Istana Nabi Sulaiman
Haikal
Sulaiman diduga berada di Masjid al-Aqsha.
Model Haikal Sulaiman
Nabi
Sulaiman Alaihisslam (AS) adalah putra dari Nabi Daud AS. Sulaiman dikenal
sebagai nabi yang sangat kaya dan memiliki kelebihan yang sangat jarang
dimiliki nabi-nabi sebelumnya. Kelebihannya itu antara lain ia bisa berbicara
dengan seluruh binatang dan burung-burung, menaklukan angin, laut dan udara
serta jin-jin pun tunduk dan patuh pada perintahnya. Kemuliaan dan kehebatan
Nabi Sulaiman ini dapat dibaca pada surah An-Naml (semut [27] ayat 20-44).
Sebagaimana
dikisahkan dalam AlQuran, Nabi Sulaiman adalah seorang raja yang memiliki
kekuasaan sangat luas. Karenanya, ia terus berusaha memperluas wilayahnya.
Suatu ketika saat ia mengumpulkan seluruh makhluk, ia tidak mendapati burung
Hud-hud, sebab itu jika Hud-hud kembali ia harus bisa memberikan alasannya yang
tidak memenuhi undangan dari Sulaiman. Tak berapa lama kemudian, datanglah
burung Hud-hud dan memberikan sebuah kabar kepada Sulaiman, yaitu sebuah
kerajaan yang besar yang dipimpin oleh seorang Ratu, namun tidak beriman kepada
Allah. Kerajaan itu terletak di daerah Saba di Yaman Selatan.
Tertarik dengan cerita Hud-hud, Sulaiman kemudian meminta kepada salah satu diantara yang hadir untuk mengecek kebenaran kisah Hud-hud dan mengirimkan surat pada Ratu Saba yang bernama Bilqis. Singkat cerita, setelah menerima surat Sulaiman, ratu Saba pun kemudian mendatangi kerajaan Sulaiman yang terletak di Palestina. Sebelum ratu Saba tiba di kerajaannya, Sulaiman menanyakan kepada pembesarnya, siapa diantara mereka yang sanggup memindahkan istana Ratu Saba ke kerajaan Sulaiman, Jin Ifrit mengatakan bahwa dirinya sanggup melakukan sebelum Sulaiman beranjak dari tempat duduknya (QS An-Naml [27]: 39).
Lalu, salah seorang lainnya yang memiliki keluasaan ilmu
pengetahuan menyatakan sanggup memindahkan istana ratu Saba sebelum Sulaiman
mengedipkan matanya (QS An-Naml [27]: 40). Maka
kemudian atas izin Allah, istana Ratu Bilqis berhasil dipindahkan. Sulaiman pun
bersyukur atas karunia tersebut karena berhasil memindahkan istana Ratu Bilqis
sebelum kedatangannya di kerajaan di kerajaan Sulaiman. Kemudian Sulaiman
memerintahkan anak buahnya yang terdiri dari para jin untuk merubah sedikit
bentuk istana ratu Saba tersebut.
Dan
ketika ratu Saba tiba dan ditanyakan Sulaiman apakah istananya serupa dengan
istana yang terletak di samping istana Sulaiman itu, Ratu Bilqis pun
mengakuinya. Namun dengan adanya perubahan dan keindahan bangunan istana yang
terbuat dari kaca, membuat ratu Bilqis mengangkat sebagian pakaianyya hingga
terlihatlah kedua betisnya.
“Dikatakan kepadanya:
“Masuklah ke dalam istana.” Maka tatkala dia melihat lantai istana itu,
dikirinya kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya”. Berkatalah
Sulaiman: “Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca.” Berkatalah
Bilqis: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap diriku dan
aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta alam.” (QS An-Naml [27]: 44).
Yaman Selatan
Catatan sejarah mengungkapkan, Ratu Saba berasal dari negeri tua Saba di
Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan terhadap reruntuhan kerajaan Saba
terungkap bahwa ada seorang ratu yang pernah berada di kawasan ini hidup antara
1.000 hingga 950 SM dan melakukan perjalanan ke utara (ke Jerusalem). Dan
menurut sebagian riwayat, Saba adalah julukan yang diberikan kepada raja-raja
yang memerintah di Yaman Selatan.
Berdasarkan
keterangan AlQuran maupun kisah-kisah yang terdapat dalam versi Yahudi dan
Nasrani, Sulaiman (Solomon) memiliki
kerajaan yang sangat istimewa. Kerajaannya dibangun dengan menggunakan ilmu
teknologi yang sangat maju di masanya. Di istananya terdapat berbagai karya
seni dan benda-benda berharga, yang mengesankan bagi semua yang menyaksikannya.
Wailing Wall (Tembok Ratapan)
Istana
Nabi Sulaiman disebut dengan nama Solomon
Temple (Istana atau Kuil Sulaiman) dalam literatur yahudi. Saat ini,
keberadaan istana Sulaiman sudah tidak ada karena mengalami keruntuhan, kecuali
hanya Tembok sebelah barat yang tersisa dari bangunan kuil atau istana yang
masih berdiri. Oleh orang yahudi sisa bangunan kuil itu dinamakan dengan Wailing Wall atau Tembok Ratapan.
Dalam
beberapa riwayat, hancurnya istana Sulaiman bukan karena runtuh tetapi
diruntuhkan oleh orang-orang yahudi yang sombong dan
angkuh. Hal ini dijelaskan dalam AlQuran surah Al-Isra [17] ayat 4-7.
Dalam hikayat lain disebutkan, istana Sulaiman menempati area yang luas dan
megah, konon pintu istananya terbuat dari kayu zaitun dan cemara, lantainya
terbuat dari kaca dan emas, warna bangunannya berwarna-warni seperti biru,
ungu, hijau, kuning dan lainnya. Dalam versi Yahudi disebutkan warna biru
mewakili langit sedangkankan warna merah mewakili bumi, ungu kombinasi dua
warna merupakan pertemuan dari langit dan bumi.
Selain
istana Sulaiman, konon di lingkungan istana Haikal Sulaiman tedapat bangunan
lainnya seperti gapura yang terletak di sebelah arah barat daya, istana ratu
Bilqis, istana Sulaiman pintu gerbangnya memiliki 32 pilar. Selain itu ada pula
ruang pengadilan, tempat tinggal para rahib, pintu masuk ke kuil lapangan atau
alun-alun, dan lain sebagainya.
Dome
of the Rock
Masjid Kubah Batu (Dome of Rock) di
Palestina
Ada
versi menarik mengenai keberadaan istana Sulaiman, konon, kekerasan sikap
Yahudi untuk merebut Palestina dan menghancurkan Al-Aqsha, salah satunya adalah
keberadaan istana Sulaiman tersebut. Menurut versi Yahudi, kuil Sulaiman
merupakan lambang kekuatan, sehingga sangat berguna dalam situasi terkini di
dunia internasional. Mereka meyakini kalau pondasi kuil Sulaiman berada di
masjid Al-Aqsha. Namun karena sudah roboh maka kuil ini tidak bisa di restorasi
lagi. Kenapa Yahudi ngotot ingin menghancurkan Al-Aqsha? Konon, bukan Al-Aqsha
yang dijadikan persoalan melainkan simbol dari kuil Sulaiman itu sebelumnya.
Dan
satu-satunnya tempat yang bagus untuk pembangunan kuil itu terletak di Bukit
Zaitun, diantara Masjid Al-Aqsha dan Dome
of the Rock. Di tempat ini pemandangannya sangat bagus dan pembangunan kuil
itu dianggap sangat penting oleh pihak Yahudi terutama pengakuan atas bangsa
Yahudi.
Konon,
kuil Sulaiman terletak di sebelah selatan Dome
of the Rock, yaitu masjid yang dibangun oleh Khalifah Al-Walid dari Dinasti
Umayyah. Tempat ini pernah dipakai shalat oleh Khalifah Umar bin Khattab. Ia
kemudian meletakkan sebuah batu (the
rock). Lalu oleh Abdul Malik diatas batu itu dibangun kubah yang kemudian
dikenal dengan nama Dome of the Rock.
Dikatakan kepadanya : "
Masuklah ke dalam istana. Maka tatkala dia melihat lantai istana itu, dikiranya
kolam air yang besar, dan disingkapkannya kedua betisnya". Berkatalah
Sulaiman : " Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dari kaca"
Berkatalah Balqis :"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim
terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan
semesta alam"."(QS An Naml 44)
Catatan sejarah mengungkapkan
pertemuan antara Sulaiman dengan Ratu Saba berdasarkan penelitian yang
dilakukan negeri tua Saba di Yaman Selatan. Penelitian yang dilakukan terhadap
reruntuhan mengungkapkan bahwa seorang "ratu" yang pernah berada di
kawasan ini hidup antara 1000 s/d 950 SM dan melakukanperjalanan ke Utara ( ke
Jerusalem).
Keterangan lebih terperinci tentang
apa yang terjadi diantara dua orang penguasa, kekuatan ekonomi dan politik dari
dua negara ini, pemerintahan mereka dan hal lain yang lebih terperinci semuanya
diterangkan dalam Surat An Naml. Kisah yang meliputi sebagian besar surat An
Naml, memulai keterangannya tentang ratu Saba berdasarkan berita yang dibawa
oleh seekor burung Hud, salah satu tentara nabi Sulaiman kepadanya :
Maka tidak lama kemudian (datanglah
hud-hud), lalu ia berkata;"Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum
mengetahinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba suatu berita penting yang
diyakini.
Sesungguhnya aku menjumpai seorang
wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai
singgasana yang besar.
Aku mendapati dia dan kaumnya
menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan telah menjadikan mereka memandang
indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah),
sehingga mereka tidak mendapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang
mengeluarkan apa yang terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa
yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan.
Allah, tiada Tuhan Yang Disembah
kecuali Dia, Tuhan Yang mempunyai Ársy yang besar". Berkata Sulaiman
:"Akan kami lihat, apa kamu benar ataukah kamu termasuk orang-orang yang
berdusta." ( QS An Naml 22-27).
Setelah menerima berita dari burung
hud ini, Sulaimanpun memberikan perintah sebagai berikut :
Pergilah dengan (membawa) suratku
ini, lalu jatuhkanlah kepada mereka kemudian berpalinglah dari mereka, lalu
perhatikanlah apa yang mereka bicarakan".(QS. An Naml: 28).
Setelah ini, al-Qur'an mengemukakan
kejadian yang berkembang setelah Ratu Saba menerima surat tersebut:
Berkata ia (Balqis) : "Hai
pembesar-pembesar, sesunguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat yang
mulia. Sesungguhnya surat ini dari Sulaiman dan sesungguhnya (isinya):
"Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa
janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku
sebagai orang-orang yang berserah diri".
Berkata dia (Balqis) ; "Hai
para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah
memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku)".
Mereka menjawab: "Kita adalah
orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat
(dalam peperangan), dan keputusan berada di tanganmu; maka pertimbangkanlah apa
yang akan kamu perintahkan".
Dia berkata: "Sesungguhnya
raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya, dan
menjadikan penduduknya yang mulia jadi hina; dan dan demikian pulalah apa yang
akan mereka perbuat. Dan sesungguhnya aku akan mengirimkan utusan kepada mereka
dengan (membawa) hadiah dan (aku akan) menunggu apa yang dibawa kembali oleh
utusan-utusanku itu.
Maka tatkala utusan itu sampai
kepada Sulaiman, Sulaimanpun berkata: Äpakah (patut) kamu menolong aku dengan
harta? Maka apa yang diberikan oleh Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang
diberikan-Nya kepadamu; tetapi kamu merasa bangga dengan hadiahmu.
Kembalilah mereka sungguh Kami akan
mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan
pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan
mereka menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina".
Berkata Sulaiman: "Hai
pembesar-pembesar siapakah diantara kamu sekalian yang sanggp membawa
singgasananya kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri". Berkata
Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin:"Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya".
Berkatalah seorang yang mempunyai
ilmu dari Al Kitab:"Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum
matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut
terletak dihadapannya, iapun berkata :Ïni termasuk karunia Tuhanku untuk
mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan ni'mat-Nya). Dan
barangsiapa yang bersyukur sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya
sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi
Maha Mulia".
Dia berkata: "Robahlah baginya
singgasananya; maka kia akan melihat apakah dia mengenal ataukah dia termasuk
orang-orang yang tidak mengenali(nya)".
Dan ketika Balqis datang,
ditanyakanlah kepadanya: "Serupa inikah singgasanamu?". Dia menjawab:
"Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan
sebelumnya dan kami adalah orang-orang yang berserah diri".
Dan apa yang disembahnya selama ini
selain Allah, mencegahnya ( untuk melahirkan ke-Islamannya), karena
sesungguhnya ia dahulunya termasuk orang-orang yang kafir. Dikatakanlah
kepadanya: "Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat
lantai istana itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua
betisnya". Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin
terbuat dai kaca". Berkatalah Balqis: ¼a, Tuhanku, sesungguhnya aku telah
berbuat zalim terhadap diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada
Allah, Tuhan semesta alam". (QS An Naml 29-44).
Sebuah peta yang menunjukkan dua
buah jalur perjalanan ratu Saba.
Istana Sulaiman
Dalam surat dan ayat yang
menerangkan tentang ratu Saba, Nabi Sulaiman juga disebutkan. Dalam Al Qurán
diceritakan bahwa Sulaiman mempunyai kerajaan serta istana yang mengagumkan dan
banyak perincian lain yang diberikan.
Berdasarkan ini, Sulaiman dapatlah
dikatakan memiliki teknologi yang maju dimasanya. Di istananya terdapat
berbagai karya seni dan benda-benda berharga, yang mengesankan bagi semua yang
menyaksikanya. Pintu gerbang istana terbuat dari gelas. Penyebutan Al Qurán dan
akibatnya terhadap ratu Saba disebutkan dalam ayat berikut :
. Dikatakanlah kepadanya:
"Masuklah ke dalam istana". Maka tatkala dia melihat lantai istana
itu, dikiranya kolam air yang besar dan disingkapkannya kedua betisnya".
Berkatalah Sulaiman: "Sesungguhnya ia adalah istana licin terbuat dai kaca".
Berkatalah Balqis: ¼a, Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat zalim terhadap
diriku dan aku berserah diri bersama Sulaiman kepada Allah, Tuhan semesta
alam".(QS An Naml 44).
Setelah kuil Sulaiman dihancurkan,
satu-satunya dinding/tembol kuil yang tersisa diubah menjadi "Tembok
ratapan"oleh Yahudi. Setelah penaklukan Jerusalem di abad 7, kaum Muslim
membangun Masjid Umat dan Kubah Batu dimana kuil tersebut dahulunya berada. Dalam
gambar disebelah kanan tampak Kubah Batu.
Istana Nabi Sulaiman disebut dengan
"Solomon Temple/Kuil Sulaiman" dalam literatur bangsa Yahudi. Saät
ini, hanya "Tembok sebelah Barat" yang tersisa dari bangunan kuil
atau istana yang masih berdiri, dan pada saat yang bersamaan tempat ini
dinamakan "Tembok Ratapan/Wailing Wall"oleh orang Yahudi. Alasan
mengapa istana ini, sebagaimana banyak tempat lain yang berada di Jerusalem
kemudian dihancurkan adalah dikarenakan tindakan jahat serta kesombongan dari
bangsa Yahudi. Hal ini diberitahukan oleh Al Qurán sebagai berikut :
Dan telah Kami tetapkan terhadap
Bani Israil dalam kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di
muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan
kesombongan yang besar". Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan)
pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami
yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampung-kampung,
dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.
Kemudian Kami berikan kepadamu
giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta
kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar. Jika
kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu
berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang
saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain)
untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana
musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan
sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.(QS al Isra 4-7).
Kuil Sulaiman memiliki teknologi
yang paling maju saat itu dan pemahaman estetika yang unggul. Pada gambar di
atas ditunjukkan pusat kota Jerusalem selama masa pemerintahan Nabi Sulaiman.
1) Pintu Barat daya
2) Istana Ratu
3) Istana Sulaiman
1) Pintu Barat daya
2) Istana Ratu
3) Istana Sulaiman
4) Pintu gerbang dengan 32 pilar
5) Gedung pengadilan
6) Hutan Libanon
7) Kediaman pendeta tingkat tinggi
8) Pintu masuk ke kuil
9) Alun-alun kuil
10) Kuil Sulaiman
5) Gedung pengadilan
6) Hutan Libanon
7) Kediaman pendeta tingkat tinggi
8) Pintu masuk ke kuil
9) Alun-alun kuil
10) Kuil Sulaiman
Seluruh kaum yang disebutkan dalam
bab-bab terdahulu patut mendapatkan hukuman karena pemberontakan mereka dan
ketidak bersyukuran mereka atas karunia Allah, dan makanya merekapun ditimpa
bencana. Setelah berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain tanpa negara
dan wilayah, dan akhirnya menemukan sebah rumah di tanah suci pada masa
Sulaiman, bangsa Yahudi sekali lagi dihancurkan karena perilaku mereka yang
diluar batas, dan karena tindakan mereka yang merusak dan membangkang. Yahudi modern
yang telah menetap di daerah yang sama dengan daerah dimasa lalu, kembali
menyebabkan kerusakan dan "berbesar hati dengan kesombongan yang luar
biasa" sebagaimana mereka lakukan sebelum peringatan yang pertama.
Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada
tanda (kekuasan Allah) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di
sebelah kanan dan kiri (kepada mereka dikatakan): " Makanlah olehmu dari
rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun". Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka
banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun-kebun mereka dengan dua kebun yang
ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dri pohon Sidr
( QS Saba' 15-16).
Kaum Saba adalah satu diantara empat
peradaban besar yang hidup Arabia Selatan. Kaum ini diperkirakan hidup sekitar
sekitar 1000-750 SM dan hancur sekitar 550 M setelah melalui penyerangan selama
dua abad dari Persia dan Arab.
Masa keberadaan dari peradaban Saba
menjadi pokok pembiacaran dari banyak diskusi. Kaum Saba mulai mencatat
kegiatan pemerintahannya sekitar 600 SM, Inilah sebabnya tidak terdapat catatan
tentang mereka sebelum tahun tersebut.
Sumber
tertua yang menyebutkan tentang kaum Saba adalah catatan tahunan keajadian
perang yang ditinggalkan dari masa raja Asyiria Sargon II (722-705 SM). Sargon
mencatat orang-orang yang membayar pajak kepadanya, ia juga menyebutkan bahwa
raja Saba yaitu Yith'i-amara (It'amara). Catatan ini merupakan catatan tertulis
tertua yang memberikan informasi tentang peradaban Saba. Namun belumlah tepat
untuk menarik kesimpulan bahwa kebudayaan Saba dirintissekitar 700 SM hanya
dengan mendasarkan pada data ini saja, sangatlah mungkin bahwa kaum Saba telah
hidup dalam jangka waktu yang sangat panjang sebelum dicatat dalam catatan
tertulis. Hal ini berarti bahwa sejarah Saba mungkin lebih tua dari yang
disebutkan diatas. Dalam prasasti Arad-Nannar, seorang raja terakhir dari
negara Ur, digunakan kata "Sabum" yang diperkirakan berarti "
negeri Saba". Jika kata
ini berarti Saba, maka hal ini menunjukan bahwa sejarah Saba mundur ke belakang
pada tahun 2500 SM.
Sumber-sumber sejarah yang menceritakan
tentang Saba biasanya mengatakan bahwa Saba memiliki sebuah kebudayaan seperti
Phoenician, khususnya terlibat dalam kegiatan perdagangan. Menurut sumber ini,
kaum Saba memiliki dan mengatur sejumlah jalur perdagangan yang melintasi Arabia
selatan. Biasanya orang-orang Saba menjual daganganya ke Mediterania dan Gaza
demikian juga melintasi Arabi Selatan, di mana mereka telah menapatakan izin
dari raja Sargon II penguasa dari seluruh wilayah atau dengan membayar sejumlah
tertentu pajak kepadanya. Ketika kaum Saba mulai membayar pajak kepada kerajaan
Assyiria, maka nama mereka mulai tercatat dalam sejarah negeri ini.
Kaum Saba telah dikenal sebagai
orang-orang yang beradab dalam sejarah. Dalam prasasti para penguasa Saba,
terdapat kata-kata seperti ; "mengembalikan", "mempersembahkan',
dan "membangun"seringkali digunakan. Bendungan Ma'rib yang merupakan
salah satu monumen terpenting dari kaum ini, adalah merupakan indikasi penting
yang menunjukkan tingkatan teknologi yang telah diraih oleh kaum Saba. Namun
hal ini tidak berarti bahwa angkatan bersenjata Saba adalah lemah. Bala tentara
Saba adalah salah satu faktor terpenting yang memberikan sumbangan terhadap
kelangsungan dan ketahanan kebudayaan mereka dalam jangka waktu yang lama tanpa
keruntuhan.
Negara Saba memiliki tentara yang
paling kuat di kawasan tersebut. Negara mampu melakukan politik ekspansi
(meluaskan wilayah) berkat angkatan bersenjatanya. Negra Saba telah menaklukkan
wilayah-wilayah dari negara Qataban Lama yang memiliki tanah yang luas di benua
Afrika. Selama abad 24 SM dalam ekspedisi ke Magrib, angkatan bersenjata Saba
mengalahkan dengan telak angkaan bersenjata Marcus Aelius Gallus, seorang
Gubernur di Mesir dari Kekaisaran Romawi yang sesungguhnya merupakan negara
yang terkuat pada saat itu. Saba dapatlah digambarkan sebagai sebuah negara
yang menerapkan kebijakan yang moderat, namun mereka tidak akan ragu-ragu untuk
menggunakan kekuatan bersenjata jika memang diperlukan. Dengan keunggulan
kebudayaan dan militer, negara Saba merupakan salah satu "super
power" di daerah tersebut kala itu.
Kekuatan angkatan bersenjata Saba
yang sangat hebat juga disebutkan di dalam Al Qur'an. Sebuah ungkapan dari
komandan tentara Saba yang diceritakan dalam Al Qur'an menunjukkan rasa percaya
diri yang sangat besar yang dimiliki oleh tentara Saba. Sang Komandan berkata
kepada sang ratu penguasa Saba ; "Kita adalah orang-orang yang memiliki
kekuasan dan (juga) memiliki keberanian yang sangat (dalam peperangan), dan
keputusan berada ditanganmu; maka pertimbangkanlah apa yang akan kamu
perintahkan". ( QS an Naml 33).
Ibukota dari Saba dalah Ma'rib yang
sangat makmur, berkat letak geografisnya yang sangat menguntungkan. Ibukota ini
sangat dekat dengan Sungai Adhanah. Titik dimana sungai bertemu Jabal Balaq
sangatlah tepat untuk membangun sebuah bendungan. Dengan memanfaatkan keadaan
alam ini, kaum Saba membangun sebuah bendungan di tempat dimana peradaban
mereka pertama kali berdiri, dan sistem pengairan merekapun dimulai. Mereka
benar-benarr mencapai tingkat kemakmuran yang sangat tingi. Ibukotanya yaitu
Ma'rib, adalah salah satu kota termodern saat itu. Penulis Yunani bernama Pliny
yang telah mengunjungi daerah ini dan sangat memujinya, menyebutkan betapa
menghijaunya kawasan ini.
Ketinggian dari bendungan di Ma'rib
mencapai 16 meter, lebar 60 meter dengan panjang 620 meter. Berdasarkan
perhitungan, total wilayah yang dapat diari oleh bendungan ini adalah 9.600
hektar, dengan 5.300 hektar termasuk dataran bagian selatan bendungan dan
sisanya termasuk dataran sebelah barat seluas 4.300 hektar (pen). Dua dataran
ini dihubungkan sebagai " Ma'rib dan dua dataran tanah " dalam
prasasti Saba. Ungkapan dalam Al Qur'an yang menyebutkan "
dua buah kebun disisi kiri dan kanan "menunjukkan akan kebun yang
mengesankan dan kebun angur di kedua lembah ini. Berkat bendungan ini dan system
pengairan tersebut maka daerah ini sangnat terkenal memiliki pengairan yang
terbaik dan kawasan paling subur di Yaman. J. Holevy dari Perancis dan Glaser
dari Austria membuktikan berdasarkan dokumen tertulis bahwa bendungan Ma'rib
telah ada sejak jaman kuno. Dalam dokumen tertulis dalam dialek Himer
dihubungkan bahwa bendungan ini yang menyebabkan kawasan ini sangat produktif.
Bendungan ini diperbaiki secara
besar-besaran selama abad 5 dan 6 M. Namun demikian, perbaikan yang dilakukan
ini ternyata tidak mampu memcegah keruntuhan bendungan ini tahun 542 AD.
Runtuhnya bendungan tersebut mengakibatkan "banjir besar Arim" yang
disebutkan dalam Al Qur'an serta mengakibatkan kerusakan yang sangat hebat.
Kebun-kebun anggur, kebun dan ladang-ladang pertanian dari kaum Saba yang telah
mereka panen selama ratusan tahun benar-benar dihancurkan secara menyeluruh.
Dan kaum Sab apun segera mengalami masa resesi yang terjadi setelah hancurnya
bendungan tersebut. Negeri Saba berakhir dalam waktu tersebut yang dimulai dengan
hancurnya bendungan
Banjir Arim yang Dikirimkan Untuk
Negeri Saba
Ketika kita mempelajari Al Qur'an
serta membandingkannya dengan catatan sejarah tersebut diatas, maka kita akan
melhat kesamaan yang sangat mendasar dalam hal ini. Temuan arkeologis dan juga
catatan sejarah membenarkan apa yang dicatat dalam Al Qur'an. Sebagaimana
disebutkan alam ayat berikut, kaum ini yang tidak mendengarkan peringatan dari
Nabi mereka dan yang menolak atas kepercayaan tersebut, akhirnya mereka dihukum
dengan banjir bah yang mengerikan. Banjir ini disebutkan dalam Al Qur'an dalam
ayat-ayat sebagai berikut :
Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada
tanda (kekuasan Allah) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di
sebelah kanan dan kiri (kepada mereka dikatakan): " Makanlah olehmu dari
rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.
(Negerimu) adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha
Pengampun". Tetapi mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka
banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun-kebun mereka dengan dua kebun yang
ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon
Sidr. Demikianlah Kami memberi balasan kepada mereka karena kekafiran mereka.
Dan kami tidak menjatuhkan azab (yang demikian itu), melainkan hanya kepada
orang-orang yang sangat kafir. ( QS Saba' 15-17).
Sebagaimana ditekankan dalam
ayat-ayat diatas, kaum Saba yang hidup di suatu daerah yang ditandai dengan
keindahan yang luar biasa, kebun-kebun anggur yang subur. Terletak di jalur perdagangan,
negeri Saba memiliki standar kehidupan yang tinggi dan menjadi salah satu kota
yang terkenal di masa itu
Disebuah negeri dengan standar
kehidupan dan keadaan yang sangatlah bagus, apa yang sehausnya dilakukan oleh
Kaum saba adalah untuk "Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya" sebagaiman disebutkan dalam ayat
diatas. Namun mereka tidak melakukannya. Mereka memilih untuk mengakui
kemakmuran negeri yang mereka miliki aalah kepunyaan mereka sendiri, mereka
merasa bahwa merekalah yang membuat semua keadaan yang luar biasa tersebut.
Mereka memilh untuk menjadi sombong daripada bersyukur dan menurut ungkapan
dalam ayat tersebut dikatakan, mereka "berpaling dai Allah"…
Karena mereka mengaku bahwa semua
kekayaan adalah milik mereka, maka merekapun kehilangan semua yang merek
miliki.
Di dalam Al Qur'an, hukuman yang
dikirmkan kepada kaum Saba dinamakan "Sail al-Arim" yang berarti
"banjir Arim". Ungkapan yang digunakan dalam Al Qur'an juga
menceritakan kepada kita bagaimana bencana ini terjadi. Kata "Arim"
berarti bendungan atau rintangan. Ungkapan " Sail al-Arim"
menggambarkan sebuah banjir yang datang bersamaan dengan runtuhnya bendungan
ini. Seorang pengamat Islam telah menetapkan tentang waktu dan tempat kejadian
ini dengan petunjuk yang digunakan dalam Al Qur'am tentang banjir Arim. Mawdudi
menulis dalam komentaranya:
Dalam
ungkapan sail al-Arim kata "Arim" diturunkan dari kata
"airmen" digunakan dalam dialek Arabia selatan yang bearti
"bendungan,rintangan" Dalam reruntuhan yang tersingkap dalam
penggalian yang dilakukan di Yemen, kata ini tampaknya sering digunakan dalam
pengertian ini. Sebagai contoh dalam prasasti Ebrehe (Abraha) yang dibuat oleh
Habesh dari kerajaan Yaman , setelah dilakuakan restorasi terhadap dinding
besar Ma'rib ditahun 542 dan 543 M, kata ini digunakan untuk pengertian
bendungan waktu dan lagi. Sehingga ungkapan sail al-Arim berarti " sebuah
bencana banjir yang terjadi setelah runtuhnya sebuah bendungan." "
Kami ganti kedua kebun-kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi
(pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr. (QS
Saba 16) . Setelah runtuhnya dinding bendungan , seluruh negeri digenangi oleh
banjir . Saluran yang telah digali oleh kaum Saba dan juga dinding yang
dibangun dengan mendirikan penghalang/perinrang antar gunung-gunung dihancurkan
dan system pengairanpun hancur berantakan.Sebagi hasilnya, daerah yang semula
berupa kebun yang subur berubah menjadi sebuah hutan. Tidak ada lagi buah yang tersisa
kecuali buah seperti cheri dari tunggul pepohon kecil.
Bawah (Reruntuhan bendungan Ma'rib
yang tampak diatas adalah salah satu karya yang paling pentin dari kaum Saba.
Bendungan ini runtuh dikarenakan banjir Arim yang disebutkan dalam Al Qur'an
dan semua daerah pertaniannya dilanda banjir. Daerah itu dihancurkan dengan
runtuhnya bendungan. Negeri Saba kehilangan kekuatan ekonominya dalam waktu
yang sangat singkat dan dalam waktu yang tidak lama pula negeri ini dihancukan.
Bendungan Ma'rib yang telah mereka
bangun dengan teknologi yang sangat maju, maka kaum Saba pun menjadi pemilik
sistim pengairan yang luas dan maju. Tanah yang subur dan mereka usahakan dan
penguasaan mereka atas jalur perdagangan memberikan mereka gaya hidup yang luar
biasa dan yang mewah. Namun, mereka kemmudian "berpaling" dari Allah
yang seharusnya mereka harus bersyukur atas semua kemurahan yang diberikan-Nya,
Karenanya bendungan merekapun runtuh dan "banjir Arim" menghancurkan
semua hasil pencapaian mereka.
Werner Keller seorang ahli arkeologi
Kristen penulis buku " The Holy Book Was Right (Und die Bible Hat Doch
Recht) sepakat bahwa banjir Arim terjadi sebagaima disebutkan dalam Al Qur'an
dan ia menulis bahwa keberadaan sebuah bendungan dan penghancuran seluruh
negeri dikarenakan runtuhnya bendungan membuktikan bahwa contoh yang diberikan
dalam Al Qur'an tentang kaum pemilik kebun-kebun tersebut adalah benar-benar
adanya .
Setelah
bencana banjir Arim, daerah tersebut muali berubah menjadi padang pasir dan
kaum Saba kehilangan sumber pendapaan mereka yang paling penting dengan
menghilangnya lahan pertanian mereka. Kaum yang tidak mengindahkan seruan Allah
untuk beriman kepda-Nya dan bersyukur kepada-Nya, akhirnya diazab dengan sebuah
bencana seperti ini. Setelah penghancuran yang disebabkan oleh banjir, kaum
Saba mulai terpecah-belah. Kaum Saba mulai meninggalkan rumah-rumah mereka dan
berpindah ke Arabia Selatan, Makkah dan Syria .
Dikarenakan banjir ini terjadi
setelah Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, peristiwa banjir Arim ini hanya
disebutkan alam Al Qur'an.
Kota Ma'rib yang dulunya pernah
dihuni oleh Kaum Saba, namun sekrang hanyalah sebuah reruntuhan yang terpencil,
tidaklah diragukan lagi bahwa ini merupakan peringatan bagi mereka yang
mengulang kesalahan seperti yang dilakukan kaum Saba. Kaum Saba bukanlah
satu-satunya kaum yang dihancurkan dengan banjir. Dalam Al Qur'an surat Al
Kahfi diceritkan tentang kisah dua orang pemilik kebun. Satu diantaranya
memiliki kebun yang sangat mengesankan dan produktif seperti halnya yang
dimiliki oleh kaum Saba. Namun merekapun membuat kesalahan yang sama
sebagiamana halnya mereka, berpaling dari Allah. Ia berpikir bahwa anugerah
yang dilimpahkan kepadanya "menjadi milik" dari diriya sendiri (dia
sendirilah yang menyebabkan kesemuanya itu, bukan karena Allah):
Dan berikanlah kepada mereka sebuah
perumpamaan dua orang laki-laki, kami jadikan bagi seorang diantara keduanya
(yang kafir) dua buah kebun anggur dan Kami kelilingi kedua kebun itu dengan
pohon-pohon korma dan di antara kedua kebun itu Kami buatkan ladang. Kedua buah
kebun itu menghasilkan buahnya, dan kebun itu tiada kurang buahnya sedikitpun ,
dan Kami alirkan sungai dicelah-celah kedua kebun itu, dan dia mempunyai
kekayan yang besar, maka ia berkata kepada kawannya (yang mu'min) ketika ia
bercakap-cakap dengan dia; "Hartaku lebih banyak dari hartamu dan
pengikut-pengikutku lebih kuat.". Dan dia memasuki kebunnya sedang dia
zalim kepada dirinya sendiri; Ia berkata :" Aku kira kebun ini tidak akan
binasa selama-lamanya, dan aku tidak mengira hari kiamat itu akan datang, dan
jika sekiranya aku dikembalikan kepda Tuhanku, pasti aku akan mendapat kembali
tempat yang lebih baik daripada kebun-kebun itu". Kawannya (yang mu'min)
berkata kepaanya sedang dia bercakap-cakap dengannya: " Apakah kamu kafir
kepada (Tuhan ) yang menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari setetes air
mani, lalu Dia menjadikan kamu seorang laki-laki yang sempurna?. Tetapi aku
(percaya bahwa); Dialah Allah, Tuhanku dan aku tidak mempersekutukan seorangpun
dengan Tuhanku. Dan mengapa kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu
masya allah tidak ada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah ?. Jika kamu
anggap aku lebih kurang daripada kamu dalam hal harta dan anak., maka
mudah-mudahan Tuhanku akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik daripda
kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit
kepada kebun-kebunmu, hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin; atau airnya
menjadi surut ke dalam tanah, maka sekali-kali kamu tidak dapat menemukannya
lagi". Dan harta kekayaanya dibinasakan, lalu ia membolak-balikkan kedua
tangannya (tanda menyesal) terhadap biaya yang telah dibelanjakannya untuk itu,
sedang pohon anggur itu roboh bersama para-paranya dan dia berkata : "
Aduhai kiranya dahulu aku tidak mempersekutukan seorangpun dengan
Tuhanku". Dan tidak ada bagi dia segolonganpun yang akan menolongnya
selain Allah; dan sekali-kali ia tidak dapat membela dirinya. Disana
pertolongan itu hanya dari Allah yang Hak . Dia adalah sebaik-baik Pemberi
pahala dan sebaik-baik Pemberi Balasan. ( QS Al Kahfi 32-44).
Sebagaimana dapat dipahami dari
ayat-ayat ini, kesalahan yang dilakukan oleh pemilik kebun adalah mengingkari
keberadaan Allah. Meski ia mengingkari keberadan Allah namun sebaliknya ia
mengira bahwa " meskipun jika dikembalikan kepada Tuhannya" ia akan
mendapatkan balasan yang lebih baik. Ia yakin bahwa keadaan yang dialaminya,
hanyalah tergantung dari kesuksesan usahanya sendiri.
Sebenarnya ini adalah berarti
mempersekutukan Allah dengan orang/hal yang lain; mencoba untuk mengaku bahwa
segala sesuatu yang dimiliki oleh Allah dan hilangnya rasa takut seseorang
kepada Allah, berpikir bahwa seseorang memiliki keagungan atas diriya sendiri,
dan Allah dengan caraNya "menunjukkan kemurahan" pada seseorang.
Hal inilah yang juga dilakukan oleh
Kaum Saba, hukuman mereka adalah sama - semua daerah kekuasaannya dihancurkan-
sehingga mereka dapat memahami bahwa mereka bukanlah orang uang menjadi
"pemilik " kekuatan namun hanyalah "berkat" kepada mereka
…..
Al Qur'an menceritakan kepada kita
bahwa Ratu Saba dan kaumnya " menyembah matahari selain menyembah Allah'
sebelum ia mengikuti Sulaiman. Informasi yang didapat dari prasasti membenarkan
kenyataan ini dan menunjukkan bahwa mereka menyembah matahari dan rembulan
dalam kuil-kuil mereka, salah satunya tampak seperti gambar diatas. Dalam
pilar/tugu nampak prasasti yang ditulis dalam bahas Saba .