Salah satu persoalan klasik
tentang tanda tanda kiamat besar adalah perbedaan pendapat tentang tanda yang
pertama kali keluar. Pada dasarnya ada hadis shahih yang menjelaskan bahwa
tanda kiamat besar yang pertama kali keluar adalah “terbitnya matahari dari
barat”. Hanya saja secara tekstual bertentangan dengan hadis yang shahih
lainya. Pada umumnya sebagian besar ulama berpendapat bahwa munculnya dajjal
adalah tanda kiamat besar yang pertama kalí keluar.
Banyak Peneliti masalah akhir
jaman menempatkan “terbitnya matahari dari barat” dan “Dābbat al-ard (binatang
melata)” sesudah keluarnya Dajjal dan nabi Isa as turun. Dan ini menjadikan
persoalan perbedaan pendapat tentang tanda yang pertama kali keluar. Pada
dasarnya benar ada hadis shahih yang menjelaskan bahwa tanda kiamat besar yang
pertama kali keluar adalah “terbitnya matahari dari barat”. Hanya saja
seakan-akan secara tekstual bertentangan dengan hadis yang shahih lainya. Pada
umumnya sebagian besar ulama berpendapat bahwa munculnya Dajjal adalah tanda
kiamat besar yang pertama kalí keluar. Dan hal ini benar pula bertentangan
dengan kabar dari hadis dibawah ini :
Jumhur ahli tafsir telah
menyepakati bahwa sebagian tanda-tanda di dalam ayat itu adalah terbit matahari
dari arah barat.
Hadits riwayat Muslim nomor 2942
dan Abu Dawud nomor 4310 dari Abdulah bin Amru bin Ash berkata, Saya menghafal
dari Rasulullah saw sebuah hadits yang tidak pernah aku lupakan, saya
mendengarnya bersabda, “Sesungguhnya
tanda Kiamat yang pertama kali muncul adalah terbitnya matahari dari barat,
keluarnya binatang bumi kepada manusia di waktu dhuha. Apa pun yang muncul
terlebih dahulu maka yang lain akan segera menyusul di belakangnya.”
Dari Abu Hurairah bahwasanya
Rasulullah saw bersabda, “Bersegeralah
beramal sebelum datangnya enam perkara: terbitnya matahari dari barat, dukhan,
Dajjal, binatang bumi, teman khusus kalian dan urusan umum.” (HR. Muslim
nomor 2947). Hisyam bin Amir berkata, “Teman khusus adalah kematian.” Qatadah
berkata, “Urusan umum adalah Kiamat.”
Dari Abu Hurairah berkata, Rasulullah saw bersabda, “Kiamat tidak datang sehingga matahari terbit dari barat. Jika manusia melihatnya maka mereka semua beriman.”
Dari Abu Zur`ah, ia berkata, ``ada tiga kelompok orang muslim yang
mendatangi marwan bin hakam di madinah dan mereka duduk di sampingnya, lalu
mereka mendengarkan dia yang sedang membicarakan tanda tanda hari kiamat yang
di antaranya ia mengatakan bahwa yang pertama kali keluar ialah dajjal``, lalu
abdullah bin amr berkata, ``marwan tidak mengatakan sesuatu[marwan tidak tau
apa apa ], sesungguhnya saya hafal suatu hadis dari rosulullah yang tidak saya
lupakan lagi sesudah itu, yaitu saya mendengar beliau bersabda: ``sesungguhnya tanda tanda hari kiamat yang pertama kali
keluar ialah terbitnya matahari dari barat dan keluarnya binatang dari perut
bumi kepada manusia pada waktu duha. entah mana yang belakangan keluarnya,
tetapi keluarnya secara beruntun, yang satu mengikuti yang satunya dalam jangka
waktu yang dekat.`` HR. Imam muslim dan Ahmad
Mengapa pada umumnya peneliti
menganggap “matahari terbit dari barat” haruslah belakang dari munculnya Dajjal
dan turunnya Nabi Isa as, karena bila terjadi “matahari terbit dari barat” saat
itu pula tidak bermanfaat iman seorang yang belum pernah beriman sebelum
“terbitnya matahari dari barat” tersebut bahkan dapat diartikan pula bahwa
tidak diterimanya lagi syahadat baru untuk masuk Islam atau kembali lagi ke
Islam (muallaf/tobat). Bila ia belum pernah mengusahakan kebaikan dalam masa
imannya sebelum “terbitnya matahari dari barat”, seperti hadis dibawah ini :
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata,
"Rasulullah SAW bersabda, 'Hari
Kiamat tidak akan terjadi hingga terbitnya matahari dari barat. Ketika itu
terjadi dan manusia menyaksikannya, maka akan berimanlah banyak orang, padahal
saat itu, 'tidaklah bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang
belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa
imannya." (Qs. AlAn'aam[6]: 158) Shahih: Muttafaq Alaih.
Hadis ini menjelaskan bahwa apa
bila “matahari terbit dari barat”, maka orang yang baru beriman tidak akan
diterima dan bahkan seandainya sudah beriman sebelum “terbit matahari dari
barat” tetapi belum mengusahakan kebaikan dalam masa imanya pun tidak akan
diterima. Karena seluruh manusia pada waktu terjadinya “matahari terbit dari
barat” merasa ketakutan akan kebenaran adanya hari akhir, hingga mereka segera
beriman semuanya dan mau memperbaiki syahadatnya atau baru mau bersyahadat
namun semua itu tidak bermanfaat alias ditolak.
Termaksud umat agama dan
kepercayaan lain bisa-bisa ada yang akan ikut-ikutan beriman dengan agama Islam
karena ketakutannya melihat kebenaran tersebut yang selama ini mereka
perolok-olok bahwa umat Islam tidak benar mempercayai hal tersebut yang tidak
masuk diakal. karena hadis inilah banyak peneliti menolak “terbitnya matahari
dari barat” sebagai tanda kiamat besar yang pertama kali keluar atau terjadi.
Hal ini dikarenakan dikemudian harinya nabi Isa as akan turun kebumi dan
setelah membunuh Dajjal maka beliau akan mengajak orang orang kafir untuk masuk
Islam dan bersyahadat baru untuk itu. untuk itulah “terbitnya matahari dari
barat” harus di tempatkan urutanya setelah turunnya nabi Isa as. bagaimana
mungkin nabi Isa as akan mengajak orang orang kafir bila pintu taubat sudah di
tutup ketika “terbitnya matahari dari barat”. Apalagi hal-ihwal akan berimannya
seluruh ahli kitab ada di dalam Quran pula :
….
Setelah itu Isa bin Maryam mendatangi suatu kaum yang dijaga oleh Allah dari
Dajjal. Ia mengusap wajah-wajah mereka dan menceritakan tingkatan-tingkatan
mereka di syurga. HR. Muslim
-Tetapi
(yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
-Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab,
kecuali akan beriman kepadanya (Isa)
sebelum kematiannya. Dan di hari
kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. QS. An
Nisaa': 158-159
Sama halnya bila “binatang
melata” bila sebagai tanda besar kiamat yang dahuluan muncul, seakan-akan tidak
bersesuaian dengan berimannya ahli kitab atau orang kafir setelah nabi Isa as
turun. Karena apabila binatang Dābbat al-ard ini muncul maka ia menandai semua
orang sebagai Muslim atau kafir dengan cara memukulkan tongkatnya ke dahi orang
yang beriman, maka akan tertulislah di dahi orang itu ‘Ini adalah orang yang
beriman’. Apabila tongkat itu dipukul ke dahi orang yang kafir, maka akan
tertulislah ‘Ini adalah orang kafir’.
Rasulullah bersabda: “Binatang bumi itu akan keluar dengan
membawa Tongkat Musa dan Cincin Sulaiman, maka ia akan mencap hidung orang
kafir dengan tongkat dan akan membuat terang wajah orang Mu’min dengan cincin,
sehingga dengan demikian apabila telah berkumpul beberapa orang-orang yang
makan di suatu meja hidangan, maka salah seorang dari mereka akan berkata:
“Makanlah ini wahai orang Mu’min” dan “makanlah ini wahai orang kafir.”
(Riwayat Abu Dawud Ath Thayalisi, Ahmad dan Ibn Majah, semua riwayat tersebut
berasal dari Hammad bin Salamah dari Abi Hurairah)
Jadi bilakah harusnya urutan
tanda besar kiamat bisa dikatakan “matahari dari barat” dan “binatang melata”
haruslah keluar salah satunya dari sebelum munculnya Dajjal dan sesudah
munculnya Dajjal, karena “Dan salah satu
dari keduaya akan turun sebelum turunnya si empu (Dajjal), dan satu lagi mengikuti
kedatangan si empunya." seperti hadis dibawah ini, seakan-akan
bertentangan dengan dalil diatas bawa nabi Isa as akan mengimankan orang-orang
yang tadinya kafir atau sesat termaksud diantaranya anak dan istri dari bangsa yang
teridentifikasi sebagai Yakjuj dan Makjuj, bagaimana mereka beriman bila pintu
tobat atau pintu syahadat telah ditutup. Sebenarnya tidak demikian, kesemuaan
dalil ini bersesuaian namun penulis berbeda pula dalam penafsirannya asbabnya.
Sesuai hadis salah satu dari
tanda “terbitnya matahari dari barat” atau “binatang melata” akan keluar
sebelum dan sesudah munculnya Dajjal, maka penulis meyakini “Terbitnya matahari
dari barat” akan terjadi dahuluan sebagaimana ada pemastiannya di dalam hadis
juga dan sebab “waktu terjadinya itu
Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak lagi menerima iman orang kafir (syahadat) dan
tidak menerima taubat dari orang yang berdosa” yang dengannya Allah SWT
telah mengclearkan dahuluan, pemisahan yang sangat jelas antara orang yang mana
yang akan dapat disesatkan oleh Dajjal kelak dan orang yang tidak dapat
disesatkan oleh Dajjal, ini pula seakan-akan adalah penanda agar Dajjal dapat
menunaikan tugasnya/takdirnya dengan baik dan setelahnya pun orang yang telah
tersesat karena Dajjal namun berhubung dengan telah adanya penegasan diawal
karena “terbitnya matahari dari barat” maka orang tersebut tidak lagi dapat
kembali kekeimanannya setelah penambahan kesesatannya karena Dajjal karena
seakan-akan dalam sebuah hadis lain, keluarnya Dajjal juga adalah sebagai hal
yang sama dengan keadaan “terbitnya matahari dari barat” dimana pintu tobat
telah ditutup, hingga yang disesatkan Dajjal tidak dapat 'tidaklah bermanfa'at lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang
belum beriman sebelum itu, atau dia (belum) mengusahakan kebaikan dalam masa
imannya." pula bila ia ingin kembali beriman dan memperbaiki
syahadatnya setelah Dajjal menyesatkannya namun dalam hal ini ada pengkhususan
kepada umat Islam saja (Islam KTP). Pengclearan antara Muslim dan tidak beriman
ini hanya dikhususkan untuk umat yang mengaku Islam (Islam KTP) dan terjadi
setelah Imam Mahdi telah ada dan menjadi khalifah umat Muslim dan sedang
melakukan perangnya yang kemungkinan terjadi sesudah perang dengan bangsa Rum
karena pada perang dengan Rum ini ada alasan bahwa ada muallaf (syahadat baru
masuk Islam) sebelumnya yang diminta oleh bangsa Rum namun ditolak oleh umat
Islam hingga terjadi peperangan.
Karena walau telah di jamin akan
masuk Surga dengan tidak kekal berada di Neraka tapi ada pula diantara umat Islam
KTP yang benar-benar tidak mau masuk Surga hingga bisa jadi akan benar-benar kekal
di Neraka karena menyekutukan Allah SWT.
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Dari Nabi saw., beliau bersabda: Allah
berfirman kepada penghuni neraka yang paling ringan siksaannya: Seandainya kamu
mempunyai dunia serta isinya, apakah kamu akan menebus dengan semua itu? Orang
itu menjawab: Ya. Allah berfirman: Aku telah meminta darimu yang lebih ringan
daripada ini ketika kamu masih berada di tulang punggung Adam,
yaitu agar kamu tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu (aku kira beliau juga
bersabda) dan Aku tidak akan memasukkanmu ke neraka. Tetapi kemudian kamu
enggan dan tetap menyekutukan-Ku. Nomor
hadis dalam kitab Sahih Muslim [Bahasa Arab saja]: 5018
Dari jabir ra. ia berkata ;
seorang badui datang kepada nabi saw dan
bertanya ; Apakah dua hal yang sudah pasti itu ?? beliau menjawab; siapa
saja meninggal dunia sedangkan ia tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu, maka
ia masuk surga dan siapa saja yang meninggal dunia sedangkan ia menyekutukan
Allah dengan sesuatu, maka ia masuk neraka (HR Muslim)
Akan
tiba suatu masa pada umatku, tatkala tak ada yang tersisa dari al-Qur'an
kecuali bentuk lahirnya, dan tak ada yang tersisa dari Islam kecuali namanya
dan mereka akan menyebut diri mereka dengan nama ini walaupun mereka adalah
orang-orang yang paling jauh darinya. (Ibnu Babuya, Tsawab al-A'mal)
Akan
tiba suatu masa pada umat ini tatkala orang-orang akan membaca al-Qur'an,
namun al-Qur'an itu tidak akan
jauh - menuju kalbu
mereka, melainkan – sebatas (dari tenggorokan mereka). (H.r.
Bukhari)
(Ziyad) bertanya: "Ya Rasulullah, bagaimana ilmu akan
lenyap padahal kami masih membaca al-Qur'an dan
mengajarkan bacaannya kepada
anak-anak kami, dan anak-anak kami pun akan mengajarkannya kepada
anak-anak mereka hingga Hari Kebangkitan?" Rasulullah bersabda:
"Ziyad, tidakkah orang-orang Yahudi dan Nasrani membaca Taurat dan Injil
namun tidak berbuat sesuai dengan apa yang terkandung didalamnya?" (H.r.
Ahmad, Ibnu Majah, Tirmizi)
Akan
datang suatu masa di mana orang-orang munafik akan hidup secara diam-diam di
tengah-tengah kalian, dan orang-orang yang beriman akan berusaha menjalankan
agama mereka secara rahasia di tengah-tengah orang-orang lainnya. (H.r.
Bukhari dan MusIim)
Bisa pula “matahari terbit dari
barat” ini benar-benar merupakan pengclearan buat keseluruhan manusia yang
beriman dan tidak beriman, dengan artian khusus pula buat ahli kitab bahwa ahli
alkitab pun telah diclearkan pula antara yang mempunyai bibit iman dan tidak,
sebelum “nabi Isa as turun” ahlikitab yang beriman haruslah masuk Islam baru
dapat dikatakan imannya benar dan tidak tertolak, “dan semua orang
menurut keadaannya sebelum itu, jika ia baik maka dilanjutkan kebaikannya” maka imannya tertolak bila tidak
menjadi muallaf. Sedangkan bibit iman dari ahli kitab yang memang sudah ada dan
belum muallaf pada saat kejadian “matahari terbit dari barat” tertahan dan baru
akan dinilai benar setelah nabi Isa as turun dan mereka benar-benar
mengikutinya, bila sebelum itu diantara masa sesudah “matahari terbit dari
barat” sampai ia mengikuti nabi Isa as maka bibit iman ini tertahan, tidak
bermanfaat dan juga tertolak menjadi muallaf (pintu Islam telah tertutup) baru
akan dinilai benar setelah nabi Isa as turun dan mereka benar-benar
mengikutinya. Dan juga berbeda bila adanya bibit iman yang baru muncul pada
seseorang saat sesudah “matahari terbit dari barat” tetap tertolak dan tidak
berrmanfaat lagi, hal bibit iman tidak tertolak namun tertahan adalah yang
muncul sebelum “matahari terbit dari barat” telah ada bibit iman tersebut, seperti
yang termaktup dalam hadis dibawah ini :
Abil-Laits
meriwayatkan dengan sanadnya dari Ibn Abbas r.a. berkata: "Nabi Muhammad s.a.w. menceritakan bab pintu taubat, lalu ditanya
oleh Umar bin Alkhoththob: "Apakah pintu taubat itu, ya Rasulullah?"
Jawab Nabi Muhammad s.a.w.: "Pintu taubat itu dihujung barat, mempunyai
dua daun pintu dari emas bertaburkan mutiara dan yaqut, antara kedua tiang
pintu itu sejauh perjalanan empat puluh tahun bagi orang yang berkenderaan
kencang (cepat) dan pintu itu tetap terbuka sejak dijadikan Allah hingga malam
yang akan terbit matahari pada paginya, dan tiada seorang hamba yang taubat
benar-benar melainkan masuk taubatnya dari pintu itu. Mua'dz bin Jabal r.a.
bertanya: "Ya Rasulullah, apakah taubat nashuh itu?" Jawab
Rasulullah: "Ialah menyesal atas perbuatan dosanya dan niat tidak akan
mengulangi lagi, kemudian minta ampun kepada Allah s.w.t. Kemudian matahari dan
bulan terbenam dipintu itu, lalu tertutup kedua daun pintu itu bagaikan tidak
ada retaknya, maka ketika itu tidak lagi diterima taubat dan tidak diterima
amal yang baru sesudah tertutup pintu itu, dan
semua orang menurut keadaannya sebelum itu, jika ia baik maka dilanjutkan
kebaikannya, sebagaimana firman Allah s.w.t. (Yang berbunyi): Yauma
ya'ti ba'dhu aayati robbika la yanfa'u nafsan imanuha lam takun amanat min
qablu au kasabat fi imaniha khoiro. (Yang bermaksud): "Pada saat tibanya
sebahagian ayat-ayat Tuhanmu, maka tidak berguna bagi seseorang iman yang baru,
bila tidak beriman sejak sebelumnya, atau telah berbuat dimasa imannya dahulu
kebaikan."
Adapun “binatang melata” akan
keluar setelah Dajjal, ini mungkin disebabkan setelah Dajjal dapat menyesatkan seseorang
dan tidak dapat menyesatkan seseorang maka tidak lama kemudian diikuti pula oleh
“binatang melata” yang menandai orang tersebut agar terlebih kentara/jelas
perbedaannya antara munafik, fasik, dsb dengan umat Islam yang kaffah itu
sendiri, jadi dalam hal ini “terbitnya matahari dari barat” kemudian “munculnya
Dajjal” dan dilanjutkan oleh “binatang melata” adalah sangat-sangat berdekatan
waktu terjadinya.
Dan namun sesuai pendapat umum tidak
tertutup pula kemungkinan bisa pula adanya “binatang melata” setelah masa damai
(masa kekhalifahan Islam, setelah hadirnya nabi Isa as dan Yakjuj dan Makjuj)
karena adanya gambaran hadis dimana orang kafir dan muslim sedang makan bersama
dan bercengkrama dan tidak saling berperang dan saling berkata : “Makanlah ini wahai orang Mu’min” dan
“makanlah ini wahai orang kafir.”, (pen
: bisa pula yang dimaksud tidak berperang ini karena yang dimaksud adalah orang
kafir yang telah dilindungi atau yang hidup damai dengan islam, bukan seluruh
kafir secara umum) dan selain itu karena bisa pula penandaan dari “binatang
melata” ini bukan hanya khusus teruntuk umat Islam KTP saja namun juga
termaksud penandaan pada umat agama bumi lain, Nasrani dan Yahudi yang telah
beriman dan tidaknya kepada nabi Isa as secara batin bukan secara zahir karena
telah dikatakan mereka semua akan beriman kepada nabi Isa as secara zahirnya dan
agama-agama dan kepercayaan lainnya akan dihancurkan pula pada masa itu kecuali
Islam.
Dari Abu Zur'ah, ia berkata, "Seseorang pernah datang menemui Marwan
di Madinah, lalu aku mendengar Marwan menuturkan tentang beberapa tanda-tanda
kedatangan Hari Kiamat yang salah satu awalnya adalah kedatangan Dajjal,
kemudian aku pergi menemui Abdullah bin Amr dan aku ceritakan hal itu
kepadanya. Lalu Abdullah bin Amr berkata, '(Aku belum mendengar) Rasulullah
mengatakan seperti demikian. Aku bahkan telah mendengar beliau bersabda, "Sesunguhnya tanda-tanda awal
terjadinya Hari Kiamat adalah terbitnya matahari dari barat, atau datangnya
binatang melata kepada manusia di pagi hari. Dan salah satu dari keduaya akan
turun sebelum turunnya si empu (Dajjal), dan satu lagi mengikuti kedatangan si
empunya." Abdullah kembali berkata sambil membaca buku, 'Aku rasa
tanda awal terjadinya Hari Kiamat adalah terbitnya matahari dari barat'." Shahih:
Muslim.
Dari Abu Hurairoh, ia berkata,
Rosulullah bersabda: `ada tiga perkara
yang apabila terjadi, maka tidaklah bermanfaat iman seseorang yang belum
beriman sebelum itu, atau belum mengusahakan kebaikan dalam masa imanya; yaitu
terbitnya matahari dari barat, dajjal, dan keluarnya binatang dari dalam bumi`.
HR. imam Muslim
Hadis diatas lebih menjelaskan
lagi bahwa bila tiga tanda kiamat yaitu : terbitnya matahari dari barat, Dajjal
dan binatang melata telah muncul salah satunya maka orang yang baru mulai beriman
tidak akan diterima dan bahkan seandainya sudah beriman sebelumnya tetapi belum
mengusahakan kebaikan dalam masa imanya pun tidak akan diterima, orang yang
tersesat dan disesatkan sebelumnya (karena Dajjal) tidak dapat kembali
keimanannya yang telah tertolak dan yang mau memperbaiki syahadatnya atau baru
mau bersyahadat namun semua itu tidak bermanfaat pula alias ditolak.
Penulis beranggapan bahwa dalil
tentang “matahari terbit dari barat” adalah benar sebagai tanda kiamat besar
yang lebih awal dari munculnya Dajjal dan turunnya Nabi Isa as, yang kemudian
dilanjutkan oleh “makhluk melata” diantara munculnya Dajjal dan turunnya Nabi
Isa as atau malahan sesudah kedua tanda besar tersebut telah ada. Namun mungkin
bisa jadi pula setelah Dajjal berhasil atau tidak menyesatkan seseorang, “makhluk
melata” telah hadir pula setelah Dajjal dan kemudian menstempel orang-orang
yang telah ditemui Dajjal tersebut.
Adapun “matahari dari barat”
adalah penutupan pintu tobat hanya khusus buat umat yang mengaku Islamnya nabi
Muhammad SAW saja atau istilahnya yang mengaku dirinya/mengisyaratkan diri
sebagai Islam ID/KTP, sedangkan sisa-sisa dari orang Yahudi, Nasrani dan
pengikut agama bumi lainnya yang tersisa setelah periode Yakjuj dan Makjuj kelak
belakangan bila ia mau dan telah memiliki bibit iman sebelumnya “matahari
terbit dari barat” bukan sesudahnya kejadian tersebut maka dapat beriman kepada
nabi Isa as menjadi bagian pengikut/umat nabi Isa as. Namun ini pun khusus
kepada mereka dari ahli kitab dan agama bumi lainnya yang telah mempunyai bibit iman sebelum kejadian
“matahari terbit dari barat” karena ini tidak tertolak dan hanya tertahan tidak
bermanfaat sampai ia mengikuti nabi Isa as). Karena tidak ada lagi muallaf
versi Islam, tidak ada lagi syahadat versi Islam dan tidak ada lagi tobat dari
mereka (munafik, fasik, Murtad, dsb) pada masa sesudah kejadian “matahari
terbit dari barat” dan yang belum mengusahakan keimanannya sebelumnya namun akan
ada versi Islam ala nabi Isa as. Itulah yang dikatakan “di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka”, kenapa bukan dikatakan nabi Muhammad SAW
yang menjadi saksi mereka di kiamat nanti bila berimannya mereka adalah bagian
dari umat nabi Muhammad SAW, inilah yang penulis pikirkan tentang keanehan
dalil ini. Dengan kata lain pintu masuk pada umat Islam telah tertutup seperti
tertuang dalam hadis dibawah ini pula. Kelak sisa-sisa dari mereka akan beriman
kepada nabi Isa as sampai Beliau meninggal dan sesuai kecondongan hati
masing-masing kelak akan ada umatnya yang kembali kekafiran setelah Beliau
meninggal yang hidup bersama dengan umat Islam ID/KTP yang tidak memiliki iman,
yang kembali kafir memuja kepercayaan nenek moyang mereka kembali, inilah cikal
bakal umat periode Kiamat kelak.
malam
dan siang tidak akan lenyap sehingga laataa dan uzza disembah. kemudian Aisyah
berkata: wahai Rosulullah, sesungguhnya aku sebelumnya menduga ketika Allah
menurunkan ayat: `dialah yang mengutus rosulnya dengan membawa petunjuk dan
agama yang benar agar dia memenangkanya di atas segala agama meskipun orang
orang musyrik benci [Ash-Shaff: 9] bahwa
kemenangan agama ini sudah sempurna. maka
beliau bersabda: sesungguhnya hal itu akan berlangsung selama yang Allah
kehendaki. kemudian Allah mengirimkan angin yang baik lalu mencabut nyawa
siapa saja yang didalam hatinya terdapat iman walaupun sebesar biji sawi, dan
yang tersisa tinggal orang-orang yang tidak memiliki iman sekali, sehingga
mereka kembali kepada agama nenek moyang mereka.
HR.Imam muslim dan lainya
Mengapa demikian, gambaran ini
seakan-akan tertuang pada ayat-ayat Quran dibawah ini :
-Tetapi
(yang sebenarnya), Allah telah
mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.
-Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab,
kecuali akan beriman kepadanya (Isa)
sebelum kematiannya. Dan di hari
kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka.
-Maka
disebabkan kezaliman orang-orang Yahudi,
kami haramkan atas (memakan makanan) yang baik-baik (yang dahulunya) dihalalkan
bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi (manusia) dari jalan Allah,
-dan
disebabkan mereka memakan riba,
padahal sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta benda orang dengan
jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di
antara mereka itu siksa yang pedih.
-Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di
antara mereka dan orang-orang mukmin,
mereka beriman kepada apa yang telah
diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan
orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan
kepada mereka pahala yang besar. QS. An Nisaa':
158-162.
Gambaran ayat-ayat ini bisa
gambaran buat Nasrani dahulu bisa pula buat yang ada di akhir jaman (Islam ala
nabi Isa as), namun lebih condong kepada umat akhir jaman karena ada perkataan “Tidak ada seorangpun dari Ahli Kitab,
kecuali akan beriman kepadanya (Isa) sebelum kematiannya” karena kematian
nabi Isa as jelas akan terjadi pada saat kekhalifahan Islam akhir jaman dan perkataan
“Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya
di antara mereka” dan “orang-orang mukmin” mereka “beriman kepada apa yang
telah diturunkan kepadamu (Al Quran)”, …..dan seterusnya” terlihat adanya
pemisahan jelas antara (orang mukmin) umat Islam dan umat lain ini (karena ayat
sebelumnya membahas ahli kitab). Bila dikontekskan kemasa lalu yaitu umat nabi
Isa as dimasa lalu, dimana Islam dan Al-Quran belum turun/ada, maka akan tidak
ada kesesuaian dengan “mereka beriman
kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran)” yang nyata Al-Quran
dan Islam baru ada 600 tahun kemudian. Kelak Mereka pun akan mendirikan sholat
dan membayar zakat. Dan bila Anda menyusuri sejarah riba yang mengenai
segala-gala bidang pada zaman sekarang, Anda bisa terkaget-kaget karena ada
hubungannya yang banyak dengan kegiatan-kegiatan Yahudi (Zionis) masa kini.
dan
karena ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra
Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula)
menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa
bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang
(pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu.
Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali
mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh
itu adalah Isa. (An Nisaa’: 157)
Dan
(ingatlah) ketika Allah berfirman: “Hai Isa putera Maryam, adakah kamu
mengatakan kepada manusia: “Jadikanlah
aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha Suci Engkau,
tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika
aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku
dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau
Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib”. Aku tidak pernah mengatakan kepada
mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu:
“Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap
mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku,
Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas
segala sesuatu. (Al Maa’idah: 116-117)
“Jadikanlah
aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?”. Isa menjawab: “Maha Suci Engkau,
tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya).”
Gambaran ayat ini pula adalah
gambaran umat Nasrani akhir jaman, karena pentuhanan nabi Isa as dan Ibunya
baru terjadi setelah Beliau diangkat hingga sekarang.
Bila halnya demikian maka umat Islam
akan damai dengan umat nabi Isa as (baca: Islam juga) Islam ala nabi Isa as
pada masa itu. Nabi Isa as meneruskan tugas kerasulannya yang terputus dahulu
sebagaimana Beliau pada masa itu belum wafat (diangkat), yang disambung diakhir
jaman semenjak Beliau turun hingga wafatnya, jadi dalam hal ini tidak pula
menyalahi bahwa tidak ada nabi baru sesudah nabi Muhammad SAW, namun hanya
adanya nabi yang telah awal/lama lahir dan telah diangkat jauh hari menjadi
nabi dari sebelum periode nabi Muhammad SAW diangkat sebagai nabi terakhir.
Sebagaimana setelah diangkat menjadi nabi/rasul maka tugas kenabian/kerasulan
mestinya barulah akan berakhir pada saat kewafatan nabi/rasul tersebut.
Sebelum
wafatnya dan setelah periode Yakjuj dan Makjuj, sisa-sisa seluruh ahli kitab yang
masih hidup akan beriman padanya dan Allah SWT menghancurkan agama dan
kepercayaan lain menjadi Islam satu-satunya agama. Di Akhirat kelak, umat hasil
dakwah nabi Isa as ini akan berkumpul bersama dengan umat nabi Isa as yang
lainnya yang telah 2000 tahun dahuluan dan nabi Isa as menjadi saksi pula buat
mereka. Bukan berkumpul dengan umat Islam nabi Muhammad SAW dan nabi Muhammad
SAW bukan saksi mereka pula. Artinya kesaksian syahadat mereka kepada rasulNya ada
pada kesaksian kepada nabi Isa as sebagai rasul utusan Allah SWT. Jadi bagi
yang ingin bersama nabi Muhammad SAW dan ingin Beliau menjadi saksi mu, maka
cepat-cepatlah bersyahadat sebelum tanda besar kiamat ini muncul tak terduga.
Seperti
perkataan didalam alkitab juga ada menerangkan hal ini, yang menjadikan
keterangan itu sebagai hujjah Nasrani bahwa saliblah yang benar/menang sebagai
jalan keselamatan akhir jaman, Isa bersabda, “Dan apabila Aku telah pergi ke situ (sorga) dan telah menyediakan
tempat bagimu, Aku akan datang kembali dan membawa kamu ke tempat-Ku, supaya di
tempat di mana Aku berada, kamupun berada.” (Injil, Yohanes 14:3), padahal sebagaimana
Rasulullah telah bersabda, "Demi
Allah, andaikata Musa masih hidup, tentu ia akan mengikuti aku." (H.r.
Ahmad, dari Jabir bin Abdullah), walau penyebutannya satu nama nabi sebagai
penunjuk satu bagian tapi dapat berarti untuk penunjukan pula kepada seluruh
nabi-nabi, dengan kata lain nabi-nabi yang telah terdahulu hadirnya pun
termaksud pula nabi Isa as, bila ia ada dan akan hadir pada jaman umat islam
nabi Muhammad SAW eksis maka wajib bagi nabi-nabi itu mengikuti risalah yang
dibawah nabi Muhammad SAW.
Perkataan
alkitab ini berkaitan dengan pengembala domba-domba yang berlomba-lomba
membuat/membangun bangunan tinggi dan kelak turun dari tempat tinggi dengan
cepatnya J, dengan maksud lain apabila nabi Isa as telah
diangkat, menyiapkan tugasnya, Beliau akan kembali ke bumi di akhir jaman dan
akan berdakwah untuk membawa kembali bani Israel, Nasrani dan umat bumi lainnya
kepada agama yang hak, agar kelak dimana Beliau berada (baca: surga) maka
mereka bisa akan berada disana pula.
Yang penulis tidak tahu apakah
nanti umat Islam nabi Muhammad SAW yang khususnya yang telah beriman sebelum
“matahari terbit dari barat” dahuluan wafat seluruhnya, dan ataukah umat Islam
dan umat yang tersisa yang diteruskan kekeIslaman cara nabi Isa as sampai setelah
Beliau meninggal akan wafat semua secara keseluruhan umat Islam dan umat-umat
ini (Islam ala nabi Isa as) karena ada hadis yang menggambarkan saat nabi Isa
as telah diwafatkan lalu umat Islam juga ada yang akan mensholatkannya. Karena
hadis adalah berasal dari nabi Muhammad SAW berarti yang dimaksud adalah umat Islamnya.
Setelah wafatnya nabi Isa as barulah dengan cara angin lembut yang mewafatkan
seluruh umat Islam dan mungkin juga mewafatkan pula umat Islam ala nabi Isa as
yang beriman kepada nabi Isa as, dan menyisahkan yang tidak beriman keseluruhan.
Nabi Muhammad SAW berkata sesungguhnya
umat Islam akan berlangsung selama yang Allah kehendaki kemudian Allah SWT membatasi
selama Allah SWT kehendaki yaitu sampai pada waktu dikirimkanNya angin yang
baik lalu mencabut nyawa siapa saja yang didalam hatinya terdapat iman walaupun
sebesar biji sawi
Dari Abu Hurairah RA, bahwa Nabi
SAW bersabda, "Tidak ada antara aku
dan dia (nabi Isa AS) seorang nabi pun. Nabi Isa kelak akan turun, dan jika
kalian melihatnya maka kenalilah (akuilah) dia. Dia adalah lelaki dengan tubuh
sedang (tidak tinggi dan tidak pendek), berkulit merah keputih-putihan,
mengenakan pakaian berwarna kekuning-kuningan dan tidak terlalu besar.
(wajahnya) bersih dan cerah. Dia akan memerangi manusia untuk menegakkan
kembali Islam, ia akan menghancurkan salib, membunuh babi dan memberlakukan
jizyah. Ketika itu (jaman kedatangan nabi Isa) Allah akan menghancurkan semua agama selain Islam, ia juga akan
menghancurkan Dajjal. Ia akan tinggal di dunia selama empat puluh tahun,
kemudian ia meninggal dunia lagi dan kaum muslimin pun menyalatinya." Shahih:
Qishshah Ad-Dajjal, Ash-Shahihah (2182).
"Aku
orang yang paling dekat dengan 'Isa bin Maryam' alaihis salam di dunia dan
akhirat, dan para Nabi adalah bersaudara (dari keturunan) satu ayah dengan ibu
yang berbeza, sedangkan agama mereka
satu" HR. Bukhari, Muslim dari Abu Hurairah r.a
Pendapat penulis tidak
bertentangan dengan kedua hadis diatas pula
“bahwa kemenangan agama ini sudah sempurna. maka beliau bersabda: sesungguhnya
hal itu akan berlangsung selama yang Allah kehendaki”. Ada batas terakhir dari
generasi umat terakhir Islam yang puncaknya ditandai dengan kemenangan besar orang-orangnya
terhadap dunia dan berdiri menjadi kekhalifahan seluruh dunia dan sesudah
kemenangan besar dan kekhalifahan ini maka tidak ada babak baru dari generasi
baru orang-orang Islam ini. Ada perbedaan cara berIslamnya umat nabi Isa as ini
yang termaktup dalam ayat diatas dimana bertambah banyak lagi makanan halal
diharamkan ke mereka. Namun jangan membedakan, karena Islam dari nabi Adam as
sampai nabi Muhammad SAW adalah sama. Ada sih cara pembuktiannya kelak, coba
saja tampar pipi kanannya umat itu dan lihat apa mereka memberi pipi kirinya
buat ditampar juga.
Kenapa umat Islam nabi Muhammad
SAW ini seakan-akan dibedakan, karena “Sekelompok
dari ummatku akan tetap berperang dalam kebenaran secara terang-terangan sampai
hari kiamat, sehingga turunlah Isa Ibn Maryam, maka berkatalah pemimpin mereka
(Al-Mahdi): “Kemarilah dan imamilah shalat kami”. Ia menjawab;”Tidak, sesungguhnya sebagian kamu adalah sebagai
pemimpin terhadap sebagian yang lain, sebagai
suatu kemuliaan yang diberikan Allah kepada ummat ini (ummat Islam)”.
(HR Muslim & Ahmad). Seakan ada Makna lainnya pula bahwa seakan-akan
pemimpin dan dipimpin adalah berdasarkan satu golongan (berdasarkan risalah
nabi siapa yang ditunjuk sebagai rasul utusan Allah kepada umat itu), nabi Isa
as seakan-akan memposisikan Beliau mempunyai umat pula yang lain (tetap bernama
Islam, keislaman ala nabi Isa as), dan umat Islam nabi Muhammad SAW adalah
memiliki kemulian yang lebih dibandingkan umat-umat nabi lainnya.
Tidak ada kontradiksi antara fakta
bahwa nabi Muhammad SAW adalah nabi terakhir dan nabi Isa as akan kembali ke
bumi. Tatkala nabi Isa as datang untuk yang kedua kalinya, Beliau tidak akan
membawa agama baru (karena Islam adalah satu “sedangkan agama mereka satu") jadi Beliau akan tunduk pula pada
risalah agama yang haq yang terakhir disampaikan sebagai kesempurnaan agama
dari awal manusia pertama hingga umat terakhir dan kelak Beliau akan beriman
juga kepada al-Qur'an selain kitab-kitab yang lain. Karena Quran sebagai
risalah wahyu Allah SWT yang terakhir, berarti derajat Quran lebih tinggi dari
alkitab maka berarti juga sebagai penyempurna atau pelengkap alkitab yang
Beliau pernah bawa pula, hingga asbab ini sebagai kitab yang terakhir otomatis
Quran akan menjadi acuan utama risalah Beliau pula, Jadi nabi Isa as akan turun
dari langit, namun dia akan mengikuti jalan risalah nabi Muhammad SAW, nabi Isa
as akan memerintah dengan hukum Islam ala hukum Islam yang terakhir (Quran) dan
telah sempurna ini dan akan memperbaiki dan menghidupkan kembali sunnah-sunnah
yang telah diabaikan oleh umatnya tersebut, hanya disini selain berbeda
terhadap syahadat kepada siapa menjadi rasul utusanNya juga ada perbedaannya dalam
hal derajat kemuliaan umat Islam nabi Muhammad SAW berbeda dengan umat Islam
hasil dakwahan Beliau dalam derajatnya di sisi Allah SWT. Sebagaimana kandungan
firman Allah SWT di dalam QS. An Nisaa' 162 yang bisa berarti “tetapi
orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka (ahli kitab yang Islam
setelah dakwah nabi Isa as, bahkan dikhususkan kekedalaman ilmu agamanya lagi)
dan orang-orang mukmin (umat Islam nabi Muhammad SAW), mereka beriman kepada
apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan
sebelummu (pengertian “mu” disini karena
penyampaiannya wahyu ini aslinya kepada Rasulullah (atau bila dalam konteks
kekinian maka dapat diartikan pula ditujukan pula kepada umat Islam Beliau))
dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman
kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan
kepada mereka pahala yang besar. (mereka, kedua umat ini sama-sama menegakkan
sholat dan membayar zakat, dsb dengan pengertian semua mengikuti hukum-hukum
Islam).”
Maka bisa jadi urutan tanda besar
yang benar dari sepuluh tanda-tanda: terbitnya matahari dari barat, keluarnya
Dajjal, Isa bin Maryam, kepulan asap, Yajuj dan Majuj, keluarnya binatang
melata serta terjadinya tiga gerhana atau tiga gempa???, gerhana/gempa di barat
dan timur serta di belahan Jazirah Arab dan akhir dari tanda-tanda itu adalah
keluarnya api dari Yaman dari daerah Qa'ra adn yang menandai akan digiringnya manusia
menuju padang Mahsyar', atau binatang melata ada diurutan sesudah keluarnya
Dajjal dan sebelum turunnya nabi Isa as.
Sesuai halnya bahwa bangsa-bangsa
yang memerangi umat Islam sebelum dan kala nabi Isa as turun adalah bisa
dikatakan sebagai bangsa Yakjuj dan Makjuj juga seperti uraian penulis
sebelumnya, namun yang femokusan penamaan condong pada serangan gelombang
terakhir setelah nabi Isa as turun. Maka kalangan Yakjuj dan Makjuj yang masih tersisa/tidak
ikut dalam peperangan terakhir sebagai Yakjuj dan Makjuj/tertinggal di wilayah-wilayahnya
masing-masing, yaitu : anak, istri, manula, pejabat pemerintahan, pengusaha,
dsb yang tidak ikut dalam peperangan ini (baca: umat bumi, karena tidak ikut
menjadi Yakjuj dan Makjuj, kalaulah mereka ikut berperang sebagai gerombolan
terakhir barulah jadi Yakjuj dan Makjuj dan akan mati semua, yaitu yang berada
disekitar puncak wilayah perang di negeri-negeri Syam khususnya di seluruh
penjuru seputar gunung Thursina) kelak akan beriman kepada nabi Isa as dan menjadi
pengikutnya pula dan Beliau menjadi saksi bagi mereka pada hari akhirat kelak.
Mungkin para sahabat yang membaca
buku ini, telah sedikit mengerti uraian penulis dan punya gambarannya, penulis
berharap para sahabat untuk meneliti hal ini berdasarkan pemahaman sahabat yang
dalam pada sastra Arab dan hafalan sanad Quran dan hadis, dan ilmu lainnya
untuk pemahaman ini. Yang mana penulis pun menunggu referensi baru hal ihwal
tentang ini sebagai acuan penambah pemahaman buat penulis dengan artian penulis
juga belum meyakini kemutlakan pendapat penulis sendiri.
Hal
yang kedua yang perlu diteliti kembali oleh Anda :
Sebab-sebab yang memungkinkan
terjadinya satu hari sama dengan setahun, satu hari sama dengan sebulan dan
satu hari sama dengan seminggu :
- Dengan izinNya, Dajjal diberi kemampuan di luar kebiasaan, yaitu dapat memerintahkan bumi untuk menahan perputarannya dari 24 jam seperti biasa menjadi sesuka Dajjal. Namun dalam hal ini, bila dijelaskan secara saint cara terjadinya, maka yang terjadi harusnya adalah separuh bagian bumi siang terus dan separuh bagian lagi malam terus hingga sampai pada waktu yang dikehendaki Dajjal. Kasus ini seperti : ‘Sesungguhnya matahari itu tidak pernah tertahan tidak terbenam hanya karena seorang manusia kecuali untuk Yusya’. Yakni pada malam-malam dia berjalan ke Baitul Maqdis (untuk jihad).” (HR. Ahmad dan sanad-nya sesuai dengan syarat Al-Bukhari). Di dalam Injil juga ada tercatat kejadian penahanan waktu ini, sebab bila tidak diperpanjang waktu sore tersebut, maka mereka saat berperang kondisi yang ditakutkan adalah waktu itu telah mendekati waktu malam sabtu sebagai hari suci kaum Yahudi (Kaumnya Yusya). Namun perlu difahami pula gambaran hadis ini, bahwa ini terjadi hanya dikhususkan buat satu orang saja, tidak yang lainnya.
- Lewatnya benda luar angkasa/astroid besar yang sangat dekat jaraknya dengan bumi yang memiliki cahaya sendiri atau kelak dapat memantulkan dengan sempurna cahaya matahari, dimana astroid ini memiliki medan gravitasi sendiri, hingga dengan perbandingan jaraknya yang dekat dengan bumi mampu saling tarik menarik gravitasi dengan bumi, hingga saling tarik menarik bumi dengan matahari pula. Diandaikan saat tarik menarik bumi dengan matahari menyebabkan bumi terdiam atau bergerak lambat pada sumbu putarnya karena pengaruh kedua tarikan antara gravitasi matahari dan gravitasi astroid tersebut, maka waktu pun akan bergerak lambat pula, maka di angkasa juga akan terlihat dua buah matahari yang berlawanan arah disebagian bumi. Disebagian bumi akan siang karena matahari dan disebagian bumi lainnya akan siang karena astroid tersebut. Walaupun teriknya pada bagian masing-masing tersebut akan berbeda. Bisa jadi astroid ini memantulkan cahaya matahari atau memiliki cahaya sendiri dan juga karena penerimaan cahaya atau besaran pancaran cahaya ke bumi yang berbeda karena faktor jarak, kekuatan cahaya dan besar kecilnya benda angkasa tersebut yang terlihat di bumi, kemudian saat terjadi pergeseran lagi lewatnya/lintasan astroid tersebut, maka waktu berubah lagi sesuai dengan kecepatan gerakan putar bumi yang tertahan oleh daya tarik menarik dari astroid, bumi dan matahari tersebut. Hal ini akan stabil kembali pada waktu astroid tersebut telah menjauh dari titik untuk tetap dapat saling tarik menarik gravitasinya dengan bumi. Kejadian ini yang dimanfaatkan oleh Dajjal. Konsep serupa ini pernah beredar di dunia maya tentang planet X atau planet Nabiru, bedanya tidak ada tabrakan dengan bumi.
- Seperti yang penulis yakini bahwa “terbitnya matahari dari barat” adalah tanda kiamat yang akan muncul dahuluan dari Dajjal. Diasumsikan bahwa “terbitnya matahari dari barat” adalah kejadian permanen, tidak hanya sekali (sehari) yang kembali normal lagi. Disini mungkin saja ternyata kejadian “terbitnya matahari dari barat” karena bulan merekah/terbelah dengan sendirinya hingga membuat magnet kutub bumi ikut menjadi tertonggeng pula hingga membalik kutub magnetnya (salah satu versi teori “terbitnya matahari dari barat”), membawa efek lain pula, yaitu ketika awal-awal proses perputaran balik magnet ini, bumi mengalami kelambatan proses perputaran pada porosnya pula yang ternyata alhasil sehari terjadi selama setahun, kemudian bumi mengalami peningkatan berputar pada porosnya yang menyebabkan sehari selama sebulan, hingga akhirnya kelak perputaran bumi pada porosnya kembali normal namun matahari telah tetap terbit dari barat. Bila hal ini terjadi berarti tetap terlihat sebagaian bumi siang dan sebagaian malam, masing-masing selama 6 bulan berturut-turut bergantian. Kejadian ini bagai mesin yang lambat panas dan butuh waktu untuk adaptasi baru agar berjalan normal kembali. Tanda ini pula yang dimanfaatkan oleh Dajjal.
- Penggabungan teori kedua dan ketiga, namun tarik menarik gravitasi astroid hanya kepada gravitasi bulan, dimana menyebabkan bulan merekah/terbelah karena pengaruh tarikan astroid dan bumi hingga membuat magnet kutub bumi ikut menjadi tertonggeng pula hingga membalik kutub magnetnya (salah satu versi teori “terbitnya matahari dari barat”). Point 3 dan 4, Kedua hal ini berkaitan antara kejadian “terbitnya matahari dari barat” yang langsung dilanjutkan dengan kejadian hari yang panjang setahun dan munculnya Dajjal.
- Berdasarkan dalil-dalil tentang matahari dan geosentris, kemungkinan matahari itu sendiri lah yang berbalik arah dari sebab-sebab tertentu, bisa saja pada orbiternya/jalan-jalan matahari didepannya yang harusnya akan ia lalui dibuat lebih panas dari biasanya dalam keadaan dingin dan pada jalan-jalan dibelakangnya yang telah dilaluinya lebih dingin dari jalan-jalan diarah depannya tersebut, jadi matahari akan mundur dengan sendirinya, kembali melalui jalan-jalan yang dingin ini yaitu berbalik arah.
Disini penulis tidak terlalu
memusingkan bagaimana teori yang benar “terbitnya matahari dari barat” dan bagaimana
teori yang benar dari “sehari sama dengan setahun” karena penulis lebih condong
kepada keyakinan “terbitnya matahari dari barat” adalah benar namun mengenai
bagaimana peristiwanya biarlah sambil jalan saat terjadinya. Penulis hanya
mengasumsikan kemungkinan-kemungkinan tiap peristiwa-peristiwanya saja dan sebab
mungkin untuk menelitinya, bidang Anda lah yang lebih cocok dalam hal ini,
sebab biasanya mukjijat yang terjadi di alam akan bisa dijelaskan oleh saint
pula karena masih dalam rana “Kursi” yang berarti adalah rana “saint” pula
(baca pembahasan takdir, dibagian atas buku ini).
Penulis akan membawa Anda ke
teori lanjutan yang mungkin ada kaitan pula dari kedua hal tersebut diatas, dan
penulis berharap Anda lah yang membuat simulasinya dan kelak penulis akan
menunggu hasil tersebut di internet.
Satu hal yang terlupa dari para
peneliti adalah lanjutan kejadian “terbitnya matahari dari barat” ini bilakah
ia adalah hal yang permanen, dimana seperti Kita sadari bahwa panjang waktu
terbitnya matahari hingga kembali terbit esoknya di bumi adalah 24 jam (12 jam
siang dan 12 jam malam). Asumsinya bila terjadi “matahari terbit dari barat”
maka matahari yang tadinya mengarah ke barat pastinya akan tiba-tiba langsung berbalik
arah ke timur kembali. Bila Kita berpatokan pada gerak matahari yang tadinya
kearah barat tiba-tiba berubah arah berbalik kembali ke timur tersebut, maka
apa yang terjadi disaat pada jam 8 pagi,
di jam 12 siang, di jam 4 sore, dan sesaat setelah sholat maghrib (seluruh
waktu 24 jam keliling bumi dan imbasnya). Maka ada beberapa hal disini yang
perlu disimulasikan oleh teknologi astronomi dan program komputer untuk itu,
dan hal ini berkaitan dari dua teori kejadian diatas pula :
- Bila berpatokan pada keadaan bumi yang tetap wilayah utara dan wilayah selatannya tidak berubah, hanya perputaran poros bumi saja yang terbalik, maka pada waktu disebuah daerah di bumi dimana posisi bujurnya tepat pada waktu kejadian “terbitnya matahari dari barat” itu adalah sesudah maghrib (sesaat tenggelamnya matahari) tiba-tiba saat orang selesai sholat maghrib maka saat ia keluar Masjid lalu melihat suasana dimana matahari yang barusan tenggelam muncul kembali maka suasana tak lama kemudian menjadi fajar atau shubuh telah masuk, maka waktu Isya terlewatkan. Begitupun pada garis bujur yang tepat pada waktu 8 jam pagi, tiba-tiba terbalik kembali arah ke timur berarti waktu itu langsung menjadi sekitar jam 4 sore, maka waktu dzuhur terlewat. Bila bujur pas di jam 12, mungkin tidak terasa karena putaran waktu pas ditengah jadi sore tetap jalan kemudian hanya matahari terlihat berbalik arah, bila daerah di garis bujur jam 4 sore tiba-tiba terjadi “matahari terbitnya dari barat” yang tadinya sudah mendekati waktu malam, tidak tahunya waktu siang berjalan kembali, menjadi sekitar jam 8 pagi, maka siangnya menjadi lebih panjang dan mereka akan mengulang dzuhur dan ashar padahal maghrib, isya, dan shubuh belum sempat terlewati. Yang tadinya sudah mendekati fajar tiba-tiba mendapat malam kembali maka malam akan panjang buat mereka karena kembali ke waktu seputar maghrib. Demikianlah keunikan tiap daerah lingkaran bumi yang bervariasi pengalamannya, ini terjadi hanya khusus 1x hari pada saat hari kejadian itu saja. Hal lainnya mungkin Anda harus menjamak sholat buat hari tersebut menggenapkan waktu sholat yang hilang.
- Bila tertonggengnya kutub hingga menyebabkan pula menjadikan bumi terbalik pula dimana kutub utara berbalik menjadi kutub selatan dan kebalikkannya, entah disebabkan bulan yang merekah saja atau ditambah sebab astroid yang tarik menarik atau hal lainnya atau apapun asbab peristiwa “matahari terbit dari barat” namun dengan cara mengakibatkan bumi terbalik agar arah matahari terbalik, namun Allah SWT juga berkehendak agar kejadian ini tidak menimbulkan hal ribet karena perpanjangan dari waktu siang dan malamnya dan serta agar waktu-waktu sholat tetap normal berkelanjutan terjadinya maka selain berbaliknya putaran poros magnet bumi (kutub) tentu saja akan terjadi juga pembalikkan wilayah utara menjadi selatan atau sebaliknya dalam sekejap pula yang mana wilayah lintang selatan menjadi lintang utara dan sebaliknya atau bila tadinya Australia di bawah (selatan) kelak akan menjadi wilayah atas (utara) mengikuti proses terjadinya “terbitnya matahari dari barat”. Pertanyaan lainnya adalah apakah Kabah yang Kita tahu adalah pusat bumi akan tetap menjadi pusat bumi karena terbaliknya pula posisinya di bumi (lihat gambar dibawah), sepertinya tidak mengefek akan hal tersebut, namun pertanyaan tambahannya apakah tetap akan menjadi pusat dunia? Bila Anda berkata akan mempengaruhi pusat bumi dan tentu saja bila demikian maka akan mempengaruhi pusat dunia pula, maka seharusnya pembalikkan bumi akan menyebabkan pembalikkan 7 langit beserta isinya, bintang-bintang, galaksi-galaksi dan benda-benda langit lainnya pula.
- Bila “terbitnya matahari dari barat” adalah kejadian yang berkaitan pula dengan “sehari selama setahun (munculnya Dajjal) dengan kata lain sedetik berlalunya kejadian “terbitnya matahari dari barat” langsung disusul dengan “sehari selama setahun” agar dimana saat kejadian ini umat muslim tidak bingung akan hal ribet karena perpanjangan dari waktu siang dan malam sebab “matahari dari barat” ini pada hari terjadinya dan serta agar waktu-waktu sholat tetap normal berkelanjutan terjadinya pada hari kejadian tersebut maka dibuatlah waktu Dajjal di bumi sebagai kelanjutan hingga otomatis pergerakan matahari sangat lambat hingga masih terlihat tetap di posisi matahari pada hari kejadian “terbitnya matahari dari barat” tersebut, jadi orang-orang akan mengikuti waktu di dalam arloji/jam saja. Barulah beberapa minggu kemudian umat muslim baru tahu bahwa matahari telah terbit dari barat juga atau baru tahu kelak setelah waktu berjalan normal kembali, disinilah seakan-akan kelihatannya kejadian ini belakangan setelah tanda kiamat “Dajjal” muncul. Masalahnya apakah waktu Dajjal yang selama “1 tahun 2 bulan 2 minggu” atau “1 tahun 1 bulan 1 minggu 1 hari” kelak perputarannya akan sama pada saat keadaan di point seperti teori kesatu tadi, yang tadi berhenti misalnya di garis bujur jam 8 pagi, di jam 12 siang, di jam 4 sore, dan sesaat setelah sholat maghrib (seluruh waktu 24 jam keliling bumi dan imbasnya) ternyata saat setelah waktu berjalan normal lagi, keadaan matahari kembali ke posisi garis bujur jam 8 pagi, di jam 12 siang, di jam 4 sore, dan sesaat setelah sholat maghrib (seluruh waktu 24 jam keliling bumi dan imbasnya) dengan bedanya bahwa awalnya perjalanan dari “matahari terbit dari timur” dalam waktu awal itu kelak akhir Dajjal tersambung namun dengan sambungan perjalanan gerak matahari dari “matahari terbit dari barat” artinya orang-orang tidak merasa efek samping dari perpanjangan waktu dan keanehan waktu-waktu sholat yang sebenarnya terubah disatu hari “terbitnya matahari dari barat” itu.
- Bila mengikuti hukum geosentris, maka saat pembalikkan arah gerakan matahari (matahari terbit dari barat), ada dua kemungkinan terjadinya hari setahun, yaitu, pertama: matahari berhenti berevolusi kepada bumi, karena seimbangnya suhu pada jalan orbiternya terhadap bumi dihadapan dan belakang matahari dan kedua: matahari berjalan berlahan berevolusi terhadap bumi dan terbalik arahnya, bisa saja pada orbiternya/jalan-jalan matahari didepannya yang harusnya akan ia lalui dibuat lebih panas dari biasanya dalam keadaan dingin dan pada jalan-jalan dibelakangnya yang telah dilaluinya lebih dingin dari jalan-jalan diarah depannya tersebut, jadi matahari akan mundur dengan sendirinya, kembali melalui jalan-jalan yang dingin ini yaitu berbalik arah, disini jalan dibelakang tersebut belum cukup memenuhi suhu maksimal yang dibutuhkan dalam mengorbit normalnya matahari.
Apa Anda mengerti uraian penulis
ini, bila mengerti, terserah Anda mau mencoba mensimulasikannya dalam sebuah
program atau tidak, karena bisa jadi ini akan mengaitkan kedua teori kejadian
diatas pula. Bila mau mencoba kelak penulis ingin membaca referensi hal ini
sebagai tambahan-tambahan.
Satu hal lagi, janganlah kalian
bila bertemu tanda kutip “seseorang” lalu berkata: “Hai, Yakjuj!” atau “Alo,
Makjuj!” karena hal ini adalah sifat tercela dan berlebih, tunggulah kebenaran
telah muncul baru dapat berkata seperti itu. Dan belum tentulah “seseorang” itu
kelak akan tetap seterusnya pada kepercayaan lamanya bisa jadi ada hidayah akan
menyusulnya kelak. Dan anggaplah ini sekedar sebagai tambahan atau sebagai
kabar atau sebagai hiasan atau sebagai kajian. Bila bersifat sebagai kajian,
sah-sah saja untuk berkata hal tersebut dilingkup kajian Anda.
Pada
Hari Akhir, akan ada orang-orang yang ketika bertemu mereka saling mengutuk dan
mencela, bukannya saling memberi salam. ('AIIamah JaIaIuddin Suyuthi,
Durar-Mantsur)
Akan
ada banyak sekali tukang kritik, alqashshash (tukang cerita), yang suka
melakukan ghibah (membicarakan kejelekan seseorang dari belakang), dan tukang
ejek di tengah masyarakat. (AI-Muttaqi aI-Hindi, Muntakhab Kanzul
'Ummaal)