunung Damavand, terletak di pegunungan ini.
Dalam
beberapa tafsir Al Qur'an, bangsa Turk yang masih tinggal di balik Pegunungan
Utara dianggap sebagai bangsa Ya'juj Ma'juj. As-Sa'di menyebutkan Ya'juj Ma'juj
adalah bangsa besar yang berasal dari keturunan Yafits bin Nuh, termasuk
wilayah Turk dan yang lainnya.
Pada
zaman penyebaran Islam yan dimaksud wilayah Turk adalah kawasan di
balik Pegunungan Kaukaf (Kaukasus) yaitu di utara pengunungan Kaukasus, di
Padang Rumput Eurasia. Bangsa Turk yang masih tinggal di balik gunung ini
disebut sebagai nenek moyang Ya'juj dan Ma'juj, sebagaimana yang disebutkan
dalam Tafsir Al-Maraghi.
Bangsa
Ya'juj Ma'juj Scythia tak sendirian menghuni padang rumput Eurasia. Jika
dikaitkan dengan analisis mendalam tentang sejarah bangsa-bangsa di Padang
Rumput Eurasia, dapat diketahui bahwa suku-suku Yakjuj Ma'juj Scythia berasa
dari ras Indo-Eropa. Beberapa suku Yakjuj Ma'juj yang berada di Padang Rumput Eurasia
adalah suku Scythia, Khazar, Arya, Xiongnu, Hun, Mongol, dan Tartar. Semua suku
ini disebut oleh orang Arab sebagai bangsa Turk yaitu bangsa yang tingal di
balik pengunungan utara. Suku-suku ini berasal dari nenek moyang yang sama,
yaitu Yafits bin Nuh. Mereka adalah bangsa nomad berkuda yang kerap menerobos
celah-celah sempit yang hanya diketahui oleh mereka sendiri. Mereka diberi
julukan berbeda oleh para mangsanya, sesuai zaman dan tempat yang mereka jajah.
Anehnya,
beberapa penelitian terakhir menunjukkan identitas suku Scythia berasal dari
keturunan Israel. Pada saat ini, secara tradisional diketahui bahwa ada banyak
kelompok etnik Eurasia yang merupakan keturunan bangsa Saka-Scythia.
Berdasarkan penelitian DNA, indikasi tersebut juga ada, berdasarkan Teori
Haplogroup oleh Hanok ben Galutyah (2007). Sebagian besar orang Eurasia yang
ada saat ini adalah keturunan Israel Semit, bukan keturunan Japhet, seperti
yang diungkapkan para sejarawan Kristen.
Suku-suku
Israel dari Kerajaan Israel Utara yang dibuang oleh bangsa Asyria pada tahun
721 SM telah menjadi suku nomad. Jair Davidy dalam bukunya yang berjudul Origin
menyebutkan bahwa para ahli sejarah modern mencoba membedakan dua bagian bangsa
Sycthia. Pertama yaitu sebutan Scythia untuk bangsa yang berada di barat Laut
Kaspia dan utara Kaukasus. Kedua, sebutan Sakae untuk bangsa Scythia yang
berada di timur Laut Kaspia. Bangsa Scythia-Sakae yang dikenal sebagai bangsa
“Sexe” dan sebagai “Saxon”, atau “Anglo Saxon” adalah bangsa yang muncul dari
bangsa Scythia-Sakae. Kota Saksin yang berada di barat Laut Kaspia, disebut
Saxon City. Saksin adalah salah satu ibukota Khazar yang merupakan orang
Scythia yang secara tradisional disebut sebagai keturunan suku-suku Israel dari
garis Mannaseh dan Simeon.
Logika
sederhana lainnya, bila dalam gambaran hadis tentang ciri-ciri Yakjuj dan
Makjuj mendekati gambaran ciri-ciri dari pasukan Mongol pada jaman kekhalifahan
awal Islam, maka tentunya tembok Zulkarnain telah runtuh sebelum atau saat
pasukan Mongol menyerang, dan bila dicirikan pula bahwa pasukan salib telah
tercampur dengan turunan utara dan bani Israel, seperti bangsa Rum yang
dikatakan sebagai kerajaan besi maka ada kemungkinan sebelum serangan awal
perang salib pertama, tembok Zulkarnain rubuh, bila melihat ciri kedaerahan dan
kejadian sejarah, maka saat masa awal Islam berkembang, bangsa Romawi dan
Bangsa Persia sedang dalam peperangan, dimana bangsa Romawi timur ini dibantu
oleh bangsa Khazar dari utara (600-700 M), bisa jadi pula saat masa inilah
tembok itu telah runtuh. Bila diyakini dinding Zulkarnain akan hancur lebur karena
penyebutan nama Allah, hal ini lebih cocok pada kejadian dimana dua kerajaan
Islam berperang di daerah dimana diperkirakan dinding Zulkarnain berada, yaitu,
karena perebutan wilayah seputar pegunungan Kaukakus yang terjadi pada masa Golden
Horde dan Ilkhanate (1300-1400 M).
Juga
adanya mimpi khalifah al-Watsiq yang bisa jadi adalah sebuah mimpi yang benar,
yaitu pada tahun 842 M, mungkin saja sesudah beberapa masa dari mimpi khalifah
dan sesudah saat kunjungan ekspedisi utusan khalifah untuk melihatnya barulah
dinding jebol di tahun 900-1000 M.
Di
tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke
gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137
m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor
dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti
bunyi surat Al Kahfi. Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat
penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq
Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang
dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka. Mimpi
itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga
lokasi pastinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu
tentang tembok itu. Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan
pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk
detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif
al-Idrisi, hal. 934 -938).
Skithia
(bahasa Yunani: Σκυθία, Skythia) adalah suatu daerah di Eurasia yang ditinggali
oleh bangsa Skithia dari abad ke-8 SM sampai abad ke-2 M. Lokasi dan luasnya
berubah seiring waktu. Beberapa tempat yang disebut Skithia antara lain:
- Stepa Pontos-Kaspia: Kazakhstan, Rusia Selatan dan Ukraina (ditempati oleh bangsa Skithia sejak abad ke-8 SM.
- Daerah Kaukasus utara, meliputi Azerbaijan modern.
- Sarmatia, Ukraina, Belarusia, Polandia sampai ke Okeanos Sarmatikos dikenal sebagai Baltik.
- Ukraina Selatan dan bagian bawah sungai Danube serta sebagian Romania, disebut juga Skithia Minor
Hulu sungai
Efrat menjadi jalan masuk migrasi ke pegunungan Kaukakus dari suku bani Israel
dalam pembuangan. Sungai
Furat memberi kehidupan yang membawa kepada kemunculan peradaban Sumeria, lebih
kurang abad ke-4 SM. Kebanyakan kota purba penting terletak di tebing sungai
ini termasuk Mari, Sippar, Nippur, Shuruppak, Uruk dan Eridu. Lembah sungai ini
juga membentuk pusat imperium Babilon dan Assyria. Jalur 10 suku bani israel
melalui jalur sungai efrat ke hulu sungai, yang dikenal sebagai bangsa cimmerii
sebagai salah satu nama saat pembuangan.
Perkiraan luas
Skithia dan penyebaran bahasa Skithia (merah) pada abad 800-100 SM, gambar ini
adalah indo-Scythia abad 100 SM, digambarkan di peta ini batasan wilayahnya di
pegunungan kaukakus yang diperkirakan sebagai tempat beradanya tembok
Zulkarnain
Keturunan bangsa
Sarmatia (bani Israel) kemudian dikenal sebagai suku Alan selama Abad
Pertengahan Awal, dan pada akhirnya menjadi kelompok etnis Osset modern.
Migrasi suku Alan ke Galia pada 400 SM hingga 500 SM, Merah: migrasi; Jingga:
ekspedisi militer; Kuning: area pemukiman. Hitam : migrasi ke 10 suku bani
Israel ke barat (Eropa) dan ke timur (Eurasia) melalui jalur sungai efrat dan
pegunungan Kaukakus sebelum beberapa waktu masa migrasi Alan. Juga masa yang
diperkirakan berdirinya tembok Zulkarnain.
Suku
Alan pertama kali disebutkan dalam literatur Romawi pada abad ke-1 dan
dijelaskan sebagai orang yang suka berperang. Mereka sering
menyerang kerajaan Persia dan provinsi Kaukasia dari Kekaisaran
Romawi. Bangsa Alan dikenal sangat pandai berkuda serta memiliki
pergerakan yang sangat cepat dalam menyerang lawan-lawannya. Di Persia, suku
Alan juga disebut dengan nama Saka atau dalam dunia sejarah lebih dikenal
dengan istilah suku Schytians/Scythia. Suku Alan, suku Schytians/Scythia
dan suku Turk yang lain-lainnya inilah yang diperkirakan sebagai nenek moyang
terawal Yakjuj dan Makjuj.
Tembok China,
salah satu penghalang invasi ke timur bangsa awal yang teridentifikasi sebagai Yakjuj
dan Makjuj, beberapa kali didirikan untuk di perpanjang untuk menambah
pertahanan yang dapat menahan gempuran bangsa-bangsa utara. Merujuk ke masa
lalu, maka bani Israel yang pertama kali dibuang adalah suku Ruben, Gad dan
sebagian Manasye dari kerajaan utara bani Israel ke Media (Tiglath-Pileser III,
732 SM), pembuangan kedua adalah 10 suku bani Israel dari kerjaan utara ke
Media (Sargon II, 722- 705 SM) dan pembuangan ketiga adalah suku Yahuda dan
Benyamin dari kerajaan selatan ke babelonia (4 kali tahapan pembuangan,
Nebukadnezar II, 605-562 SM), Masa pemerintahan Cyrus Agung (diperkirakan
adalah Zulkarnain) adalah 576 SM - 530 SM, pembangunan tembok raksasa paling
awal dilakukan pada Zaman Musim Semi dan Gugur (722 SM-481 SM) dan Zaman Negara
Perang (453 SM- 221 SM) untuk menahan serangan musuh dan suku-suku dari utara
Cina, bersamaan waktu pembuangan bani Israel
Masa
Darius 1, 500 SM, Achaemenid Persia Empire, batas wilayah bawah pegunungan
Kaukakus, perkiraan masa berdirinya Derbent wall dan beberapa benteng-benteng
untuk menambah pertahanan yang dapat menahan gempuran bangsa-bangsa utara. 2
hari pada hadis tersebut diatas yang dapat melambangkan pula hampir 2000 tahun
hitungan hijriah (1940 Tahun konversi masehi), bangsa Yakjuj dan Makjuj hampir
melihat matahari, bisa menggambarkan bahwa di hampir 1000 tahun (970 Tahun) pertama,
(Kembalilah dan kita akan menggalinya
lagi besok. Allah lalu mengembalikanya lebih rapat dari semula) hampir saja
pertahanan/benteng-benteng penguat dinding Zulkarnain jebol dari serangan dari
utara ini, namun serangan ini berhasil digagalkan bangsa Persia. Bangsa Persia
(yang menguasai tempat tersebut pada masa itu) kemudian memperbaiki dan lebih
memperkokoh benteng-benteng pertahanannya hingga bertahan hampir mencapai 1000
tahun (970 Tahun) lagi, barulah benteng-benteng pertahanan jebol dan terakhir
akhirnya dinding Zulkarnain pun ikut jebol pula.
Kemungkinan
ada 3x serangan berbahaya dari utara dan serangan ke-3/terakhir dimana benteng
dan pertahanan dan kekuatan bangsa penjaga (dari salah satu kerajaan Georgia,
kerajaan Seljuk atau kerajaan Khawarizme) sudah hampir-hampir hancur tanpa
perbaikan lagi pada serangan ke-2 (Hingga
mereka sampai ke tempat mereka dan Allah berkehendak untuk membangkitkan mereka
kepada manusia. Mereka menggali sampai ketika mereka nyaris melihat cahaya
matahari, berkatalah pemimpin mereka, kembalilah, kita akan menggalinya lagi
besok), hingga benar-benar membuat hancur dalam serangan ke-3 yang selang
waktunya berdekatan dari serangan ke-2 (Hari
berikutnya mereka kembali dan keadaanya
sama seperti pada hari mereka meninggalkanya. Maka menggalinya dan keluar
kepada manusia. Mereka mengeringkan air. Orang orang berlindung dari mereka di
benteng benteng). Saat itu tembok Zulkarnain hancur dan maka "kaum
yang hampir tidak mengerti pembicaraan atau turunan aslinya" daerahnya
ikut hancur pula sesuai janji waktu sampai tembok itu hancur, maka Yakjuj dan
Makjuj akan lebih bebas pula berkembang biak diseluruh belahan dunia lainnya.
Bila
diumpamakan hitungannya mulai masa pembuangan 10 suku yahudi yang hilang yang
mengembara ke arah utara melalui pegunungan Kaukakus jatuh diantara 722-562 SM,
1940
– 722/744 = 1158M hingga 1940 – 562/579 = 1319M, maka ia mendekati waktu bangsa Mongol
menyerang kerajaan Khawarizme, dan kemungkinan celah sempit tersebut dikuasai
oleh kerajaan Georgia, kerajaan Seljuk atau kerajaan Khawarizme pada masa
invasi Mongol yang dimulai di tahun 1209M.
Pada
tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol
keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke
Samarkand. Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa
Khawarizm, Sulthan Alauddin di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang.
Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya. Tidak lama kemudian, sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk
Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak.
Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sulthan
Alauddin, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan
Khawarizm, Sulthan Alauddin tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh
puteranya, Jalalluddin yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak
dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus
merangsek ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan
besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak
berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah.
Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Dan
bisa pula hancur lebur sebenarnya dinding Zulkarnain terjadi pada saat dua
kerajaan Islam berperang di atas dan bawah batas wilayah Kaukakus, yaitu pada
masa pecahnya kekaisaran Mongol menjadi 4 kerajaan. Yang dimaksud terjadi pada
jaman kerajaan Golden Horde dan Ilkhanate yang kelak menjadi kerajaan Islam
namun sesama muslim ini tetap saling berperang memperebutkan distrik di pegunungan
Kaukakus.
Serangan
pada semasa nabi ada, cuma membuat sedikit hancur pertahanan ini digambarkan
sebagai selingkar jari, kemungkinan menyangkut invasi bangsa khazar, ada dua
periode mendekati gambaran ini, yaitu pada masa bangsa Romawi Timur dan Bangsa Sasanid
Persia sedang dalam peperangan, dimana bangsa Romawi timur ini dibantu oleh
bangsa Khazar dari utara (600-700 M), perang ini terjadi semasa nabi masih
hidup pula.
Flavius
Heraklius Augustus 575 – 641 M adalah kaisar Romawi Timur. Pada masa
kekuasaannya, ia melancarkan beberapa serangan. Heraklius menyerbu Sassaniyah,
namun mengalami kegagalan. Ia membangun kembali pasukannya, dan berhasil
mengalahkan tentara Sassaniyah di Niniwe. Setelah kemenangannya, meningkatnya
pengaruh Islam menjadi ancaman bagi Romawi Timur. Tentara Islam berhasil
mengalahkan tentara Sassaniyah, lalu mereka menyerbu Suriah. Heraklius
mengalami kekalahan di Suriah. Dalam masa pemerintahannya Heraklius kehilangan
provinsi Suriah dan Mesir yang ditaklukan oleh pasukan Khulafaur Rasyidin.
Penampilan
signifikan pertama bangsa Khazar dalam sejarah adalah ketika mereka membantu
peperangan Kaisar Heraclius dari Bizantium dalam melawan dinasti Sassania dari
Persia. Pemerintah Khazar, Ziebel (kadang-kadang diidentifikasikan sebagai
Khagan Tong Yabghu dari bangsa Turk Barat), juga pernah membantu bangsa
Bizantium dalam mengalahkan Georgia (ada di pegunungan Kaukakus). Bahkan
direncanakan perkawinan antara anak laki-laki Ziebel dengan anak perempuan
Heraclius, tetapi tidak pernah terjadi.
Bangsa
Khazar adalah sekutu penting Kekaisaran Bizantium dalam menghadapi Kekaisaran
Sassania, dan merupakan kekuatan utama di wilayah itu pada puncak kejayaannya.
Mereka terlibat dalam serangkaian peperangan yang mereka menangi dengan
Kekhalifahan Arab, kemungkinan menghalangi invasi Arab ke Eropa Timur. Pada
akhir abad ke-10, kekuasaan mereka dipatahkan oleh Rus Kiev, dan bangsa Khazar
boleh dikatakan lenyap dari sejarah. Sejumlah sejarahwan mengajukan teori bahwa
bangsa Khazar ikut menurunkan orang Yahudi Ashkenazim modern atau disebut suku
bani Israel ketigabelas.
Atau
saat periode Islam hadir di wilayah Georgia sejak 645 M. Pasukan
tentara Islam di era kepemimpinan Khalifah Umar bin Khattab berhasil menguasai
wilayah Timur Georgia dan menancapkan kekuasaan di Tbilisi. Hingga tahun 735 M,
sebagian besar wilayah negara itu telah dikuasai penguasa Muslim. Wilayah
Georgia pun menjadi provinsi penyangga bagi kekhalifahan Islam, ketika itu,
dalam menghadapi dominasi Bizantium dan Khazar. Seiring waktu, Tbilisi pun
menjadi wilayah Muslim. Namun, pada 1122 M, situasi berubah ketika
Raja David IV merebut Tbilisi dari Kekhalifahan Islam. Tbilisi pun sempat
menjadi ibu kota sebuah negara Kristen. Sepanjang sejarah, Georgia
menjadi wilayah yang diperebutkan oleh kerajaan-kerajaan Muslim, seperti
Timurid, Turki Usmani, serta Dinasti Safawiyyah. Memasuki abad ke-14, Georgia
kembali dikuasai Kerajaan Islam. Dinasti Timurid yang dipimpin Timur Lenk
menguasai Tbilisi – ibu kota Georgia -- pada tahun 1386 M.
Ini hanya hipotesa saja, soalnya menentukan
akurasi waktu yang tepat tentulah sangat sulit, termaksud pula menentukan tahun
kejadian-kejadian sebenarnya dari masa lalu apalagi sebelum tahun masehi juga
adalah hipotesa.
Kekaisaran
Mongol ditahun 1279, menaklukkan atas dan bawah wilayah Kaukakus.
Golden
Horde dan Ilkhanate berperang memperebutkan wilayah Kaukakus dan demi
mempertahankan distrik masing-masing, kedua-duanya adalah pecahan kekaisaran
Mongol yang kelak menjadi kerajaan Islam.
Berke
adalah penguasa Muslim pertama Golden Horde, Berke, yang mengambil alih
kekuasaan pada tahun 1258M dan meskipun ia tidak mampu untuk menegakkan Islam
sebagai agama resmi Khanate itu, namun imannya menyebabkan keretakan antara dia
dan sepupunya, Hulagu, Mongol penguasa Il-Khanate di Persia hingga terlibat
konflik masalah kaukakus dan baru pada tahun 1313M islam kembali dengan
kenaikan seorang Muslim, Ozbeg, ke Khanate, maka Islam menjadi agama resmi dari
kekaisaran Golden Horde.
Pada
tahun 1295M. Penggantinya, anak Arghun itu, Ghazan, adalah Muslim pertama
warisan Mongol memerintah Il-Khanate, dan ssebagai penguasa wilayah Persia
karena dia telah Muslim. Ghazan berpegang pada bentuk Sunni Islam, tapi ia
toleran terhadap Syiah, Ghazan merombak administrasi Il-Khanate untuk
mencerminkan iman Islam resmi yang baru. Ia menggantikan hukum Mongol
tradisional dengan Syariah, atau kode hukum Islam, dan mengadopsi kode militer
Islam bagi tentara Mongol. Pada saat kematian Ghazan pada 1304, hampir semua
elemen Mongol di Il-Khanate telah diserap ke dalam budaya Islam. Penguasa
Il-Khanate Abu Said terlibat dalam sebuah konflik baru dengan Golden Horde atas
wilayah Pegunungan Kaukasus. Abu Said meninggal pada 1335M saat berperang
dengan Golden Horde, dan kematiannya menandai awal dari penurunan Il-Khanate
dan akhirnya runtuh.
Masa Kolonial
Inggris, Peta wilayah yang pernah menjadi bagian dari Imperium Britania.
Wilayah Seberang Laut Britania ditandai dengan garis bawah merah.
Imperium kolonial tahun 1800 M (peta
animasi, 1492 sampai sekarang)
Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1492. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1550. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1660. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1754. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1800. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1822. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1885. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1914, menunjukkan kekaisaran kolonial besar yang didirikan negara-negara kuat di seluruh dunia Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1938. Dekolonisasi merujuk pada tercapainya kemerdekaan oleh berbagai koloni dan protektorat Barat di Asia dan Afrika seusai Perang Dunia II. Hal ini timbul seiring dengan gerakan intelektual yang dikenal dengan Post-Kolonialisme. Periode dekolonisasi yang sangat aktif terutama terjadi antara 1945 sampai 1960, dimulai dengan kemerdekaan Pakistan dan India dari Britania Raya pada tahun 1947 dan Perang Indochina Pertama. Meskipun demikian, gerakan pembebasan nasional sering telah terbentuk sebelum perang (Kongres Nasional India terbentuk pada 1885; Perang Filipina-Amerika). Dekolonisasi dapat tercapai dengan pernyataan kemerdekaan, mengintegrasikan diri dengan kekuasaan penguasa atau negara lain, atau menciptakan status “asosiasi bebas” (free association). Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah menyatakan bahwa dalam proses dekolonisasi tidak ada alternatif selain prinsip kebebasan menentukan (self-determination). Dekolonisasi mungkin melibatkan negosiasi damai dan atau revolusi dengan kekerasan atau pertikaian senjata oleh penduduk asli.
Peta Kolonialisme di Dunia pada akhir Perang Dunia II tahun 1945. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1959. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1974. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 2007.
Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1492. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1550. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1660. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1754. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1800. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1822. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1885. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1914, menunjukkan kekaisaran kolonial besar yang didirikan negara-negara kuat di seluruh dunia Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1938. Dekolonisasi merujuk pada tercapainya kemerdekaan oleh berbagai koloni dan protektorat Barat di Asia dan Afrika seusai Perang Dunia II. Hal ini timbul seiring dengan gerakan intelektual yang dikenal dengan Post-Kolonialisme. Periode dekolonisasi yang sangat aktif terutama terjadi antara 1945 sampai 1960, dimulai dengan kemerdekaan Pakistan dan India dari Britania Raya pada tahun 1947 dan Perang Indochina Pertama. Meskipun demikian, gerakan pembebasan nasional sering telah terbentuk sebelum perang (Kongres Nasional India terbentuk pada 1885; Perang Filipina-Amerika). Dekolonisasi dapat tercapai dengan pernyataan kemerdekaan, mengintegrasikan diri dengan kekuasaan penguasa atau negara lain, atau menciptakan status “asosiasi bebas” (free association). Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) telah menyatakan bahwa dalam proses dekolonisasi tidak ada alternatif selain prinsip kebebasan menentukan (self-determination). Dekolonisasi mungkin melibatkan negosiasi damai dan atau revolusi dengan kekerasan atau pertikaian senjata oleh penduduk asli.
Peta Kolonialisme di Dunia pada akhir Perang Dunia II tahun 1945. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1959. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 1974. Peta Kolonialisme di Dunia pada Tahun 2007.
Laut
Aral adalah danau yang terletak di Asia Tengah. Danau ini diapit oleh
Kazakhstan (Provinsi Aktobe dan Kyzylorda) di utara dan Uzbekistan
(Karakalpakstan) di selatan. Nama danau ini secara kasar dapat diterjemahkan
menjadi "Laut Kepulauan", yang merujuk pada lebih dari 1.500 pulau
yang pernah ada di danau ini.
Sebelumnya danau ini adalah salah satu danau terbesar di dunia, dengan luas 68,000 km² (26.300 mil²). Sayangnya, danau ini menyusut sejak tahun 1960-an karena sungai yang mengalir ke danau ini dialihkan ke tempat lain untuk proyek irigasi Uni Soviet. Pada tahun 2007, hanya sekitar 10% danau yang masih tersisa.
Industri perikanan pernah berkembang di tempat ini, tetapi industri ini telah hancur akibat penyusutan danau. Wilayah Laut Aral juga tercemar, sehingga mengakibatkan munculnya masalah kesehatan. Penyusutan danau dilaporkan mengakibatkan perubahan iklim lokal. Musim panas menjadi lebih panas dan kering, sementara musim dingin berlangsung lebih panjang dengan suhu yang lebih dingin.
Saat ini Kazakhstan mencoba menyelamatkan Laut Aral Utara. Maka proyek bendungan diselesaikan pada tahun 2005. Pada tahun 2008, permukaan air kembali meninggi. Kadar garam berkurang, dan ikan-ikan kembali bermunculan. Akan tetapi, nasib Laut Aral Selatan masih suram. Menyusutnya Laut Aral telah dijuluki sebagai "salah satu bencana lingkungan terburuk di planet ini".
Aral sea yang terletak di Central Asia, republik Uzbekistan dan
Khazastan. Air laut Aral sea mula kering sedikit demi sedikit sejak tahun 1960.
BIBLE
STUDY:
Nubuat
Daniel
Remuknya
Dogma
Kekristenan
14 Januari 2013 pukul 15:25 -
https://www.facebook.com/notes/%DB%9E-kristologi-%DB%9E/bible-study-nubuat-daniel-remuknya-dogma-kekristenan-part-1/517236714964601
Kitab Daniel merupakan salah satu kitab yang
terdapat dalam Perjanjian Lama. Kitab Daniel terdiri dari 12 pasal, di
mana Pasal 1-7 ditulis dengan bahasa Aram (Aramaic), sedangkan Pasal
8-12 ditulis dengan bahasa Ibrani. Namun pada perkembangan selanjutnya,
untuk Pasal 1 kemudian juga ditulis dengan menggunakan bahasa Ibrani.
Kali ini kita akan menelaah salah satu nubuat dalam Bible dengan penafsiran yang bisa dikatakan sangat berbeda dengan tafsir kalangan Gereja lainnya namun keotentikan dan kekredibilitas kebenaran makna nubuatnya tidak akan kalah dari tafsir para ahli Alkitab tersebut semacam John Collin, Young, Stuart mau pun Langrange. Pada dasarnya metode tafsir yang digunakan hampir sama dengan cara tafsiran Gereja, melalui proses analisa makna kata per kata, proses sintesa yaitu analisa keterkaitan makna kata yang satu dengan yang lain, serta kajian aspek histori dan ditambah dengan melihat realitas empirisnya. Mungkin letak perbedaannya hanya lebih pada kekritisan dalam pemahaman dan keterbukaan dalam mengetahui kebenaran.
Mengapa tafsiran dalam nubuat ini akan begitu penting? Karena jika makna nubuat berikut dapat ditafsirkan dengan benar, maka hal ini akan sukses mengguncang sisi keimanan Kristiani dan penggenapannya akan menjadi ketakutan terbesar bagi setiap pribadi Kristen yang selama ini berpayung dalam dogma Gereja. Dan nubuat menarik yang dimaksud akan dapat membahayakan nalar kritis Kristiani dan memukau nalar kritis umat lain tersebut terdapat pada Kitab Daniel, tepatnya Daniel 2:30-35.
Kitab Daniel Dan Mimpi Raja Nebukadnezar
Sebagaimana halnya seperti Kitab Wahyu yang terdapat dalam Perjanjian Baru, maka di dalam Kitab Daniel ini banyak memuat hal-hal yang berkaitan dengan penglihatan-penglihatan atau nubuat-nubuat tentang masa depan yang banyak mempengaruhi perkembangan pemikiran dan keyakinan umat Kristiani. Bagi Kristiani, nubuat dalam Bible senantiasa terjadi dan menurut mereka hal inilah yang membuktikan kebenaran Bible, meskipun sejujurnya kebanyakan nubuat dalam PL yang seakan digenapi dalam PB terutama nubuat mengenai Yesus adalah distorsi dan kebohongan oknum penulis Injil Kanonik untuk meluluskan doktrin kepercayaan mereka tentang kedatangan dan takdir Yesus di dunia.
Sekarang kita akan fokus mengungkap makna nubuat dalam Daniel 2:30-35, berikut kutipan lengkap ayatnya:
Daniel 2:30-35 2:30 Adapun aku, kepadaku telah disingkapkan rahasia itu, bukan karena hikmat yang mungkin ada padaku melebihi hikmat semua orang yang hidup, tetapi supaya maknanya diberitahukan kepada tuanku raja, dan supaya tuanku mengenal pikiran-pikiran tuanku. 2:31 Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan. 2:32 Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, 2:33 sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. 2:34 Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. 2:35 Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
Dasar nubuat diatas adalah penglihatan dalam mimpi Raja Nebukadnezar, makna mimpi tersebut kemudian ditanyakan Raja Nebukadnezar kepada Daniel, yang juga merupakan salah seorang penasehat Raja dan dipercaya sebagai Nabi. Daniel pun kemudian memberitahukan makna mimpi itu, dalam tafsirnya Daniel mengatakan bahwa di masa yang akan datang akan ada empat kerajaan yang akan mengalami kehancuran atau runtuh secara bergiliran. Dan kemudian akan muncul kerajaan kelima yang akan meremukkan segala kerajaan dan menghabisinya, dan kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya.
Empat kerajaan yang akan mengalami kehancuran tersebut terdiri dari: Pertama, kerajaan "emas", yang juga merupakan kerajaan Raja Nebukadnezar (Babylonia) sendiri, dan memang kerajaan tersebut akhirnya hancur dan konon Raja Nebukadnezar kemudian sakit dan mengalami gangguan jiwa selama 7 tahun; kemudian yang kedua adalah kerajaan "perak"; ketiga kerajaan "tembaga" dan yang keempat adalah kerajaan "besi dan tanah liat". Namun demikian, untuk tafsir kerajaan yang kedua, ketiga, keempat dan kemunculan kerajaan yang kelima, Daniel tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Hal itulah yang kemudian mendorong para ahli tafsir Alkitab di kalangan Kristiani terus berusaha mengidentifikasi tentang 3 kerajaan yang akan hancur secara bergiliran tersebut, dan juga mengidentifikasi kemunculan 1 kerajaan yang akan tetap berdiri untuk selama-lamanya.
Jika kita perhatikan sebagaimana penglihatan lainnya dalam Bible, mimpi Raja Nebukadnezar tersebut penuh dengan alegori atau metafora, mimpi yang penuh simbologi namun dipercaya sebagai nubuat dan merujuk kesesuatu yang nyata. Sehingga untuk mengetahui kebenaran makna mimpi tersebut tidak cukup dengan melihat sejarah historis, tapi harus dengan penuh kekritisan tinggi untuk menyibak berbagai makna yang dimaksud dalam penglihatan sang Raja.
Seperti dikatakan sebelumnya bahwa pemaparan telaahan Kitab Daniel 2:30-35 berikut akan disajikan dalam perspektif yang baru dan berbeda dengan tafsiran para ahli Alkitab dari kalangan Kristiani umumnya. Kalau para ahli Alkitab lebih fokus pada upaya untuk menafsirkan makna kata "kerajaan", maka disini kita justru akan lebih fokus pada upaya menelaah makna kata "patung" yang sesungguhnya merupakan substansi hikmat dari mimpi Raja Nebukadnezar itu sendiri.
Jadi, kalau para ahli Alkitab dari kalangan Kristiani senantiasa berupaya mencari kerajaan apa yang dinubuatkan hancur tersebut, maka disini justru akan digali inti cerita yang menjadi mimpi Raja Nebukadnezar itu sendiri, yaitu makna kata "patung, karena sebagaimana yang tertulis pada Kitab Daniel 2:30-35, Raja Nebukadnezar sesungguhnya tidak bermimpi tentang sebuah kerajaan yang mengalami kehancuran, tetapi dia bermimpi tentang sebuah patung yang remuk oleh sebuah batu. Dan kita akan menyibak apa yang terkandung sebenarnya dari simbologi patung dalam mimpi Raja Nebukadnezar tersebut.
Penglihatan Raja Bukan Menubuatkan Kerajaan
Sekarang kita mulai dari Daniel 2:30 Daniel 2:30 Adapun aku, kepadaku telah disingkapkan rahasia itu, bukan karena hikmat yang mungkin ada padaku melebihi hikmat semua orang yang hidup, tetapi supaya maknanya diberitahukan kepada tuanku raja, dan supaya tuanku mengenal pikiran-pikiran tuanku.
Kalimat: "...bukan karena hikmat yang mungkin ada padaku melebihi hikmat semua orang yang hidup..."
Kalau kita cermati secara seksama, kalimat tersebut sesungguhnya menyiratkan bahwa kita sebenarnya masih diberikan peluang dan keleluasaan untuk dapat menafsirkan atau menelaah makna mimpi Raja Nebukadnezar lebih lanjut, bahkan sangat dimungkinkan bahwa hasil tafsiran/telaahan kita justru akan lebih deskriptif dan lebih bermakna dibandingkan dengan tafsiran Nabi Daniel atas mimpi Raja Nebukadnezar tersebut.
Kalimat: "...tetapi supaya maknanya diberitahukan kepada tuanku raja, dan supaya tuanku mengenal pikiran-pikiran tuanku..."
Kalimat tersebut sesungguhnya juga menjelaskan bahwa fungsi tafsir yang disampaikan oleh Nabi Daniel semata-mata hanyalah berfungsi untuk mengingatkan atau memberikan "warning and attention" kepada Raja Nebukadnezar bahwa kerajaan, kekuasaan, kekuatan dan kemakmuran yang telah miliki oleh Raja Nebukadnezar hanyalah bersifat sementara dan suatu saat pasti akan sirna.
Peringatan itu memang patut untuk diberitahukan kepada Raja Nebukadnezar karena memang pada saat itu dalam pikiran dan relung hati Raja Nebukadnezar telah mulai timbul sifat-sifat buruk dan tidak terpuji yang akhirnya membuat Raja Nebukadnezar menjadi sosok seorang penguasa yang sombong. Hal itu dimaksudkan agar Raja Nebukadnezar mampu mengenal pikiran-pikiran-nya sendiri dan memahami gejolak relung hatinya yang sudah mulai berlaku sombong agar kembali sadar bahwa kerajaan dan kekuasaan yang dimiliki oleh seorang manusia, siapapun, di manapun, kapanpun dan semegah apa pun sesungguhnya tidaklah abadi karena Kerajaan dan Kekuasaan yang mutlak dan abadi hanya-lah milik Allah, Tuhan Pencipta Alam.
Jadi, kata kerajaan pada tafsir Nabi Daniel (Kitab Daniel 2:37-45) bukanlah sebuah kata sentral yang perlu ditafsirkan kembali maknanya, karena kata kerajaan tersebut hanya berfungsi sebagai tamsil dalam konteks ke-kini-an pada saat itu, yaitu ketika Nabi Daniel mengingatkan Raja Nebukadnezar agar tidak sombong. Kata "kerajaan" bukanlah merupakan sebuah kata yang mengandung makna nubuat atau ramalan-ramalan tentang adanya 4 kerajaan tertentu yang akan mengalami kehancuran dan munculnya 1 kerajaan yang akan berdiri untuk selama-lamanya di masa depan.
Menelaah Makna Mimpi Raja Nebukadnezar
Sekarang, jika ternyata penglihatan Raja Nebukadnezar bukanlah nubuat yang membicarakan masalah kerajaan pada umumnya, lantas apa makna sesungguhnya dari mimpi sang Raja? kita lanjutkan kajiannya.
Daniel 2:31: Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan.
Jika kita mencermati Kitab Daniel 2:31 tersebut di atas, maka tentu akan timbul beberapa pertanyaan. Mengapa Raja Nebukadnezar harus bermimpi tentang sebuah patung? Bukankah Nebukadnezar adalah seorang Raja? Mengapa dia tidak bermimpi saja tentang istananya yang runtuh? Atau bermimpi tentang singgasananya yang ambruk? Atau tentang mahkotanya yang jatuh? Dalam Kitab Daniel 2:37-45 diceritakan bahwa patung tersebut akhirnya remuk karena tertimpa sebuah batu.
Lalu apakah makna patung dalam mimpi Raja Nebukadnezar tersebut merupakan tamsil atau metafora atau sebuah alegori? Apakah merupakan tamsil dari hegemoni sebuah kerajaan atau negara? Ataukah merupakan tamsil dari hegemoni sebuah kekuasaan seorang raja atau kepala negara secara pribadi? Ataukah bahkan mungkin merupakan tamsil dari hegemoni sebuah isme atau agama tertentu?
Jika kita cenderung lebih kritis, maka makna kata "patung" dalam mimpi Raja Nebukadnezar sesungguhnya merupakan simbol yang mencerminkan hegemoni sebuah keyakinan agama. Mengapa patung mesti dikaitkan dengan simbol hegemoni sebuah keyakinan agama? Karena sudah mulai sejak zaman megalitikum sampai dengan zaman sekarang ini, hampir semua agama di dunia ini melakukan ritual peribadatan kepada sesembahannya melalui simbol-simbol dalam bentuk sebuah patung (kecuali Islam, yang tidak pernah menyimbolkan Tuhannya (Allah) dengan simbol sebuah patung).
Lihat saja pada agama-agama yang masih eksis hingga saat sekarang ini; Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Kong Hu Cu, Shinto dan lain-lainya, semua memiliki simbol-simbol ketuhanan masing-masing di mana sudah lazim patung-patung sesembahannya diletakkan ditempat peribadatan. Contohnya patung Yesus Kristus selalu terpasang di setiap gereja dan katedral. Di dalam ilmu anthropologi, faham yang menyimbolkan Tuhan dalam bentuk sebuah patung dan manusia disebut sebagai anthropomorphisme, atau faham yang mempersonifikasikan Tuhan sebagaimana layaknya seperti bentuk manusia atau benda tertentu. Kalau makna patung dalam mimpi Raja Nebukadnezar, yang terlihat amat besar, tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak dan nampak mendahsyatkan itu, adalah mencerminkan simbol hegemoni sebuah keyakinan agama, lantas simbol hegemoni sebuah keyakinan agama apakah itu?
Daniel 2:32 Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga,
Dari Kitab Daniel 2:32 tersebut di atas, terdapat rangkaian kata yang perlu kita maknai agar kita mampu menangkap hikmat atau makna tersembunyi yang dimaksudkan dalam mimpi Raja Nebukadnezar tersebut.
Kalimat: "...kepalanya dari emas tua,..."
Kata "kepala", merupakan bagian tubuh yang terletak pada posisi paling atas dan merupakan identitas utama yang pertama kali dapat dikenali oleh orang lain, karena pada kepala itulah terdapat wajah kita.
Kata "emas tua", merupakan sebuah logam yang melambangkan suatu kemuliaan, sedangkan kata "tua" merupakan kata komplementasi yang menegaskan bahwa kemuliaan tersebut merupakan kemuliaan yang amat sangat tinggi. Dan kemuliaan tertinggi yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia dalam konteks ini adalah agama. Kata "tua" juga dapat dialamatkan kepada makna sangat lama, sehingga jika disatukan maka kemuliaan dari Tuhan tersebut sudah ada sejak lama dan kembali lagi maknanya merujuk kepada bentuk agama.
Jadi, kalimat "kepalanya dari emas tua," memiliki makna bahwa orang-orang mengenalnya sebagai sebuah Agama.
Kalimat: "...dada dan lengannya dari perak,..."
Kata "dada", merupakan bagian tubuh yang melambangkan suatu diri yang hidup, karena di dalam dada inilah terdapat organ pokok penyokong kehidupan, yaitu jantung dan paru-paru. Yang dimaksud suatu diri yang hidup dalam konteks ini, artinya manusia.
Kata "lengan", merupakan bagian tubuh yang paling banyak melakukan aktifitas hidup, hampir semua aktifitas hidup selalu melibatkan bagian tubuh ini. Bagian tubuh ini juga merupakan organ pokok yang digunakan dalam aktifitas menghitung (lengan, tangan, jari-jari), sehingga dalam hal ini, kata "lengan" juga melambangkan sesuatu yang banyak.
Kata "perak", merupakan sebuah logam yang sejak zaman dahulu banyak digunakan sebagai bahan baku untuk membuat perlengkapan peribadatan yang dipakai oleh para penganut dalam setiap kegiatan ritual keagamaan. Misalnya: bokor-bokor untuk persembahan atau sesaji, bejana-bejana untuk air suci, piala/cangkir untuk anggur atau darah korban, nampan/piring untuk roti, tatakan/alas untuk lilin, genta/lonceng kecil dan sebagainya.
Jadi, kalimat "dada dan lengan-nya dari perak," memiliki makna bahwa agama tersebut memiliki jumlah penganut yang sangat besar atau terbesar di dunia dibandingkan dengan jumlah pemeluk agama-agama lainnya.
Kalimat: "...perut dan pinggang-nya dari tembaga..."
Kata "perut", merupakan bagian tubuh yang melambangkan suatu kemakmuran atau kesejahteraan, karena di dalam perut inilah makanan dan minuman yang masuk dicerna, diolah dan didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh. Bagian tubuh inilah yang memasok gizi dan nutrisi makanan yang digunakan untuk menopang kehidupan.
Kata "pinggang", merupakan bagian tubuh yang melambangkan sebuah kekuatan, karena didalamnya terdapat tulang panggul dan tulang ekor sebagai tempat bertumpunya tulang punggung atau tulang belakang sehingga merupakan tumpuan tubuh bagian atas.
Kata "tembaga", merupakan sebuah logam yang pada zaman dahulu banyak digunakan sebagai bahan baku uang logam. Uang logam dari bahan tembaga ini merupakan uang logam yang paling banyak jumlahnya (dibandingkan dengan jumlah uang logam dari emas mau pun perak) dan dipastikan hampir dapat dimiliki oleh semua kalangan, baik itu dimiliki oleh raja, keluarga raja, para bangsawan, prajurit kerajaan, saudagar-saudagar, pelaut, petani mau pun rakyat jelata. Logam ini melambangkan suatu pendanaan atau sumber keuangan.
Jadi, kalimat "perut dan pinggang-nya dari tembaga", memiliki makna bahwa agama tersebut merupakan agama yang secara individu (pemeluknya) maupun secara kelembagaan sangat kuat dan memiliki tingkat kemakmuran atau kesejahteraan yang baik, karena didukung oleh sumber pendanaan atau sumber keuangan yang sangat besar.
Daniel 2:33 sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat.
Kalimat: "...paha-nya dari besi..."
Kata "paha", merupakan bagian tubuh yang memiliki fungsi utama untuk memulai sebuah pergerakan atau mobilitas. Agar seseorang dapat bergerak, berjalan, berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, pasti selalu diawali oleh bergeraknya paha baik terangkat untuk maju, mundur atau diangkat ke atas dan kebawah. Jadi semua pergerakan seseorang dari satu titik ke titik yang lainnya sangat bergantung pada pergerakan paha, karena jika paha tidak bergerak maka sangat sulit seseorang dapat melakukan sebuah pergerakan. Jadi, "paha disini melambangkan sesuatu yang menggerakkan atau sesuatu yang menyokong kelangsungan dan eksistensi sebuah agama, agar dapat tetap eksis dan dapat berkembang biak di seluruh dunia.
Dalam konteks ini, maka yang dimaksud dengan "sesuatu yang menggerakkan" atau "sesuatu yang menyokong eksistensi" sebuah agama, adalah lembaga-lembaga keagamaan yang menanungi-nya (misalnya Dewan Gereja/Konsili, PGI, KWI, Kepausan, Keuskupan atau Bishop) dan individu-individu aktivis pergerakan agama (misalnya pendeta, pastur, suster, missionaris, dan penginjil).
Kata "besi", merupakan sebuah logam yang termasuk kategori logam paling kuat jika dibandingkan dengan logam-logam lainnya. Sehingga sudah sejak zaman dahulu kala, besi banyak digunakan sebagai bahan baku untuk membuat berbagai macam peralatan, terutama peralatan untuk perang. Misalnya untuk bahan baku pembuatan pedang, anak panah, mata tombak, pisau belati, bedil, baju besi, kereta kuda untuk perang dan sebagainya. "Besi" melambangkan sesuatu yang sangat kuat atau alat yang sangat kuat.
Jadi, kalimat "pahanya dari besi," mempunyai makna bahwa agama tersebut merupakan sebuah agama yang memiliki alat (lembaga keagamaan) yang pengaruhnya sangat kuat, dalam hal menentukan kebijakan-kebijakan yang dijadikan sebagai landasan keimanan dan merupakan mesin utama yang menggerakkan misi penyebaran agama serta merupakan pilar terpenting yang mpenyokong kelangsungan/eksistensi agama tersebut.
Kalimat: "...dengan kaki-nya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat..."
Kalimat diatas, merupakan kalimat yang paling crusial dan sangat tajam yang akan dapat mengantarkan kita pada sebuah kesimpulan yang tepat tentang identitas sebuah agama yang dimaksud dalam tafsir mimpi Raja Nebukadnezar tersebut.
Sebagai orang yang terbiasa melakukan suatu analisa dan terbiasa untuk berpikir secara kritis maka dengan membaca kalimat di atas, tentu akan timbul beberapa pertanyaan dalam benaknya. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain, mengapa kakinya harus terbuat dari bahan campuran antara besi dan tanah liat, kenapa bukan campuran dari bahan lainnya? Mengapa harus kakinya yang terbuat dari bahan campuran antara besi dan tanah liat, kenapa bukan kepala-nya saja, atau dada dan lengan-nya saja, atau perut dan pinggang-nya saja? Untuk mengetahuinya kita lanjutkan telaahan berikutnya.
Kata "kaki", merupakan bagian tubuh yang memilki fungsi sebagai tumpuan atau sebagai pondasi bagi keseluruhan tubuh. Kemampuan seseorang untuk dapat berdiri tegak dan kuat sangat tergantung pada kekuatan pijakan kaki yang dimiliki. Dalam konteks ini, maka sesuatu yang merupakan pondasi atau ajaran pokok sebuah agama, adalah berkaitan dengan dogma ketuhanan agama tersebut.
Kata "besi", sebagaimana telah diuraikan di atas, merupakan logam yang melambangkan alat yang sangat kuat atau melambangkan sebuah lembaga keagamaan yang sangat kuat, yaitu semisal Dewan Gereja (Konsili), PGI, KWI, Kepausan, Keuskupan atau Bishop.
Kata "tanah liat", merupakan tempat di mana kita berpijak, tanah liat dapat juga mengandung arti sebagai sebuah teritori atau sebuah wilayah. Dalam terminologi ilmu tata negara, kata "tanah liat" melambangkan suatu daerah kekuasaan atau wilayah pemerintahan, dimana dalam setiap wilayah tentu terdapat pemerintah atau penguasa yang berotoritas. Oleh karena itu, kata "tanah liat" dapat juga melambangkan sebuah pemerintahan atau melambangkan seorang penguasa sebuah kerajaan, kekaisaran atau negara.
Jadi, kalimat "dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat", memiliki makna bahwa pondasi agama tersebut, atau dogma ketuhanan agama tersebut merupakan hasil kesepakatan atau hasil kompromi antara kebijakan sebuah Lembaga Agama (Konsili) dengan kehendak seorang penguasa yang memegang otoritas pemerintahan pada saat kesepakatan tersebut dibuat. Di mana tentunya masing-masing pihak (Lembaga Agama dan Penguasa) memiliki kepentingan yang harus sama-sama diakomodir dalam kesepakatan.
Berdasarkan hasil telaahan, sudah sangat jelas kesimpulan bahwa makna "patung" dalam mimpi Raja Nebukadnezar sesungguhnya merupakan simbol yang mencerminkan hegemoni sebuah keyakinan agama. Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai kelanjutan nubuat Daniel ini, telebih dahulu kita ringkas kesimpulan yang telah kita dapatkan saat ini untuk mempertajam apa makna yang terkandung dalam Daniel 2:31-33. Agar lebih mudah dalam mengidentifikasi sosok patung dalam mimpi Raja Nebukadnezar, berikut ini pemaparan ringkasan telaahan Daniel 2:31–33 seperti yang telah diuraikan sebelumnya.
Daniel 2:31 Ya raja, tuanku melihat suatu penglihatan, yakni sebuah patung yang amat besar! Patung ini tinggi, berkilau-kilauan luar biasa, tegak di hadapan tuanku, dan tampak mendahsyatkan.
Ayat di atas memiliki makna bahwa Agama ini secara visualisasi menampakkan sebuah kemegahan, memperlihatkan suatu kebesaran, menampakkan sebuah kekuatan yang seolah tak tertandingi, sehingga sangat menggoda manusia mula-mula yang mengenalnya untuk masuk ke dalamnya karena besarnya kekuasaannya.
Daniel 2:32 Adapun patung itu, kepalanya dari emas tua, dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga,
Ayat di atas memiliki makna bahwa Agama ini dikenal orang sebagai agama yang memiliki jumlah pemeluk terbesar di dunia dan merupakan agama yang secara individu (dari sisi penganut) maupun secara kelembagaan sangatlah kuat dan memiliki tingkat kemakmuran atau kesejahteraan yang sangat baik, karena didukung oleh sumber pendanaan atau sumber keuangan yang sangat besar.
Daniel 2:33 sedang pahanya dari besi dengan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat.
Dan, ayat di atas memiliki makna bahwa Agama ini memiliki alat (lembaga keagamaan) yang pengaruhnya sangat kuat dalam hal menentukan kebijakan-kebijakan yang dijadikan sebagai landasan keimanan dan merupakan mesin utama yang menggerakkan misi penyebaran agama serta merupakan pilar terpenting yang menyokong kelangsungan dan eksistensi agama tersebut.
Dan agama ini, memiliki pondasi agama atau dogma ketuhanan yang merupakan hasil kesepakatan atau hasil kompromi antara kebijakan sebuah Lembaga Agama/Konsili dengan kehendak Seorang Penguasa yang memegang kekuasaan pemerintahan pada saat kesepakatan tersebut dibuat. Di mana tentunya masing-masing pihak (Lembaga Agama dan Sang Penguasa) tersebut memiliki kepentingan yang harus sama-sama diakomodir dalam kesepakatan itu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pondasi agama atau dogma ketuhanan agama tersebut merupakan hasil sinkretisme antara dua kepentingan dari dua pihak yang sesungguhnya berbeda.
Setelah kita membaca dan mencermati uraian sebagaimana dimaksud di atas, maka pertanyaan yang timbul berikutnya adalah: 1. Agama apakah yang memiliki jumlah pemeluk terbesar di dunia ini? 2. Agama apakah yang memiliki sumber pendanaan atau sumber keuangan yang sangat besar itu? 3. Agama apakah yang memiliki lembaga-lembaga keagamaan yang sangat kuat pengaruhnya terhadap jemaat-nya dan merupakan kekuatan utama yang menyokong eksistensi agama tersebut? 4. Agama apakah yang memiliki pondasi agama atau dogma ketuhanan, yang merupakan hasil sinkretisme antara dua kepentingan dari duapihak yang sesungguhnya berbeda?
Jika kita memiliki nalar yang sehat dan jernih serta kita mengerti tentang konstelasi zaman dan sejarah agama-agama di dunia ini, maka tentulah kita dengan mudah dapat menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut di atas. Dan jawabannya hanyalah satu, yaitu agama: "KRISTEN". Karena hanya Kristen lah yang sesungguhnya dapat memenuhi secara keseluruhan dari 4 kriteria tersebut di atas.
Kita telah menemukan suatu kesimpulan yang mengejutkan, bahwa sesungguhnya apa yang dimimpikan Raja Nebukadzar mengenai patung yang penuh dengan simbologi tersebut, adalah penglihatan mengenai ke-Kristen-an dengan sejarah dan dogmanya.
Korelasi Nubuat Dengan Dogma Trinitas
Sekedar untuk melengkapi penjelasan maksud dalam tafsir Daniel 2:33, pada kalimat "...dengan kaki-nya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat...", sebagaimana yang telah dijelaskan dimuka memiliki makna sebagai sebuah pondasi agama atau lebih tepatnya sebagai dogma ketuhanan yang merupakan hasil kolaborasi antara Lembaga Agama atau Konsili dengan Seorang Penguasa, berikut ulasan yang berkaitan dengan adanya sebuah fakta historis tentang terbentuknya dogma ketuhanan agama Kristen, yaitu sejarah terciptanya doktrin Trinitas.
Cikal-bakal terciptanya Doktrin Trinitas tersebut sesungguhnya terjadi pada tahun 325 M, yaitu pada saat Konsili Nicaea (Sidang Dewan Gereja Nicaea) Pertama yang diselenggarakan di Nicaea, Bithynia (sekarang İznik di Turki) atas prakarsa Seorang Penguasa Romawi ketika itu, yaitu Kaisar Konstantin Agung dalam rangka menindaklanjuti rekomendasi dari sebuah sinode yang dipimpin oleh Hosius, seorang uskup dari Kordoba. Kaisar Konstantin Agunglah yang berinisiatif mengundang para uskup dari seluruh keuskupan yang berada di wilayah pengaruh kekuasaannya. Dan dialah yang kemudian juga berperan aktif ikut memimpin jalannya sidang-sidang dalam konsili tersebut.
Keterlibatan Kaisar Konstantin Agung di dalam menghimpun dan ikut memimpin jalannya sidang tersebut, sesungguhnya menandakan adanya kendali kekaisaran atas Gereja, dan mencerminkan adanya campur tangan kepentingan politik (kepentingannya Kaisar Konstantin Agung) dalam ranah keagamaan.
Perlu kita ketahui bersama bahwa pada saat itu kehidupan masyarakat di wilayah kekuasaan Kaisar Konstantin Agung masih sangat dipengaruhi oleh agama tradisional Romawi kuno, yaitu sebuah agama pagan yang menyembah Dewa Matahari (Dewa Sol Invectus - Dewa Matahari Tak Tertandingi). Dewa Matahari ini mempunyai seorang putra (Son of God), yang bernama Mithra. Mithra merupakan anak hasil hubungan intim antara Dewa Matahari (Sol Invectus) dengan seorang manusia. Dalam keyakinan agama pagan tersebut, Mithra diyakini lahir pada tanggal 25 Desember, kemudian dia mati terbunuh, dan jazad-nya dikuburkan di sebuah makam (goa batu). Pada hari ke 3 setelah kematiannya, dia pun bangkit (paskah) dan terangkat menuju sorga untuk kemudian bersemayam di sisi Bapa-nya, yaitu Dewa Sol Invectus.
Dan satu hal yang perlu kita garis bawahi bahwa ketika Konsili Nicaea diselenggarakan, Kaisar Konstantin Agung bukanlah seorang pemeluk Kristen Katolik, karena di samping dia itu merupakan seorang Kaisar, tetapi dia sesungguhnya juga sekaligus merupakan seorang Pemimpin Tertinggi agama pagan Sol Invectus.
Konsili Nicaea ini dihadiri oleh 318 uskup, yang terdiri dari 311 orang uskup dari gereja-gereja wilayah Timur (wilayah yang berbahasa Yunani) dan hanya dihadiri oleh 7 orang uskup dari gereja-gereja wilayah Barat (wilayah yang berbahasa Latin). Sedangkan 7 orang uskup dari gereja-gereja wilayah Barat tersebut adalah Hosius dari Kordoba, Cecilian dari Karthago, Mark dari Calabria, Nicasius dari Dijon, Donnus dari Stidon, Victor dan Vicentius mewakili Paus dari Vatikan Roma. Jumlah uskup yang hadir pada Konsili Nicaea tersebut sesungguhnya jauh dari jumlah secara keseluruhan uskup yang berada di wilayah kekuasaan Romawi, yang seluruhnya sekitar 1200 uskup.
Konsili Nicea ini diselenggarakan oleh Kaisar Konstantin Agung dalam rangka untuk menyelesaikan perbedaan pendapat dalam Gereja Alexandria mengenai hakikat Yesus dalam hubungannya dengan Tuhan Bapa. Perlu digaris bawahi, bahwa pada Konsili Nicea ini Roh Kudus belum diakui secara resmi sebagai salah satu oknum Trinitas, hanya sebatas diakui keberadaanya saja. Ketuhanan Roh Kudus baru diakui pada Konsili Konstantinopel yang diadakan pada tahun 381 M. Konsili ini diprakarsai oleh Macedonius dan Teodonius yang menjadi kaisar pada saat itu. Pada saat itulah untuk pertama kalinya rumusan Tri Tunggal alias Trinitas terangkum jelas sebagai sebuah dogma ketuhanan, meskipun sesungguhnya tidak semua kalangan Kristen mula-mula menerimanya.
Nubuat Kehancuran Patung
Setelah mengetahui makna dari patung dalam mimpi Raja Nebukadnezar, nubuat selanjutnya dalam Daniel 2:30-35 adalah mengenai kehancuran patung tersebut. Apakah yang dapat menyebabkan patung tersebut hancur? Hal apakah yang dapat membuat Kekristenan remuk dan binasa?
Daniel 2:34-35 2:34 Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk. 2:35 Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
Kalau kita membaca Daniel 2:34-35 di atas dengan sikap kritis, maka akan timbul pertanyaan-pertanyaan yang cukup menggelitik yang perlu untuk segera dijawab. Pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah: 1. Apa atau siapakah sebuah batu yang dimaksud dalam mimpi Raja Nebukadnezar tersebut? 2. Mengapa remuknya kaki patung tersebut harus karena tertimpa oleh sebuah batu? Melambangkan apakah sebuah batu tersebut? 3. Dan mengapa remuknya kaki patung tersebut bukan karena misalnya halilintar yang menyambar atau badai yang menghempas atau api yang melalap atau oleh sebab yang lainnya? Mengapa harus oleh sebuah batu yang menimpa? 4. Mengapa yang pertama tertimpa oleh sebuah batu tersebut harus bagian kakinya yang terbuat dari besi dan tanah liat dahulu? Mengapa bukan bagian kepalanya yang terbuat dari emas dahulu saja, atau dada dan lengannya yang terbuat dari perak, atau perut dan pinggangnya yang terbuat dari tembaga, atau bagian pahanya yang terbuat dari besi terlebih dahulu?
Daniel 2:34 Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk.
Kalimat: "...terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia,..."
Rangkaian kata tersebut memiliki makna bahwa sesuatu itu terjadi karena memang merupakan Kehendak dan sudah dalam Rencana Tuhan. Kata "tanpa perbuatan tangan manusia", ini menunjukkan bahwa sesuatu yang terjadi, atau yang datang, ataupun yang muncul ini, bukan karena kehendak nafsu manusia dan bukan pula karena sudah dalam rencana seorang manusia, tetapi sesungguhnya karena ada keterlibatan (invisible hand) dari Yang Maha Kuasa dan Yang Maha Ghoib, yaitu Allah Yang Maha Esa. Dan sudah barang tentu Kehendak dan Rencana ini sengaja dipersembahkan oleh Allah kepada makhluk mulia yang dikasihiNya, yaitu umat manusia agar manusia senantiasa terjaga untuk tetap berada di dalam Ketauhidan atau KeTuhanan yang benar dan murni.
Kata "sebuah batu" merupakan sebuah benda alamiah yang berkarakter keras dan kuat serta bersifat natural atau alami. Ini sesungguhnya memiliki makna, bahwa sesuatu yang datang atas Kehendak Tuhan tersebut membawa nilai-nilai atau risalah (rule of law) yang keras dan tegas dan dalam penerapannya (law inforcement) pun menampakkan sebuah semangat yang sangat kuat.
Namun demikian, walau pun sesuatu ini memilki karakter yang keras dan kuat, tetapi di sisi lain sesuatu itu bersifat sangat natural dan alami, artinya nilai-nilai yang dibawa itu sesungguhnya sangat applicable dan sangat membumi. Sehingga nilai-nilai itu pun sangat tepat dan benar untuk dijadikan sebagai sandaran atau pedoman bagi seluruh umat manusia dalam rangka menjalani hidup (way of life) sebagai Khalifah di dunia ini agar dapat memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat nanti.
Kalimat: "...lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk..."
Rangkaian kata "...lalu menimpa patung itu,...", Rangkaian kata tersebut memiliki makna, bahwa sesuatu yang datang atas Kehendak Tuhan itu, sesungguhnya bertujuan atau dimaksudkan oleh Tuhan dalam rangka untuk mengoreksi atas seperangkat ajaran sebuah agama. Seperangkat ajaran yang telah diubah-ubah, dikelirukan, dan dipalsukan oleh tangan-tangan manusia di mana terjadinya perubahan itu, terjadinya kekeliruan itu dan terjadinya pemalsuan itu, adalah karena dilandasi oleh kehendak nafsu manusianya dan karena dilatarbelakangi oleh kebodohan manusianya, yaitu manusia yang berpegang dalam dogma ke-Kristen-an.
Rangkaian kata "...tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu,...", Rangkaian kata tersebut memiliki makna bahwa langkah koreksi yang pertama dan yang paling utama adalah berkaitan dengan sesuatu yang paling mendasar dan fundamental, yaitu tentu berkaitan dengan dogma ketuhanan agama tersebut. Karena bersumber dari perubahan, kekeliruan, pemalsuan dogma keagamaan inilah, yang kemudian akhirnya merusak seluruh sendi-sendi dan tatanan nilai yang ada di dalam agama tersebut. Artinya, bahwa kekeliruan utama yang ada di dalam agama Kristen tersebut, dan yang harus paling pertama dikoreksi, adalah Doktrin Trinitas.
Rangkaian kata "...sehingga remuk...", Rangkaian kata tersebut memiliki makna bahwa koreksi yang dilakukan terhadap Doktrin Trinitas itu akan memberikan inspirasi dan dorongan kepada sekalian manusia untuk segera bergegas menyelami dan mengkritisi dogma ketuhanan agama Kristen tersebut. Dan hal itu akan mengakibatkan terjadinya benturan-benturan keras, antara iman yang dilandasi oleh hati yang jernih dan benar dan dilatarbelakangi oleh akal sehat, dengan Doktrin Trinitas yang penuh dengan kekeliruan, khayalan dan kesesatan.
Dan benturan-benturan keras yang terjadi itu, akhirnya akan mengakibatkan Doktrin Trinitas akan mengalami kehancuran, baik dari sisi integritas mau pun dari sisi substansi yang akhirnya dengan seiring berjalannya waktu agama Kristen akan ditinggalkan oleh umatnya sendiri, karena sangat bertentangan dengan keimanan yang benar dan akal sehat manusia.
Hal tersebut di atas, sesungguhnya juga sekaligus merupakan sebuah jawaban atas pertanyaan, mengapa sebuah batu itu harus menimpa tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu terlebih dahulu? Kenapa bukan menimpa kepalanya, dada dan lengannya, perut dan pinggangnya atau pahanya terlebih dahulu? Inilah sesungguhnya misi utama yang diemban oleh sesuatu yang diutus oleh Tuhan ke dunia ini, yaitu dalam rangka menyelamatkan akidah umat manusia dari kemusyrikan dan kesesatan yang telah nyata-nyata ada di depan mata.
Jadi, benturan-benturan yang terjadi tidaklah dalam artian benturan yang bersifat fisik, tetapi lebih tepat pada benturan-benturan yang bersifat dialogis pada tataran ideologis atau teologis. Karena benturan-benturan yang bersifat dialogis pada tataran ideologis theologis justru akan berdampak lebih mencerdaskan dan efektif, daripada benturan-benturan yang bersifat fisik yang lebih banyak menimbulkan kebencian, dendam dan kerusakan.
Lalu, sebenarnya siapakah yang dimaksud dengan sebuah batu tersebut, dan apa yang sesungguhnya dibawa olehnya, sehingga ia mampu meremukkan Doktrin Trinitas yang sudah ribuan tahun menjadi Dogma Ketuhanan bagi milyaran Kristiani di dunia ini?
Kita lanjutkan telaahan kita terhadap Kitab Daniel 2:30-35.
Dalam kajian sebelumnya telah banyak kesimpulan yang dapat dipahami
oleh pembaca sekalian, baik dari pihak Muslim maupun dari pihak
Kristiani, hanya keterbukaan dalam memahami kebenaran lah yang dapat
membuat orang-orang yang masih meragukan tafsir kritis dari Daniel
2:30-35 tersebut mau menerima dan mengakui kebenaran yang disampaikan
dalam pemaparan rinci ini. Beberapa kesimpulan tersebut adalah:
1. Daniel 2:30-35 yang disandarkan sebagai mimpi Raja Nebukadnezar sesungguhnya merupakan nubuat terhadap masa depan bagi Kekristenan dan dogmanya dan bukan nubuat mengenai kerajaan secara harfiah. 2. Daniel 2:30-35 mencatat secara pasti bahwa simbologi dan bahasa metafora dalam mimpi Raja Nebukadnezar dimana inti ceritanya adalah sebuah Patung, sebenarnya merupakan sesuatu yang menggambarkan mengenai Kekristenan dan sejarah terbentuknya doktrin ketuhanan Gereja. 3. Daniel 2:30-35 menjelaskan secara nyata bahwa "Patung" (Kekristenan) tersebut akan hancur dan lulu lantah oleh sesuatu yang digambarkan dengan sebuah "Batu".
"Batu" Penghancur Dogma Kekristenan
Daniel 2:34 Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk.
Siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan "sebuah batu" tersebut, dan apa yang sesungguhnya dibawa olehnya, sehingga ia mampu meremukkan Doktrin Trinitas yang sudah ribuan tahun menjadi Dogma Ketuhanan bagi milyaran Kristiani di dunia ini?
Kalau kita belajar dan membaca literatur-literatur tentang sejarah perkembangan agama-agama di dunia ini, maka sangat bisa dipastikan bahwa tidak ada satu pun agama di dunia ini yang secara terang-terangan dan terbuka berani menohok sebuah dogma ketuhanan agama tertentu, kecuali Agama Islam. Jadi, satu-satu-nya agama di dunia ini yang secara terus-terang dan terbuka berani berbenturan dan mengoreksi sebuah dogma ketuhanan (Doktrin Trinitas) yang dimiliki oleh sebuah agama tertentu (Kristen), hanyalah agama "ISLAM".
Agama Islam di dalam konteks Kitab Daniel Pasal 2:34, adalah laksana "sebuah batu" yang memiliki karakter keras dan kuat, namun juga memiliki bentuk yang natural dan alami. Itu sesungguhnya menggambarkan bahwa ajaran atau "rule of law" yang dibawa oleh Nabi Muhammad dari Allah adalah bersifat tegas dan dalam penerapannya (law inforcement) pun senantiasa dilandasi oleh semangat yang sangat kuat. Demikian juga ajaran Islam, yang laksana "sebuah batu" yang memiliki bentuk natural dan alami, maka ajaran Islam sebagai "way of life" pun sesungguhnya juga telah dipersiapkan oleh Allah sebagai pedoman hidup yang applicable, membumi, dan membawa rahmat bagi semesta alam, atau dalam istilah Al-Qur'an disebut sebagai "Rahmatan Lil Alamin".
Di dalam Al-Qur'an sebenarnya terdapat banyak sekali bertebaran ayat-ayat yang memberikan koreksi terhadap ajaran-ajaran yang bernuansa musyrik (mempersekutukan Allah), baik yang bersifat koreksi secara umum mau pun koreksi secara khusus.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ "Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas' 112:1-4)
Kalau kita perhatikan QS. Al-Ikhlas' 112:1-4 tersebut di atas, jika ditinjau berdasarkan obyek yang menjadi sasaran koreksi, maka Surat Al-Ikhlas ini termasuk kategori yang bersifat koreksi secara umum, tetapi kalau ditinjau dari isi kandungannya, sesungguhnya termasuk kategori yang bersifat koreksi secara khusus, karena langsung menjurus pada substansi dogma ketuhanan yang dianut oleh umat Kristen.
1. Ayat "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu", langsung mengoreksi keyakinan bahwa Tuhan adalah Tri Tunggal (Tuhan terdiri dari 3 oknum: Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus, tetapi tetap 1 Tuhan). 2. Ayat "Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan", langsung mengoreksi keyakinan bahwa di dalam Trinitas ada Tuhan Bapa (Allah) dan Tuhan Anak (Yesus Kristus). 3. Ayat "dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia", langsung mengoreksi keyakinan bahwa Tuhan Allah menjelma menjadi manusia (Yesus Kristus) sebagai wujud Tuhan dalam bentuk kedagingan.
Berikut kutipan lain dari Al-Qur'an yang dengan jelas merupakan bentuk koreksi secara khusus terhadap dogma Kristen.
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam." Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?." Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Maaidah' 5:17)
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (QS. Al-Maaidah' 15:72)
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ "Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih." (QS. Al-Maaidah' 15:73)
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلانِ الطَّعَامَ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ "Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)." (QS. Al-Maaidah' 15:75)
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ "Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (QS. Al-Maaidah' 15:77)
Demikianlah beberapa Surat dan ayat dalam Al-Qur'an yang secara terang-terangan dan terbuka mengoreksi dogma ketuhanan yang diimani oleh Kristiani, yaitu Doktrin Trinitas. Dan hal ini juga mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa sesungguhnya yang dimaksud sebagai "sebuah batu" dan satu-satunya, adalah Agama Islam.
Hajar Aswad, Monumen Spiritual Umat Islam
Sebelum kita lanjutkan telaahan terhadap Kitab Daniel 2:35, berikut info tambahan untuk melengkapi penjelasan sebelumnya berkaitan dengan makna kata "sebuah batu" dalam Kitab Daniel 2:34.
Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan bahwa makna kata "sebuah batu" dalam Kitab Daniel 2:34 telah disimpulkan sebagai tamsil yang menunjuk kepada risalah atau "rule of law" yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yaitu diin ul haq, jalan kebenaran Islam. Namun demikian, secara faktual pun sesungguhnya agama Islam memiliki sebuah monumen spiritual yang juga berbentuk "sebuah batu", yang hingga kini masih terus terawat dan terjaga keberadaannya, di mana umat Islam di seluruh dunia mengenalnya sebagai Hajar Aswad.
Hajar Aswad adalah sebuah monumen spiritual yang sarat akan makna-makna simbolik bagi umat Islam. Hajar Aswad bukan-lah merupakan sebuah berhala yang disembah-sembah oleh umat Islam, dan bukan pula merupakan sebuah bentuk simbolisasi Tuhan, serta bukan merupakan sebuah lambang untuk mempersekutukan Allah (Na'uudzu billaahi minzalik..). Di dalam Islam tidak mengenal simbolisasi Tuhan, karena Allah memiliki sifat "mukholawatu lil khawadist" dan "lam yakullaahu kufuwan ahad", Allah tidaklah sama dengan makhluk ciptaan-Nya, dan tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya. Islam tidak menganut paham anthropomorphisme atau sebuah paham yang mempersonifikasikan Tuhan sebagaimana layaknya seperti manusia, sebagaimana yang terjadi dalam Kekristenan.
Di dalam terminologi Islam, Hajar Aswad sesungguhnya memiliki banyak makna simbolik bagi umat dan makna simbolik tersebut memang harus senantiasa terpelihara dan terhayati dalam diri setiap muslim, agar umat muslim tidak mengalami suatu dis-orientasi terhadap ajaran dan sejarah agamanya. Makna-makna simbolik Hajar Aswad tersebut antara lain meliputi:
Pertama, Hajar Aswad memiliki makna: Mutual Assistance (simbol kerjasama dan kebersamaan).
Bahwa ketika Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun kembali Ka'bah yang telah lama runtuh, Hajar Aswad adalah merupakan batu terakhir yang dipasang pada bangunan Ka'bah tersebut. Hajar Aswad merupakan batu yang diberikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Ismail, ketika Nabi Ismail sudah tidak dapat menemukan batu lain lagi untuk menyempurnakan berdirinya bangunan Ka'bah. Peristiwa ini merupakan simbol keterlibatan Malaikat Jibril dalam ikut serta membangun kembali Baitullah, Rumah Allah, Rumah Ibadah untuk menyembah dan mengagungkan Ke-Esa-an Allah. Ka'bah adalah sebuah rumah ibadah yang pertama kali didirikan di bumi ini oleh Nabi Adam, setelah dulu mereka (Adam dan Hawa) dipersona non grata-kan oleh Allah dari surga ke dunia fana ini.
Keterlibatan Malaikat Jibril pada pembangunan kembali Ka'bah itu, sesungguhnya menyiratkan sebuah kerjasama dan kebersamaan antara sesama makhluk Allah dalam membangun kembali Agama Tauhid (agama yang benar-benar meng-Esa-kan Allah). Alam semesta, manusia dan malaikat saling meleburkan diri dalam sebuah "mutual asisstance", tidak hanya secara spiritual saja, tetapi juga keterlibatan secara fisik.
Kedua, Hajar Aswad memiliki makna: Anti Racial Discrimination (simbol perlawanan terhadap rasisme dan diskriminasi).
Ketika kita berbicara tentang Hajar Aswad, maka hal itu juga mengingatkan kita kepada seorang perempuan berkulit hitam ibunda Nabi Ismail, beliau adalah Hajar, seorang budak yang diperistri oleh Nabi Ibrahim atas kehendak istri pertamanya, yaitu Sarah. Sarah meminta Nabi Ibrahim agar memperistri Hajar karena dalam umur yang sudah tua, Sarah tidak juga dikaruniai seorang anak.
Dan kemudian beberapa tahun setelah kelahiran Nabi Ismail dari rahim Hajar, ternyata Sarah pun akhirnya juga mengandung dan melahirkan seorang putra, yang diberi nama Ishak. Tidak lama kemudian, Hajar dan Ismail diusir oleh Sarah, gara-gara Sarah melihat anaknya yaitu Ishak sedang bercanda dengan anak keturunan seorang budak, yaitu Ismail. Sarah merasa tidak senang dan akhirnya menyuruh Ibrahim mengusir Hajar dan Nabi Ismail, membawa dan meninggalkannya di sebuah gurun tandus.
Di sinilah berawalnya sebuah tragedi rasisme dan diskriminasi terhadap keturunan-keturunan Nabi Ibrahim/Abraham yang berasal dari Hajar (yang merupakan seorang perempuan budak) dan keturunan-keturunan yang berasal dari Ketura (yang dituduh sebagai perempuan gundik) terjadi. Sebagaimana keyakinan Kristiani, bahwa anak yang dijanjikan oleh Allah bukanlah Ismail tetapi Ishak. Walau pun Ismail lebih dulu lahir dibandingkan Ishak, tetapi karena Ismail adalah anak keturunan budak, maka predikat anak yang dijanjikan dianggap tidak berlaku, dan Ismail cukup diberi predikat sebagai anak yang diberkati saja.
Namun yang lebih tragis lagi adalah nasib anak-anak dari keturunan Ketura, tercatat dalam Bible sebagai istri ketiga Abrahim. Karena ternyata mereka tidak mendapat predikat apa pun dari Tuhan, bahkan anak-anak dari keturunan Ketura tersebut dinyatakan sebagai anak-anak yang tidak diberkati Tuhan, karena mereka dianggap sebagai anak keturunan gundik.
Setelah Hajar dan Ismail diusir ke sebuah gurun tandus, di sanalah keperkasaan, ketegaran, kesabaran dan ketawakalan Hajar sebagai seorang perempuan yang teraniaya diuji. Beliau berlari antara Shafa dan Marwah sampai sebanyak 7 kali (sa'i), beliau bersusah payah dan berjuang demi untuk mendapatkan air yang sesungguhnya sangat mustahil ada di gurun yang amat tandus tersebut. Namun demikian atas Kasih Sayang Allah, memancarlah sebuah mata air di dekat keberadaan nabi Ismail ketika ditinggalkan sementara oleh ibunda-nya, di mana mata air tersebut sekarang lebih dikenal sebagai mata air Zam-zam. Berawal dari tempat itulah kemudian keturunan Nabi Ismail berkembang biak berdampingan dengan masyarakat sekitarnya menjadi bangsa-bangsa yang besar, yang kemudian dari anak keturunannya-lah lahir seorang manusia yang amat mulia bernama Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yang memiliki predikat sebagai Nabi Terakhir.
Dan berkaitan dengan semangat perlawanan terhadap segala bentuk rasisme dan diskriminasi dalam konteks yang lebih luas, maka turunlah Firman Allah di dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat Ayat 13 kepada Nabi Muhammad dan seluruh umat manusia.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat' 49:13)
Islam mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang bukanlah berdasarkan garis keturunan, mulia bukan karena keturunan majikan, terbuang bukan karena keturunan budak, tidak diberkati bukan karena keturunan gundik, dan kemuliaan bukan berdasarkan atas bangsa atau pun suku. Tetapi bahwa, kemuliaan seseorang dalam Islam sesungguhnya ditentukan oleh tingkat ketakwaan-nya.
Ketiga, Hajar Aswad memiliki makna: Egalitarian and Smart Leadership (simbol egalitarian dan kepemimpinan yang cerdas).
Ketika dulu pada saat masyarakat dari kabilah-kabilah sekitar Ka'bah melakukan renovasi kembali terhadap bangunan Ka'bah, di antara mereka terjadi perselisihan yang berpotensi bisa menimbulkan perpecahan. Perselisihan tersebut disebabkan karena masing-masing kabilah merasa yang paling berhak untuk memasang kembali batu terakhir ke dalam bangunan Ka'bah, yaitu Hajar Aswad. Perselisihan tersebut akhirnya berakhir ketika kabilah-kabilah itu bersepakat meminta advice dari seorang pemuda yaitu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Mereka menunjuk Nabi Muhammad sebagai "Problem Solver", karena beliau dikenal di kalangan masyarakat memiliki akhlak yang paling baik dan terpuji, yaitu amanah, fathonah, tabligh, dan shidiq.
Beliau memiliki sifat "amanah", yaitu sangat dapat dipercaya karena beliau selalu mampu memegang dan melaksanakan amanah yang dibebankan kepadanya, sehingga beliau dijuluki oleh masyarakatnya sebagai Al-Amin. Beliau juga merupakan seorang yang "fathonah", karena beliau terkenal sangat cerdas dalam memecahkan berbagai masalah atau sangat piawai dalam memberikan jalan keluar atas setiap problema yang terjadi di dalam lingkungan masyarakatnya. Beliau pun merupakan seorang yang sangat "tabligh", karena dalam setiap musyawarah untuk memecahkan suatu masalah, beliau memiliki sifat terbuka dan respectful terhadap masukan dan kritik yang membangun dari orang lain, sehingga dalam setiap pengambilan keputusan senantiasa didukung penuh oleh seluruh masyarakat. Kemudian, beliau juga dikenal di dalam lingkungan masyarakatnya sebagai orang yang senantiasa berpikir, berbicara dan bertindak benar, sehingga beliau juga disebut sebagai orang yang "shidiq".
Untuk memecahkan masalah tersebut, akhirnya Nabi Muhammad menggelar sorban miliknya di tanah, dan tiap-tiap pemimpin kabilah memegang ujung sorban tersebut, lalu Hajar Aswad diletakkan di atas sorban, kemudian secara bersama-sama para pemimpin kabilah mengangkat Hajar Aswad dari ujung-ujung sorban, sementara Nabi Muhammad memegang bagian tengah sorban dimana Hajar Aswad telah diletakkan di atasnya. Lantas memasangkan dan meletakkan Hajar Aswad ke dalam konstruksi bangunan Ka'bah, sebagai batu terakhir yang dipasang secara bersama-sama.
Demikianlah, Hajar Aswad sesungguhnya juga memiliki makna simbolik tentang dikedepankan-nya semangat egalitarian dan disingkirkannya sifat egoisme atau ego-centris dalam diri seorang Muslim. Dijunjung tingginya semangat egalitarian tersebut tentu tidak terlepas dari "smart leadership" yang dimiliki oleh seorang Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Keempat, Hajar Aswad memiliki makna: The Last Prophet (simbol khatamman nabiyyin, nabi terakhir).
Hajar Aswad merupakan batu terakhir yang dipasangkan pada konstruksi bangunan Ka'bah, baik pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mau pun pada saat dilakukan renovasi oleh masyarakat sekitar pada zaman Nabi Muhammad. Hal ini sesungguhnya juga memiliki makna simbolik bahwa batu terakhir tersebut ialah Nabi Muhammad yang merupakan "khataman nabiyyin" atau nabi penutup yang berfungsi untuk menyempurnakan bangunan Agama Tauhid (Islam, agama yang benar-benar meng-Esa-kan Allah), yaitu sebuah agama yang pernah di sampaikan juga oleh nabi-nabi dan rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada umat manusia di dunia ini.
Demikianlah beberapa makna simbolik dari Hajar Aswad yang tentu harus senantiasa terpelihara dan terhayati oleh seluruh umat Islam agar tidak mengalami dis-orientasi terhadap sejarah dan ajaran agamanya. Keberadaan Hajar Aswad di dalam bangunan Ka'bah yang senantiasa dipertahankan oleh umat Islam bukanlah untuk diberhalakan atau disembah-sembah, melainkan semata-mata hanya dijadikan sebagai sebuah monumen spiritual yang berfungsi untuk mengingatkan umat Islam tentang pentingnya makna-makna simbolik yang terkandung di dalamnya.
Kalau kemudian ternyata banyak umat Islam yang ketika melaksanakan ibadah umrah atau haji sangat antusias untuk mencium Hajar Aswad, hal tersebut sangat wajar, karena hal itu sesungguhnya merupakan manifestasi kerinduan umat Islam yang mendalam kepada insan-insan atau makhluk mulia ciptaan Allah, yaitu Nabi Ibrahim, Ibunda Hajar, Nabi Ismail, Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Dan wajar juga, ketika umat Islam melaksanakan ibadah umrah atau haji lantas sangat antusias untuk menyentuh Hajar Aswad, karena memang batu tersebut dahulu juga pernah disentuh oleh Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Jadi keinginan umat Islam untuk menyentuh Hajar Aswad atau menciumnya sebagaimana yang pernah dilakukan oleh insan-insan mulia ciptaan Allah sebelumnya adalah hal yang wajar dan biasa saja, sama sekali tidak mencerminkan bentuk pemberhalaan atau pengkhultusan dan sebagainya.
Demikianlah tambahan penjelasan berkaitan dengan makna "sebuah batu" dalam Kitab Daniel 2:34, sebagaimana yang telah disebutkan dalam kajian yang terdahulu. Penjelasan tersebut tentu dimaksudkan untuk dapat lebih memperkuat penemuan identitas makna "sebuah batu" yang telah berani berbenturan dengan "sebuah patung" yang amat besar, tinggi, dan tampak mendahsyatkan.
Nubuat Terakhir, Kepunahan Kristen Dan Keuniversalan Islam
Selanjutnya akan kita teruskan telaahan terhadap Kitab Daniel 2:35, yang merupakan ayat terakhir dalam inti mimpi raja Nebukadnezar.
Daniel 2:35 Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
Kalimat: "...Maka dengan sekaligus diremukkannya juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu..."
Rangkaian kata "...Maka dengan sekaligus diremukkannya juga...", Rangkaian kata tersebut memiliki makna bahwa langkah koreksi ajaran Islam yang dinyatakan dalam Al-Qur'an secara terus terang dan sangat terbuka terhadap kekeliruan Doktrin Trinitas agama Kristen itu, yang akhirnya akan mengakibatkan keruntuhan sosok Kekristenan secara keseluruhan.
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada kajian terdahulu, bahwa koreksi yang dilakukan terhadap Doktrin Trinitas itu akan memberikan inspirasi dan dorongan kepada sekalian manusia untuk segera bergegas menyelami dan mengkritisi dogma ketuhanan agama Kristen tersebut. Dan hal itu akan mengakibatkan terjadinya benturan-benturan keras, antara iman yang dilandasi oleh hati yang jernih, benar, dan dilatarbelakangi oleh akal sehat dengan Doktrin Trinitas yang penuh dengan kekeliruan, khayalan dan kesesatan.
Dan benturan-benturan keras yang terjadi itu, akhirnya akan mengakibatkan Doktrin Trinitas mengalami kehancuran, baik dari sisi integritas mau pun dari sisi substansi yang akhirnya dengan seiring berjalannya waktu agama Kristen akan ditinggalkan oleh umatnya sendiri, karena sangat bertentangan dengan keimanan yang benar dan akal sehat manusia.
Rangkaian kata "...Maka dengan sekaligus diremukkannya juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu,...", Rangkaian kata tersebut sesungguhnya memberikan gambaran bahwa agama Kristen akan mengalami sebuah proses kehancuran secara simultan, atau dalam istilah Kitab Daniel 2:35 dengan sekaligus diremukkan, yang akan terjadi seiring terus berjalannya waktu dan seiring kemajuan perkembangan peradaban umat manusia.
Ketika kebebasan berpikir mengeluarkan pendapat dan keleluasaan menyampaikan gagasan umat manusia, menjadi sesuatu yang sangat dihargai dan biasa dalam peri kehidupan bermasyarakat dan beragama, maka pada titik inilah yang merupakan episentrum terjadinya sebuah bencana gempa bagi keberadaan Doktrin Trinitas. Sebuah dogma ketuhanan Kristen yang penuh rekayasa, khayalan, dan tidak masuk akal akan segera ditinggalkan oleh pemeluknya yang sudah tidak sudi lagi terbelenggu dan terperangkap dalam mindset dan mindstream kaum konservatif dari Konsili Nicea 325 M dan Konsili Konstantinopel 381 M yang bebal, yang telah mengambil keputusan keliru dan sesat dalam menetapkan Doktrin Trinitas sebagai Dogma Ketuhanan.
Dan di sinilah mulai nampak bahwa peran dan pengaruh Konsili/Dewan Gereja (PGI, KWI, Uskup/Bishop, Pastur, Pendeta dan lembaga sejenis-nya) dalam kehidupan Kristen secara perlahan mulai luntur, di mana semua fatwa dan kebijakan yang putuskan oleh Konsili/Dewan Gereja tersebut sudah dianggap tak bernilai dan sudah tidak dihiraukan lagi oleh segenap Kristiani di dunia. Antusiasme Kristiani baik secara individu mau pun secara kelembagaan untuk beramal guna mendukung sistem keuangan gereja pun secara perlahan mulai menurun, dan Kristiani yang murtad dari keyakinan agamanya pun semakin marak, hingga akhirnya agama Kristen suatu saat akan mengalami kebangkrutan baik secara spiritual mau pun secara material.
Runtuhnya hegemoni agama Kristen tersebut, telah, sedang dan akan diawali dari internal agama itu sendiri. Proses murtadnya Kristiani dari agamanya itu bukan karena sekedar iming-iming duniawi, namun eksodus–nya mereka dari agama Kristen adalah karena merupakan buah dari suatu proses pergulatan pemikiran dan iman yang lama dan seru. Jadi jangan heran jika ternyata di belahan benua Eropa dan Amerika sana, Kristiani yang keluar dari Kekristenan kebanyakan justru dilakukan oleh orang-orang terpelajar dan orang-orang yang berpunya. Di Indonesia pun tidak sedikit Muallaf yang justru berasal dari kalangan pendeta/pastur, biarawati, aktivis dan tokoh penting Gereja, mahasiswa serta kalangan terpelajar dan mapan lainnya yang telah tercerahkan oleh cahaya kebenaran Islam.
Rangkaian kata "...dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan...", Dalam ilmu gramatika (tata bahasa), rangkaian kata tersebut termasuk dalam kategori kalimat hiperbola, yang menggambarkan sesuatu dengan ungkapan kata-kata yang berlebih. Dalam konteks ini, Kitab Daniel sesungguhnya ingin mengabarkan kepada umat Kristen, bahwa suatu saat tertentu agama Kristen akan berada pada suatu titik akhir dan akan mengalami sebuah nasib yang sangat tak berdaya dan amat mengenaskan, hingga akhirnya akan mengalami kemusnahan dari muka bumi ini.
Kata "sekam", merupakan sampah berupa kulit padi hasil dari proses pengirikan padi. Dalam hal ini artinya bahwa telah terjadi proses pemisahan antara bulir-bulir padi (beras) dengan kulitnya (sekam). Jadi, dalam ke-tidakberdayaan-nya tersebut, Kristen akan terpecah-pecah menjadi ratusan bahkan ribuan aliran dan sekte, namun semuanya sesungguhnya telah mengalami dis-orientasi atau kebingungan karena mereka telah kehilangan pedoman tentang dogma ketuhanannya. Dalam konteks padi, mereka bagaikan kulit padi (sekam) yang telah kehilangan intinya (bulir padinya).
Mereka sebenarnya ingin tetap setia kepada agamanya, tetapi di sisi lain mereka sudah tidak percaya lagi dengan Doktrin Trinitas. Dalam kondisi seperti inilah, Kristiani bagaikan sekam di tempat pengirikan pada musim panas, di mana sekam tersebut tidak mengendap di permukaan tanah karena basah oleh air, tetapi kondisinya sangat kering, ringan dan berserakan di permukaan tanah, sehingga begitu angin berhembus menerpanya, maka sekam itu pun berhamburan dan berterbangan entah ke mana hingga tidak ada bekasnya sama sekali.
Demikianlah gambaran proses remuknya Doktrin Trinitas dan proses kemusnahan dogma Kekristenan dari muka bumi ini. Di mana proses kemusnahan agama Kristen tersebut bukan karena diakibatkan oleh sebuah peperangan secara fisik yang menggunakan persenjataan dan peralatan modern, atau pun dengan serbuan dan pertarungan antar jutaan personil pasukan elit melawan pihak tertentu, tetapi fenomena kemusnahan agama Kristen ini adalah karena diakibatkan oleh terjadinya proses pembusukan keimanan yang dialami oleh Kristiani sendiri, yang merupakan efek domino atas koreksi ajaran Islam terhadap Doktrin Trinitas yang diwartakan di dalam Al-Qur'an.
Rangkaian kata "...Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi...", Rangkaian kata terakhir pada Kitab Daniel 2:35 ini, jika kita analogikan ke dalam sebuah cerita drama, maka rangkaian kata tersebut sesungguhnya dapat juga dikatakan sebagai sebuah "unhappy ending" bagi hegemoni "sebuah patung" (Agama Kristen) dan merupakan "happy ending" untuk "sebuah batu" (Agama Islam), yang tentu apa pun akhir cerita tersebut sangat dinanti-nantikan oleh pembaca atau penontonnya.
Dari rangkaian kata terakhir tersebut, akan dipilah dan dikelompokkan menjadi 3 bagian, yang masing-masing bagian tersebut akan kita lebih pertajam maknanya.
Pertama, rangkaian kata "...Tetapi batu yang menimpa patung itu...", di mana makna sesungguhnya telah diuraikan secara jelas pada kajian sebelumnya.
Kedua, rangkaian kata "...menjadi gunung besar...", rangkaian kata tersebut merupakan sebuah kata pilihan yang tepat untuk menggambarkan masa depan sebuah ajaran kebenaran, Islam. Dalam Kitab Daniel 2:35 ternyata batu yang menimpa patung itu tidak lantas menjadi tebaran butir-butir pasir di sebuah padang tandus, atau pun menjadi milayaran bebatuan yang berserak di padang gersang, namun batu tersebut ternyata menjadi sebuah gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Apa yang terjadi?
Itulah sebuah kata pilihan yang sesungguhnya dapat memberikan gambaran yang tepat dan sesuai dengan rencana Allah, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ "Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiyaa' 21:107)
Kata "gunung", merupakan sebuah benda alam ciptaan Allah yang melambangkan sebuah keperkasaan, sebuah kewibawaan, sebuah keindahan, dan juga melambangkan sebuah kehidupan yang alami, sejuk, sehat, bersih, damai, tentram, teratur, sejahtera, aman dan sebagainya.
Sosok gunung, sesungguhnya disamping ia menampakkan sebuah performa yang tinggi dan besar, di mana dalamnya mencerminkan sebuah konstruksi benda alam yang kokoh, kuat, dan penuh ancaman hukuman bagi siapa pun yang merusaknya, maka sosok gunung pun sesungguhnya menyajikan sebuah panorama yang penuh dengan kehijauan dan kedamaian. Karena di dalam gunung itulah, segala jenis flora dan fauna, tanah, air, mineral, angin, hujan, sinar matahari, dan manusia dapat tumbuh dan berkembang bersama dan saling meleburkan diri dalam sebuah mutual assistance dan symbiosis mutualism dalam kerangka kehidupan harmonis dengan alam semesta, blessing to all, Rahmatan Lil 'Alamin.
Dan ketika Risalah Islam telah merasuk kedalam diri setiap manusia dan ketika jalan kebenaran Islam telah di diterima sebagai "way of life", jalan dalam menempu kehidupan dan ditegakkan oleh segenap umat manusia, maka keselamatan dan kesejahteraan seluruh alam semesta akan segera terwujud di seluruh penjuru dunia ini bahkan sampai di akhirat nanti. (Aamiin Ya Rabbal'alamin..)
Ketiga, rangkaian kata "...yang memenuhi seluruh bumi...", rangkaian kata tersebut sesungguhnya juga merupakan sebuah kata pilihan yang tepat untuk menggambarkan realitas penyebaran jalan kebenaran Islam di seluruh penjuru dunia, yang merasuk ke dalam relung hati sanubari setiap manusia tanpa ada paksaan.
Sebagaimana Firman Allah sebagai berikut:
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah' 2:256)
Selanjutnya, kita simak kembali rangkaian kata terakhir pada Kitab Daniel 2:35 berikut ini:
"...Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi..."
Penggunaan kata "memenuhi" (mengisi) seluruh bumi dalam rangkaian kata terakhir Kitab Daniel 2:35 tersebut di atas, sesungguhnya sama halnya seperti kebanyakan kata yang termuat di dalam Kitab Daniel 2:31-35, dan merupakan kata yang unik, detail, deskriptif dan efektif untuk menggambarkan suatu keadaan yang ingin disampaikan atau yang ingin dijelaskan dalam ayat tersebut. Berbeda dengan kata menimpa yang cenderung memiliki implikasi yang bersifat negatif (menghancurkan), maka kata memenuhi justru cenderung memiliki implikasi yang bersifat positif.
Jadi, ketika sebuah batu, yaitu Islam, yang atas kehendak Tuhan, yaitu Allah, datang ke dunia ini dalam rangka untuk mengoreksi sebuah dogma ketuhanan yang telah keliru dan sesat, yaitu doktrin Trinitas, maka sosok sebuah batu tersebut sesungguhnya memang telah dirancang oleh Allah sebagai sebuah hukum yang memiliki sifat meremukkan. Namun, ketika sebuah batu, yaitu Islam, itu akhirnya kemudian menjadi "sebuah gunung" dan bersentuhan dengan alam semesta, maka sifat yang meremukkan tersebut berubah menjadi positif, yaitu memenuhi.
Artinya, penggunaan kata memenuhi pada rangkaian kata terakhir dalam Kitab Daniel 2:35 sebenarnya ingin menjelaskan kepada kita bahwa tersebar dan diterimanya agama Islam di seluruh penjuru dunia ini, sesungguhnya tersebar tidak dengan jalan yang bersifat distruktif dan eksploitatif, tetapi justru diterima dengan sepenuh hati oleh segenap umat manusia dalam rangka untuk memenuhi keyakinan atau akidah yang kosong dan hampa, seiring dengan telah diremukkannya Doktrin Trinitas dan telah musnahnya dogma Kekristenan dari dunia ini.
Demikianlah akhir kajian kita terhadap Kitab Daniel 2:30-35, sebuah pemaparan dan uraian yang menyajikan tafsiran dengan perspektif yang baru dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan tafsiran-tafsiran yang selama ini telah ada dan berkembang di kalangan Kristiani, karena memang tafsir Gerejawi pastinya dibuat sedemikian rupa agar senantiasa ayat dalam Bible seakan mendukung dogma Kekristenan meskipun kenyataannya justru berbalik.
Bagi Kristiani yang tidak memiliki pemikiran kritis, mungkin baginya tulisan ini tidak berguna dan tidak penting untuk dipahami, toh dosa sudah ditebus Yesus (^_^). Tapi bagi mereka yang lebih mengedepankan logika dan nalar yang aktif, sudah pasti akan langsung dapat menangkap apa yang telah dipaparkan dan disampaikan, kemudian dengan segera mengkritisi dan menyelami kembali dogma dan doktrin yang telah mereka anut, dimana isinya penuh dengan kemustahilan dan ketidak benaran.
Dan pasti sangat bisa dipahami bahwa akan sangat sulit bagi mayoritas Kristiani untuk dapat menerima, apalagi sudi memahami telaahan ini. Maka dari itu, kami tidak menutup peluang jika ada Kristiani yang bersedia memberikan tafsiran tandingan terhadap tafsir yang telah kami muat diatas. Silahkan bagi Kristiani yang tidak setuju akan penjelasan mengenai Daniel 2:30-35 ini, dapat membawa tafsiran yang menurut mereka lebih kredibel dan berkompeten dan penjelasannya lebih-lebih rinci dibanding apa yang kami paparkan dalam kajian ini.
Silahkan Kristiani membawa tafsiran tokoh Gereja kepercayaan mereka atau mungkin tafsiran buatan sendiri, dengan catatan tentunya tafsiran tersebut harus lebih deskriptif, lebih berkorelasi, lebih bermakna, lebih kritis, lebih terbuka, lebih faktual, dan yang paling penting lebih sesuai dengan setiap kata dalam nubuat yang dimaksud, bukan cuma mengandalkan sejarah. Karena pastinya Kristiani lebih paham bahwa sesungguhnya suatu nubuat tersebut tidak boleh sekedar disandarkan hanya dengan dasar sejarah, melainkan harus dipahami dan dimaknai setiap katanya yang penuh dengan simbologi dan metafora yang memiliki arti tersendiri, sehingga akhirnya setiap tanda tanya dalam memahami nubuat tersebut menghilang.
Namun demikian secara umum, semoga saja kajian ini dapat memberikan sebuah pencerahan kepada yang lain, atau setidaknya dapat ikut menambah perbendaharaan pustaka (referensi) dalam rangka upaya mempelajari dan memahami dogma dan doktrin Kekristenan, yang pasti dengan tujuan utama agar kita tidak ikut terjerumus kedalamnya. *****
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi." (QS. Al-Fath' 48:28)
1. Daniel 2:30-35 yang disandarkan sebagai mimpi Raja Nebukadnezar sesungguhnya merupakan nubuat terhadap masa depan bagi Kekristenan dan dogmanya dan bukan nubuat mengenai kerajaan secara harfiah. 2. Daniel 2:30-35 mencatat secara pasti bahwa simbologi dan bahasa metafora dalam mimpi Raja Nebukadnezar dimana inti ceritanya adalah sebuah Patung, sebenarnya merupakan sesuatu yang menggambarkan mengenai Kekristenan dan sejarah terbentuknya doktrin ketuhanan Gereja. 3. Daniel 2:30-35 menjelaskan secara nyata bahwa "Patung" (Kekristenan) tersebut akan hancur dan lulu lantah oleh sesuatu yang digambarkan dengan sebuah "Batu".
"Batu" Penghancur Dogma Kekristenan
Daniel 2:34 Sementara tuanku melihatnya, terungkit lepas sebuah batu tanpa perbuatan tangan manusia, lalu menimpa patung itu, tepat pada kakinya yang dari besi dan tanah liat itu, sehingga remuk.
Siapakah sebenarnya yang dimaksud dengan "sebuah batu" tersebut, dan apa yang sesungguhnya dibawa olehnya, sehingga ia mampu meremukkan Doktrin Trinitas yang sudah ribuan tahun menjadi Dogma Ketuhanan bagi milyaran Kristiani di dunia ini?
Kalau kita belajar dan membaca literatur-literatur tentang sejarah perkembangan agama-agama di dunia ini, maka sangat bisa dipastikan bahwa tidak ada satu pun agama di dunia ini yang secara terang-terangan dan terbuka berani menohok sebuah dogma ketuhanan agama tertentu, kecuali Agama Islam. Jadi, satu-satu-nya agama di dunia ini yang secara terus-terang dan terbuka berani berbenturan dan mengoreksi sebuah dogma ketuhanan (Doktrin Trinitas) yang dimiliki oleh sebuah agama tertentu (Kristen), hanyalah agama "ISLAM".
Agama Islam di dalam konteks Kitab Daniel Pasal 2:34, adalah laksana "sebuah batu" yang memiliki karakter keras dan kuat, namun juga memiliki bentuk yang natural dan alami. Itu sesungguhnya menggambarkan bahwa ajaran atau "rule of law" yang dibawa oleh Nabi Muhammad dari Allah adalah bersifat tegas dan dalam penerapannya (law inforcement) pun senantiasa dilandasi oleh semangat yang sangat kuat. Demikian juga ajaran Islam, yang laksana "sebuah batu" yang memiliki bentuk natural dan alami, maka ajaran Islam sebagai "way of life" pun sesungguhnya juga telah dipersiapkan oleh Allah sebagai pedoman hidup yang applicable, membumi, dan membawa rahmat bagi semesta alam, atau dalam istilah Al-Qur'an disebut sebagai "Rahmatan Lil Alamin".
Di dalam Al-Qur'an sebenarnya terdapat banyak sekali bertebaran ayat-ayat yang memberikan koreksi terhadap ajaran-ajaran yang bernuansa musyrik (mempersekutukan Allah), baik yang bersifat koreksi secara umum mau pun koreksi secara khusus.
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ "Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." (QS. Al-Ikhlas' 112:1-4)
Kalau kita perhatikan QS. Al-Ikhlas' 112:1-4 tersebut di atas, jika ditinjau berdasarkan obyek yang menjadi sasaran koreksi, maka Surat Al-Ikhlas ini termasuk kategori yang bersifat koreksi secara umum, tetapi kalau ditinjau dari isi kandungannya, sesungguhnya termasuk kategori yang bersifat koreksi secara khusus, karena langsung menjurus pada substansi dogma ketuhanan yang dianut oleh umat Kristen.
1. Ayat "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu", langsung mengoreksi keyakinan bahwa Tuhan adalah Tri Tunggal (Tuhan terdiri dari 3 oknum: Tuhan Bapa, Tuhan Anak, dan Roh Kudus, tetapi tetap 1 Tuhan). 2. Ayat "Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan", langsung mengoreksi keyakinan bahwa di dalam Trinitas ada Tuhan Bapa (Allah) dan Tuhan Anak (Yesus Kristus). 3. Ayat "dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia", langsung mengoreksi keyakinan bahwa Tuhan Allah menjelma menjadi manusia (Yesus Kristus) sebagai wujud Tuhan dalam bentuk kedagingan.
Berikut kutipan lain dari Al-Qur'an yang dengan jelas merupakan bentuk koreksi secara khusus terhadap dogma Kristen.
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ قُلْ فَمَنْ يَمْلِكُ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا إِنْ أَرَادَ أَنْ يُهْلِكَ الْمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمَ وَأُمَّهُ وَمَنْ فِي الأرْضِ جَمِيعًا وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا يخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam." Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?." Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Al-Maaidah' 5:17)
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ "Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu." Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun." (QS. Al-Maaidah' 15:72)
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ ثَالِثُ ثَلاثَةٍ وَمَا مِنْ إِلَهٍ إِلا إِلَهٌ وَاحِدٌ وَإِنْ لَمْ يَنْتَهُوا عَمَّا يَقُولُونَ لَيَمَسَّنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ "Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: "Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga", padahal sekali-kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih." (QS. Al-Maaidah' 15:73)
مَا الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ إِلا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ وَأُمُّهُ صِدِّيقَةٌ كَانَا يَأْكُلانِ الطَّعَامَ انْظُرْ كَيْفَ نُبَيِّنُ لَهُمُ الآيَاتِ ثُمَّ انْظُرْ أَنَّى يُؤْفَكُونَ "Al Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu)." (QS. Al-Maaidah' 15:75)
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ "Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus." (QS. Al-Maaidah' 15:77)
Demikianlah beberapa Surat dan ayat dalam Al-Qur'an yang secara terang-terangan dan terbuka mengoreksi dogma ketuhanan yang diimani oleh Kristiani, yaitu Doktrin Trinitas. Dan hal ini juga mengantarkan kita pada kesimpulan bahwa sesungguhnya yang dimaksud sebagai "sebuah batu" dan satu-satunya, adalah Agama Islam.
Hajar Aswad, Monumen Spiritual Umat Islam
Sebelum kita lanjutkan telaahan terhadap Kitab Daniel 2:35, berikut info tambahan untuk melengkapi penjelasan sebelumnya berkaitan dengan makna kata "sebuah batu" dalam Kitab Daniel 2:34.
Pada tulisan sebelumnya telah dijelaskan bahwa makna kata "sebuah batu" dalam Kitab Daniel 2:34 telah disimpulkan sebagai tamsil yang menunjuk kepada risalah atau "rule of law" yang dibawa oleh Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yaitu diin ul haq, jalan kebenaran Islam. Namun demikian, secara faktual pun sesungguhnya agama Islam memiliki sebuah monumen spiritual yang juga berbentuk "sebuah batu", yang hingga kini masih terus terawat dan terjaga keberadaannya, di mana umat Islam di seluruh dunia mengenalnya sebagai Hajar Aswad.
Hajar Aswad adalah sebuah monumen spiritual yang sarat akan makna-makna simbolik bagi umat Islam. Hajar Aswad bukan-lah merupakan sebuah berhala yang disembah-sembah oleh umat Islam, dan bukan pula merupakan sebuah bentuk simbolisasi Tuhan, serta bukan merupakan sebuah lambang untuk mempersekutukan Allah (Na'uudzu billaahi minzalik..). Di dalam Islam tidak mengenal simbolisasi Tuhan, karena Allah memiliki sifat "mukholawatu lil khawadist" dan "lam yakullaahu kufuwan ahad", Allah tidaklah sama dengan makhluk ciptaan-Nya, dan tidak ada satu pun yang menyerupai-Nya. Islam tidak menganut paham anthropomorphisme atau sebuah paham yang mempersonifikasikan Tuhan sebagaimana layaknya seperti manusia, sebagaimana yang terjadi dalam Kekristenan.
Di dalam terminologi Islam, Hajar Aswad sesungguhnya memiliki banyak makna simbolik bagi umat dan makna simbolik tersebut memang harus senantiasa terpelihara dan terhayati dalam diri setiap muslim, agar umat muslim tidak mengalami suatu dis-orientasi terhadap ajaran dan sejarah agamanya. Makna-makna simbolik Hajar Aswad tersebut antara lain meliputi:
Pertama, Hajar Aswad memiliki makna: Mutual Assistance (simbol kerjasama dan kebersamaan).
Bahwa ketika Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail membangun kembali Ka'bah yang telah lama runtuh, Hajar Aswad adalah merupakan batu terakhir yang dipasang pada bangunan Ka'bah tersebut. Hajar Aswad merupakan batu yang diberikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Ismail, ketika Nabi Ismail sudah tidak dapat menemukan batu lain lagi untuk menyempurnakan berdirinya bangunan Ka'bah. Peristiwa ini merupakan simbol keterlibatan Malaikat Jibril dalam ikut serta membangun kembali Baitullah, Rumah Allah, Rumah Ibadah untuk menyembah dan mengagungkan Ke-Esa-an Allah. Ka'bah adalah sebuah rumah ibadah yang pertama kali didirikan di bumi ini oleh Nabi Adam, setelah dulu mereka (Adam dan Hawa) dipersona non grata-kan oleh Allah dari surga ke dunia fana ini.
Keterlibatan Malaikat Jibril pada pembangunan kembali Ka'bah itu, sesungguhnya menyiratkan sebuah kerjasama dan kebersamaan antara sesama makhluk Allah dalam membangun kembali Agama Tauhid (agama yang benar-benar meng-Esa-kan Allah). Alam semesta, manusia dan malaikat saling meleburkan diri dalam sebuah "mutual asisstance", tidak hanya secara spiritual saja, tetapi juga keterlibatan secara fisik.
Kedua, Hajar Aswad memiliki makna: Anti Racial Discrimination (simbol perlawanan terhadap rasisme dan diskriminasi).
Ketika kita berbicara tentang Hajar Aswad, maka hal itu juga mengingatkan kita kepada seorang perempuan berkulit hitam ibunda Nabi Ismail, beliau adalah Hajar, seorang budak yang diperistri oleh Nabi Ibrahim atas kehendak istri pertamanya, yaitu Sarah. Sarah meminta Nabi Ibrahim agar memperistri Hajar karena dalam umur yang sudah tua, Sarah tidak juga dikaruniai seorang anak.
Dan kemudian beberapa tahun setelah kelahiran Nabi Ismail dari rahim Hajar, ternyata Sarah pun akhirnya juga mengandung dan melahirkan seorang putra, yang diberi nama Ishak. Tidak lama kemudian, Hajar dan Ismail diusir oleh Sarah, gara-gara Sarah melihat anaknya yaitu Ishak sedang bercanda dengan anak keturunan seorang budak, yaitu Ismail. Sarah merasa tidak senang dan akhirnya menyuruh Ibrahim mengusir Hajar dan Nabi Ismail, membawa dan meninggalkannya di sebuah gurun tandus.
Di sinilah berawalnya sebuah tragedi rasisme dan diskriminasi terhadap keturunan-keturunan Nabi Ibrahim/Abraham yang berasal dari Hajar (yang merupakan seorang perempuan budak) dan keturunan-keturunan yang berasal dari Ketura (yang dituduh sebagai perempuan gundik) terjadi. Sebagaimana keyakinan Kristiani, bahwa anak yang dijanjikan oleh Allah bukanlah Ismail tetapi Ishak. Walau pun Ismail lebih dulu lahir dibandingkan Ishak, tetapi karena Ismail adalah anak keturunan budak, maka predikat anak yang dijanjikan dianggap tidak berlaku, dan Ismail cukup diberi predikat sebagai anak yang diberkati saja.
Namun yang lebih tragis lagi adalah nasib anak-anak dari keturunan Ketura, tercatat dalam Bible sebagai istri ketiga Abrahim. Karena ternyata mereka tidak mendapat predikat apa pun dari Tuhan, bahkan anak-anak dari keturunan Ketura tersebut dinyatakan sebagai anak-anak yang tidak diberkati Tuhan, karena mereka dianggap sebagai anak keturunan gundik.
Setelah Hajar dan Ismail diusir ke sebuah gurun tandus, di sanalah keperkasaan, ketegaran, kesabaran dan ketawakalan Hajar sebagai seorang perempuan yang teraniaya diuji. Beliau berlari antara Shafa dan Marwah sampai sebanyak 7 kali (sa'i), beliau bersusah payah dan berjuang demi untuk mendapatkan air yang sesungguhnya sangat mustahil ada di gurun yang amat tandus tersebut. Namun demikian atas Kasih Sayang Allah, memancarlah sebuah mata air di dekat keberadaan nabi Ismail ketika ditinggalkan sementara oleh ibunda-nya, di mana mata air tersebut sekarang lebih dikenal sebagai mata air Zam-zam. Berawal dari tempat itulah kemudian keturunan Nabi Ismail berkembang biak berdampingan dengan masyarakat sekitarnya menjadi bangsa-bangsa yang besar, yang kemudian dari anak keturunannya-lah lahir seorang manusia yang amat mulia bernama Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam, yang memiliki predikat sebagai Nabi Terakhir.
Dan berkaitan dengan semangat perlawanan terhadap segala bentuk rasisme dan diskriminasi dalam konteks yang lebih luas, maka turunlah Firman Allah di dalam Al-Qur'an surat Al-Hujurat Ayat 13 kepada Nabi Muhammad dan seluruh umat manusia.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al-Hujurat' 49:13)
Islam mengajarkan bahwa kemuliaan seseorang bukanlah berdasarkan garis keturunan, mulia bukan karena keturunan majikan, terbuang bukan karena keturunan budak, tidak diberkati bukan karena keturunan gundik, dan kemuliaan bukan berdasarkan atas bangsa atau pun suku. Tetapi bahwa, kemuliaan seseorang dalam Islam sesungguhnya ditentukan oleh tingkat ketakwaan-nya.
Ketiga, Hajar Aswad memiliki makna: Egalitarian and Smart Leadership (simbol egalitarian dan kepemimpinan yang cerdas).
Ketika dulu pada saat masyarakat dari kabilah-kabilah sekitar Ka'bah melakukan renovasi kembali terhadap bangunan Ka'bah, di antara mereka terjadi perselisihan yang berpotensi bisa menimbulkan perpecahan. Perselisihan tersebut disebabkan karena masing-masing kabilah merasa yang paling berhak untuk memasang kembali batu terakhir ke dalam bangunan Ka'bah, yaitu Hajar Aswad. Perselisihan tersebut akhirnya berakhir ketika kabilah-kabilah itu bersepakat meminta advice dari seorang pemuda yaitu Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Mereka menunjuk Nabi Muhammad sebagai "Problem Solver", karena beliau dikenal di kalangan masyarakat memiliki akhlak yang paling baik dan terpuji, yaitu amanah, fathonah, tabligh, dan shidiq.
Beliau memiliki sifat "amanah", yaitu sangat dapat dipercaya karena beliau selalu mampu memegang dan melaksanakan amanah yang dibebankan kepadanya, sehingga beliau dijuluki oleh masyarakatnya sebagai Al-Amin. Beliau juga merupakan seorang yang "fathonah", karena beliau terkenal sangat cerdas dalam memecahkan berbagai masalah atau sangat piawai dalam memberikan jalan keluar atas setiap problema yang terjadi di dalam lingkungan masyarakatnya. Beliau pun merupakan seorang yang sangat "tabligh", karena dalam setiap musyawarah untuk memecahkan suatu masalah, beliau memiliki sifat terbuka dan respectful terhadap masukan dan kritik yang membangun dari orang lain, sehingga dalam setiap pengambilan keputusan senantiasa didukung penuh oleh seluruh masyarakat. Kemudian, beliau juga dikenal di dalam lingkungan masyarakatnya sebagai orang yang senantiasa berpikir, berbicara dan bertindak benar, sehingga beliau juga disebut sebagai orang yang "shidiq".
Untuk memecahkan masalah tersebut, akhirnya Nabi Muhammad menggelar sorban miliknya di tanah, dan tiap-tiap pemimpin kabilah memegang ujung sorban tersebut, lalu Hajar Aswad diletakkan di atas sorban, kemudian secara bersama-sama para pemimpin kabilah mengangkat Hajar Aswad dari ujung-ujung sorban, sementara Nabi Muhammad memegang bagian tengah sorban dimana Hajar Aswad telah diletakkan di atasnya. Lantas memasangkan dan meletakkan Hajar Aswad ke dalam konstruksi bangunan Ka'bah, sebagai batu terakhir yang dipasang secara bersama-sama.
Demikianlah, Hajar Aswad sesungguhnya juga memiliki makna simbolik tentang dikedepankan-nya semangat egalitarian dan disingkirkannya sifat egoisme atau ego-centris dalam diri seorang Muslim. Dijunjung tingginya semangat egalitarian tersebut tentu tidak terlepas dari "smart leadership" yang dimiliki oleh seorang Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Keempat, Hajar Aswad memiliki makna: The Last Prophet (simbol khatamman nabiyyin, nabi terakhir).
Hajar Aswad merupakan batu terakhir yang dipasangkan pada konstruksi bangunan Ka'bah, baik pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail mau pun pada saat dilakukan renovasi oleh masyarakat sekitar pada zaman Nabi Muhammad. Hal ini sesungguhnya juga memiliki makna simbolik bahwa batu terakhir tersebut ialah Nabi Muhammad yang merupakan "khataman nabiyyin" atau nabi penutup yang berfungsi untuk menyempurnakan bangunan Agama Tauhid (Islam, agama yang benar-benar meng-Esa-kan Allah), yaitu sebuah agama yang pernah di sampaikan juga oleh nabi-nabi dan rasul-rasul sebelum Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada umat manusia di dunia ini.
Demikianlah beberapa makna simbolik dari Hajar Aswad yang tentu harus senantiasa terpelihara dan terhayati oleh seluruh umat Islam agar tidak mengalami dis-orientasi terhadap sejarah dan ajaran agamanya. Keberadaan Hajar Aswad di dalam bangunan Ka'bah yang senantiasa dipertahankan oleh umat Islam bukanlah untuk diberhalakan atau disembah-sembah, melainkan semata-mata hanya dijadikan sebagai sebuah monumen spiritual yang berfungsi untuk mengingatkan umat Islam tentang pentingnya makna-makna simbolik yang terkandung di dalamnya.
Kalau kemudian ternyata banyak umat Islam yang ketika melaksanakan ibadah umrah atau haji sangat antusias untuk mencium Hajar Aswad, hal tersebut sangat wajar, karena hal itu sesungguhnya merupakan manifestasi kerinduan umat Islam yang mendalam kepada insan-insan atau makhluk mulia ciptaan Allah, yaitu Nabi Ibrahim, Ibunda Hajar, Nabi Ismail, Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Dan wajar juga, ketika umat Islam melaksanakan ibadah umrah atau haji lantas sangat antusias untuk menyentuh Hajar Aswad, karena memang batu tersebut dahulu juga pernah disentuh oleh Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Malaikat Jibril dan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Jadi keinginan umat Islam untuk menyentuh Hajar Aswad atau menciumnya sebagaimana yang pernah dilakukan oleh insan-insan mulia ciptaan Allah sebelumnya adalah hal yang wajar dan biasa saja, sama sekali tidak mencerminkan bentuk pemberhalaan atau pengkhultusan dan sebagainya.
Demikianlah tambahan penjelasan berkaitan dengan makna "sebuah batu" dalam Kitab Daniel 2:34, sebagaimana yang telah disebutkan dalam kajian yang terdahulu. Penjelasan tersebut tentu dimaksudkan untuk dapat lebih memperkuat penemuan identitas makna "sebuah batu" yang telah berani berbenturan dengan "sebuah patung" yang amat besar, tinggi, dan tampak mendahsyatkan.
Nubuat Terakhir, Kepunahan Kristen Dan Keuniversalan Islam
Selanjutnya akan kita teruskan telaahan terhadap Kitab Daniel 2:35, yang merupakan ayat terakhir dalam inti mimpi raja Nebukadnezar.
Daniel 2:35 Maka dengan sekaligus diremukkannyalah juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu, dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan. Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi.
Kalimat: "...Maka dengan sekaligus diremukkannya juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu..."
Rangkaian kata "...Maka dengan sekaligus diremukkannya juga...", Rangkaian kata tersebut memiliki makna bahwa langkah koreksi ajaran Islam yang dinyatakan dalam Al-Qur'an secara terus terang dan sangat terbuka terhadap kekeliruan Doktrin Trinitas agama Kristen itu, yang akhirnya akan mengakibatkan keruntuhan sosok Kekristenan secara keseluruhan.
Sebagaimana yang telah dikemukakan pada kajian terdahulu, bahwa koreksi yang dilakukan terhadap Doktrin Trinitas itu akan memberikan inspirasi dan dorongan kepada sekalian manusia untuk segera bergegas menyelami dan mengkritisi dogma ketuhanan agama Kristen tersebut. Dan hal itu akan mengakibatkan terjadinya benturan-benturan keras, antara iman yang dilandasi oleh hati yang jernih, benar, dan dilatarbelakangi oleh akal sehat dengan Doktrin Trinitas yang penuh dengan kekeliruan, khayalan dan kesesatan.
Dan benturan-benturan keras yang terjadi itu, akhirnya akan mengakibatkan Doktrin Trinitas mengalami kehancuran, baik dari sisi integritas mau pun dari sisi substansi yang akhirnya dengan seiring berjalannya waktu agama Kristen akan ditinggalkan oleh umatnya sendiri, karena sangat bertentangan dengan keimanan yang benar dan akal sehat manusia.
Rangkaian kata "...Maka dengan sekaligus diremukkannya juga besi, tanah liat, tembaga, perak dan emas itu,...", Rangkaian kata tersebut sesungguhnya memberikan gambaran bahwa agama Kristen akan mengalami sebuah proses kehancuran secara simultan, atau dalam istilah Kitab Daniel 2:35 dengan sekaligus diremukkan, yang akan terjadi seiring terus berjalannya waktu dan seiring kemajuan perkembangan peradaban umat manusia.
Ketika kebebasan berpikir mengeluarkan pendapat dan keleluasaan menyampaikan gagasan umat manusia, menjadi sesuatu yang sangat dihargai dan biasa dalam peri kehidupan bermasyarakat dan beragama, maka pada titik inilah yang merupakan episentrum terjadinya sebuah bencana gempa bagi keberadaan Doktrin Trinitas. Sebuah dogma ketuhanan Kristen yang penuh rekayasa, khayalan, dan tidak masuk akal akan segera ditinggalkan oleh pemeluknya yang sudah tidak sudi lagi terbelenggu dan terperangkap dalam mindset dan mindstream kaum konservatif dari Konsili Nicea 325 M dan Konsili Konstantinopel 381 M yang bebal, yang telah mengambil keputusan keliru dan sesat dalam menetapkan Doktrin Trinitas sebagai Dogma Ketuhanan.
Dan di sinilah mulai nampak bahwa peran dan pengaruh Konsili/Dewan Gereja (PGI, KWI, Uskup/Bishop, Pastur, Pendeta dan lembaga sejenis-nya) dalam kehidupan Kristen secara perlahan mulai luntur, di mana semua fatwa dan kebijakan yang putuskan oleh Konsili/Dewan Gereja tersebut sudah dianggap tak bernilai dan sudah tidak dihiraukan lagi oleh segenap Kristiani di dunia. Antusiasme Kristiani baik secara individu mau pun secara kelembagaan untuk beramal guna mendukung sistem keuangan gereja pun secara perlahan mulai menurun, dan Kristiani yang murtad dari keyakinan agamanya pun semakin marak, hingga akhirnya agama Kristen suatu saat akan mengalami kebangkrutan baik secara spiritual mau pun secara material.
Runtuhnya hegemoni agama Kristen tersebut, telah, sedang dan akan diawali dari internal agama itu sendiri. Proses murtadnya Kristiani dari agamanya itu bukan karena sekedar iming-iming duniawi, namun eksodus–nya mereka dari agama Kristen adalah karena merupakan buah dari suatu proses pergulatan pemikiran dan iman yang lama dan seru. Jadi jangan heran jika ternyata di belahan benua Eropa dan Amerika sana, Kristiani yang keluar dari Kekristenan kebanyakan justru dilakukan oleh orang-orang terpelajar dan orang-orang yang berpunya. Di Indonesia pun tidak sedikit Muallaf yang justru berasal dari kalangan pendeta/pastur, biarawati, aktivis dan tokoh penting Gereja, mahasiswa serta kalangan terpelajar dan mapan lainnya yang telah tercerahkan oleh cahaya kebenaran Islam.
Rangkaian kata "...dan semuanya menjadi seperti sekam di tempat pengirikan pada musim panas, lalu angin menghembuskannya, sehingga tidak ada bekas-bekasnya yang ditemukan...", Dalam ilmu gramatika (tata bahasa), rangkaian kata tersebut termasuk dalam kategori kalimat hiperbola, yang menggambarkan sesuatu dengan ungkapan kata-kata yang berlebih. Dalam konteks ini, Kitab Daniel sesungguhnya ingin mengabarkan kepada umat Kristen, bahwa suatu saat tertentu agama Kristen akan berada pada suatu titik akhir dan akan mengalami sebuah nasib yang sangat tak berdaya dan amat mengenaskan, hingga akhirnya akan mengalami kemusnahan dari muka bumi ini.
Kata "sekam", merupakan sampah berupa kulit padi hasil dari proses pengirikan padi. Dalam hal ini artinya bahwa telah terjadi proses pemisahan antara bulir-bulir padi (beras) dengan kulitnya (sekam). Jadi, dalam ke-tidakberdayaan-nya tersebut, Kristen akan terpecah-pecah menjadi ratusan bahkan ribuan aliran dan sekte, namun semuanya sesungguhnya telah mengalami dis-orientasi atau kebingungan karena mereka telah kehilangan pedoman tentang dogma ketuhanannya. Dalam konteks padi, mereka bagaikan kulit padi (sekam) yang telah kehilangan intinya (bulir padinya).
Mereka sebenarnya ingin tetap setia kepada agamanya, tetapi di sisi lain mereka sudah tidak percaya lagi dengan Doktrin Trinitas. Dalam kondisi seperti inilah, Kristiani bagaikan sekam di tempat pengirikan pada musim panas, di mana sekam tersebut tidak mengendap di permukaan tanah karena basah oleh air, tetapi kondisinya sangat kering, ringan dan berserakan di permukaan tanah, sehingga begitu angin berhembus menerpanya, maka sekam itu pun berhamburan dan berterbangan entah ke mana hingga tidak ada bekasnya sama sekali.
Demikianlah gambaran proses remuknya Doktrin Trinitas dan proses kemusnahan dogma Kekristenan dari muka bumi ini. Di mana proses kemusnahan agama Kristen tersebut bukan karena diakibatkan oleh sebuah peperangan secara fisik yang menggunakan persenjataan dan peralatan modern, atau pun dengan serbuan dan pertarungan antar jutaan personil pasukan elit melawan pihak tertentu, tetapi fenomena kemusnahan agama Kristen ini adalah karena diakibatkan oleh terjadinya proses pembusukan keimanan yang dialami oleh Kristiani sendiri, yang merupakan efek domino atas koreksi ajaran Islam terhadap Doktrin Trinitas yang diwartakan di dalam Al-Qur'an.
Rangkaian kata "...Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi...", Rangkaian kata terakhir pada Kitab Daniel 2:35 ini, jika kita analogikan ke dalam sebuah cerita drama, maka rangkaian kata tersebut sesungguhnya dapat juga dikatakan sebagai sebuah "unhappy ending" bagi hegemoni "sebuah patung" (Agama Kristen) dan merupakan "happy ending" untuk "sebuah batu" (Agama Islam), yang tentu apa pun akhir cerita tersebut sangat dinanti-nantikan oleh pembaca atau penontonnya.
Dari rangkaian kata terakhir tersebut, akan dipilah dan dikelompokkan menjadi 3 bagian, yang masing-masing bagian tersebut akan kita lebih pertajam maknanya.
Pertama, rangkaian kata "...Tetapi batu yang menimpa patung itu...", di mana makna sesungguhnya telah diuraikan secara jelas pada kajian sebelumnya.
Kedua, rangkaian kata "...menjadi gunung besar...", rangkaian kata tersebut merupakan sebuah kata pilihan yang tepat untuk menggambarkan masa depan sebuah ajaran kebenaran, Islam. Dalam Kitab Daniel 2:35 ternyata batu yang menimpa patung itu tidak lantas menjadi tebaran butir-butir pasir di sebuah padang tandus, atau pun menjadi milayaran bebatuan yang berserak di padang gersang, namun batu tersebut ternyata menjadi sebuah gunung besar yang memenuhi seluruh bumi. Apa yang terjadi?
Itulah sebuah kata pilihan yang sesungguhnya dapat memberikan gambaran yang tepat dan sesuai dengan rencana Allah, sebagaimana Firman Allah dalam Al-Qur'an:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ "Dan tiadalah Kami mengutus kamu (Muhammad), melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. Al-Anbiyaa' 21:107)
Kata "gunung", merupakan sebuah benda alam ciptaan Allah yang melambangkan sebuah keperkasaan, sebuah kewibawaan, sebuah keindahan, dan juga melambangkan sebuah kehidupan yang alami, sejuk, sehat, bersih, damai, tentram, teratur, sejahtera, aman dan sebagainya.
Sosok gunung, sesungguhnya disamping ia menampakkan sebuah performa yang tinggi dan besar, di mana dalamnya mencerminkan sebuah konstruksi benda alam yang kokoh, kuat, dan penuh ancaman hukuman bagi siapa pun yang merusaknya, maka sosok gunung pun sesungguhnya menyajikan sebuah panorama yang penuh dengan kehijauan dan kedamaian. Karena di dalam gunung itulah, segala jenis flora dan fauna, tanah, air, mineral, angin, hujan, sinar matahari, dan manusia dapat tumbuh dan berkembang bersama dan saling meleburkan diri dalam sebuah mutual assistance dan symbiosis mutualism dalam kerangka kehidupan harmonis dengan alam semesta, blessing to all, Rahmatan Lil 'Alamin.
Dan ketika Risalah Islam telah merasuk kedalam diri setiap manusia dan ketika jalan kebenaran Islam telah di diterima sebagai "way of life", jalan dalam menempu kehidupan dan ditegakkan oleh segenap umat manusia, maka keselamatan dan kesejahteraan seluruh alam semesta akan segera terwujud di seluruh penjuru dunia ini bahkan sampai di akhirat nanti. (Aamiin Ya Rabbal'alamin..)
Ketiga, rangkaian kata "...yang memenuhi seluruh bumi...", rangkaian kata tersebut sesungguhnya juga merupakan sebuah kata pilihan yang tepat untuk menggambarkan realitas penyebaran jalan kebenaran Islam di seluruh penjuru dunia, yang merasuk ke dalam relung hati sanubari setiap manusia tanpa ada paksaan.
Sebagaimana Firman Allah sebagai berikut:
لا إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَدْ تَبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى لا انْفِصَامَ لَهَا وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ "Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah' 2:256)
Selanjutnya, kita simak kembali rangkaian kata terakhir pada Kitab Daniel 2:35 berikut ini:
"...Tetapi batu yang menimpa patung itu menjadi gunung besar yang memenuhi seluruh bumi..."
Penggunaan kata "memenuhi" (mengisi) seluruh bumi dalam rangkaian kata terakhir Kitab Daniel 2:35 tersebut di atas, sesungguhnya sama halnya seperti kebanyakan kata yang termuat di dalam Kitab Daniel 2:31-35, dan merupakan kata yang unik, detail, deskriptif dan efektif untuk menggambarkan suatu keadaan yang ingin disampaikan atau yang ingin dijelaskan dalam ayat tersebut. Berbeda dengan kata menimpa yang cenderung memiliki implikasi yang bersifat negatif (menghancurkan), maka kata memenuhi justru cenderung memiliki implikasi yang bersifat positif.
Jadi, ketika sebuah batu, yaitu Islam, yang atas kehendak Tuhan, yaitu Allah, datang ke dunia ini dalam rangka untuk mengoreksi sebuah dogma ketuhanan yang telah keliru dan sesat, yaitu doktrin Trinitas, maka sosok sebuah batu tersebut sesungguhnya memang telah dirancang oleh Allah sebagai sebuah hukum yang memiliki sifat meremukkan. Namun, ketika sebuah batu, yaitu Islam, itu akhirnya kemudian menjadi "sebuah gunung" dan bersentuhan dengan alam semesta, maka sifat yang meremukkan tersebut berubah menjadi positif, yaitu memenuhi.
Artinya, penggunaan kata memenuhi pada rangkaian kata terakhir dalam Kitab Daniel 2:35 sebenarnya ingin menjelaskan kepada kita bahwa tersebar dan diterimanya agama Islam di seluruh penjuru dunia ini, sesungguhnya tersebar tidak dengan jalan yang bersifat distruktif dan eksploitatif, tetapi justru diterima dengan sepenuh hati oleh segenap umat manusia dalam rangka untuk memenuhi keyakinan atau akidah yang kosong dan hampa, seiring dengan telah diremukkannya Doktrin Trinitas dan telah musnahnya dogma Kekristenan dari dunia ini.
Demikianlah akhir kajian kita terhadap Kitab Daniel 2:30-35, sebuah pemaparan dan uraian yang menyajikan tafsiran dengan perspektif yang baru dan sangat berbeda jika dibandingkan dengan tafsiran-tafsiran yang selama ini telah ada dan berkembang di kalangan Kristiani, karena memang tafsir Gerejawi pastinya dibuat sedemikian rupa agar senantiasa ayat dalam Bible seakan mendukung dogma Kekristenan meskipun kenyataannya justru berbalik.
Bagi Kristiani yang tidak memiliki pemikiran kritis, mungkin baginya tulisan ini tidak berguna dan tidak penting untuk dipahami, toh dosa sudah ditebus Yesus (^_^). Tapi bagi mereka yang lebih mengedepankan logika dan nalar yang aktif, sudah pasti akan langsung dapat menangkap apa yang telah dipaparkan dan disampaikan, kemudian dengan segera mengkritisi dan menyelami kembali dogma dan doktrin yang telah mereka anut, dimana isinya penuh dengan kemustahilan dan ketidak benaran.
Dan pasti sangat bisa dipahami bahwa akan sangat sulit bagi mayoritas Kristiani untuk dapat menerima, apalagi sudi memahami telaahan ini. Maka dari itu, kami tidak menutup peluang jika ada Kristiani yang bersedia memberikan tafsiran tandingan terhadap tafsir yang telah kami muat diatas. Silahkan bagi Kristiani yang tidak setuju akan penjelasan mengenai Daniel 2:30-35 ini, dapat membawa tafsiran yang menurut mereka lebih kredibel dan berkompeten dan penjelasannya lebih-lebih rinci dibanding apa yang kami paparkan dalam kajian ini.
Silahkan Kristiani membawa tafsiran tokoh Gereja kepercayaan mereka atau mungkin tafsiran buatan sendiri, dengan catatan tentunya tafsiran tersebut harus lebih deskriptif, lebih berkorelasi, lebih bermakna, lebih kritis, lebih terbuka, lebih faktual, dan yang paling penting lebih sesuai dengan setiap kata dalam nubuat yang dimaksud, bukan cuma mengandalkan sejarah. Karena pastinya Kristiani lebih paham bahwa sesungguhnya suatu nubuat tersebut tidak boleh sekedar disandarkan hanya dengan dasar sejarah, melainkan harus dipahami dan dimaknai setiap katanya yang penuh dengan simbologi dan metafora yang memiliki arti tersendiri, sehingga akhirnya setiap tanda tanya dalam memahami nubuat tersebut menghilang.
Namun demikian secara umum, semoga saja kajian ini dapat memberikan sebuah pencerahan kepada yang lain, atau setidaknya dapat ikut menambah perbendaharaan pustaka (referensi) dalam rangka upaya mempelajari dan memahami dogma dan doktrin Kekristenan, yang pasti dengan tujuan utama agar kita tidak ikut terjerumus kedalamnya. *****
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا "Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi." (QS. Al-Fath' 48:28)