MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN MELALUI MEDIA INI KITA SALING BERBAGI SUKA DAN DUKA MENYAMBUNG TALISILATURAHMI YANG KEKAL ABADI,INI ADALAH WADAH DARI PSHT RAYON JURUG SEKERTARIAT KIPAS 210 (Kekeluargaan Ing Paseduluran Anak Silat 210)RANTING WONOSARI,CABANG KLATEN

Bermunculnya Banyak Tarekat

Posted by KIPAS 210 - -



SEJARAH PERKEMBANGAN TAREKAT

Tarekat berasal dari kata “thoriqoh” yang artinya jalan, metode atau tata cara. Adapun pengertian lain menyebutkan bahwa tarekat adalah beramal dengan syariat dengan mengambil/memilih yang azimah (berat) daripada yang rukhshoh (ringan); menjauhkan diri dari mengambil pendapat yang mudah pada amal ibadah yang tidak sebaiknya dipermudah; menjauhkan diri dari semua larangan syariat lahir dan batin; melaksanakan semua perintah Allah SWT semampunya; meninggalkan semua larangan-Nya baik yang haram, makruh atau mubah yang sia-sia; melaksanakan semua ibadah fardlu dan sunah; yang semuanya ini di bawah arahan, naungan dan bimbingan seorang guru/syekh/mursyid yang arif yang telah mencapai maqamnya (ulama sufi : Syekh Muhammad Amin al-Kurdi al-Irbili al-Syafi al-Naqsyabandi)

Tarekat dilakukan untuk mengajarkan jiwa berbuat welas asih dan menjauhi larangan Allah agar selamat di dunia dan di akhirat. Dengan melakukan hal-hal yang telah ditentukan oleh pemimpin tarekat.

Tarekat sebagai salah satu jalan yang ditempuh oleh seseorang melalui seorang guru untuk mencapai tujuan baik secara lahir maupun batin. Oleh sebab itu, guru dalam tarekat harus memiliki pribadi yang berakhlakul karimah dan mengetahui seluk beluk ilmu syariat dan hakekatnya.

Dalam menjalankan tarekat dikenal dua macam tarekat yaitu tarekat wajib dan sunat. Tarekat wajib berkenaan dengan amalan wajib, yaitu mengamalkan rukun Islam dan amalan fardu ain serta fardu kifayah. Contoh amalan wajib yang utama adalah shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup aurat , makan makanan halal dan lain sebagainya.

Sedangkan tarekat sunat berkenaan dengan amalan sunat dan mubah biasanya telah disusun oleh guru tarekat untuk diamalkan oleh para jemaah tarekat. Contoh tarekat sunat yaitu shalat sunat, membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir dan lain sebagainya.

Berdasarkan sejarah, tarekat telah mulai di kenal pada abad ke- 3 dan 4 H(abad ke-9 dan 10 M). Tasawuf berkembang pesat di negeri Arab, Persia, Afghanistan dan Asia Tengah. Kehidupan para sufis abad 3-4 H merupakan kritik terhadap kemewahan hidup para penguasa dan kecenderungan orientasi hidup masyarakat muslim pada materialisme. Keadaan ini memberikan sumbangsih pada terjadinya degradasi moral masyarakat. Praktek sufisme dan tarekat di abad ke 12-13 M juga tidak lepas dari dinamika sosio-politik dunia Islam.

Para sufi dalam melihat tingkat laku kerabat dan sahabat dekat mereka tercermin perasaan dan perbuatan mereka sendiri. Apabila mereka melihat kekeliruan dalam perbuatan tetangga mereka, maka mereka segera bercermin ke dalam perbuatan mereka sendiri. Kebiasaan di atas mendorong munculnya salah satu aspek penting gerakan tasawuf, yaitu persaudaraan sufi yang didasarkan atas cinta dan saling bercermin pada diri sendiri. Persaudaraan sufi inilah yang kemudian disebut Tarekat Sufi.

Sufi yang pertama kali mempraktekkan ithaar ialah Hasan al-Nuri, sufi abad ke-9 M dari Baghdad. Tarekatnya merupakan salah satu tarekat sufi awal dalam sejarah. Pada abad ke-11 M persaudaraan sufi banyak tumbuh di negeri-negeri Islam. Mula-mula ia merupakan gerakan lapisan elit masyarakat Muslim, tetapi lama kelamaan menarik perhatian masyarakat lapisan bawah. Pada abasd ke-12 M banyak orang Islam memasuki tarekat-tarekat sufi. Pada waktu itu kegiatan mereka berpusat di kanqah, yaitu sebuah pusat latihan Sufi yang banyak terdapat di Persia dan wilayah sebelah timur Persia.

Tempat lain berkumpulnya Sufi ialah ribat (tangsi atau barak militer). Pada masa berkecamuknya peperangan yang menyebabkan orang mengungsi, dan juga berakibat banyaknya tentara tidak aktif lagi dalam dinas militer, membuat ribat ditinggalkan tentara dan dirubah menjadi tempat tinggal para Sufi dan pengungsi yang mengikuti perjalanan mereka.

Nama TAREKAT dan Perkembangannya


TAREKAT (tariqah) mempunyai beberapa arti, antara lain "jalan lurus" (Islam yang benar, yang berbeda dari kekufuran dan syirik), "tradisi sufi" atau "jalan spiritual" (tasawuf), dan "persaudaraan sufi". Pada arti ketiga, tarekat berarti "organisasi sosial sufi" yang memiliki anggota dan peraturan yang harus ditaati, serta berpusat pada hadirnya seorang mursyid (guru sufi). Di bawah ini beberapa tarekat atau persaudaraan sufi terkenal di seluruh dunia. 

NAMA TAREKAT
PENDIRI
PUSAT PERKEMBANGAN
1.
Adhamiyah
Ibrahim bin Adham
Damascus, Surih
2.
Ahmadiyah
Ahmad Badawi
Mesir
3.
Alawiyah
Abu Abbas Ahmad bin Mustafa al-Alawai
Mostaganem, Aljazair
4.
Alwaniyah
Alwan
Jiddah, Arab Saudi
5.
Ammariyah
Ammar Bu Senna
Constantine, Aljazair
6.
Asyaqiyah
Hasanudin
Istanbul, Turki
7.
Asyafiyah
Asyraf Rumi
Chin Iznik, Turki
8.
Babaiyah
Abdul Gani
Adrianopel (Edirne), Turki
9.
Bahramiyah
Hajji Bahrami
Ankara, Turki
10.
Bakriyah
Abu Bakar Wafai
Aleppo, Suriah
11.
Bektasyiyah
Bektasy Veli
Kir Sher, Turki
12.
Bistamiyah
Abu Yazid al-Bustami
Jabal Bistam, Iran
13.
Gulsyaniyah
Ibrahim Gulsyani
Cairo, Mesir
14.
Haddadiyah
Abdullah bin Alwi bin Muhammad al-Haddad
Hijaz, Arab Saudi
15.
Idrisiyah
Ahmad bin Indris bin Muhammad Ali
Asir, Arab Saudi
16.
Ighitbasyiyah
Syamsuddin
Magnesia, Yunani
17.
Jalwatiyah
Pir Uftadi
Bursa, Turki
18.
Jamaliyah
Jamaluddin
Istanbul, Turki
19.
Kubrawiyah
Najmuddin
Khurasan, Iran
20.
Kadiriyah
Abdul Qadir al-Jailani
Baghdad, Irak
21.
Khalwatiyah
Umar al-Khalwati
Kayseri, Turki
22.
Maulawiyah
Jalaludin ar-Rumi
Konya, Anatolia
23.
Muradiyah
Murad Syami
Istanbul, Turki
24.
Naqsyabandiyah
Muhammad bin Muhammad bin al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandiyah
Qasri Arifan, Turki
25.
Niyaziyah
Muhammad Niyas
Lemnos, Yunani
26.
Ni'matallahiyah
Syah Wali Ni'matillah
Kirman, Iran
27.
Nurbakhsyiyah
Muhammad Nirbakh
Khurasan, Iran
28.
Nurudduniyah
Nuruddin
Istanbul, Turki
29.
Rifaiyah
Sayid Ahmad ar-Rifa'i
Baghdad, Irak
30.
Sadiyah
Sa'duddin Jibawi
Damascus, Surih
31.
Safawiyah
Safiuddin
Ardebil, Iran
32.
Samaniyah
Muhammad bin Abdul Karim as-Samani
Mesir
33.
Sanusiyah
Sidi Muhammad bin Ali as-Sanusi
Tripoli, Lobanon
34.
Saqatiyah
Sirri as-Saqati
Baghdad, Irak
35.
Siddiqiyah
Kiai Mukhtar Mukti
Jombang, Jawa Timur, Indonesia
36.
Sinan Ummiyah
Alim Sinan Ummi
Alwali, Turki
37.
Suhrawardiyah
Abu an Najib as-Suhrawardi dan Syihabuddin Abu Hafs Umar bin Abdullah as-Suhrawardi
Baghdad, Irak
38.
Sunbuliyah
Sunbul Yusuf Bulawi
Istanbul, Turki
39.
Syamsiyah
Syamsuddin
Madinah, Arab Saudi
40.
Syattariyah
Abdullah asy-Syattar
India
41.
Syaziliyah
Abdul Hasan Ali asy-Syazili
Mekah, Arab Saudi
42.
Tijaniyah
Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad at-Tijani
Fez, Maroko
43.
Umm Sunaniyah
Umm Sunan
Istanbul, Turki
44.
Whabiyah
Muhammad bin Abdul Wahhab
Nejd, Arab Saudi
45.
Zainiyah
Zainuddin
Kufah, Irak
46.
Tarekat tanpa Tarekat (ittiba)



Tingkat Kesufian menurut Ahli Tasawuf

Seorang sufi harus melalui tingkatan tasawuf (maqam) dalam mencapai tujuan akhir yaitu pendekatan diri kepada Allah SWT. Tingkatan tasawuf ini berbeda-beda menurut pengalaman beberapa sufi yang menjalaninya. 

Abu Nasr as-Sarraj
Abu Bakar al-Kalabazi
Al-Ghazali
Abdul Karim al-Jili
1. Tobat
1. Tobat
1. Tobat
1. Islam
2. Warak
2. Zuhud
2. Sabar
2. Iman
3. Zuhud
3. Sabar
3. Kefakiran
3. as-Salah (kesalehan)
4. Fakir
4. Fakir
4. Zuhud
4. Ihsan
5. Sabar
5. Tawaddu' (rendah hati)
5. Tawakal
5. Syahadah (penyaksian)
6. Tawakal
6. Takwa
6. Makrifat
6. Siddiqiyyah (kebenaran)
7. Rida
7. Tawakal

7. Qurbah (kedekatan [di sisi Allah])

8. Rida

al-Kullah

9. Mahabbah (cinta)

al-Hubb

10. Makrifat

al-Khitam



al-Ubudiyyah

Abu Sa'id bin Abu al-Khair
1. Niat
15. Ibadah
29. Wijd (ekstase)
2. Inabah (penyesalan)
16. Warak
30. Qurb (kehampiran)
3. Tobat
17. Ikhlas
31. Tafakur (perenungan)
4. Iradah (Kemauan)
18. Sidq (benar/jujur)
32. Wisal (hubungan langsung)
5. Mujahadah (kesungguhan)
19. Khauf (takut akan kemurkaan Allah SWT)
33. Kasyf (terbuka hijab yang membatasi manusia dan Allah SWT)
6. Muraqabah (mawas diri)
20. Raja' (harap akan rahmat Allah SWT)
34. Khidmat
7. Sabar
21. Fana
35. Tajrid atau tajarrud (pembersihan hati dari selain Allah SWT)
8. Zikir
22. Baka
36. Tafrid (menyendiri dengan Allah SWT)
9. Rida
23. Ilm al-yaqin (ilmu yakin)
37. Inbisat (melapangkan hati menerima ilahi)
10. Mukhalafah an-nafs (melawan hawa nafsu)
24. Haqq al-yaqin (yakin yang sebenarnya)
38. Tahkik (menerima kebenaran)
11. Mufakat
25. Makrifat
39. Nihayah (akhir perjalanan kerohanian)
12. Taslim (penyerahan)
26. Juhd (usaha keras)
40. Tasawwuf (tasawuf)
13. Tawakal
27. Walayah (kewalian)

14. Zuhud
28. Mahabbah


Manusia yang layak menjadi khalifah/Pemimpin Islam, haruslah memenuhi 5 syarat utama, yaitu :
    • Gudang Ilmu Agama
    • Mempunyai Jasa besar dalam perkembangan Islam
    • Imam jamaah sholat
    • Akhlak Terpuji
    • Cara berpikir/pengajaran dan atau pemerintahan yang mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian
      1. Abu Bakar Ash-Shiddiq
      2. Umar bin Al-Khaththab
      3. Utsman bin Affan
      4. Ali bin Abi Thalib
      5. Iman Mahdi
Kondidat dari generasi sesudah Khalifah ar-Rasyidin
      1. Umar bin Abdul Aziz
      2. Salahuddin Al-Ayyubi
      3. Quthbuddin Al Yunaini
      4. Muhammad Al-Fatih
      5. Harun ar-Rasyid
      6. 10-11 Imam lainnya dari ahlulbait

Penulis merasa sebuah keanehan kenapa dari ahlulbait disebut 12 Imam, bukan 12 khalifah, apakah yang dimaksud adalah khalifah tanpa mahkota kekhalifahan atau sifat pemerintahan bisa gugur dalam satu waktu karena ada jamannya tanpa khalifah, dengan pengertian lain penyebutan Imam karena dikuatkan pada rujukan manusia yang berilmu yang menjadi rujukan yang ramai dari manusia lainnya pada masanya, dengan kata lain point ke-5 gugur untuk bentuk pemerintahan tapi masuk katagori cara berpikir/pengajaran mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian dengan nama umum adalah ulama, Apa imam mahdi adalah sosok yang dianggap ulama sebelum Beliau diketahui sebagai Imam mahdi pada saat pemba’iatan.
“Abdullah bin al Mubarak dan para Imam dari para ahli hadits, sebagaimana juga diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Sulaiman bin Dawud an Nahri meriwayatkan kepada kami dari Ibnu Wahab, dari Sa’id bin Abu Ayub, dari Syurahail bin Yazid al Maghazi dari Abu Alqamah, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, dimana beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengutus untuk umat ini di dalam setiap penghujung seratus tahun seorang pembaharu dalam perkara agama-Nya.”17 Abu Dawud hanya sendiri dalam meriwayatkan redaksi hadits ini. Kemudian ia mengatakan, diriwayatkan oleh Abdurrahman bin Syuraih dan tidak diperiksa pada Syurahail, dimana berarti riwayatnya menjadi mauquf padanya.
Setiap golongan telah mengadakan pengakuan, bahwa Imam mereka adalah yang dimaksud dalam hadits ini. Yang jelas, wallahu a’lam, bahwa Imam dimaksud bersifat universal dan berfungsi sebagai mobilisator (penggerak) bagi setiap ilmu yang berkembang dan setiap golongan. Juga setiap golongan dari para ulama dan para ahli tafsir, ahli hadits, ahli fikih, ahli nahwu, ahli bahasa, dan dari berbagai golongan lainnya, wallahu a’lam.
Sebagaimana terdapat pula sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam dalam hadits yang diriwayatkan dari jalur Abdullah bin Amru. “Bahwa sesungguhnya Allah tidak akan menarik ilmu agama dengan mencabutnya dari manusia, akan tetapi dengan mengambil (mewafatkan) para ulama.”18 Di sini termuat penjelasan, bahwa Allah tidak akan pernah mengambil ilmu dari dada manusia setelah mereka dianugerahi ilmu oleh-Nya.”
Tingkatan Orang Islam :
-          Ulul Azmi
-          Rasul
-          Nabi
-          Shidiq
-          Syuhada
-          Orang bertaqwa
-          Orang sholeh
-          Orang beriman
-          Ahli Ibadah
Tingkatan Keimanan :
-          Islam
-          Iman
-          Ihsan
Sebagaimana Alloh Ta’ala telah berfirman, “Orang-orang Arab Badui itu mengatakan ‘Kami telah beriman’. Katakanlah ‘Kalian belumlah beriman tapi hendaklah kalian mengatakan: ‘Kami telah berislam’.” (Al Hujuroot: 14)

Tingkatan orang yang buruk :
-          Munafik
-          Fasik
-          Sesat
-          Durhaka/kufur/kafir
-          Dimurkai

Berusahalah, beramallah! Masing-masing didekatkan pada apa yang ditakdirkan untuknya.

SALAM PERSAUDARAAN....!!!
Kirimkan kritik dan saran untuk kebaikan bersama.

  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK PLAY
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK PLAY DAN DOWNLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK DOWOLOAD
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT DAN MEMBACA
  • KLIK UNTUK MELIHAT
  • KLIK UNTUK MELIHAT

Chatting Temu Kangen Sedulur,
Salam Persaudaraan...!!!"