Dinasti
Islam
Dinasti Islam muncul setelah masa
al-Khulafa ar_Rasyidun berakhir. Tradisi pemerintah Islam tetap dipertahankan
bersamaan dengan upaya perluasan wilayah Islam ke seluruh dunia.
Berikut adalah beberapa dinasti
Islam yang pernah berkuasa di dunia :
» Dinasti UMAYAH ----- 40 H/661 M - 132 H/750 M
» Dinasti ABBASIYAH ----- 132/750 M - 656 H/1258 M
» Dinasti IDRISIYAH ----- 172 H/789 M - 314 H/926 M
» Dinasti AGHLABIYAH ----- 184 H/800 M - 296 H/909 M
» Dinasti SAMANIYAH ----- 203 H/819 M - 395 H/1005 M
» Dinasti SAFARIYAH ----- 253 H/867 M - 900/1495 M
» Dinasti TULUN ----- 254 H/868 M - 292 H/905 M
» Dinasti HAMDANIYAH ----- 292 H/905 M - 394 H/1004 M
» Dinasti FATIMIYAH ----- 296 H/909 M - 566 H/1171 M
» Dinasti BUWAIHI ----- 33 H/945M - 447 H/1055M
» Dinasti SELJUK ----- 469 H/1077 M - 706 H/1307 M
» Dinasti AYUBIYAH ----- 569 H/1174 M - 650 H/1252 M
» Dinasti DELHI ----- 602 H/1206 M - 962 H/1555 M
» Dinasti MAMLUK MESIR ----- 648 H/1250 M - 923 H/1517 M
» Dinasti MUGHAL ----- 931 H/1525 M - 1275 H/1858 M
» Dinasti USMANI/OTTOMAN ----- 699 H/1300 M - 1341 H/1922 M
UMAYAH
(40 H/661 M - 132 H/750 M)
Wilayah kekuasaan dinasti ini
meliputi daerah Timur Tengah, Afrika Utara dan Spanyol. Dinasti Umayah berasal
dari keturunan Umayah bin Abdul Syams bin Abdul Manaf, pemimpin sukua Quraisy
terpandang. Dinasti Umayah muncul setelah Ali bin Abi Thalib (40 H/661 M)
meninggal. Mu'awiyah, keturunan Bani Umayah dari keluarga Harb, meneruskan
kekuasaan dengan mendirikan Dinasti Umayah. Dinasti Umayah terbagi menjadi dua
periode kekuasaan yaitu Umayah Damascus (Suriah) dan Umayah Cordoba (Spanyol).
Kejayaan Dinasti Umayah Damascus terdapai pada masa Khalifah al-Walid.
Berakhirnya Dinasti Umayah Damascus terjadi ketika Marwan II dibunuh tentara
Abbasiyah pada 132 H/750 M. Selanjutnya Abdurrahman (cucu Hisyam) meloloskan
diri ke Spanyol dan mendirikan Dinasti Umayah Cordoba. Dinasti Umayah Cordoba
mengalami kejayaan pada masa Abdurrahman III dan al-Hakam II. Peninggalan
Dinasti Umayah Damascus berupa Katedral St. John di Damascus yang diubah
menjadi masjid, Katedral di Hims yang digunakan sebagai masjid dan gereja dan
tempat istirahat di padang pasir seperti Qusair Amrah dan al-Musatta, adapun
peninggalan Dinasti Umayah Cordoba adalah Masjid Cordoba di Spanyol.
ABBASIYAH
(132/750 M - 656 H/1258 M)
Dinasti ini mempunyai wilayah
kekuasan yang meliputi Irak, Suriah, Semenanjung Arabia, Uzbekistan dan Mesir
bagian timur. Pendiri dinasti sekaligus khalifah pertama adalah Abu Abbas
as-Saffah. Kekuasaan Dinasti Abbaisyah dibagi menjadi empat periode, yaitu
periode awal 132 H/750 M-232 H/847 M), periode lanjutan (232 H/847 M-333 H/945
M), periode Buwaihi (333 H/945 M- 447 H/1055 M), dan periode Seljuk (447 H/1055
M- 656 H/1258 M). Masa panjang dinasti ini dilalui dengan pola pemerintahan
yang berubah-ubah seusuai perubahan politik, sosial, budaya dan penguasa.
Dinasti Abbasiyah mengalami jaman keemasan ketika dipimpin oleh as-Saffah,
al-Mansur, al-Mahdi, Harun ar-Rasyid, al-Amin, al-Ma'mum, Ibragim, al-Mu'tasim
dan al-Wasiq. kekuasaan Abbasiyah melemah dengan adanya pertentangan dan
pemberontakan dari dalam negeri serta ancaman dari pihak luar, seperti Bizantum
(Romawi Timur) dan orang Mongol. Dinasti Abbasiyah runtuh setelah orang Mongol
di bawah pimpinan Hulagu Khan, cucu Jengiz Khan, menghancurkan Baghdad.
Peninggalan Dinasti Abbasiyah meliputi antaran lain Baitulhikmah, yaitu suatu
lembaga pusat kajian keilmuan yang didirikan oleh Khalifah Harun ar-Rasyid, dan
Masjid al-Mutawakkil yang mempunyai menara spiral di Samarra (Irak).
IDRISIYAH
(172 H/789 M - 314 H/926 M)
Wilayah kekuasaannya adalah
Magribi (Maroko). Dinasti ini didirikan oleh Idris I bin Abdullah, cucu Hasan
bin Ali bin Abi Thalib, dan merupakan dinasti pertama yang beraliran Syiah,
terutama di Maroko dan Afrika Utara. Sultan Idrisiyah terbesar adalah Yahya IV
(292 H/905 M-309 H/922 M) yang berhasil merestorasi Volubilis, kota Romawi,
menjadi kota Fez. Dinasti Idrisiyah berperan dalam menyebarkan budaya dan agama
Islam ke bangsa Berber dan penduduk asli. Dinasti ini runtuh setelah
ditaklukkan oleh Dinasti Fatimiyah pada 374 H/985 M. Dinasti Idrisiyah antara
lain meninggalkan Masjid Karawiyyin dan Masjid Andalusia yang didirikan pada
244 H/859 M.
AGHLABIYAH
(184 H/800 M - 296 H/909 M)
Pusat pemerintahannya terletak di
Qairawan, Tunisia. Wilayah kekuasaan Aghlabiyah meliputi Tunisia dan Afrika
Utara. Pemimpin pertama dinasti ini adalah Ibrahim I bin al-Aglab, seorang
panglima dari Khurasan Aghlabiyah berperan dalam mengganti bahasa latin dengan
bahasa Arab serta menjadikan Islam agama mayoritas. Dinasti ini berhasil
menduduki Sicilia dan sebagian besar Italia Selatan, Sardinia, Corsica, bahkan
pesisir Alpen pada abad ke-9. Dinasti Aghlabiyah berkahir setelah ditaklukan
oleh Dinasti Fatimiyah. Peninggalan dinasti ini antara lain adalah Masjid Raya
Qairawan dan Masjid Raya di Tunis.
SAMANIYAH
(203 H/819 M - 395 H/1005 M)
Wilayah kekuasaan Dinasti
Samaniyah meliputi daerah Khurasan (Irak) dab Transoksania (Uzbekistan) yang
terletak di sebelah timur Baghdad. Ibukotanya adalah Bukhara. Dinasti Samaniyah
didirikan oleh Ahmad bin Asad bin Samankhudat, keturunan seorang bangsawan
Balkh (Afghanistan Utara). Puncak kejayaan tercapai pada masa pemerintaha
Isma'il II al-Muntasir, khalifah terakhir Samaniyah, tidak dapat mempertahankan
wilayahnya dari serangan Dinasti Qarakhan dan Dinasti Ghaznawi. Dinasti
Samaniyah berakhir setelah Isma'il II terbunuh pada 395 H/1005 M. Peninggalan
Dinasti Samaniyah berupaa Mausoleum Muhammad bin Ismail al-Bukhari, seorang
ilmuwan muslim.
SAFARIYAH
(253 H/867 M - 900/1495 M)
Dinasti Safariyah merupakan
sebuah dinasti Islam yang paling lama berkuasa di dunia. Wilayah kekuasaan
Dinasti Safariyah meliputi kawasan Sijistan, Iran. Pendiri dinasti ini adalah
Ya'qub bin Lais as-Saffar, seorang pemimpin kelompok Khawarij di Porpinsi
Sistan (Iran). Dinasti Safariyah di bawah kepemimpinan Amr bin Lais berhasil
melebarkan wilayah kekuasaanya sampai Afghanistan Timur. Pada masa itulah
kekuasaan Dinasti Safariyah mencapi puncaknya. Dinasti ini semakin melemah
karena pemberontakan dan kekacauan dalam pemerintahan. Akhirnya Dinasti
Ghaznawi mengambil alih kekuasaan Dinasti Safariyah. Setelah penguasa terakhir
Dinasti Safariyah, Khalaf, meninggal dunia, berakhir pula kekuasaan Dinasti
Safariyah di Sijistan.
Dinasti Tulun adalah sebuah
dinasti Islam yang masa pemerintahannya paling cepat berakhir. Wilayah
kekuasaan dinasti Tulun meliputi Mesir dan Suriah. Pendirianya adalah Ahmad bin
Tulun, putra seorang Turki yang diutus oleh gubernur Transoksania (Uzbekistan)
emmbawa upeti ke Abbasiyah. Dinasti Tulun yang memerintah sampai 38 tahun
berakhir ketika dikalahkan oleh pasukan Abbasiyah dan setelah Khalifah Syaiban
bin Tulun terbunuh.
Wilayah kekuasaanya meliputi
Aleppo (Suriah) dan Mosul (Irak). Nama dinasti ini dinisbahkan kepada
pendirinya, Hamdan bin Hamdun yang bergelar Abul Haija'. Dinasti Hamdaniyah di
Mosul dipimpin oleh Hasan yang menggantikan ayahnya, Abu al-Haija;.
Kepemimpinan Hasan mendapat pengakuan dari pemerintah Baghdad. Dinasti
Hamdaniyah di Aleppo didirikan oleh Ali Saifuddawlah, suadara dari penguasa
Hamdaniyah Mosul. Ali Saifuddawlah merebut Aleppo dari Dinasti Ikhsyidiyah.
Dinasti Hamdaniyah di Mosul maupun di Aleppo berakhir ketika para pemimpin
meninggal.
Wilayah kekuasaannya meliputi
Afrika Utara, Mesir dan Suriah. Berdirinya Dinasti Fatimiyah dilatarbelakangi
oleh melemahnya Dinasti Abbasiyah. Ubaidillah al-Mahdi mendirikan dinasti
Fatimiyah yang lepas dari kekuasaan Abbasiyah. Dinasti ini mengalami puncak
kejayaan pada masa kepemimpinan al-Aziz. Kebudayaan Islam berkembang pesat pada
masa Dinasti Fatimiyah, yang ditandai dengan berdirinya Masjid al-Azhar. Masjid
ini berfungsi sebagai pusat pengkajian Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti
Fatimiyah berakhis setelah al-Adid, khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah, jatuh
sakit. Salahudin Yusub al-Ayyubi, wazir Dinasti Fatimiyah menggunakan
kesempatan tersebut dengan mengakui kekuasaan khalifah Abbasiyah, al-Mustadi.
Peninggalan dinasti ini meliputi antara lain Masjid al-Azhar yang sekarang
terkenal dengan Universitas al-Azhar-nya, Bab al-Futuh (Benteng Futuh) dan
Masjid al-Akmar di Cairo, Mesir.
Wilayah kekuasaan Dinasti Buwaihi
meliputi Irak dan Iran. Dinasti ini dibangun oleh tiga bersaudara yaitu Ali bin
Buwaihi, Hasan bin Buwaihi dan Ahmad bin Buwaihi. Perjalanan Dinasti Buwaihi
dapat dibagi dua periode. Periode pertama merupakan periode pertumbuhan dan
konsolidasi sedangkan periode kedua daalh periode defensi, khususnya di wilayah
Irak dan Iran Tengah. Dinasti Buwaihi mengalami perkembangan pesat ketika
Dinasti Abbasiyah di Baghdad mulai melemah. Dinasti Buwaihi mengalami kemunduran
dengan adanya pengaruh Tugril Beg dari Dinasti Seljuk. Peninggalan dinasti ini
antara lain berupa observatorium di Baghdad dan sejumlah perpustakaan di
Syiraz, ar-Rayy dan Isfahan (Iran).
Wilayah kekuasaannya meliputi
Irak, Iran, Kirman dan Suriah. Dinasti Seljuk dibagi menjadi lima cabang yaitu
Seljuk Iran, Seljuk Irak, Seljuk Kirman, Seljuk Asia Kecil dan Seljuk Suriah.
Dinasti Seljuk didirikan oleh Seljuk bin Duqaq dari suku bangsa Guzz dari
Turkestan. Akan tetapi tokoh yang dipandang sebagai pendiri dinasti seljuk yang
sebenarnya adalah Tugril Beq. Ia berhasil memperluas wilayah kekuasaan Dinasti
Seljuk dan mendapat pengakuan dari Dinasti Abbasiyah. Dinasti Seljuk melemah
setelah para pemimpinnya meninggal atau ditaklukkan oleh bangsa lain.
Peninggalan dinasti ini adalah Kizil Kule (Menara Merah) di Alanya, Turki
Selatan, yang merupakan pangkalan pertahanan Bani Seljuk dan Masjid Jumat di
Isfahan, Iran.
Pusat pemerintahan Dinasti
Ayubiyah adalah Cairo, Mesir. Wilayah kekuasaannya meliputi kawasan Mesir,
Suriah dan Yaman. Dinasti Ayubiyah didirikan Salahudin Yusuf al-Ayyubi, setelah
menaklukan khalifah terakhir Dinasti Fatimiyah, al-Adid. Salahudin berhasil
menaklukan daerah Islam lainnya dan pasukan salib. Selain dikenal sebagai
panglima perang, Salahudin juga mendorong kemajuan di bidang agama dan
pendidikan. Berakhirnya masa pemerintahan Ayubiyah ditandai dengan meninggalnya
Malik al-Asyraf Muzaffaruddin, sultan terakhir dan berkuasanya Dinasti Mamluk.
Peninggalan Ayubiyah adalah Benteng Qal'ah al-Jabal di Cairo, Mesir.
DELHI
(602 H/1206 M - 962 H/1555 M)
Wilayah kekuasaan Dinasti Delhi
terletak di India Utara. Dinasti Delhi mengalami lima kali pergantian
kepemimpinan yaitu Dinasti Mamluk, Dinasti Khalji, Dinasti Tuglug, Dinasti
Sayid dan Dinasti Loyd. Pada periode pertama, Delhi dipimpin Dinasti Mamluk selama
84 tahun. Mamluk merupakan keturunan Qutbuddin Aybak, seorang budak dari Turki.
Dinasti Khalji dari Afghanistan memerintah selama 30 tahu. Dinasti Tuglug
memerintah selama 93 tahun, sedangkan Dinasti Sayid selama 37 tahun. Penguasa
terakhir Delhi adalah Dinasti Lody yang memerintah selama 75 tahun. Peninggalan
Dinasti Delhi antara lain adalah Masjid Kuwat al-Islam dan Qutub Minar yang
berupa menara di Lalkot, Delhi (India)
Wilayah kekuasaan Dinasti Mamluk
Mesir dan Suriah. Dinasti Mamluk berasal dari golongan hamba yang dimiliki oleh
para sultan dan amir, yang dididik secara militer oleh tuan mereka. Dinasti
Mamluk yang memerintah di Mesir dibagi dua yaitu Mamluk Bahri dan Mamluk Burji.
Sultan pertama Dinasti Mamluk Bahri adalah Izzudin Aibak, Sultan Dinasti Mamluk
Bahri yang terkenal antara lain adalah Qutuz, Baybars, Qalawun dan Nasir
Muhammad bin Qalawun. Baybars adalah sultan Dinasti Mamluk Bahri yang berhasil
membangun pemerintahan yang kuat dan berkuasa selama 17 tahun. Dinasti Mamluk
Burji kemudian mengambil alih pemerintahan dengan menggulingkan sultan Mamluk
Bahri terakhir, as-Salih Hajii bin Sya'ban. Sultan pertama penguasa Dinasti
Mamluk Burji adalah Barquq (784 H/1382 M-801 H/1399 M). Dinasti Mamluk Mesir
memberikan sumbangan besar bagi sejarah Islam dengan mengalahkan kelompok
Nasrani Eropa yang menyerang Syam (Suriah). Selain itu, Dinasti Mamluk Mesir
berhasil mengalahkan bangsa Mongol, merebut dan mengIslamkan Kerajaan Nubia
(Ethiopia), serta menguasai Pulau Cyprus dan Rhodos. Dinasti Mamluk Mesir
berakhir setelah al-Asyras Tuman Bai, sultan terakhir, dihukum gantung oleh
pasukan Usmani Turki. Peninggalan Dinasti Mamluk antara lain berupa Masjid
Rifai, Mausoleum Qalawun dan Masjid Sultan Hassan di Cairo.
Wilayah kekuasaan dinasti ini
terletak di India. Dinasti Mughal didirikan oleh Zahiruddin Muhammad Babur,
putra pertama Umar Syeikh Mirza, seorang penguasa Fargana di Turkistan
(Transoksania). Dinasti Mughal dimulai ketika Babur menguasai Punjab dan meruntuhkan
Dinasti Lody di Delhi. Dinasti Mughal menyebabkan terpusatnya daerah di India
yang semula oleh gubernur, serta meluasnya politik Islam di wilayah India.
Dinasti Mughal sangat memperhatikan pengembangan Islam, terutama di bidang
pendidikan dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal mendirikan khanqah (pesantren),
yang merupakan pusat studi Islam dan ilmu pengetahuan. Dinasti Mughal juga
memperhatikan pengembangan peradaban, terutama di bidang seni lukis, seni musik
dan seni bangunan. Hal ini antara lain terlihat dari peninggalannya berupa
Istana Hawa Mahal di Jaipur, red Fort (Benteng Merah), Delhi, Taj Mahal di Agra
dan Masjid Badsyahi di Lahore. Dinasti ini runtuh setelah Inggris mulai
menancapkan kekuasaanya di India. Bahadur II, sultan terakhir, diusir dari
istananya oleh penguasa Inggris.
Dinasti yang pusat
pemerintahannya di Istanbul, Turki, ini mempunyai wilayah kekuasaan paling
luas. Wilayahnya meliputi sebagian Asia, Afrika dan Eropoa. Dinasti Usmani merupakan
satu di antara tiga dinasti Islam yang besar pada abad Pertengahan, selain
Dinasti Safawi di Persia (Iran) dan Dinasti Mughal di India. Dalam sejarah Islam,
periode itu disebut juga Masa Tiga Kerajaan Besar. Dinasti Usmani menjadi
negara besar setelah berhasil menaklukan Bizantium (856 H/1453 M) dan berkuasa
lebih dari 6 abad. Dinasti ini didirikan oleh Usman, putra seorang pemimpin
suku Kayi yang bernama Artogrol. Dinasti Usmani berhasil menyebarkan Islam
sampai ke daratan Eropa. Puncak kejayaan dinasti ini tercapai pada masa
pemerintahan Sulaiman I (The Great, The Magnificent, al-Qanuni). Dinasti Usmani
kemudian semakin melemah akibat pemberontakan internal dan kalah perang melawan
bangsa Eropa. Pada perkembangan selanjutnya, Dinasti Usmani mengalami masa
modernisasi (1839-1924), yang ditandai dengan pembaruan di bidang politik,
administrasi dan kebudayaan. Dinasti Usmani berakhir dan berganti menjadi
negara modern yang berbentuk republik yang sekuler pada 1924. Pendirian
republik Turki dipelopori oleh Mustafa Kemal Pasya Ataturk. Ia menanamkan paham
nasionalisme dan menghapuskan kekuasaan sultan. ada banyak peninggalan Dinasti
Usmani, antara lain Masjid Sulaiman, Masjid al-Muhammadi, Masjid Abu Ayub
al-Ansari dan Masjid Aya Sofia di Istanbul yang berasal dari renovasi sebuah
gereja.
Urutan
Lengkap Khalifah dalam Sejarah Islam
Kaum muslimin mengetahui bahawa
khalifah pertama dalam sejarah Islam adalah Abu Bakar ra, akan tetapi majoriti
kaum muslimin saat ini, tidak mengetahui bahwa Sultan ‘Abdul Majid II adalah
khalifah terakhir yang dimiliki oleh umat Islam, pada masa lenyapnya Daulah
Khilafah Islamiyyah akibat pemerintahan Musthafa Kamal yang menghancurkan
sistem kilafah dan meruntuhnya Dinasti ‘Utsmaniyyah. Fenomena initerjadi pada
tanggal 27 Rajab 1342 H.
Dalam sejarah kaum muslimin
hingga hari ini, pemerintah Islam di bawah institusi Khilafah Islamiah pernah
dipimpin oleh 104 khalifah. Mereka (para khalifah) terdiri dari 5 orang
khalifah dari khulafaur raasyidin, 14 khalifah dari dinasti Umayyah, 18
khalifah dari dinasti ‘Abbasiyyah, diikuti dari Bani Buwaih 8 orang khalifah,
dan dari Bani Saljuk 11 orang khalifah. Dari sini pusat pemerintahan
dipindahkan ke Kaherah, yang dilanjutkan oleh 18 orang khalifah. Setelah itu
khalifah berpindah kepada Bani ‘Utsman. Dari Bani ini terdapat 30 orang
khalifah. Umat Islam masih mengetahui nama-nama para khulafaur rasyidin jika
dibandingkan dengan yang lain. Walaupun begitu, mereka juga tidak lupa dengan
Khalifah ‘Umar bin ‘Abd al-’Aziz, Harun al-rasyid, Sultan ‘Abdul Majid, serta
khalifah-khalifah yang masyur dikenal dalam sejarah.
khulafaur
Rasyidin
Adapun nama-nama para khalifah
pada masa khulafaur Rasyidin sebagai berikut:
1.Abu
Bakar ash-Shiddiq ra (tahun 11-13 H/632-634 M)
2.’Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
3.’Utsman bin ‘Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M)
2.’Umar bin khaththab ra (tahun 13-23 H/634-644 M)
3.’Utsman bin ‘Affan ra (tahun 23-35 H/644-656 M)
4.Ali bin Abi Thalib ra (tahun 35-40 H/656-661 M)
5.Al-Hasan bin Ali ra (tahun 40 H/661 M)
Setelah mereka, khalifah
berpindah ke tangan Bani Umayyah selama lebih dari 89 tahun. Khalifah
pertama adalah Mu’awiyyah. Sedangkan khalifah terakhir adalah Marwan bin
Muhammad bin Marwan bin Hakam. Masa kekuasaan mereka sebagai berikut :
Dari
Bani Umayyah
01.Mu’awiyah
bin Abi Sufyan (tahun 40-64 H/661-680 M)
02.Yazid bin Mu’awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
03.Mu’awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
04.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
05.’Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M)
06.Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
07.Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
08.’Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
02.Yazid bin Mu’awiyah (tahun 61-64 H/680-683 M)
03.Mu’awiyah bin Yazid (tahun 64-68 H/683-684 M)
04.Marwan bin Hakam (tahun 65-66 H/684-685 M)
05.’Abdul Malik bin Marwan (tahun 66-68 H/685-705 M)
06.Walid bin ‘Abdul Malik (tahun 86-97 H/705-715 M)
07.Sulaiman bin ‘Abdul Malik (tahun 97-99 H/715-717 M)
08.’Umar bin ‘Abdul ‘Aziz (tahun 99-102 H/717-720 M)
09.Yazid
bin ‘Abdul Malik (tahun 102-106 H/720-724 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)
10.Hisyam bin Abdul Malik (tahun 106-126 H/724-743 M)
11.Walid bin Yazid (tahun 126 H/744 M)
12.Yazid bin Walid (tahun 127 H/744 M)
13.Ibrahim bin Walid (tahun 127 H/744 M)
14.Marwan bin Muhammad (tahun 127-133 H/744-750 M)
Setelah itu sistem khalifah
beralih ke tangan Bani Abas, Bani Buwaih dan Bani Saljuk, diantaranya :
a.
Dari Bani ‘Abbas
01.Abul
‘Abbas al-Safaah (tahun 133-137 H/750-754 M)
02.Abu Ja’far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775 M)
03.Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
04.Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
05.Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
06.Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
07.Al-Ma’mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
08.Al-Mu’tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842 M)
09.Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
10.Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
11.Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
12.Al-Musta’in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
13.Al-Mu’taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
14.Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
15.Al-Mu’tamad ‘Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
16.Al-Mu’tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
17.Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
18.Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)
02.Abu Ja’far al-Mansyur (tahun 137-159 H/754-775 M)
03.Al-Mahdi (tahun 159-169 H/775-785 M)
04.Al-Hadi (tahun 169-170 H/785-786 M)
05.Harun al-Rasyid (tahun 170-194 H/786-809 M)
06.Al-Amiin (tahun 194-198 H/809-813 M)
07.Al-Ma’mun (tahun 198-217 H/813-833 M)
08.Al-Mu’tashim Billah (tahun 218-228 H/833-842 M)
09.Al-Watsiq Billah (tahun 228-232 H/842-847 M)
10.Al-Mutawakil ‘Ala al-Allah (tahun 232-247 H/847-861 M)
11.Al-Muntashir Billah (tahun 247-248 H/861-862 M)
12.Al-Musta’in Billah (tahun 248-252 H/862-866 M)
13.Al-Mu’taz Billah (tahun 252-256 H/866-869 M)
14.Al-Muhtadi Billah (tahun 256-257 H/869-870 M)
15.Al-Mu’tamad ‘Ala al-Allah (tahun 257-279 H/870-892 M)
16.Al-Mu’tadla Billah (tahun 279-290 H/892-902 M)
17.Al-Muktafi Billah (tahun 290-296 H/902-908 M)
18.Al-Muqtadir Billah (tahun 296-320 H/908-932 M)
b.
Dari Bani Buwaih
19.Al-Qahir
Billah (tahun 320-323 H/932-934 M)
20.Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
21.Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
22.Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
23.Al-Muthi’ Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
24.Al-Thai’i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
25.Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
26.Al-Qa’im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)
20.Al-Radli Billah (tahun 323-329 H/934-940 M)
21.Al-Muttaqi Lillah (tahun 329-333 H/940-944 M)
22.Al-Musaktafi al-Allah (tahun 333-335 H/944-946 M)
23.Al-Muthi’ Lillah (tahun 335-364 H/946-974 M)
24.Al-Thai’i Lillah (tahun 364-381 H/974-991 M)
25.Al-Qadir Billah (tahun 381-423 H/991-1031 M)
26.Al-Qa’im Bi Amrillah (tahun 423-468 H/1031-1075 M)
c.
Dari Bani Saljuk
27.
Al Mu’tadi Biamrillah (tahun 468-487 H/1075-1094 M)
28. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
29. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
30. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
31. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160M)
32. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
33. Al Mustadhi’u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
34. An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
35. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
36. al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
37. Al Mu’tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M)
28. Al Mustadhhir Billah (tahun 487-512 H/1094-1118 M)
29. Al Mustarsyid Billah (tahun 512-530 H/1118-1135 M)
30. Al-Rasyid Billah (tahun 530-531 H/1135-1136 M)
31. Al Muqtafi Liamrillah (tahun 531-555 H/1136-1160M)
32. Al Mustanjid Billah (tahun 555-566 H/1160-1170 M)
33. Al Mustadhi’u Biamrillah (tahun 566-576 H/1170-1180 M)
34. An Naashir Liddiinillah (tahun 576-622 H/1180-1225 M)
35. Adh Dhahir Biamrillah (tahun 622-623 H/1225-1226 M)
36. al Mustanshir Billah (tahun 623-640 H/1226-1242 M)
37. Al Mu’tashim Billah ( tahun 640-656 H/1242-1258 M)
Peristiwa tragis di dunia Islam
pada abad ke 13 M atau tahun 1258 M ini yang pernah diramalkan oleh Rasulullah
ketika beliau bermimpi melihat dinding Yakjuj dan Makjuj sudah terbuka. Mimpi
nabi akan akhir jaman ini menjadi kenyataan antara enam hingga tujuh abad
kemudian yaitu keluarnya bangsa Tartar Mongol yang dipimpin oleh Genghis Khan.
Setelah itu kekuasaan bangsa ini diteruskan oleh cucunya yang bernama Hulaghu
Khan pada abad ke-7 Hijriah.
Dalam inskripsi hadis yang lain,
Nabi Muhammad juga menggambarkan mengenai ciri-ciri fisik Yakjuj dan Makjuj.
Mereka adalah bangsa yang lebar dahinya, bermata sipit, rambuntnya merah
menyala, berasal dari dataran tinggi, dan wajahnya rata seperti dipukuli.
Rasulullah pernah berkhotbah ketika jari beliau dibalut karena disengat
kalajengking, beliau berkata : “Kamu
mengatakan tidak ada permusuhan, padahal sesungguhnya kamu senantiasa memerangi
musuh hingga datanglah Yakjuj dan Makjuj, yang lebar dahinya, sipit matanya,
menyala (merah) rambutnya, mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang
tinggi , wajahnya seperti dipalu.”
Demikianlah, siapa yang teringat
serbuan besar-besaran bangsa Mongol Tartar atas negeri-negeri kaum Muslimin dan
Nasrani. Mereka merupakan keturunan Yakjuj dan Makjuj pada abad ke-7 H. Mereka
membawa kutukan mereka dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka membunuh
banyak orang, melakukan perampasan dan pencurian. Mungkin, peristiwa itu akan
terjadi lagi menjelang datangnya hari kiamat.
Setelah itu kaum muslimin hidup
selama 3,5 tahun tanpa seorang khalifah pun. Ini terjadi kerana serangan
orang-orang Tartar ke negeri-negeri Islam dan pusat kekhalifahan di Baghdad.
Namun demikian, kaum muslimin di Mesir, pada masa dinasti Mamaluk tidak berdiam
diri, dan berusaha mengembalikan kembali kekhilafahan. kemudian mereka
membai’ah Al Muntashir dari Bani Abbas. Ia adalah putra Khalifah al-Abbas
al-Dhahir Biamrillah dan saudara lelaki khalifah Al Mustanshir Billah,
pakcik dari khalifah Al Mu’tashim Billah. Pusat pemerintahan dipindahkan
lagi ke Mesir.
Khalifah yang diangkat dari
mereka ada 18 orang yaitu :
01.
Al Mustanshir billah II (taun 660-661 H/1261-1262 M)
02. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
03. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
04. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
05. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
06. al Mu’tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
07. Al Mutawakkil ‘Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
08. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
09. Al Mu’tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil ‘Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta’in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu’tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa’im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil ‘Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil ‘Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M)
02. Al Haakim Biamrillah I ( tahun 661-701 H/1262-1302 M)
03. Al Mustakfi Billah I (tahun 701-732 H/1302-1334 M)
04. Al Watsiq Billah I (tahun 732-742 H/1334-1354 M)
05. Al Haakim Biamrillah II (tahun 742-753 H/1343-1354 M)
06. al Mu’tadlid Billah I (tahun 753-763 H/1354-1364 M)
07. Al Mutawakkil ‘Alallah I (tahun 763-785 H/1363-1386 M)
08. Al Watsir Billah II (tahun 785-788 H/1386-1389 M)
09. Al Mu’tashim (tahun 788-791 H/1389-1392 M)
10. Al Mutawakkil ‘Alallah II (tahun 791-808 H/1392-14-9 M)
11. Al Musta’in Billah (tahun 808-815 H/ 1409-1426 M)
12. Al Mu’tadlid Billah II (tahun 815-845 H/1416-1446 M)
13. Al Mustakfi Billah II (tahun 845-854 H/1446-1455 M)
14. Al Qa’im Biamrillah (tahun 754-859 H/1455-1460 M)
15. Al Mustanjid Billah (tahun 859-884 H/1460-1485 M)
16. Al Mutawakkil ‘Alallah (tahun 884-893 H/1485-1494 M)
17. al Mutamasik Billah (tahun 893-914 H/1494-1515 M)
18. Al Mutawakkil ‘Alallah OV (tahun 914-918 H/1515-1517 M)
Ketika daulah Islamiyah Bani
Saljuk berakhir di Anatolia, Kemudian muncul kekuasaan yang berasal dari Bani
Utsman dengan pemimpinnya “Utsman bin Arthagherl sebagai khalifah pertama Bani
Utsman, dan berakhir pada masa khalifah Bayazid II (918 H/1500 M) yang diganti
oleh putranya Sultan Salim I. Kemuadian khalifah dinasti Abbasiyyah, yakni Al
Mutawakkil “alallah diganti oleh Sultan Salim. Ia berhasil menyelamatkan
kunci-kunci al-Haramain al-Syarifah. Dari dinasti Utsmaniyah ini telah berkuasa
sebanyah 30 orang khalifah, yang berlangsung mulai dari abad keenam belas
Masehi. nama-nama mereka adalah sebagai berikut:
Dari
Bani Uthmaniah
01.
Salim I (tahun 918-926 H/1517-1520 M)
02. Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566 M)
03. salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
04. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
05. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
06. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
07. Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
08. ‘Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
09. Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. “Utsman IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. ‘Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. ‘Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M)
25. “Abdul ‘Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27. ‘Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M)
30. ‘Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M)
02. Sulaiman al-Qanuni (tahun 916-974 H/1520-1566 M)
03. salim II (tahun 974-982 H/1566-1574 M)
04. Murad III (tahun 982-1003 H/1574-1595 M)
05. Muhammad III (tahun 1003-1012 H/1595-1603 M)
06. Ahmad I (tahun 1012-1026 H/1603-1617 M)
07. Musthafa I (tahun 1026-1027 H/1617-1618 M)
08. ‘Utsman II (tahun 1027-1031 H/1618-1622 M)
09. Musthafa I (tahun 1031-1032 H/1622-1623 M)
10. Murad IV (tahun 1032-1049 H/1623-1640 M)
11. Ibrahim I (tahun 1049-1058 H/1640-1648 M)
12. Mohammad IV (1058-1099 H/1648-1687 M)
13. Sulaiman II (tahun 1099-1102 H/1687-1691M)
14. Ahmad II (tahun 1102-1106 H/1691-1695 M)
15. Musthafa II (tahun 1106-1115 H/1695-1703 M)
16. Ahmad II (tahun 1115-1143 H/1703-1730 M)
17. Mahmud I (tahun 1143-1168/1730-1754 M)
18. “Utsman IlI (tahun 1168-1171 H/1754-1757 M)
19. Musthafa II (tahun 1171-1187H/1757-1774 M)
20. ‘Abdul Hamid (tahun 1187-1203 H/1774-1789 M)
21. Salim III (tahun 1203-1222 H/1789-1807 M)
22. Musthafa IV (tahun 1222-1223 H/1807-1808 M)
23. Mahmud II (tahun 1223-1255 H/1808-1839 M)
24. ‘Abdul Majid I (tahun 1255-1277 H/1839-1861 M)
25. “Abdul ‘Aziz I (tahun 1277-1293 H/1861-1876 M)
26. Murad V (tahun 1293-1293 H/1876-1876 M)
27. ‘Abdul Hamid II (tahun 1293-1328 H/1876-1909 M)
28. Muhammad Risyad V (tahun 1328-1339 H/1909-1918 M)
29. Muhammad Wahiddin II (tahun 1338-1340 H/1918-1922 M)
30. ‘Abdul Majid II (tahun 1340-1342 H/1922-1924 M)
Sekali lagi terjadi dalam sejarah
kaum muslimin, hilangnya kekhalifahan. Sayangnya, kaum muslimin saat ini tidak
terpengaruh, bahkan tidak peduli dengan runtuhnya kekhilafahan. Padahal menjaga
kekhilafahan tergolong kewajiban yang sangat penting. Dengan lenyapnya institusi
kekhilafahan, mengakibatkan goncangnya dunia Islam, dan merosakan
kestabilan di seluruh negeri Islam. Namun sangat disayangkan, tidak ada
(pengaruh) apapun dalam diri umat, kecuali sebahagian kecil saja.
Jika kaum muslimin pada saat
terjadinya serangan pasukan Tartar ke negeri mereka, mereka sempat hidup selama
3,5 tahun tanpa ada khalifah, maka umat Islam saat ini, telah hidup selama
lebih dari 75 tahun tanpa ada seorang khalifah. Seandainya negara-negara Barat
tidak menjajah dunia Islam, dan seandainya tidak ada penguasa-penguasa muslim
berpaling tadah, seandainya tidak ada pengaruh tsaqofah, peradaban, dan
berbagai persepsi kehidupan yang dipaksakan oleh Barat terhadap kaum muslimin,
sungguh kembalinya kekhilafahan itu akan jauh lebih mudah. Akan tetapi kehendak
Allah berlaku bagi ciptaanNya dan menetapkan umat ini hidup pada masa yang
cukup lama.
Umat Islam saat ini hendaknya
mulai rindu dengan kehidupan mulia di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah.
Dan Insya Allah Daulah Khilafah itu akan berdiri. Sebagaimana sabda Rasulullah
“…kemudian akan tegak Khilafah Rasyidah yang sesuai dengan manhaj Nabi”. Kami
dalam hal ini tidak hanya yakin bahwa kekhilafahan akan tegak, lebih dari itu,
kota Roma (sebagai pusat agama Nashrani) dapat ditaklukkan oleh kaum muslimin
setelah dikalahkannya Konstantinopel yang sekarang menjadi Istambul. Begitu
pula daratan Eropa, Amerika, dan Rusia akan dikalahkan. Kemudian Daulah
Khilafah Islamiyah akan menguasai seluruh dunia setelah berdirinya pusat Daulah
Khilafah. Sungguh hal ini dapat terwujud dengan Izin Allah. INSYA ALLAH.