Sayangnya
dalam hadis-hadis, Kita tidak tahu mana hadis yang keluar dahuluan dan mana
hadis yang keluar belakangan sehingga memudahkan buat Kita lebih
menspesifikasikan peristiwa, waktu, jenis dan tempat.
Sebelumnya
kita akan membahas sosok Yakjuj dan Makjuj
Kita tahu seperti awalnya Dajjal
disebut sosok secara umum yang membawa fitnah dan kerusakan besar, kemudian
belakangan setelah nabi Muhammad SAW melihatnya secara zahir mata mungkin dalam
Isra Mi’raj dan atau ditambah melihat tabir peristiwanya, maka nabi bisa
menyebut ciri-ciri fisik Dajjal bahkan juga ciri-ciri fisik nabi Isa as
begitupun beberapa kegiatan/kejadian yang berhubungan dengannya. Maka Yakjuj
dan Makjuj pun bisa serupa, adalah nama atau penyebutan yang awal secara global
kemudian diperinci per nama suku atau nama bangsa atau per ciri-ciri, yang
nanti akan menjadi bagian dari
bangsa-bangsa Yakjuj dan Makjuj akhir jaman.
Imam Al Bukhari meriwayatkan dari
Ahmad bin Muhammad Al Makki dari Ibrahim bin Sa’d dari Az Zuhri dari Salim dari
Ayahnya, bahwa ia berkata : “Tidak, demi
Allah, Rasulullah shallallahu’ alayhi wa sallam tidak berkata bahwa Nabi ‘Isa
itu merah, akan tetapi beliau bersabda : “Ketika aku sedang tidur aku berthawaf
di Ka’bah dan melihat seorang laki-laki Adam dengan rambut terjulur berjalan di
antara dua orang laki-laki. Kepalanya meneteskan air atau mengalirkan air. Maka
aku berkata : “Siapa ini?” Mereka berkata: “Ini adalah ‘Isa Al Masih bin Maryam.”
Maka akupun menoleh dan melihat seorang laki-laki merah besar dengan rambut
keriting, mata sebelah kanannya buta, seolah-olah matanya adalah buah anggur
yang menggantung. Aku pun bertanya, “Siapa ini?” Mereka menjawab, “Dajjal.”
Orang yang paling mirip dengannya adalah Ibnu Qathan.” Berkata Az Zuhri : Ibnu
Qathan adalah seorang laki-laki dari Khaza’ah yang telah mati pada masa
jahiliyyah.” (Gambaran pembukaan tabir peristiwa kepada nabi, pada hadis
ini awal nabi mengetahui tabir ciri-ciri nabi Isa as dan ciri-ciri Dajjal)
Begitupun bisa saja, bila benar
bahwa Yakjuj dan Makjuj adalah sebenarnya manusia juga yang diartikan hidup di
daratan bumi seperti dikatakan Yakjuj dan Makjuj bukanlah berupa hewan atau
spesies lain sebaliknya ia adalah manusia yang berasal dari keturunan Nabi Adam
AS. Seperti dikatakan, benarkah bangsa Yakjuj dan Makjuj merupakan keturunan
anak lelaki Nabi Nuh AS iaitu Yafis yang berkembang dengan sangat pesat, yaitu
kemudian berkembang menjadi bagian dari 12 suku Yahudi dan kemudian lagi
setelah pengusiran Yahudi ternyata ada 10 suku yang hilang, yang ternyata hasil
penelitian bahwa telah menjadi banyak turunan suku dan ras yang hampir-hampir
memenuhi seluruh bagian bumi (baca sumber literatur yang penulis sertakan
dibawah)
Namun ada pula yang berpendapat
bahwa Yakjuj dan Makjuj kelak muncul dari bawah tanah, yaitu akibat runtuhnya kurungan
tembok besi Zulkarnain, dan benar ada ditemukan lokasi lubang yang volumenya
seluas lautan Artik di bawah daratan di tengah benua Asia namun dikatakan
peneliti bahwa itu adalah lubang yang berisi air (samudra bawah tanah dengan
volume sebanyak laut Artik) di bawah tanah. Hal yang kedua dalam surat al-Kahfi
Al-Quran tentang Zulkarnain, disebut dengan teksnya 2 kali saja tentang membuat
dinding dan rata di kedua puncak gunung yang dapat diartikan tembok yang
berdiri, kenapa tidak dikatakan sebagai tutupan atau membuat penutup, atau kata-kata
yang bisa mengartikan bahwa ada lubang/liang disana yang akan ditutup. Dan
adanya cerita Mole People yang hidup di dalam tanah yang ternyata adalah
asalnya penamaan gelandangan yang hidup di lorong-lorong di bawah jalan raya
kota metropolitan dan adanya teori tentang bumi berrongga dimana dikatakan ada
daratan lain di dalam bumi dengan kota dan penduduknya yang pintunya ada di
kutub utara yang diceritakan ada orang-orang yang pernah mengadakan perjalanan
kesana. Disinilah salah satu letak penulis menggugurkan bahwa Yakjuj dan Makjuj
akan datang dari bawah tanah ini. Dan juga telah adanya ditemukan tembok yang
dimaksud pada kisah Zulkarnain tersebut sebagai bukti, yang ternyata merupakan
pemisahan batas wilayah.
Petunjuk kuat dari ayat Qur’an
adalah bahwa lokasi kejadian berada di pegunungan dan sekitarnya, dimana
diantara kedua gunung tersebut terdapat penghalang yang terbuat dari besi dan
tembaga.
Banyak orang yang beranggapan
bahwa para ahli belum menemukan lokasi dengan ciri-ciri yang dimaksud. Kita
tentu bertanya-tanya, masa sich jaman modern dan canggih seperti sekarang,
lokasi yang mencolok tersebut belum didapat? Berarti, Al-Qur’an ngawur dong!
Anda bisa saja berpikir demikian!
Tetapi bagaimana kalau saya katakan bahwa penghalang besi tersebut telah lama
hancur? Tetapi kalau begitu khan, berarti sudah kiamat, karena Ya’juj dan
Ma’juj sudah lama keluar! Saudaraku, jika Al-Qur’an berbicara “telah dekat”
bukan berarti benar-benar dekat menurut kita yang tinggal di bumi. Dalam hal
ini, Al-Qur’an berbicara dalam alam Lauh Mahfudz di akhirat. Maka dari itu,
Allah berfirman pada beberapa ayat:
“Dan
mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali
tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah
seperti seribu tahun menurut perhitunganmu.” (QS Al-Hajj [22]:47)
“Dia
mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya
dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut
perhitunganmu.” (QS As-Sajdah [32]:5)
“Malaikat-malaikat
dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya lima puluh
ribu tahun.”
(QS Al-Ma’aarij [70]:4)
Ayat-ayat tersebut memberikan
petunjuk bahwa satu hari disisi Allah tidak dapat dibandingkan dengan satu hari
seperti yang ada di bumi. Secara logika sederhana, penjelasan ini mungkin sulit
diterima. Namun secara ilmiah sebenarnya telah ada pembuktiannya. Ilmuwan besar
asal AS, Albert Einstein menunjukkan dalam teori relativitasnya bahwa lamanya
waktu tergantung dari massa dan kecepatan. Namun memang sebaiknya kita berpikir
bahwa kiamat itu telah dekat, agar kita segera rajin beribadah dan memohon
ampun kepada-Nya. Bukankah kita tak tahu kapan kiamat itu terjadi?
Firman Allah:
“Allah-lah
yang menurunkan kitab dengan (membawa) kebenaran serta dengan perimbangan. Dan
tahukah kamu, boleh jadi hari kiamat itu (sudah) dekat.” {QS.
Asy-Syuura [42] ayat 17}
Mereka
menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah:
“Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku;
tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat
itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat
itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba”. Mereka bertanya
kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya
pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui”. {QS. 7:187}
Kembali kepada topik pembahasan!
Suatu hari istri Nabi Muhammad,
Zainab binti Jahsy didatangi Rasulullah dengan tergopoh-gopoh sambil mengatakan
: “La ilaha illallah, celaka orang-orang Arab
dari keburukan yang telah dekat. Pada hari ini benteng Ya`juj Ma`juj dibuka
seperti ini. Rasulullah melingkarkan ibu jarinya dengan jari telunjuknya.”
(Muttafaq alaihi, Mukhtashar Shahih al-Bukhari, no. 1341; Mukhtashar Shahih
Muslim, no. 1987).
Dari hadits tersebut sebenarnya
secara tersirat kita dapat mengetahui bahwa pada waktu itu lubang dinding besi
sudah mulai terbuka. Dan pada jaman ini, kemungkinan besar benar-benar telah
terbuka. Maka dari itu, lokasinya sulit didapat karena penutup/dinding besinya
telah hancur. Namun rupanya ada titik terang mengenai ini.