Rukun
Iman terdiri dari enam hal. Dan salah satunya adalah percaya atau beriman
kepada nabi dan rasul-rasul Allah. “… Barang siapa yang ingkar (kafir) kepada
Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari
kemudian, sesungguhnya orang itu telah tersesat sejauh-jauhnya.” (QS.
An-Nisaa [4]: 136).
Berapakah jumlah nabi dan rasul-rasul Allah tersebut? Dalam sebuah
hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban didalam shahihnya yang bersumber dari Abu Dzar al-Ghifary berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah SAW,
berapakah jumlah para nabi?” Rasul menjawab: “jumlahnya ada 124 ribu orang.”
Lalu aku bertanya lagi; “Berapakah jumlah rasul-rasul Allah?” Nabi SAW
menjawab, “Jumlahnya ada 313 orang”.
Keterangan yang sama juga terdapat dalam kitab Nur Az-Zalam, karya Syekh Nawawi bin Umar al-Jawi al-Bantani, dan ‘Aqiqah al-Awwam karya Syekh Ahmad Marzuqy. Namun dari sekian banyak nabi dan rasul tersebut, sebanyak 25 orang yang secara jelas disebutkan dalam AlQuran, dan itulah yang wajib diimani oleh umat islam.
Lalu,
nama-nama lain yang disebutkan dalam AlQuran dan terbukti banyak berbuat
kebajikan, seperti Luqman al-Hakim, Uzair, Dzulqarnayn, apakah mereka juga
seorang nabi dan rasul? Tak ada keterangan detail soal ini.
Antara
nabi dan rasul ada dua hal yang berbeda. Pendapat umum menyebutkan, kedua gelar
tersebut berbeda makna. Rasul bersifat umum dibandingkan dengan nabi. Rasul
adalah orang yang diberi wahyu oleh Allah dengan suatu syariat dan
diperintahkan untuk menyampaikan kepada kaumnya (umatnya).
Sedangkan
nabi, adalah orang yang diwahyukan kepadanya suatu syariat, namun tidak
diperintahkan untuk menyampaikannya. Berdasarkan definisi ini, maka setiap
rasul adalah nabi, dan sebaliknya, seorang nabi belum tentu diutus menjadi
rasul.
Sebagaimana
disebutkan sebelumnya, sebanyak 25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam
AlQuran, diutus di empat wilayah, yaitu di Jazirah Arabia, Irak, Mesir, serta
Syam dan Palestina. Yang terbanyak diutus di wilayah Syam dan Palestina,
jumlahnya mencapai 12 orang. Mereka adalah Luth, Ishak, Ya’kub, Ayub, Zulkifli,
Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Zakaria, Yahya, dan Isa AS. Semua nabi dan rasul
yang diperintahkan oleh Allah SWT bertugas untuk menyeru umat manusia agar
senantiasa beriman kepada Allah dan berbuat kebajikan serta menjauhi segala
keburukan.
“Sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami
turunkan bersama-sama mereka kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat
melaksanakan keadilan.” (QS. Al-Hadid [57]: 25).
Syekh
Umar al-Asyqar dalam kitabnya ar-Rusul wa
ar-Risalah, sebagaimana dikutip oleh Sami al-Maghluts, menyatakan, rasul adalah
orang yang diberikan wahyu dan suatu syariat baru, sedangkan nabi adalah orang
yang diutus untuk menetapkan syariat sebelumnya. Pendapat serupa juga terdapat
dalam Tafsir al-Alusi.
Berikut tempat-tempat dan wilayah
para nabi yang diutus oleh Allah SWT.
Makkah
Gambar
Kota Makkah abad ke 19
Makkah
al-Mukarramah adalah tanah yang sangat disucikan oleh umat Islam, sebab, Allah
SWT telah menegaskan hal itu dalam AlQuran.
“Dan apakah mereka tidak
memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah
suci yang aman, sedang manusia di sekitarnya rampok-merampok. Maka mengapa
(sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan ingkar
kepada nikmat Allah?” (QS. Al-Ankabut [29]: 67).
“Dan mereka berkata: “
Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri
kami.” Dan apakah Kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah haram
(tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala
macam (tumbuh-tumbuhan) untuk menjadi rezeki (bagimu) dari sisi Kami? Tetapi
kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (QS. Al-Qashash [28]: 57).
Sebagai
kota yang disucikan, tentu saja Makkah memiliki banyak keistimewaan.
Diantaranya, didirikan Baitullah sebagai
kiblat umat islam di seluruh dunia. Seluruh kaum muslimin wajib menghadapkan
wajah ke arah Baitullah setiap akan
mendirikan shalat lima waktu.
Allah
juga memberikan keberkahan kepada Makkah. Diantaranya, Allah mengharamkan
peperangan di kota ini, dilarang mencabut rumput, dilarang membunuh hewan, dan
lain sebagainya.
Selain
itu, tentu saja, kemuliaan Makkah karena disinilah
Allah mengutus nabi pertama (Adam AS) dan nabi terakhir (Muhammad SAW). Dalam
kitab Athlas Tarikh al-Anbiya’ wa
ar-rusul, Sami bin Abdullah Al-Maghluts menjelaskan, ada enam orang
nabi dan rasul yang diutus Allah di Makkah dan sekitarnya (Jazirah Arabia).
Keenam nabi dan rasul itu adalah Nabi Adam AS, Nabi Ismail AS, Nabi Saleh AS,
Nabi Hud AS, Nabi Syuaib AS, dan Nabi Muhammad SAW.
Dari
25 nabi dan rasul yang disebutkan dalam AlQuran, hanya enam nabi saja yang
diutus di bumi Makkah dan sekitarnya. Sebagian dari 25 rasul itu, pernah
berkunjung ke Makkah, bahkan melaksanakan ibadah haji. Diantara mereka adalah
Nabi Ibrahim AS.
Selain
Makkah, tanah yang disebut suci oleh Allah adalah
Palestina dan sekitarnya. “Hai kaumku,
masuklah ke tanah suci (palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan
janganlah kamu lari kebelakang (karena taku kepada musuh), maka kamu menjadi
orang-orang yang merugi.” (Al-Maidah [5]: 21). Lihat juga dalam surah
Al-Isra[17] ayat 1.
Sedangkan
Madinah al-Munawwarah, disucikan oleh Rasulullah SAW. Anas RA. mengatakan bahwa
Nabi SAW bersabda: “Madinah itu haram
(tanah suci) dari ini sampai ini, tidak boleh dipotong (ditebang) pohonnya, dan
tidak boleh dilakukan bi’dah di dalamnya. Barang siapa yang membuat bid’ah
(atau melindungi orang yang berbuat bidd’ah) di dalamnya, maka ia terkena
laknat Allah, malaikat, dan manusia seluruhnya.” (HR Bukhari).
Dalam
hadist lain, Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya
tanah haram tidak melindungi orang yang maksiat, orang yang lari dari (hak)
darah (orang lain), maupun yang lari dari khurbah (bencana, wabah).” (HR
Bukhari).
Mesir
Mesir
adalah negeri para raja. Disinilah Firaun (raja-raja mesir) berkuasa, negeri
ini telah ada sejak abad ke-32 sebelum masehi, atau sekitar 3200 SM. Sejak Nabi
Ibrahim AS, negeri ini sudah ada. Pada saat itu dinasti yang berkuasa adalah
Dinasti Usrah di era klasik (3200-2160 SM). Selanjutnya, sebelum masa Firaun,
sudah didirikan piramida, itulah yang disebut era Mesir Kuno.
Menurut
Sami bin Abdullah Al-Maghluts dalam bukunya Athlas
Tarikh al-Anbiya’ wa ar-rusul (Atlah Sejarah Nabi dan Rasul), sedikitnya
ada empat periode pada masa mesir kuno ini. Yakni periode Kerajaan Era Klasik
(3200-2160 SM). Pada masa ini terdapat sepuluh dinasti yaitu dinasti I-IX.
Periode
kedua adalah era pertengahan yang dimulai dari tahun 2160-1585 SM. Di masa ini
dinasti yang berkuasa mulai dari dinasti XI-XVII. Pada era ini Hykos menyerbu
Mesir. Selanjutnya, Periode ketiga, yaitu kerajaan era baru (1585-1200 SM).
Yang berkuasa adalah dinasti XVIII-XX. Di saat inilah Firaun berkuasa dan saat
Musa keluar bersama kaumnya dari Mesir. Terakhir, era kelemahan dan
kemunduran (1200-332 SM) yang diwarisi oleh dinasti XXI-XXX. Pada masa ini,
Alexander Macedonia masuk ke negeri Mesir.
Al-Maghluts
menyebutkan, dinasti XII berada satu masa dengan peristiwa besar dalam sejarah
kuno. Di masa ini, Ibrahim AS yang dilahirkan di Irak Selatan, kemudian hijrah
ke Suriah dan sempat pergi ke Mesir setelah Suriah mulai mengalami kekeringan.
Saat itulah, raja mesir yang berkuasa memberikan padanya seorang pelayan,
bernama Hajar, yang akhirnya dijadikan istri oleh Ibrahim.
Sebelum
Kairo, ibukota Mesir adalah Asta Tawi, yang berarti penggenggam bumi. Daerah
ini terletak di dekat ibukota lama, yaitu Memphis. Pendiri dinasti ini adalah
Amenhotep I yang memiliki perhatian besar pada pembangunan benteng-benteng di
delta timur dan barat. Kekuasaannya kemudian dilanjutkan oleh Snosert I.
disebutkan, Snosert I inilah yang menggali kanal dan meyambungkan antara sungai
Nil dan Laut Merah.
Diantara
para penguasa dari dinasti XII adalah Amenhotep II, kemudian Snosert II.
Setelah itu, roda kekuasaan dipegang oleh Amenhotep III yang masa
pemerintahannya terkenal aman dan sejahtera. Raja ini membangun beberapa
pyramid di negeri Hawarah di daerah al-Fayyum. Politik luar negeri pada masa
dinasti XII ini ditekankan pada pengutamaan hubungan harmonis dengan Negara
tetangga. Semikian disebutkan Dr. Jamal Abdul Hadi dan Wafa’ Raf’at dalam kitab
Tarikh Ummah Muslimah Wahidah fi Misri wa
Irak.
Selain
al-Fayyum, terdapat sekitar 25 kota besar lainnya di Mesir waktu itu.
Diantaranya, Kairo, Memphis, Luxor, Aswan, Asyut, al-Bahr al-Ahmar (Laut
Merah), Iskandariyah, Ismailiyah, dan lainnya.
Di
era modern ini, Mesir sebagian wilayahnya terletak di Afrika bagian timur laut.
Secara total luas Mesir mencapai hamper satu juta kilometer persegi, tepatnya
997.739 kilometer. Wilayah Mesir mencakup semenanjung Sinai (dianggap sebagai
wilayah Asia Barat Daya), sedangkan sebagian lainnya di wilayah Afrika Utara.
Mesir berbatasan dengan Libya di sebelah barat, Sudan di selatan, jalur Gaza
dan Israel di utara-timur, dan berbatasan dengan perairan Laut Tengah di utara
dan Laut Merah di timur.
Dalam
AlQuran, Allah mengutus sebanyak 25 Nabi dan Rasul. Dan dari 25 itu, tiga orang
Nabi yang diutus ke wilayah Mesir ini. Ketiga nabi dan rasul tersebut adalah
Yusuf AS, Musa AS, dan Harun AS.
Irak
Irak
adalah salah satu negeri tempat diutusnya nabi dan rasul Allah. Sedikitnya ada
empat nabi dan rasul yang diutus di negeri ini. Yaitu Idris, Nuh, Ibrahim, dan
Yunus.
Nabi
Idris diutus di wilayah Irak Kuno, tepatnya di daerah Babylonia. Nabi Nuh
diutus di wilayah Mesopotamia, Ibrahim di wilayah Babylonia, dan Yunus di
daerah Ninawa (Ninive).
Keempat nabi dan rasul ini diutus oleh Allah dengan membawa
bukti-bukti yang nyata. “Sesungguhnya
Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan
telah Kami turunkan bersama mereka kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia
dapat melaksanakan keadilan.” (QS Al-Hadid [57]: 25).
Mereka
semua senantiasa menyeru umat manusia ke jalan yang lurus, yakni menyembah
Allah dan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ada
beberapa kota yang terkenal di Irak, diantaranya Baghdad, Basrah, dan Kufah.
Hingga kini ketiga kota tersebut terkenal sebagai pusat penyebaran agama Islam.
Bahkan, pada masa Dinasti Abbasiyah, kota Baghdad menjadi pusat pengembangan ilmu
pengetahuan dan mencapai puncaknya (golden
age) pada masa Khalifah Harun ar-Rasyid.
Syam dan Palestina
Peninggalan Kota Syam (sekarang
meliputi Syria, Palestina, Yordania dan Libanon)
Sementara
itu, di Syam dan Palestina terdapat 12 orang nabi dan rasul yang diutus oleh
Allah di wilayah tersebut. Mereka adalah Luth, Ishak, Ya’kub, Ayub, Zulkifli,
Daud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa, Zakaria, Yahya, dan Isa AS.
Tentu
ada pertanyaan besar, mengapa nabi dan rasul banyak diutus Allah di Syam dan
Palestina? Apakah sudah begitu sesatnya umat manusia sehingga Allah mengutus
banyak nabi dan rasul pada kedua daerah tersebut? Tak ada keterangan yang kuat
mengenai hal ini. Tentu saja, semua itu adalah kehendak (iradah) Allah.
Yang
pasti, tujuan nabi dan rasul berdakwah adalah untuk menyeru umat manusia agar
kembali ke jalan yang lurus dan senantiasa beriman kepada Allah SWT.
Dan
mengapa pula diutusnya di kedua wilayah tersebut? Dalam AlQuran, Allah SWT
berfirman, bahwa Palestina dan Syam adalah negeri yang diberkahi oleh Allah
SWT, selain Makkah dan madinah.
“Hai kaumku, masuklah ke
tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu, dan janganlah kamu
lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang
merugi.” (QS Al-Maidah [5]: 21)
“Dan kami selamatkan
Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian
manusia.” (QS Al-Anbiya [21]: 71)
“Maha Suci Allah, yang
telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Aqsha yang
telah kami berkahi sekelilingnya.” (QS Al-Isra [17]: 1)
Semua
ahli tafsir sepakat, bahwa negeri yang diberkahi dalam ayat di atas adalah Syam
dan Palestina. Misalnya, dalam Al-Qur’an
Digital disebutkan, yang dimaksud dengan negeri dalam keterangan ayat di
atas adalah Syam dan Palestina. Allah memberkahi negeri itu, karena kebanyakan
nabi berasal dari negeri ini dan tanah nya pun subur.
Palestina
misalnya, disebut sebagai salah satu negeri tertua di dunia. Dan Palestina,
tepatnya Yerusalem, kota ini disebut sebagai Kota Tiga Iman. Demikian Karen
Amstrong menyebutnya. Dan dia menyatakan, sebelum abad ke-20 SM, negeri ini
telah dihuni oleh bangsa Kanaan.
Prof.
Dr. Umar Anggara Jenie, dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),
menyatakan, Kota Jerusalem merupakan bukti yang paling baik dalam kekunoan
pemukiman-pemukiman bangsa Arab – semistis purba Palestina – yang telah berada
di sana jauh sebelum bangsa-bangsa lainnya dating.
Kota
ini didirikan oleh suku-suku Jebus, yaitu cabang dari bangsa Kanaan yang hidup
sekitar 5000 tahun lalu. “Yang pertama mendirikan Jerusalem adalah seorang raja
bangsa Jebus-Kanaan,” ujarnya.
Wajarlah
bila di negeri ini banyak diutus para nabi dan rasul, karena merupakan salah
satu kota tertua di dunia. Di negeri ini terdapat Haikal
Sulaiman dan Kerajaan Daud, juga tempat kelahiran Isa, tempat diadzabnya
kaum Luth, tempat Zakaria melaksanakan shalat, tempat Rasulullah SAW
melaksanakan Isra dan Mi’raj, Masjidil Aqsha, dan lainnya. Bahkan di salah satu
menara masjid di Damaskus, dipercaya sebagai tempat turunnya Nabi Isa di Akhir jaman
nanti.