Cuplikan
sumber literatur
Kisah
Nisnas
Sudah adakah orang-orang
terdahulu? - QS. 56:10 (Al Waaqi’ah),
Dan
orang-orang terdahulu dari yang dahulu.
Kemanakah orang-orang terdahulu itu? - QS. 54:49 (Al Qamar),
Sesungguhnya
Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan kadar.
Makhluk serupa manusia - QS. 54:51 (Al Qamar),
Dan
sungguh telah Kami binasakan orang-orang
yang serupa dengan kamu, maka apakah orang mau mengambil pelajaran?
Apakah ayat-ayat ini bisa
disimpulkan untuk bangsa Nisnas? Apakah bangsa Nisnas yang awal berada di bumi
adalah bangsa serupa Manusia atau serupa Jin?
Mungkin akan terlintas dalam
benak kita sebuah pertanyaan seperti: Mengapa iblis bisa sampai berbaur dengan
kelompok malaikat? Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa dahulu, sejak tujuh
ribu tahun sebelum diciptakannya manusia, ada dua rumpun makhluk. Mereka adalah
jin dan nisnas. Ketika Allah SWT ingin menciptakan makhluk baru, Allah
mengangkat tabir-tabir langit dan berfirman kepada para malaikat, ”lihatlah para penghuni bumi dari kalangan
makhluk-Ku; lihatlah jin dan nisnas.”
Ketika para malaikat menyaksikan dosa-dosa yang tengah diperbuat jin dan nisnas, para malaikat pun terkejut dan menganggap mereka tak ubahnya seperti monster. Para malaikat berkata,”Wahai Tuhan Engkau Mahamulia lagi Mahakuasa. Mereka itu lemah, eksistensi mereka berlangsung dengan topangan rezeki dari-Mu, namun mereka durhaka kepada-Mu, dan Engkau tidak menghukum mereka. ”Allah SWT berkata, ”Aku akan menciptakan makhluk yang akan menggantikan mereka di muka bumi dan menampilkan dari keturunannya para nabi dan hamba salih maupun para imam yang lurus yang akan Aku tunjuk sebagai penerus di muka bumi. Akan Aku bersihkan bumi-Ku dari Nisnas dan akan Aku buang kau tiran dari kalangan jin yang durhaka, sedangkan (jin lainnnya) Ku-izinkan mereka untuk tinggal di udara dan di seluruh bumi, dan Aku ciptakan satu tabir yang memisahkan jin dan ciptaan-Ku.”1. Kisah itu diriwayatkan oleh Ali bin Ibrahim (shahib Tafsir al-Qummi) yang sanadnya sampai pada Imam Baqir as menukil keterangan Amirul Mukminin. Kisah lengkapnya dapat anda baca di Konsep Tuhan, hal. 294 karya Yasin al-Jibouri
Dari beberapa riwayat dapat disimpulkan bahwa sepertinya iblis dahulu ditugaskan di bumi yang dihuni oleh jin dan nisnas itu. Kemudian sebagaimana yang dicatat oleh Sayid Ali bin Thawus, mengutip sebuah lembaran catatan Nabi Idris as bahwa iblis (yang pada saat itu mungkin masih dikenal dengan nama azazel), memohon kepada Allah agar diselamatkan dari mereka, mungkin karena dia sudah tidak tahan melihat kedurhakaan mereka itu dan meminta supaya dibolehkan berbaur dengan para malaikat. Allah pun mengabulkan permintaannya.
Berikut ini sebuah riwayat dari Ibn Abbas yang dapat memberikan sedikit lebih gambaran akan apa yang dikerjakan iblis sebelum dia durhaka dan menjadi pembangkang, “Yang terdahulu menghuni bumi adalah jin. Mereka menebarkan kerusakan di muka bumi, saling menumpahkan darah dan saling membunuh. Kemudian Allah mengutus iblis, disertai dengan sepasukan malaikat, untuk membinasakan mereka. Iblis dan para malaikat yang menyertainya berhasil menjalankan tugas. Para jin tersebut berhasil dibuang ke pulau-pulau di tengah lautan dan ke gunung-gunung. Kesuksesan ini membuat iblis jadi bangga diri dan angkuh. Iblis berkata, ‘aku telah berhasil mengerjakan sesuatu yang belum pernah berhasil dilakukan oleh siapa pun.’ Allah menyadari perasaan iblis itu, namun para malaikat yang menyertainya tidak menyadari hal itu”.
Dari jauh iblis sudah menampakkan rasa hasutnya, yaitu saat manusia masih dalam proses penciptaan. Sayidina Hasan meriwayatkan dari ayahnya Amirul Mukminin, beliau berkata,’Ketika Allah hendak menciptakan Adam, Ia memerintahkan Jibril supaya mengambil segenggam tanah dari sari bumi yang kemudian dicampur dengan air tawar dan air asin, lalu tersusunlah tabiat-tabiat (kecenderungan manusia), sebelum Dia meniupkan roh ke dalamnya. Jadi Adam diciptakan dari sari tanah dan ditempatkan (di langit) seperti gunung besar. Masa itu iblis masih menjadi penjaga langit kelima, dia masuk ke dalam mulut Adam, dan keluar dari anusnya, lalu dia pukul perut Adam sambil berkata,’untuk apa kamu diciptakan? Andaikan Dia memposisikanmu di atasku, maka aku takkan mematuhimu, adapun kalau Dia memposisikanmu di bawahku, maka aku akan membantumu.’ Tubuh Adam itu pun tinggal di surga selama seribu tahun sampai akhirnya ditiupkan roh ke dalamnya ’”.2
Riwayat serupa yaitu dari Rasulullah SAW saat beliau menjawab pertanyaan Abdullah bin Salam tentang bagaimana Allah menciptakan Adam. Beliau bersabda, “Kepala dan dahi Adam diciptakan dari tanah Ka’bah, dada dan punggungnya dari tanah Yerusalem, pahanya dari tanah Yaman, kakinya dari tanah Mesir dan tanah Hijaz, tangan kanannya dari timur bumi, dan tangan kirinya dari barat bumi. Kemudian Allah menempatkannya di pintu gerbang surga. Kapan pun sekelompok malaikat melewatinya, mereka terkagum dan terpesona melihat keindahan dan postur tubuhnya. Para malaikat itu belum pernah melihat sesuatu yang seperti itu atau bahkan sesuatu yang mendekati keindahannya. Ketika Iblis melewatinya, Iblis melihatnya. Dan Iblis bertanya,’Apa tujuan kamu diciptakan?’ Lalu Iblis memukulnya, namun Iblis menyaksikan bahwa itu berlubang. Maka Iblis masuk ke dalam masuk ke dalam lewat mulutnya, kemudian keluar lewat bagian lainnya. Lalu Iblis berkata kepada malaikat, ‘Ini adalah satu makhluk berlubang yang tak dapat berdiri, juga tak dapat mempertahankan keutuhannya.’ Kemidian Iblis bertanya kepada para malaikat, ’Misal saja sesuatu ini lebih dimuliakan ketimbang kalian, maka apa yang kalian lakukan? ’ Para malaikat berkata, ‘Kami akan menaati perintah Tuhan kami.’ Iblis pun kemudian berkata kepada diri sendiri, ‘Demi Allah! Jika sesuatu ini lebih dimuliakan daripada aku, aku akan menggugat dan menentangnya. Namun kalau aku lebih dimuliakan daripadanya, aku akan membinasakannya’”3
Catatan kecil :
1 Kisah itu diriwayatkan oleh Ali bin
Ibrahim (shahib Tafsir al-Qummi) yang sanadnya sampai pada Imam Baqir as
menukil keterangan Amirul Mukminin. Kisah lengkapnya dapat anda baca di Konsep
Tuhan, hal. 294 karya Yasin al-Jibouri.
2 Bihar al-Anwar, jil. 60. hal. 198.
3 Yasin Jibouri, Konsep Tuhan, hal. 300.
Cuplikan
Sumber Literatur
Disebutkan dalam Kitab-kitab
bahwa ada orde Mahluk yang menghuni dan menguasai Bumi sebelum Orde Manusia.
Konon dikatakan bahwa mahluk tersebut adalah Bangsa Jin dan Bangsa Nisnas.
Bangsa Nisnas adalah makhluk hidup pertama di Bumi, mereka hidup satu masa dengan
Jin, merekapun hidup satu masa dengan Dinosaurus, apabila anda sering baca-baca
pasti anda bisa menemukan hal-hal yang ganjil pada jaman Dinosaurus, hanya ada
satu manuskrip di dunia yang sedikit mengupas tentang hal ini, manuskrip ini
sekarang tersimpan di suatu chapel di Swedia.
Bangsa Nisnas adalah bangsa yang
besar yang musnah jauh sebelum Nabi Adam A.S. diturunkan ke Bumi. Bangsa Nisnas
dipercaya hidup jauh di utara Bumi Dekat dengan Kutub Utara. Salah satu kota
tempat terdapatnya peninggalan Bangsa Nisnas ini adalah Sbetzbergen, di kota
inilah banyak terdapat peninggalan dari bangsa yang telah musnah ini, seperti
lukisan-lukisan manusia bersayap ataupun mahluk setengah hewan. Mungkin pada
jaman tersebut mahluk-mahluk setengah hewan memang eksis di Bumi ini, bahkan
mungkin setelah Bangsa ini musnah sisa-sisa dari mereka yang bertahan dianggap
dewa oleh orde manusia. Tak heran di berbagai penjuru dunia kita dapat
menemukan berbagai artefak atau lukisan
manusia setengah binatang bahkan di Indonesia sendiri terdapat artefak manusia
setengah binatang seperti manusia Garuda.
Di salah satu candi di Jawa
Tengah (berbentuk badan manusia dengan sayap dan kepala burung), sama dengan di
Mesir dalam lukisan di dalam Pyramid (berbadan manusia berkepala burung). Atau
mungkin mitologi dan legenda dahulunya adalah memang kenyataan, seperti
Mitologi yunani yang banyak menyebut dan menggambarkan manusia setengah Hewan,
atau legenda dari tanah Jawa yang menceritakan manusia setengah hewan (badan
manusia kepalanya Anjing yang lazim di sebut Aul), hampir sama dengan Anubis
dalam kepercayaan Mesir Kuno.
Sbetzbergen sendiri terletak
dekat sekali degan lingkar kutub, disana matahari hanya bersinar sekitar
setengah bulan saja dalam satu tahun, jadi selebihnya gelap gulita, kegelapan
tersebut hanya diterangi oleh Aurora Borealis. Banyak sekali peninggalan masa
lalu yang tidak terlacak disana. Peninggalan-peninggalan masa lalu sebelum
manusia menguasai Bumi. Konon dikisahkan bahwa Bangsa Nisnas ini adalah bangsa
yang sangat maju. Bangsa Nisnas ini di berikan kemampuan luar biasa, akal dan
pikiran mereka jauh melampaui manusia saat ini, satu kelebihan mereka yang
sangat luar biasa yaitu mereka mempunyai kemampuan telepati yang sangat hebat,
teknologi mereka sangat maju lebih dari teknologi pada saat ini, mereka telah
membangun kota-kota yang sangat megah dengan segala teknologi canggih dan tata
kota yang sempurna.
Bangsa Nisnas mempunyai postur
yang jauh lebih tinggi dari Manusia saat ini, tak heran kuil-kuil dan bangunan
yang dibangun oleh mereka begitu besar dan megah. Ras mereka dibagi menjadi
beberapa, ada yang sangat mirip dengan manusia namun memiliki sayap, ada yang
berbadan manusia berkepala binatang ataupun sebaliknya. Karena kecongkakan, ego
dan nafsu, mereka saling berperang antar sesamanya hingga akhirnya bangsa ini
dihancurkan oleh Azazel (Azaziel) atas Perintah-Nya, dikarenakan mereka telah
lupa atas tugas yang telah diberikan oleh-Nya, hampir semuanya musnah dalam
pertempuran dengan pasukan langit yang dipimpin Azazel (Azaziel) yang tersisa
hanya sedikit dari mereka dan peninggalan mereka, itupun hanya diketahui oleh
manusia-manusia tertentu saja, selain di Sbetzbergen peninggalan merekapun ada
di Swedia dan suatu kawasan di Asia.
Dengan kecongkakan, ego dan nafsu
mereka terus berperang dengan sesamanya demi memperebutkan wilayah dan
kekuasaan, dengan kemampuan akal dan penguasaan teknologi yang luar biasa maju
mereka mampu menciptakan segala persenjataan yang melampaui jamannya, mereka
telah menciptakan apa yang kita sebut sebagai nuklir, pesawat terbang dan
teknik pengolahan dan peleburan logam yang nyaris sempurna (teknik ini ternyata
ditemukan kembali di Damascus yang terkenal dengan pedang-pedangnya yang
mempunyai ketajaman luar biasa tetapi sayangnya teknik ini kembali musnah dan
tidak ditemukan kembali), dengan kemampuan inilah mereka berperang menindas
sesamanya dimana yang lemah adalah mangsa bagi yang kuat, bumi hancur lebur
dibuatnya, mereka telah melupakan tugasnya sebagai khalifah dimuka bumi ini,
karena itulah Allah mengutus ribuan Malaikat yang dipimpin oleh Azazel (Azaziel
/ sebelum dia diusir oleh-Nya, ret: yaitu iblis yang akan diusir dari surga )
dan ribuan burung-burung neraka (phoenix), melihat kedatangan para pasukan
langit, mereka sangat panik, musnahlah segala kesombongan akan pengetahuan dan
teknologi yang mereka kuasai, yang ada hanyalah rasa penyesalan atas perbuatan
yang telah mereka lakukan, namun terlambat, pasukan langit telah datang dan
siap menghancurkan mereka, singkat cerita mereka dimusnahkan dari muka bumi ini
untuk digantikan oleh Khalifah yang baru yaitu Adam A.S.
Namun sebagian ada yang dapat
Bertahan dan melarikan diri dari serangan tersebut dan mereka pun menyebar
untuk membentuk koloni dan membangun peradaban mereka kembali. Sebagian dari
mereka yang berwujud manusia setengah ikan melarikan diri ke palung-palung laut
yang paling dalam, mereka inilah yang sering kita dengar sebagai putri/putra
duyung mereka membangun peradaban mereka kembali di bawah laut dengan kota-kota
yang tidak kalah canggihnya dengan kota mereka yang telah hancur sebelumya,
sedangkan sebagian dari mereka yang bertubuh manusia setengah binatang dan
mereka yang mempunyai bentuk seperti manusia tetapi memiliki sayap saling
membantu untuk membangun peradaban baru, mereka berpencar dan berjanji untuk
saling membantu dalam membangun peradaban baru, mereka yang mempunyai fisik
mirip manusia dan bersayap membangun peradaban dan kota-kota yang sangat megah
sekali selama ratusan tahun yang kita kenal sebagai Atlantis.
Sedangkan mereka yang berwujud
manusia setengah binatang membangun apa yang kita sebut sebagai Lemuria (Mu),
dan terjadilah perkimpoian diantara mereka yang melahirkan makhluk-makhluk
jenius yang melampaui jamannya, mereka sudah dapat melakukan perjalanan antar
Galaxy, mereka juga telah mampu menciptakan Satelit-satelit pengintai tetapi
hanya satu yang tersisa hingga saat ini yang kita kenal sebagai Bulan dan
merekapun menciptakan berbagai macam alat-alat perang yang sangat canggih, akan
tetapi suasana damai tidak berlangsung lama, mereka kembali pada tabiat dasar
mereka yaitu ingin menguasai dan menghancurkan, akhirnya terjadilah peperangan
maha dahsyat yang melibatkan persenjataan super canggih yang mereka miliki,
maka kembali hancurlah peradaban yang telah mereka bangun dengan susah payah
karena ulah mereka sendiri.akhirnya mereka selamat melarikan diri ke
planet-planet yang jauh, tapi sesekali mereka mengunjungi bumi tempat kelahiran
mereka dahulu untuk menyebarkan pengetahuan yang mereka kuasai. merekalah yang
mengajarkan Bangsa Mesir tulisan Hieroglyph, Pyramida, Ilmu-ilmu kedokteran.
Mereka jugalah dalang dibalik perang Mahabharata, Nazca Line, Peradaban Inca,
Cristal Skull, Vimanas, mereka jualah yang kini kini kita sebut sebgai UFO.
Pada jaman dahulu mereka mendapat
panggilan Dewa dengan kendaraan yang mengeluarkan api /cahaya yang sangat
terang yang sesungguhnya adalah kendaraan mereka. Mustahil seorang manusia
biasa dapat membangun sesuatu yang rumit dan kompleks sama seperti pembangunan
Pyramida atau Candi-candi, tidak mungkin manusia jaman dulu dapat membangunya
tanpa ada campur tangan dari suatu makhluk yang mempunyai Itelegensia yang
sangat tinggi, ini adalah salah satu contoh bahwa mereka masih ada dan mereka
ingin diketahui. Sebenarnya sudah pernah ditemukan dan sudah beberapa kali
expedisi pergi untuk meneliti artefak-artefak peninggalan bangsa ini,
reruntuhan pernah ditemukan oleh beberapa peneliti dari Swedia dan Norwegia,
namun semakin mereka tahu semakin mereka bingung dibuatnya, akhirnya mereka
ragu untuk meneruskan penelitian dan riset mereka, terlalu banyak hal-hal yang
berbenturan dengan keyakinan karena semua yang mereka teliti dapat mengacaukan
semua keyakinan dan teori-teori yang ada. Oleh karena itu mereka berpendapat
lebih baik hal tersebut dibiarkan menjadi rahasia hingga waktu menjawabnya.
Al Qur'an Surah Al Hijr ayat 27
menjelaskan tentang makhluk sebelum manusia adalah bangsa Jin: "Dan Kami telah menciptakan jin sebelum
(Adam) dari api yang sangat panas." (Al Hijr 15:27)
Menurut syariat Islam, manusia
tidak diciptakan dibumi, tapi yang diturunkan dimuka bumi sebagai Manusia dan
diangkat /ditunjuk Allah sebagai Khalifah (pengganti /penerus) di muka bumi
atau sebagai Makhluk pengganti yang tentunya ada makhluk lain yang di ganti,
dengan kata lain adalah Adam "bukanlah Makhluk Pertama" dibumi,
tetapi ia adalah "Manusia Pertama" dalam ajaran Agama Samawi, dan
Allah tidak mengatakan untuk mengganti manusia sebelumnya, tapi pengganti
makhluk yang telah membuat kerusakan dan menumpahkan darah dibumi, itu yang
menjadi kegusaran para Malaikat.
"Dan
(ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada Malaikat; "Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di bumi". Mereka
bertanya (tentang hikmat ketetapan Tuhan itu dengan berkata): "Adakah Engkau (Ya Tuhan kami) hendak
menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat bencana dan menumpahkan darah
(berbunuh-bunuhan), padahal Kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan
mensucikan-Mu?? Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui akan apa
yang kamu tidak mengetahuinya." (Al-Baqarah 30)
Cuplikan
Sumber Literatur
Kisah
umat yang dikutuk
Dan
sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di antaramu pada
hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, "Jadilah kamu kera yang
hina."
(QS. Al-Baqarah: 65)
Katakanlah,
"Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan
dimurkai Allah, di antara mereka yang dijadikan kera dan babi dan menyembah
thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan
yang lurus. (QS.
Al-Maidah: 60)
Maka
tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka
mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, "Jadilah kamu kera yang hina. (QS.
Al A'raf: 66)
Di dalam kitab tafisr Al Jami li
Ahkamil Quran karya Al Qurthubi jilid 1 halaman 440, disebutkan bahwa Ibnu
Abbas radhiyallahu anhu berkata bahwa orang yang dikutuk menjadi kera dan babi
itu tidak hidup kecuali tiga hari saja.
Dan telah jelas bahwa Allah SWT
tidak mengubah manusia menjadi kera atau hewan lainnya lalu bisa beranak pinak.
Memang ada bangsa atau suatu kaum
yang pernah dikutuk oleh Allah SWT menjadi kera. Keterangan tersebut sejelasnya
disebutkan di dalam salah satu firman Allah SWT: Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di
antaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka, “Jadilah kamu kera
yang hina.” (QS Al-Baqarah: 65)
Maka
tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka
mengerjakannya, Kami katakan kepadanya, “Jadilah kamu kera yang hina.” (SQ
Al-A”raf: 166)
Dan benar bahwa mereka termasuk
dari kalangan bangsa Yahudi, yang hidup di masa lalu, jauh sebelum masa
hidupnya nabi Muhammad SAW. Namun para mufassir sepakat yang dikutuk menjadi
kera bukanlah seluruh bangsa yahudi. Hanya sebagian dari mereka saja yang
demikian.
Bahkan para mufassir mengatakan
bahwa kejadian itu hanya menimpa penduduk suatu desa saja, yang hidup di tepi
pantai, di mana mata mencaharian mereka adalah menangkap ikan di laut. Allah
telah melarang mereka untuk menangkap ikan di hari Sabtu, karena hari itu
adalah hari khusus untuk beribadah.
Namun mereka melanggarnya, karena
sengaja Allah menguji mereka. Caranya, justru di hari Sabtu itulah ikan-ikan
bermunculan dengan jumlah yang sangat banyak, tapi di selain hari Sabtu
terlarang itu, ikan-ikan seolah lenyap dari laut.
Karena itulah sebagian dari
penduduk desa itu melakukan kecurangan. Yaitu mereka memasang perangkap pada
hari Jumat sore menjelang masuknya hari Sabtu. Pada hari Sabtu mereka tetap
beribadah. Dan pada hari Minggu, perangkap-perangkap itu telah dipenuhi ikan.
Cara yang mereka tempuh ini tetap dianggap sebuah pelanggaran juga. Dan oleh
karenanya, mereka yang melakukannya dikutuk menjadi kera yang hina.
Keterangan ini semakin jelas
kalau kita perhatikan ayat-ayat sebelumnya dari ayat tentang kutukan mereka
menjadi kera.
Dan
tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut
ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka
ikan-ikan mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan
Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba
mereka disebabkan mereka berlaku fasik. (QS Al-A”rah: 163)
Ayat ini jelas sekali menyebutkan
bahwa yang dikutuk menjadi kera bukan semua bani Israel (Yahudi), melainkan
sebagian di antara mereka saja. Namun umumnya bani Israel memang tahu kisah
tentang ini, sehingga ayat ini meminta kepada nabi Muhammad SAW untuk menanyakan
kisah kutukan jadi kera kepada bani Israel.
Bahkan di ayat berikutnya, ada
keterangan lebih jelas lagi bahwa tidak semua penduduknya desa itu ikut jadi
kera. Sebab ada sebagian dari merka yang tetap masih taat tidak melanggar
larangan hari Sabtu. Mereka yang tidak dikutuk jadi kera ini adalah yang
memberikan peringatan kepada mereka yang melanggar larangan.
Maka
tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan
orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada
orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat
fasik.
(QS. Al-”raf: 165)
Nama
Desa Tersebut
Kalau kita buka kitab tafir,
misalnya Al-Jami” li Ahkamil Quran karya Al-Imam Al-Qurtubi rahimahullah,
disebutkan bahwa ada beberapa riwayat yang berbeda dalam menetapkan desa yang
dimaksud. Menurut Ibnu Abbas ra., Ikrimah dan As-Suddi, nama desa itu adalah
Aylah. Dalam riwayat lain menurut Ibnu Abbas juga, nama desa itu adalah Madyan.
Terletak di antara Aylah dan At-Thuur.
Sedangkan menurut Az-Zuhri
namanya adalah Thabariyah. Dan Qatadah serta Zaid bin Aslam mengatakan namanya
adalah Maqnat, yang terlewat di pantai negeri Syam.
Ke Mana Kera-kera Itu?
Para ulama tafsir berbeda
pendapat tentang riwayat selanjutnya kera-kera itu. Ada sebagian ulama yang
mengatakan bahwa setelah berubah menjadi kera, mereka pun mati begitu saja dan
punah. Sebagian lagi mengatakan bahwa Allah dengan kekuasaan-Nya, mengembalikan
lagi mereka ke wujud semula.
Tetapi yang jelas, kera-kera itu tidak
berketurunan hingga sekarang ini. Dan yang pasti, tidak semua orang Yahudi
dikutuk jadi kera. Sehingga sampai hari ini kita masih menemukan mereka
berkeliaran sebagai bangsa laknatullah yang dimurkai, akibat ulah mereka.
Bahkan sehari 17 kali kita meminta kepada Allah SWT agar diberi petunjuk ke jalan
lurus, tidak seperti orang Yahudi yang dimurkai Allah SWT.
Cuplikan
Sumber Literatur
Manusia-manusia
Raksasa dan Manusia-manusia kerdil
Abdullah bin Muhammad bercerita
kepada kami bahwa, Abdur-Razaq bercerita kepada kami dari Ma'mar dari Hammam
dari Abu Hurayrah r.a, dari Rasulullah SAW bersabda: "Allah menciptakan Adam, tingginya 60 hasta" (H.R
Bukhari, 8:246).
Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi
saw., beliau bersabda : “Allah
menciptakan Adam, tingginya 60 hasta”. Kemudian Allah berfirman : “Pergilah,
berilah salam kepada malaikat itu, dan dengarkan penghormatan keturunanmu”.
Adam berkata : “Assalamu’alaikum (Semoga kesejahteraan tetap atasmu)”. Mereka
menjawab : “Assalamu’alaika wa rahmatullah ( Semoga kesejahteraan dan Rahmat
Allah atasmu) . Mereka menambah wa rahmatullah (dan rahmat Allah). Setiap orang
yang masuk surga atas bentuk Adam. Penciptaan itu senantiasa berkurang hingga
sekarang”. (Hadits ditakhrij oleh Bukhari).
Pen : 60 hasta = 2700 cm atau 27
meter
Marion County, West Virginia
adalah wilayah dimana telah banyak ditemukan beberapa kerangka manusia raksasa
yang misterius. Penemuan-penemuan itu sudah berlangsung sejak abad 19.
Diantaranya pada 1850, para pekerja yang membongkar dasar sebuah gudang bawah tanah
di Palatine menemukan lubang kuburan yang
berisi dua kerangka manusia yang berukuran besar. Lalu pada 1875,
pekerja-pekerja yang membangun sebuah jembatan di Rivesville, sewaktu menggali
suatu lapisan tanah liat padat menemukan tiga kerangka manusia raksasa.
Kemudian pada 1882, seorang arkeolog bernama F. M. Fetty tanpa sengaja
menjumpai sebuah gua, dimana di dalamnya terdapat kerangka manusia raksasa
dalam posisi duduk, bersama beberapa artefak batu dan batu api yang berserakan
di sekelilingnya. Dan pada 1883, di lokasi yang sama, James A. Faulkner juga
menemukan kerangka manusia raksasa.
Dr. Samuel Kramer dari Smithtown
yang meneliti temuan tersebut menyatakan bahwa tingginya adalah lebih dari 2,44
meter. Tidak disebutkan, apakah kerangka tersebut berasal dari usia dewasa atau
anak-anak. Di Glen Rose, Texas pada tahun 1930-an, ditemukan jejak-jejak kaki
manusia berukuran besar yang beberapa diantaranya beriringan dan tumpang tindih
dengan bekas jejak dinosaurus. Ukuran jejak terkecil adalah sepanjang 38,1 cm
(diduga dibuat oleh manusia bertinggi badan 2,53 meter) dan terbesar adalah
sepanjang 54,61 cm (diduga dibuat oleh manusia bertinggi badan 3,64 meter).
Sedangkan di Alamogordo, New Mexico, juga ditemukan 13 jejak kaki berukuran
besar, masing-masing berukuran panjang 55,88 cm. Jarak antar jejak kaki
berkisar antara 1,22 meter s.d 1,52 meter.
Manusia-manusia
Kerdil (liliput)
Sejauh ini belum ditemukan bukti
kuat tentang adanya Manusia kerdil (liliput). Ihwalnya pertama kali muncul
dalam Catatan Taiping Guangji dari era Dinasti Sung (960 - 1279 M), bab 480 dan
482. Diantaranya berisi tentang orang-orang bertinggi badan 3 inci (7,62 cm)
namun mampu berjalan dengan kecepatan tinggi hingga hampir seperti terbang.
Mereka tinggal di sebuah komunitas negara bernama Heming, yang terletak di wilayah
barat laut Lautan Xiuhai.
Pada masa dinasti Wei (386 - 543
M), sembilan orang manusia kerdil bertinggi badan 6 inci telah terbawa hujan
dan angin kencang hingga sampai ke pekarangan rumah penduduk bernama Wang
Zichong. Lalu mumi manusia kerdil, yang diawetkan dengan lilin, pernah dimiliki
oleh penduduk Tiongkok bernama Li Zhangwu. Sedangkan perkembangan terbaru (era
modern) di Taman Nasional Merubetiri, Jember (Jawa Timur, INDONESIA), tim yang
khusus dibentuk oleh pihak Taman Nasional untuk menanggapi reaksi masyarakat
sekitar yang menyatakan pernah menyaksikan manusia-manusia kerdil berhasil
menemukan jejak-jejak kaki kecil yang ukurannya tidak lebih besar dari korek
api gas. [Ket. Gbr: Perbadingan jejak manusia kerdil dengan korek gas di TN
Merubetiri, Jember, JAWA TIMUR].
Sumber:
1.
___. “A Historical Account of Tiny People in Ancient Chinese Records”. Minghui
Int. August 29, 2002.
2.
Cain, David. Serpent Mound Mysteries: Giants in Our Midst?. 1998.
3.
___. “Aktual: Misteri Manusia Kerdil di Balai Taman Nasional Merubetiri”. Majalah
Kartini no. 2085 hal 124-127
Pendapat
Penulis :
Apakah relasi/kaitannya antara
cerita Nisnas, umat yang dikutuk dan kisah tentang Manusia raksaksa dan Manusia
kerdil dengan pembahasan kita “Nisnas dan Manusia Prasejarah berdasarkan teori
Darwin dan hubungannya dengan Islam”
Adakah kaitan bangsa Nisnas
dengan ditemukannya reaktor nuklir purba, ditemukannya rancangan pesawat kuno
yang miirip UFO dengan antigravitasinya dan ditemukannya bekas radioaktif dari perang
nuklir dalam kisah Mahabaratha di India, mengingat bangsa ini gemar melakukan
huru hara dan kerusakan besar dan melakukan perang besar? Dalam sumber
literatur berkaitan kisah bangsa Nisnas, dikatakan bahwa Nisnas tidak berwujud
serupa Manusia, karena dalam riwayat/literatur yang ada memberi kesimpulan
bahwa Nisnas berasal dari golongan Jin atau sebangsa dengan jenis Jin,
sedangkan sumber dari Quran dan Hadist jelas membedakan antara Malaikat, Jin
dan Manusia. Dimana Manusia dan Jin diciptakan untuk menyembahNya.
Dan dimana Jin adalah makhluk
tidak tampak atau dighaibkan keberadaannya dari pengeliatan Manusia, dengan
kata lain dapatkah benda-benda peninggalan jin dapat dilihat secara fisik oleh
kebanyakan dari manusia. Apakah tabir ini, penghalangan pengelihatan hanya pada
satu sisi Manusia saja, tidak berlaku terbalik juga penghalangan penglihatan
dari bangsa Jin ke Manusia.
Hal yang juga perlu diperhatikan
bahwa apabila Nisnas yang diceritakan disini sebagai serupa Manusia makhluk
ciptaan Allah SWT yang lain dengan konsep kenabian dan konsep Islam tersendiri
yang menjadi khalifah awal di bumi sebelum khalifah Manusia, mengapa dalam
peninggalan budayanya tidak dihilangkan sama sekali dari bumi hingga bila hasil
kebudayaan tersebut terlihat akanlah tercampur pemikiran konsep dari dua jenis
peradaban serupa kenabian manusia dan dua konsep dari peradaban serupa Islam.
Pertanyaan lain yang timbul adalah bila Nisnas ini adalah bukan dari 7 periode
sebelum periode Bapak pertama manusia, melainkan dari periode alam semesta
sekarang ini, bukankah seharusnya mereka tidak punah dan harusnya tersisa
Nisnas-Nisnas ini untuk mengalami kiamat alam semesta yang sama dengan manusia
sekarang, lantas kemanakah gerangan mereka yang serupa Manusia ini? Keluar
planetkah? Atau telah tercampur gen mereka dengan manusia sekarang karena
perkawinan dimana manusia sekarang hasil kaloborasi dua jenis serupa manusia
ini?
Dan bila 7 periode alam semesta tersebut
terpisah, tentu alam semesta mereka (Nisnas-Nisnas) dari tiap-tiap 7 periode
ini telah mengalami kiamat pula terlebih dahulu termaksud tempat tinggalnya
yang serupa bumi, bukan dari bumi dan alam semesta ini, mereka harusnya punah
secara keseluruhan. Karena tidak berada di periode alam semesta ke 8.
Namun bila nisnas ini adalah
nenek moyang bangsa Jin sekarang tentunya mereka, bangsa Nisnas tersebut haruslah
pula akan merasakan kiamat yang sama pula di akhir jaman alam semesta ini
dengan jenis derita yang sesuai buat mereka pula. Berarti Nisnas yang punah
adalah mirip kepunahan bangsa/suku dari peradaban manusia periode nabi-nabi dimana
seperti kisah-kisah umat nabi-nabi terdahulu yang dimusnahkan, kemudian
menyisakan bangsa-bangsa/suku-suku lainnya hingga sekarang yaitu jenis Jin-Jin
sekarang. "Dan Kami telah
menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas." (Al Hijr
15:27). Bukankah di dalam literatur diatas ada disebutkan sisa bangsa jin dan
nisnas sebelum masa manusia (nabi Adam as) yang dibuang ke gunung-gunung dan
pulau-pulau di lautan diijinkan untuk tinggal di bumi dan di udara. Tidak
tertutup kemungkinan bahwa nisnas terdahulu yang hidup di bumi sebelum beralih
kekhalifahan manusia adalah bangsa Jin juga.
Kisah Mahabaratha sendiri di
tulis di dalam Weda adalah kitab dari agama Hindu di tulis pada abad ke-4 SM,
berarti dari periode nabi-nabi, risalah Islam mengatakan bahwa 2 nabi terakhir
adalah nabi Isa as dan nabi Muhammad SAW, yang diantaranya keduanya tidak ada
nabi dan sesudah nabi Muhammad SAW adalah nabi palsu. Bila dihitung berarti
masa sebelum 4 s/d 1 tahun sebelum masehi adalah masa dimana ratusan nabi-nabi
silih berganti datang, hingga bukan mustahil pembawa agama hindu, pembawa agama
Budha, Aristoteles, Kong Hu Cu dan atau manusia-manusia terkenal lainnya
sebelum awal tahun masehi adalah bisa jadi salah satunya sebenarnya ada yang
menjadi nabi pula, yang dighaibkan dan tidak dikisahkan oleh Allah SWT di dalam
nash dan yang hingga jaman sekarang ajarannya menyimpang jauh dari aslinya.
Apakah kisah Mahabaratha ini yang
menceritakan kejadian tentang perang nuklir nyata atau hanya fiksi saja?
Mengapa di India ditemukan sebuah kawasan yang tercemar radioaktif? Bila kitab
ini adalah kumpulan tulisan dari umat-umat sebelumnya, tentu sebelumnya ada
literatur dalam bentuk tulisan yang mereka lihat atau ada cerita dari mulut ke
mulut yang mereka dengar hingga dapat menuliskannya kembali kedalam kitab Weda
dalam kisah Mahabaratha, bila demikian adanya kejadian dalam kitab tersebut
adalah kejadian dalam periode nabi-nabi pula, bukan kejadian dalam periode
tidak diketahui. Masih menyisahkan tanda tanya benarkah ada perang nuklir dalam
periode nabi-nabi berdasarkan bekas radioaktif tersebut? Ataukah hanya kitab
ramalan tentang masa depan yang tercampur epic lokal?
Bila Nisnas dan hasil
peradabannya dikaitkan sebagai Manusia Prasejarah berdasarkan teori Darwin yang
bisa diartikan Nisnas di periode tidak diketahui ini adalah Nisnas dari jenis
serupa manusia namun juga berwajah dan berbadan serupa kera, maka kita
mendapatkan pertanyaan baru adakah teori Darwin itu sebuah kebenaran?, maka
penulis bercoba mengasumsikan berdasarkan pada nash, dimana ada menjelaskan
riwayat tentang adanya umat manusia yang di kutuk oleh Allah SWT yang
menyerupai kera dan babi, bila diikuti lebih jauh umat yang dimaksud yang
dikutuk ini salah satunya adalah umat dari bangsa Yahudi, sementara umat Yahudi
yang kita tahu diantara 12 suku Yahudi ada 10 suku yang hilang, mungkinkah
salah satunya adalah dari suku-suku yang hilang ini dan yang lainnya akan
menjadi cikal bakal Yajuj dan Majuj (ada literatur cendikiawan muslim yang
memperkirakan Yajuj dan Majuj adalah keturunan bangsa Yahudi yang hilang
tersebut dan ini berkenaan pula pada peralihan periode diktator ke periode Islam
akhir jaman).
Penulis ingin menjawabnya
berdasarkan asumsi-asumsi yang ada dan apakah ini sesuatu yang sengaja
disembunyikan oleh segelintir manusia, bahwa bilakah para arkeolog pernah
mencari sisa-sisa peninggalan umat yang dikutuk ini, yang dulunya tinggal didekat
kawasan pantai bernama desa Aylah atau desa Madyan, Terletak di antara Aylah
dan At-Thuur yang berlatar belakang keahlian sebagai nelayan ini. Kemungkinan
para arkeolog ini menemukan bagian kerangka Manusia Prasejarah mereka, Manusia
yang menyerupai kera dan sungguh gen Manusia kera ini akan mendekati gen Manusia
modern. Asiknya lagi akan ditemukan hasil peradaban (artefak) mereka pula di
sekitar daerah tersebut yang nanti dibilang artefak Manusia Prasejarah (kera
berjalan) yang padahal adalah artefak saat mereka masih jadi manusia. Hanya 3
hari mereka menjadi kera dan mati. Sementara itu adakah arkeolog yang menemukan
kerangka Manusia yang menyerupai babi pula? Tentu akan membuat heboh bahwa
seandainya ditemukan pula Manusia Prasejarah yang menyerupai babi, akan terasa
susah urutan Manusia Prasejarah dari kera berjalan ke Manusia modern dari teori
Darwin menjelaskannya.
Di dalam literatur Islam banyak
yang menjelaskan umur umat tersebut setelah dikutuk lalu kemudian mati
berlangsung selama 3 hari dan tidak sempat untuk menyebar ke kawasan-kawasan
lainnya di dunia. Ini berarti timbul pertanyaan, arkeolog telah menemukan di
beberapa kawasan dan benua berbeda tentang Manusia Prasejarah berdasarkan teori
Darwin ini tentulah kerangka yang seharusnya berbeda-beda pula asal usulnya dan
bilakah kerangka-kerangka yang diakui tersebut adalah umat yang dikutuk berarti
akan menggugurkan nama Manusia Prasejarah karena pasti Manusia Prasejarah ini
adalah bagian umat Manusia sejarah dari periode Nabi-Nabi, berarti pula banyak
hal menjadi tambah rancu pula. Namun bukankah umat yang dikutuk ini tidak
sempat menyebar ke lain daerah atau bersembunyi ke kawasan baru atau tertutup yang
tidak terjangkau Manusia normal termasuk bersembunyi ke gua-gua dan atau
memencilkan diri di pulau-pulau, karena malu dilihat manusia normal lainnya dan
bukankah mereka hanyalah dari satu umat saja dan tentu dari satu massa (waktu)
saja jadi tidak dapat menjelaskan kerangka-kerangka yang ditemukan dikawasan
lainnya dan yang berbeda waktu pula hadirnya.
Katakanlah,
"Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya dari itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan
dimurkai Allah, di antara mereka yang dijadikan kera dan babi dan menyembah
thaghut?" Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan
yang lurus.
(QS. Al-Maidah: 60)
Seperti yang dijelaskan diawal
tulisan bahwa makna tersirat nash bisa lebih dari satu, makna bagian dari ayat
ini dapat pula bermakna “jenis pembalasan yang lebih mengerikan dibandingkan
pembalasan untuk orang fasik/munafik atau juga salah satu jenis balasan dari
orang yang berbuat fasik dan munafik dengan dikutuk menjadi serupa binatang
entah sifatnya atau fisiknya atau kedua-duanya”, atau “Manusia yang sifatnya
dijadikan seperti sifat-sifat alam dari kera dan babi” atau pula “Manusia yang
di kutuk berfisik dan berwajah menyerupai kera dan babi” dan makna lainnya,
bisa jadi semua benar, bisa pula salah satunya salah, bahkan bisa jadi
mengandung makna lain pula yang benar. bila dikontekkan dengan Manusia yang
dikutuk berfisik dan berwajah menyerupai kera dan babi, dapat dimaknai secara
tersirat pula makna bagian ayat ini pula “orang-orang yang lebih buruk
pembalasannya”, “di antara mereka”,
“mereka lebih buruk tempatnya” dan “lebih sesat dari jalan yang lurus”.
Makna lain yang terkandung adalah bahwa ada beberapa Manusia, menyatakan jumlah
(sebagian atau sebanyak orang-orang di dalam suatu suku atau beberapa kaum/suku/umat)
yang dikutuk oleh Allah SWT, dimana ada yang diserupakan kera saja, diserupakan
babi saja, atau diserupakan kedua-duanya. Orang-orang ini bertempat tinggal
buruk (lebih sesat dari jalan yang lurus) dan susah ditemui dari tempat yang
biasanya dilalui manusia umum, salah satu tempat persembunyian mereka itu
adalah goa-goa, puncak-puncak gunung yang terjal dan hutan rimba yang tertutup.
Apakah dapat bermakna seperti
ini, namun penulis sarankan anda bertanya kepada ahlinya. (pemaknaan asalnya
sebenarnya tentang balasan buruk buat orang-orang yang melebihi fasik dan
munafik atau orang fasik dan munafik itu sendiri, pembalasan ini bukan hanya
bisa di dapat di dunia dengan menjadikan mereka seperti kera dan babi dalam
bentuk fisiknya juga atau pembalasan berupa menjadikan sifat/watak mereka juga
akan bisa menjadi seperti watak kera dan babi dalam akhlaknya, sehingga bila
demikian ditanamkam ke hati mereka agar condong menjadi menyembahan sesuatu hal
di dunia dengan variannya yang bermacam-macam dalam kesyirikan, kesesatan ini
akan sangat jauh dari kebenaran hakiki dan balasan di akhirat adalah tempat
yang termasuk paling buruk/dalam di neraka).
Penulis memberi dua makna, yang
satu makna utama sedang yang lain adalah sekedar makna teks untuk salah satu
petunjuk tersirat, penulis percaya bahwa makna teks dari nash meskipun itu terjemahan
saja kadang dalam kenyataan adalah bisa menjadi sesuatu petunjuk
fakta/kebenaran di lapangan juga, banyak contoh teks nash yang menyatakan fakta
kejadian/peristiwa, sistem, metode, petunjuk tempat, dsb. secara teks di
lapangan yang terbukti benar (tugas saint yang menterjemakan hal ini), penulis
percaya satu ayat nash bisa dapat berdiri sendiri, juga dapat melengkapi dengan
ayat sesudah dan sebelumnya, dan juga dapat saling mengisi dengan ayat, surat
dan jus yang lainnya. Bukankah kandungan Quran itu semesta alam tentu
makna-maknanya semesta alam pula.
Jadi pada periode nabi-nabi
banyak kaum yang dimusnahkan dan banyak pula kaum yang di kutuk, namun hanya
beberapa saja yang diceritakan di dalam nash sebagai contoh, pelajaran, hikmah
dan perbandingan/acuan. Bila ini sebuah kebenaran maka tentu di beberapa
kawasan lain akan di jumpai manusia yang dikutuk meyerupai kera tersebut dan
ini terjadi di jaman manusia sejarah (periode nabi-nabi) bukan jaman
prasejarah. Pertanyaan lainnya: mungkinkah jaman nabi Adam as adalah milyaran
tahun yang lalu? Bila tidak apakah Tengkorak Purba Berlubang bekas di Tembak
itu adalah kera asli dan pengaruh alam yang menyebabkan? Atau disebabkan Nisnas
Allien, ataukah karena perpindahan waktu?
Masih ingatkan Anda akan penemuan
jembatan penyeberangan berusia 30-15 ribu tahun lalu yang di buat pasukan kera
Hanoman yang di pimpin Sri Rama menuju ke Alengka, bila ini sebuah kebenaran
sejarah, apakah pasukan kera ini adalah cucu-cicit salah sebuah umat yang di
kutuk ataukah satu masa salah satu dari umat/bangsa yang dikutuk itu sendiri? Dari
masa jauh sebelum atau sesudah bangsa yang dikutuk tersebut dan mengapa mereka
bisa berkembang, tidak mati 3 hari kemudian setelah mengalami kutukan tersebut?
Dan apakah gambaran pada
peninggalan dari peradaban Mesir kuno, Manusia berwajah anjing juga merupakan
gambaran dari individu-individu atau bangsa-bangsa/kaum-kaum yang di kutuk pula
menyerupai anjing namun masih mempunyai kekuasaan dalam masyarakat peradaban Manusia
normal, demikian pula Manusia dengan kemiripan binatang lainnya apakah hasil
dari kutukan tersebut pula ataukah transformasi dari bangsa Jin (Nisnas di bumi
yang serupa Jin) yang tersisa, benarkah bangsa Jin (Nisnas di bumi yang serupa
Jin) menyerupai berwajah binatang.
Mengenai bangsa Nisnas ini,
penulis tidak berani mengambil
kesimpulan yang pasti berkenaan kaitannya dengan sudut pandang Islam, karena
literatur/riwayat ini, penulis tidak tau seberapa sahih, perlu reverensi dari
sejarawan Islam dan literatur buku-buku Islam yang ada. Tapi penulis akan mencoba menjawab dengan
melanjutkan asumsi yang ada
Untuk menggugurkan teori Darwin
terhadap evolusi kera ke manusia, hingga jelas bahwa kerangka-kerangka tersebut
adalah kerangka manusai sejarah (periode nabi-nabi), Penulis menyarankan untuk
bagian anda ahli arkeologi :
- menyelidiki dan menemukan daerah dan peninggalan kaum yang dikutuk tersebut
- meneliti gen mereka dan hubungannya dengan gen manusia sekarang, juga termasuk gen yang menghubungkan ke kaum yahudi, apakah ada kesinambungan
- mengambil acuan perbandingan gen untuk membedakannya dan menyamakan dengan kerangka serupa yang mirip kera (manusia prasejarah lain yang berbeda jenisnya), apa banyak perbedaan
- membandingkan dengan gen dari kera dan monyet asli, sebab bukan mustahil evolusi monyet dan kera asli telah terjadi jutaan/milyaran tahun lalu pula, dimana variannya ada yang sangat besar dari jaman sekarang, dan disalahartikan hingga dianggap dalam teori Darwin masuk sebagian dari evolusi kera ke manusia, padahal bukan rangka manusia melainkan rangka kera asli
- menemukan rangka manusia yang menyerupai babi