Bismillaahir
rahmaanir rahiim
Pembahasan Tuntas Peradaban Manusia
dari awal hingga akhir
berkaca dari sudut pandang Islam
Membaca buku itu mudah, Mengambil
pelajaran darinya itu susah. "Hikmah, atau kebaikan, adalah barang
berharga milik orang beriman, dimana dan darimanapun dia menemukan, dialah yang
paling berhak untuk memanfaatkan" (HR. Tirmizi).
Klasifikasi manusia berdasarkan
kemajuan masa maju mundur peradabannya :
- Peradaban Manusia Awal
- Peradaban Manusia Tengah
- Peradaban Manusia Akhir
Klasifikasi Periode-Periode
Manusia :
- Jaman Yang Tidak Diketahui/Jaman PraManusia/Jaman Nisnas
- Jaman Nabi-Nabi
- Jaman Khalifah
- Jaman Kerajaan yang diturunkan
- Jaman Diktator
- Jaman Islam Akhir
- Jaman Kiamat/Jaman peradaban Manusia Akhir yang tidak mengenal Islam
- Jaman Surga dan Neraka (Manusia atau Nisnas yang selevel alam semestanya)/Jaman Alam Semesta Bangsa-Bangsa Baru (Nisnas) yang diciptakan Allah SWT untuk menyembahNya (Bila Allah SWT Menghendakinya)
Periode 2 sampai dengan Periode 6
adalah Periode yang diklasifikasikan dari Nabi Muhammad SAW dalam hadistnya.
Dan Periode ke-6 itu adalah Periode terakhir umat-umat Islam yaitu umat-umat
terdahulu yang telah mengesakan Allah SWT (Monothaisme/Islam) hingga diangkat
semua dari muka bumi umat-umat Islam itu. Nabi Muhammad SAW mengklarifikasi periode
Islam dalam 5 periode/tahap/massa(waktu).
“Muncul
babak Kenabian di tengah kalian selama masa yang Allah kehendaki, kemudian
Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian muncul babak
Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem) Kenabian selama masa yang
Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya.
Kemudian muncul babak Raja-raja yang menggigit selama masa yang Allah
kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya. Kemudian
muncul babak Penguasa-penguasa yang memaksakan kehendak selama masa yang
Allah kehendaki, kemudian Allah mencabutnya ketika Allah menghendakinya.
Kemudian muncul babak Kekhalifahan mengikuti manhaj (cara/metode/sistem)
Kenabian. Kemudian Nabi shollallahu ’alaih wa sallam diam.” (HR
Ahmad)
”Jika
kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun
(pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan
kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan
orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai)
syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS Ali
Imran ayat 140).
Diantara masa Periode tersebut
dapat pula disimpulkan adalah masa yang menjelaskan periode berturut-turut dipergilirikan
masa kejayaan dan kehancuran Islam (risalah Islam lengkap yang dibawa oleh Nabi
Muhammad SAW) dan masa kejayaan dan kehancuran kaum kafir, agar jelas perbedaan
iman mereka.
Periode 1, 7 dan 8 adalah periode
yang sengaja diklasifikasi oleh penulis sendiri untuk membagi periode untuk
penulisan buku ini.
1. Periode Jaman Yang Tidak Diketahui/Jaman PraManusia/Jaman
Nisnas
Cuplikan
Sumber literatur :
Apakah Nabi Adam merupakan orang
kedelapan yang hidup di muka bumi?
Pertanyaan
Apakah ada hadis dan riwayat yang
menyebutkan bahwa Adam adalah orang kedelapan yang hidup di muka bumi? Sembari
menjelaskan hal ini, tolong Anda terangkan siapa saja tujuh orang sebelum Nabi
Adam itu? Apakah terdapat nabi di antara mereka? Apakah mereka adalah orang-orang
pintar?
Jawaban
Global
Berdasarkan ajaran-ajaran agama,
baik al-Quran dan riwayat-riwayat, tidak terdapat keraguan bahwa pertama,
seluruh manusia yang ada pada masa sekarang ini adalah berasal dari Nabi Adam
dan dialah manusia pertama dari generasi ini.
Kedua: Sebelum Nabi Adam,
terdapat generasi atau beberapa generasi yang serupa dengan manusia yang
disebut sebagai “insan atau Nisnas” kendati kita tidak memiliki informasi yang
akurat terkait dengan hal-hal detilnya, tipologi personal dan model
kehidupan mereka.
Karena itu, mungkin saja tatkala
penciptaan Adam juga masih terdapat beberapa orang dari generasi sebelumnya
sebagaimana sebagian ulama menyebutkan hal ini dalam menjelaskan pernikahan
anak-anak Adam. (pen : tidak benar,
anak-anak Adam dinikahkan secara silang antara anak-anaknya, pada masanya belum
ada pelarangan menikah seperti itu karena keadaan Mereka adalah sebagai manusia
terawal di bumi)
Kami tidak menjumpai teks-teks
agama yang menetapkan bahwa Adam adalah manusia kedelapan di muka bumi. Benar
bahwa terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan bahwa generasi Nabi Adam
adalah setelah tujuh periode dan tujuh generasi semenjak penciptaan Adam. Namun
boleh jadi riwayat-riwayat ini tengah menyinggung banyaknya periode-periode
masa lalu.
Syaikh Shaduq dalam al-Khishâl,
meriwayatkan dari Imam Baqir As yang bersabda, “Allah SWT semenjak menciptakan bumi, menciptakan tujuh alam yang di
dalamnya (kemudian punah) dimana tidak satu pun dari alam-alam ini berasal dari
generasi Adam Bapak Manusia dan Allah SWT senantiasa menciptakan mereka di muka
bumi dan mengadakan generasi demi generasi dan alam demi alam muncul hingga
akhirnya, menciptakan Adam Bapak Manusia dan keturunannya berasal darinya.
Adapun terkait dengan pertanyaan
apakah mereka juga merupakan nabi atau nabi-nabi dan termasuk sebagai
manusia-manusia pintar atau tidak? Kita tidak menemukan penjelasan tentang hal
ini dalam ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat. Namun mengingat bahwa mereka
sama dengan kita, manusia (atau Nisnas) maka dari sisi ini kita serupa dengan
mereka. Dan tentu saja mereka memiliki kecerdasan dan sangat boleh jadi dapat
dikatakan bahwa untuk membimbing mereka diutuslah nabi atau nabi-nabi kepada
mereka.
Jawaban
Detil
Dengan memanfaatkan al-Quran dan
riwayat-riwayat secara pasti dapat dikatakan bahwa sebelum Nabi Adam terdapat
generasi atau beberapa generasi yang mirip dengan manusia disebut sebagai
“insan atau bangsa Nisnas” meski terkait dengan hal-hal detilnya,
tipologi personal dan model kehidupan mereka, kita tidak memiliki informasi
yang akurat.
Allamah Thabathabai berkata,
“Dalam sejarah Yahudi disebutkan bahwa usia jenis manusia semenjak diciptakan
hingga kini tidak lebih dari tujuh ribu tahun lamanya...namun para ilmuan
Geologi meyakini bahwa usia genus manusia lebih dari jutaan tahun lamanya.
Mereka menyuguhkan sejumlah argumen untuk dari fosil-fosil yang menyebutkan
bahwa terdapat peninggalan manusia-manusia pada fosil-fosil tersebut. Di
samping itu, mereka juga membeberkan dalil-dalil skeleton (tengkorak) yang
telah membatu milik manusia-manusia purbakala yang usianya masing-masing dari fosil
dan skeleton itu ditaksir, berdasarkan kriteria-kriteria ilmiah, kira-kira
lebih dari lima ratus ribu tahun. Demikian keyakinan mereka. Namun dalil-dalil
yang mereka suguhkan tidak memuaskan. Tidak ada dalil yang dapat menetapkan
bahwa fosil-fosil ini adalah badan yang telah membatu milik nenek moyang
manusia-manusia hari ini. Demikian juga tidak ada dalil yang dapat menolak
kemungkinan ini bahwa tengkorak-tengkorak yang telah membatu ini berhubungan
dengan salah satu dari periode manusia-manusia yang hidup di muka bumi, karena
boleh jadi demikian adanya, dan boleh jadi tidak. Artinya periode kita
manusia-manusia boleh jadi tidak bersambung dengan periode-periode fosil-fosil
yang telah disebutkan, bahkan boleh jadi berhubungan dengan manusia-manusia
yang hidup di muka bumi sebelum penciptaan Adam Bapak Manusia (Abu al-Basyar)
dan kemudian punah. Demikian juga kemunculan manusia-manusia yang kepunahannya
berulang, hingga setelah beberapa periode tibalah giliran generasi manusia masa
kini.[1]
Karena itu, dapat disimpulkan
bahwa terdapat manusia sebelum penciptaan Adam dan setelah manusia Adam
ditemukan kemudian malaikat ditugaskan untuk sujud kepadanya.[2]
Hanya saja al-Quran tidak
menyebutkan secara tegas tentang proses kemunculan manusia di muka bumi, apakah
kemunculan jenis makhluk ini (manusia) di muka bumi terbatas hanya pada periode
sekarang yang kita hidup di dalamnya, atau periode-periode yang banyak dan
periode kita manusia-manusia sekarang ini merupakan periode terakhir?
Kendati mungkin sebagian ayat
al-Quran menengarai bahwa sebelum penciptaan Adam As terdapat manusia-manusia
yang hidup dimana para malaikat dengan ingatan pikiran mereka tentang manusia,
bertanya kepada Allah SWT, “Apakah Engkau
akan menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di
dalamnya dan menumpahkan darah” [3] dimana dapat disimpulkan dari ayat ini
bahwa terdapat masa yang telah berlalu sebelum penciptaan Nabi Adam.[4]
Namun terdapat beberapa riwayat
dari para Imam Ahlulbait As yang sampai kepada kita menegaskan bahwa sebelum
generasi ini, terdapat generasi-generasi sebelumnya yang telah punah dan
riwayat-riwayat ini menetapkan periode-periode manusia sebelum periode yang ada
sekarang ini.
Sebagai contoh kami akan
menyebutkan sebuah hadis berikut ini:
Penyusun Tafsir Ayyasyi
meriwayatkan dari Hisyam bin Salim dan Hisyam bin Salim dari Imam Shadiq As
yang bersabda, “Apabila malaikat-malaikat tidak melihat makhluk-makhluk bumi
sebelumnya, yang menumpahkan darah lantas dari mana mereka dapat berkata, “Apakah Engkau akan menjadikan (khalifah) di
bumi itu orang yang akan membuat kerusakan di dalamnya dan menumpahkan darah?”[5]
Adapun sehubungan dengan apakah
Adam merupakan manusia kedelapan di muka bumi ini harus dikatakan bahwa kami
tidak menjumpai teks-teks agama yang menetapkan bahwa Adam adalah manusia
kedelapan di muka bumi. Benar terdapat beberapa riwayat yang menjelaskan bahwa
generasi Nabi Adam setelah tujuh periode dan tujuh generasi semenjak penciptaan
Adam. Namun boleh jadi riwayat-riwayat ini tengah menyinggung banyaknya
periode-periode masa lalu. Misalnya Syaikh Shaduq dalam al-Khishâl,
meriwayatkan dari Imam Baqir As yang bersabda, “Allah SWT semenjak menciptakan
bumi, menciptakan tujuh alam yang di dalamnya (kemudian punah) dimana tidak
satu pun dari alam-alam ini berasal dari generasi Adam Bapak Manusia dan Allah SWT
senantiasa menciptakan mereka di muka bumi dan mengadakan generasi demi
generasi dan masing-masing, alam demi alam muncul hingga akhirnya, (Allah SWT)
menciptakan Adam Bapak Manusia dan keturunannya berasal darinya.[6]
Boleh jadi riwayat-riwayat ini
dengan memperhatikan riwayat-riwayat lainya yang menetapkan periode-periode
yang banyak pada masa silam, tengah menyinggung tentang banyaknya periode pada
masa silam; misalnya Syaikh Shaduq dalam kitab Tauhid mengutip riwayat dari
Imam Shadiq As yang bersabda, “Kalian
mengira bahwa Allah SWT tidak menciptakan manusia lain selain kalian. Bahkan
(Allah SWT) menciptakan ribuan ribuan Adam dimana kalian adalah generasi
terakhir Adam dari generasi-generasi Adam (lainnya).”[7]
Demikian juga dalam al-Khisâl
diriwayatkan dari Imam Shadiq As yang bersabda, “Allah SWT menciptakan dua belas ribu alam yang masing-masing (dari dua
belas ribu itu) lebih besar dari tujuh petala langit dan tujuh petala bumi.
Tiada satu pun dari penghuni satu alam pernah berpikir bahwa Allah SWT
menciptakan alam lainya selain alam (yang ia huni).”[8]
Akan tetapi sebagaimana yang Anda
perhatikan riwayat terakhir menyinggung tentang penciptaan alam-alam dan boleh
jadi alam-alam tersebut berada di luar planet bumi dan kita dapat memandang
riwayat-riwayat yang menyebutkan tentang tujuh periode sebelumnya di muka bumi
itu tidak bertentangan satu sama lain.
Namun (dengan asumsi adanya
manusia-manusia sebelum Adam) apakah tatkala penciptaan Nabi Adam As manusia
dari generasi manusia-manusia sebelumnya masih tersisa?
Dengan memperhatikan beberapa indikasi
bukan mustahil bahwa pada masa penciptaan Adam terdapat orang-orang dari
generasi-generasi sebelumnya yang masih tersisa dan tengah mengalami kepunahan.
Artinya mereka masih tetap ada (pada masa penciptaan Adam) sebagaimana
disebutkan oleh sebagian ulama.[9] Salah satu ulama kontemporer terkait dengan
pernikahan anak-anak Adam berkata, “Di sini juga terdapat kemungkinan lain
bahwa anak-anak Adam menikah dengan manusia-manusia yang tersisa dari generasi
sebelum Adam karena sesuai dengan riwayat Adam bukanlah manusia pertama yang
hidup di muka bumi. Penelitian ilmiah manusia hari ini menunjukkan bahwa genus
manusia kemungkinan telah hidup di muka bumi semenjak beberapa juta tahun
sebelumnya, padahal sejarah kemunculan Adam hingga masa sekarang ini tidak
terlalu lama (kurang lebih 7000 tahun). Karena itu kita harus menerima bahwa
sebelum Adam terdapat manusia-manusia lainnya yang hidup di muka bumi yang
tatkala kemunculan Adam tengah mengalami kepunahan. Apa halangannnya anak-anak
Adam menikah dengan manusia dari salah satu generasi sebelumnya yang masih
tersisa?”[10]
Tentu saja tidak terdapat
keraguan bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama dari generasi yang ada sekarang
ini.
Al-Quran nampaknya menegaskan
bahwa generasi yang ada sekarang ini berasal dari ayah dan ibu yang berujung
pada satu ayah (bernama Adam) dan satu ibu (yang dalam beberapa riwayat dan
Taurat bernama Hawa) dan kedua manusia ini adalah ayah dan ibu seluruh manusia.
Demikian juga ayat-ayat berikut menyokong makna ini,
“Kemudian
Dia menjadikan keturunannya dari sari pati air yang hina (air mani).” (Qs.
Al-Sajdah [32]:8);
“Sesungguhnya
misal (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah
menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, “Jadilah”
(seorang manusia) , maka jadilah dia.” (Qs. Ali Imran [3]:59);
“(Ingatlah)
ketika Tuhan-mu berfirman kepada malaikat, “Sesungguhnya Aku akan menciptakan
manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan penciptaannya dan
Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan
bersujud kepadanya.” (Qs. Shad [38]:71 & 72)
Seperti
yang Anda saksikan ayat-ayat yang telah dikutip memberikan kesaksian bahwa
sunnah Ilahi menjamin lestarinya generasi manusia melalui pembuahan sperma namun
penciptaan dengan sperma ini terjadi setelah dua orang dari jenis ini (manusia
sekarang ini) diciptakan dari tanah liat dan Dia menciptakan Adam. Kemudian
setelah Adam, istrinya yang diciptakan dari tanah liat (dan setelah memiliki
badan dan alat-alat reproduksi, Allah menciptakan anak-anaknya dengan
menciptakan sperma pada badan Adam dan istrinya).
Karena itu, tidak terdapat
keraguan bahwa generasi manusia (sekarang ini) berujung pada Adam dan istrinya
berdasarkan bentuk lahir ayat-ayat yang disebutkan di atas.[11]
Adapun pertanyaan berikutnya
apakah di antara generasi tersebut terdapat seorang nabi? Apakah mereka juga
termasuk orang-orang yang memiliki intelegensia? Kita tidak menemukan
penjelasan tentang hal ini dalam ayat-ayat al-Quran dan riwayat-riwayat. Namun
mengingat bahwa mereka sama dengan kita, manusia (atau Nisnas) maka dari sisi
ini kita sama dengan mereka. Dan tentu saja mereka memiliki intelegensia dan
kecerdasan serta sangat boleh jadi dapat dikatakan bahwa untuk membimbing
mereka diutuslah nabi atau nabi-nabi kepada mereka.
Indeks
Terkait:
Nabi-nabi Jin Sebelum Penciptaan
Manusia, Pertanyaan 792 (Site: 851)
[1]. Muhammad Husain Thabathabai,
terjemahan Persia Tafsir al-Mizân, jil. 4, hal. 222, Penerjemah Sayid Muhammad
Baqir Musawi Hamadani, Intisyarat Jami’ah Mudarrisin Hauzah Ilmiah Qum, Qum,
1374 S, Cetakan Kelima.
[2]. Ibid, jil. 16, hal. 389.
[3]. (Qs. Al-Baqarah [2]:30)
[4]. Muhammad Husain Thabathabai,
Terjemahan Persia Tafsir al-Mizan, jil. 4, hal. 222 dan 223.
[5]. Allamah Majlisi, Bihâr al-Anwâr,
jil. 11, hal. 117, Muassasah al-Wafa, Beirut, Libanon, 1404 H.
Syaikh Shaduq, al-Khishâl, jil. 2, hal.
652, Hadis 54.
[6]. Diadaptasi dari Pertanyaan 2999
(Site: 3297)
[7]. Syaikh Shaduq, Tauhid, jil. 2, hal.
277, Cetakan Teheran.
[8]. Al-Khishâl, jil. 2, hal. 639, Hadis
14, Diadaptasi dari Pertanyaan 516 (Site: 563)
[9]. Bagaimanapun tadinya kita
(pada masa-masa sebelumnya) tidak memiliki informasi dan referensi ketika para
Imam Syiah berkata-kata tentang manusia pra Adam (Bapak Manusia) yang berasal
dari manusia-manusia yang telah menjadi fosil. Namun mengingat kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi hari ini, nilai ucapan-ucapan seperti ini akan
dipahami lebih baik dan akan lebih mudah memahamkan kepada kita tentang hubungan
mereka dengan dunia metafisika.
[10]. Nasir Makarim Syirazi, Tafsir
Nemune, jil. 3, hal. 247, Dar al-Kutub al-Islamiyah, Teheran, 1374 S, Cetakan
Pertama; Silahkan lihat, Ya’qub Ja’fari, (Tafsir) Kautsar, jil. 2, hal. 349.
[11]. Muhammad Husain Thabathabai,
Terjemahan Persia Tafsir al-Mizân, jil. 4, hal. 224 dan 225.
Cuplikan
Sumber literatur
Menelusuri sejarah penciptaan
manusia pada awal mulanya tentulah hal yang mustahil diketahui oleh masyarakat
yang telah berada pada generasi kemudian dalam jarak yang berselisih ribuan
tahun seperti pada masa kita saat ini. Tak ada satupun ditemukan adanya catatan
sejarah yang merekam pengakuan manusia pertama tentang ihwalnya ketika pertama
kali lahir ke dunia. Kalau pun ada, apakah ia akan menuliskannya sejak ketika
pertama kali dalam proses penciptaan, bahkan sejak masih dalam rencana?
Maka Allah SWT, sebagai pencipta
tunggal segala makhluk adalah yang seharusnya menjadi acuan dalam perolehan
informasi yang tidak saja valid tetapi juga objektif, tidak terdistorsi oleh
ego manusia itu sendiri. Dengan Kasih Sayang dan KemahakuasaanNya, Allah SWT
telah memberikan kepada manusia sebagai makhluk berakal, yaitu acuan maha
sempurna dan teliti yang terkandung dalam Al Qur’an (QS. 21:106) beserta Hadits
RasululLah SAW maupun ayat-ayat Allah lainnya yang berupa bekas-bekas
peninggalan masa lalu, yang diizinkanNya untuk muncul ke permukaan agar manusia
bertafakur (QS. 24:34).
Berikut ini adalah beberapa Kalam
Suci Allah SWT dalam Al Qur’an mengenai hal ihwal manusia di awal penciptaannya
- Allah-lah yang lebih mengetahui penciptaan manusia terdahulu dan yang akan datang - QS. 15:24 (Al Hijr), Dan sesungguhnya Kami mengetahui orang-orang yang terdahulu daripada kamu dan Kami mengetahui orang-orang yang kemudian.
- Penciptaan Manusia Sebagai Sang Khalif di Bumi, Diikuti Pernyataan Keheranan Para Malaikat (reaksi seolah seperti pernah menyaksikan polah tingkah manusia sebelumnya, ungkapan kekhawatiran para malaikat akan datangnya kembali murka Allah pada manusia hingga dibinasakannya) - QS. 02:30 (Al Baqarah), Dan ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Mengapa Engkau hendak menjadikan di muka bumi itu orang yang akan membuat kerusakan dan menumpahkan darah padanya, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman, “Sesungguhnya Aku lebih mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
- Adanya umat lain selain Nabi Adam a.s. - QS. 3:33 (Aali ‘Imraan), Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran, melebihi segala umat.
- Bagaimana penciptaan orang-orang terdahulu? - QS. 04:01 (An-Nisaa’), Hai sekalian manusia, bertaqwalah kamu kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari satu diri dan daripadanya Allah menciptakan pasangan (suami)-nya, dan berkembang dari keduanya lelaki dan perempuan yang banyak, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu saling meminta (dengan menyebut nama)-Nya, dan peliharalah keluarga. Sesungguhnya Allah adalah sangat memperhatikanmu.
- Sudah adakah orang-orang terdahulu? - QS. 56:10 (Al Waaqi’ah), Dan orang-orang terdahulu dari yang dahulu.
- Kemanakah orang-orang terdahulu itu? - QS. 54:49 (Al Qamar), Sesungguhnya Kami menciptakan tiap-tiap sesuatu dengan kadar.
- QS. 54:50 (Al Qamar), Dan tiadalah urusan Kami kecuali satu kalimat seperti sekejap mata.
- Makhluk serupa manusia - QS. 54:51 (Al Qamar), Dan sungguh telah Kami binasakan orang-orang yang serupa dengan kamu, maka apakah orang mau mengambil pelajaran?
- QS. 20:128 (Thaahaa), Maka apakah tidak menjadi petunjuk bagi mereka, berapa banyak umat yang Kami binasakan sebelum mereka, mereka berjalan pada (bekas) tempat tinggal umat itu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah sebagai tanda bagi orang yang mempunyai akal.
- Allah menetapkan kehancuran umat dahulu dan terdahulu yang (walaupun) telah memiliki Peradaban Tinggi, Lebih Banyak dan Kuat. QS. 50:36 (Qaaf), Dan berapa banyak umat telah Kami binasakan sebelum mereka? Mereka lebih besar kekuatannya maka mereka telah menjelajahi negri-negri. Adakah tempat lari?
- QS. 40:82 (Al Mu’min), Maka apakah mereka tidak berjalan di bumi, lalu mereka perhatikan bagaimana akibat orang-orang yang sebelum mereka? Adakah mereka (umat terdahulu) lebih banyak dan lebih kuat dan bekas-bekasnya di bumi dari mereka? Maka tidak bergunalah bagi mereka apa-apa yang telah mereka usahakan.
Cuplikan
Sumber Literatur
Berdasar penyelusuran Genetika,
diketahui Y-chromosomal Adam (Y-MRCA), diperkirakan Adam “Manusia Modern”,
hidup di bumi pada sekitar 237,000 sampai 581,000 tahun yang lalu.
Fakta ilmiah ini didukung, atas
penemuan fosil manusia modern, di Sungai Omo Ethiopia yang berusia sekitar
195.000 tahun. Serta hasil penyelusuran Mitochondrial Eve, yang diperoleh hasil
telah ada di bumi pada sekitar 200.000 tahun yang lalu.
Dalam ilmu geologi, masa 237,000
sampai 581,000 tahun yang lalu, di sebut sebagai Era Middle Pleistocene
(126.000 sampai dengan 781.000 tahun yang lalu).
Beberapa
Bantahan
1. Penyelusuran Genetika, baik
Y-chromosomal Adam (Y-MRCA), maupun Mitochondrial Eve, berdasarkan sampel
manusia modern, yang hidup saat ini.
Sementara berdasarkan catatan
sejarah, sangat banyak bangsa-bangsa yang pernah hidup di bumi, mengalami
kepunahan.
Untuk salah satu contoh, saat
terjadi Letusan Gunung Toba, manusia hampir diambang kepunahan. Dengan
demikian, manusia yang ada sekarang, adalah keturunan dari segelintir manusia
yang dahulu selamat dari bencana Letusan Gunung Toba.
Gunung Toba meletus diperkirakan
terjadi pada 74.000 tahun yang lalu. Ada yang menduga letusan ini 20.000 kali
lebih dahsyat dari Bom Atom yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki. Letusan
Gunung Toba ini, menjadi letusan yang paling membunuh sepanjang masa, sehingga
hanya menyisakan sekitar 30.000 orang yang selamat.
Hal ini memberi kita alasan, masa
peradaban manusia, tentu akan jauh lebih lama, seandainya penyelusuran
Genetika, juga memperhitungkan bangsa-bangsa yang telah punah.
2. Ditemukan benda-benda
arkeologi, peninggalan umat manusia yang telah berumur jutaan tahun.
Peninggalan Arkeologi itu, antara
lain :
- Jembatan Penyebrangan (Rama Bridge) yang dibikin pasukan kera, untuk Sri Rama, menyeberang ke Alengka, setelah di tes dengan kadar isotop sudah berumur 1.700.000 tahun.
- Penelitian oleh Richard Leicky, di tahun 1972, terhadap sedimen Pleistocene di daerah Old Govie Jourg (Kenya), yang memperoleh kesimpulan telah ada peradaban umat manusia pada sekitar 1,7 juta tahun yang lalu (Sumber : Para Penghuni Bumi, sebelum Kita, hal.17-18, tulisan Muhammad Isa Dawud).
Perkiraan
masa hidup Nabi Adam
Ada yang memperkirakan, masa
kehidupan Nabi Adam telah berumur milyaran tahun. Namun pendapat ini, tentu
harus diselaraskan dengan keadaan bumi, berdasarkan penelitian para ilmuwan.
Menurut Ilmu Astronomi, Bumi mulai
terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Dan Bumi berdasarkan
pendapat para ilmuan, baru layak ditinggali makhluk hidup “mamalia” pada
sekitar 70 juta tahun yang lalu. Dimana pada masa itu, oksigen yang sangat
dibutuhkan makhluk hidup, sudah sangat bersahabat.
- Berdasarkan informasi dari Al Qur’an, dimasa Nabi Adam telah ada teknologi pertanian dan peternakan. Hal tersebut tergambar melalui korban, dari anak-anak Nabi Adam yang bersengketa, yaitu berupa hasil-hasil pertanian dan peternakan. Dan salah satu bentuk korban yang dipersembahkan adalah hewan mamalia jenis Qibas (Kambing), jadi bukan binatang purba seperti “dinosaurus” atau lainnya. Berdasarkan temuan Fosil di wilayah Nevshir, hewan Kambing telah ada di bumi pada sekitar 8 juta-10 juta tahun yang lalu (Sumber : Harun Yahya)
- Adanya pertanian dan peternakan di masa Nabi Adam, menunjukkan pada masa itu, disekitar padang arafah, yang merupakan tempat tinggal pertama umat manusia, merupakan wilayah yang subur.
Berdasarkan pendapat Profesor
Alfred Kroner (seorang ahli ilmu bumi (geologi) terkemuka dunia, dari
Department Ilmu Bumi Institut Geosciences, Johannes Gutenburg University,
Mainz, Germany), ia menyatakan dataran Arab pernah menjadi daerah yang subur,
di masa belahan bumi lain, mengalami Era Salju (Snow Age).
Dengan mengacu
kepada dalil-dalil diatas, diperkirakan Nabi Adam hidup di bumi ada adalah
pada sekitar masa Era Salju, yang terjadi antara 1,7 juta sampai 10 juta tahun
yang lalu. Dan penelitian Geologi, menunjukkan Era Salju (Snow Age) terjadi
pada sekitar 2,6 juta tahun yang lalu.
Apakah di masa 2,6 juta tahun
yang lalu, adalah masa kehidupan Nabi Adam dan keluarganya ?
WaLlahu a’lamu bishshawab.
- Masa kehidupan Nabi Adam mungkin bisa lebih lampau lagi. Hal ini terkait dengan ditemukannya “kawasan Al Gharbia” yang berada di Uni Emirat Arab, yang dipekirakan pada masa 8 juta tahun yang lalu, merupakan daerah yang subur.
- Di temukannya jejak kaki, yang diduga jejak kaki manusia, yang telah berumur sekitar 3,6 juta tahun, di Laetoli, Tanzania.
Pendapat
Penulis :
“Ingatlah,
kamu ini orang-orang yang diajak untuk menafkahkan (hartamu) pada jalan Allah.
Maka di antara kamu ada orang yang kikir, dan siapa yang kikir sesungguhnya dia
hanyalah kikir terhadap dirinya sendiri. Dan Allah-lah yang Maha Kaya sedangkan
kamulah orang-orang yang membutuhkan (Nya); dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan
kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu (ini).” (QS. Muhammad [47];38)
Walau ayat ini “dan jika kamu berpaling niscaya Dia akan
mengganti (kamu) dengan kaum yang lain, dan mereka tidak akan seperti kamu
(ini)” dimaknain/ditafsirkan untuk tujuan lain tapi dapat pula kita melihat
sejumlah makna-makna tersirat lainnya. Penulis percaya bahwa Al-quran dan
hadist punya makna tersurat yang jelas dan sejumlah manka-makna tersirat yang
kadang-kadang dapat kita pahami satu atau lebih makna tersirat itu, penulis
juga percaya bahwa kadang makna-makna itu bisa menjadi 2 makna tujuan utama,
yaitu menjelaskan keadaan ciri-ciri subjek secara nyata dan menjelaskan aliran
kejadian/sejarah subjek atau simbol terhadap subjek atau objek berkenaan
keadaan yang mirip subjek/pengganti kata, ambil contoh bila kita memaknai kata
“ular” secara nyata adalah sejenis binatang melata, secara simbol adalah
manusia yang bersifat licik (berbelok-belok) atau simbol lain tentang cerita keadaan
waktu/kejadian yang berbelok-belok/berbelit-belit, atau bermakna simbol sebuah
sungai yang berbelok-belok, sungai yang mirip kepala/badan ular untuk
penyebutan suatu tempat. Dan kadang-kadang pemaknaan ini adalah percampuran dua
makna dari yang tersebut diatas, seperti tempatnya di sungai yang
berkelok-kelok yang hulunya terdapat bukit seperti kepala ular dan benar banyak
ularnya disana.
Ini sering di jumpai dalam
tafsir-tafsir sehingga kadang terdapat beberapa makna tafsir berbeda pada suatu
pembahasan. Dan bisa jadi pendapat-pendapat tafsir dari yang makna-makna
tersirat itu benar kesemuanya walaupun untuk memaknai waktu, kondisi/keadaan
dan pemakaian yang berbeda.
Perlu ditambahkan bahwa
Al-Quran “sesuai dengan kaidah bahasa Arab”
seringkali menggunakan bagian dari sesuatu untuk menunjuk keseluruhan
bagian-bagiannya, seperti menggunakan kata sujud dalam arti shalat yang
mencakup berdiri, rukuk, dan lain-lain. Al-Quran juga biasa menyebut sesuatu
yang menggambarkan keseluruhan bagian-bagian, tetapi yang dimaksud hanyalah
salah satu bagiannya seperti firman-Nya "mereka
memasukkan jari-jari mereka ke dalam telinganya" (QS Al-Baqarah [2]:
19) dalam arti ujung jari-jari. Al-Quran terkadang menggunakan kata nafs dalam
arti kalbu. Biasa juga menyebut tempat sesuatu tetapi yang dimaksud adalah
isinya, seperti "tanyakanlah
kampung" (QS Yusuf [12]: 82), yang dimaksud adalah penghuninya,
demikian seterusnya.
Berdasarkan hal ini adalah bisa
saja Allah SWT menciptakan makhluk yang serupa Manusia, Allien, Nisnas atau
apapun namanya dengan alam semesta tersendiri (berbeda dengan alam semesta dimana
manusia hidup) untuk mendukung kehidupan mereka, yang mempunyai Nabi-Nabi
pembawa Risalah Agama dari kalangan mereka sendiri, mempunyai agama serupa konsep
Islam yang mengesakan dan menyembah Allah SWT dan khusus ditujukan atau
disebarkan untuk bangsa mereka sendiri. Dan itu mudah buat Allah SWT dengan
IlmuNya yang maha luas, dan bisa pula penciptaan ini semasa, kemudian atau
terdahulu namun dengan alam semesta berbeda atau alam semesta yang sama dimana
manusia berada atau bahkan mendiami kawasan yang sama (bumi) pula namun berbeda waktu dan
ruang, bisa saja mereka dicampurkan atau dipisahkan dengan masing-masing tidak
mampu terhubung atau berkomunikasi.
Namun perlu pula di ingat bahwa
alam semesta yang ada sekarang ini yang terdiri 7 tingkat langit dengan
galaksi-galaksi didalamnya telah mendekati waktu punahnya atau dari “tiada menjadi ada dan kembali menjadi
tiada”. “Kiamat” adalah makna yang menggambarkan kepunahan alam semesta
yang ada sekarang ini yaitu yang ditempati manusia hari ini dan yang juga
ditempati makhluk ciptaan Allah SWT yang serupa Manusia/Allien (tidak menyebut
Nisnas karena bila ada, sementara ini diasumsikan telah punah dan diganti
manusia) tentunya bila Allien dan Nisnas ini benar ada diciptakan dan dikehendaki
Allah SWT hadirnya, kiamat akan menyebabkan semua peradaban yang tumbuh di alam
semesta yang sama ini akan punah/berakhir dalam waktu yang sama.
Pertanyaannya : benarkah ada
kehidupan peradaban sebelum manusia pertama (Nabi Adam as) diturunkan ke bumi ?
Para ahli arkeologi telah ada
yang mengambil kesimpulan bahwa sebelum masa sejarah manusia atau boleh kita
katakan sebelum masa nabi Adam as atau jauh sebelum 100.000 tahun yang lalu
(arkeologi mengatakan peradaban manusia sejarah tertua diantara kurang dari 10.000
tahun yang lalu) telah ditemukan bukti-bukti yang dianggap sebagai bukti adanya
peradaban sebelum masa manusia tersebut dan dianggap buatan manusia prasejarah
yang tentu saja berbasis dari teori Evolusi Darwin, bahkan menurut mereka,
bukti-bukti tersebut berumur hingga milyaran tahun yang lalu, seperti :
- Reaktor Nuklir Prasejarah, dikatakan lebih canggih dari reaktor jaman sekarang
- Jejak Alas Kaki Prasejarah, jejak yang menunjukkan adanya pemakaian sendal
- Teleskop Prasejarah
- Bola-bola Prasejarah – pemodelan planet-planet untuk ilmu astronomi
- Jambangan Metalik Prasejarah, mirip buatan manusia jaman perunggu
- Tengkorak Purba Berlubang bekas di Tembak, adakah sejenis pistol di jaman tersebut
- Patahan Roda Gerigi dari Mesin yang terbuat dari logam seumur dengan fosil/batubara, dan memiliki teknologi lebih canggih dari teknologi logam sekarang dalam pembuatan dan hasil element-nya
Penulis tidak akan membahas rinci
satu persatu bukti ini, silahkan anda mencari dan membaca sendiri di internet.
Kita ambil contoh “Tengkorak
Purba Berlubang bekas di Tembak”, lobang pada tengkorak yang menembus kedua
belahannya, mengisyaratkan bahwa tengkorak hanya akan berlubang dengan adanya
tumbukkan benda kecil dengan sangat cepat, yang bila dilihat sebagai ciptaan
manusia adalah peluru, bila di lihat sebagai buatan alam bisa diasumsikan
tumbukkan kerikil/batu kecil yang terlempar atau tertiup karena sebab-sebab
alam tertentu yang menghasilkan kecepatan serupa kecepatan pistol melepas
peluru, sebab alam apa kah yang dapat melakukan serupa itu : mungkin jawabannya
tiupan tornado/angin, muntahan partikel batuan gunung berapi, dsb. Dan yang
unik adalah bahwa itu tertembak ke sebuah kepala (tengkorak), ini menyebabkan
sebuah pertanyaan, ”apa dan siapa tengkorak itu?” Bila ia tengkorak manusia
murni berarti dalam sudut pandang Islam, jaman nabi-nabi telah ada pada
milyaran tahun lalu, padahal ilmuan umumnya mempercayai manusia sejarah berumur
kurang dari 10.000-7.000 tahun lalu, bukan jaman manusia modern (yang dimulai
dari nabi Adam as), hal ini mengasumsikan pendapat kedua, yaitu makhluk serupa
manusia (Nisnas), namun bila ia mengikuti kaedah teori Darwin bahwa itulah
tengkorak manusia prasejarah. Bila dikaitkan dengan penampakan Allien dan UFO
yang banyak dipercaya oleh manusia di dunia yang sering terjadi penampakannya,
mungkinkah ini kerjaan Allien yang melakukan penelitian dan mengambil sample
manusia sejarah dan memindahkannya ke jaman prasejarah hingga dianggap manusia
prasejarah, ataukah bila kita merujuk ke ilmu “saint” tentang kemungkinan
adanya kemampuan peralihan waktu, apakah ini campur tangan keajaiban alam dalam
pemindahan waktu atau adanya unsur manusia modern dengan mesin waktunya yang
melakukan penelitian atau pembunuhan
ataukah itu hanya kabar bohong atau hoax.
Penulis mencoba memasukkan nama
yang sesuai dengan pendapat umum agar dapat membedakan Manusia (Manusia Sejarah
yang di mulai dari nabi Adam as), Allien (Nisnas dari luar angkasa) dan Nisnas
(Makhluk lain dari Bumi) dan Manusia Prasejarah dalam teori Darwin (untuk saat
ini penulis anggap sebagai nama lain dari Nisnas juga, namun penulis akan
membuat asumsi baru menghadapin kerancuan ini dalam pembahasan khusus tentang Nisnas
dan manusia prasejarah berdasarkan teori Darwin dan hubungannya dengan Islam).
Dari petunjuk ini ada beberapa versi
kesimpulan tentang kemungkinan mengapa ada peradaban pada periode jaman yang
tidak diketahui ini yang diambil oleh penulis:
- Rekayasa kebohongan/hoax dari manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab.
- Sejarah manusia yang dimulai dari nabi Adam as telah ada milyaran tahun lalu setua umur dari penemuan-penemuan artefak prasejarah tersebut, artefak ini dianggap adalah buatan manusia modern asli pada jaman tersebut. Kapan pun umur artefak tertua yang ditemukan itulah umur peradaban manusia di masa Periode Nabi-Nabi yang dimulai dari Adam as.
- Menunjukkan adanya Manusia Prasejarah berdasar teori Darwin, manusia pra sejarah yang menyerupai kera berjalan sebelum akhirnya berevolusi sebagai manusia modern dan bahwa kebudayaan manusia prasejarah telah ada yang mencapai peradaban canggih.
- Adanya peradaban lain yang hidup di bumi yang sejenis/serupa manusia (Nisnas) sebagai khalifah awal di Bumi namun telah dipunahkan kemudian diganti oleh kekhalifahan manusia (Adam as) sebagai khalifah di bumi hingga kiamat, dan artefak prasejarah ini adalah hasil dari Nisnas tersebut.
- Adanya campur tangan Allien (sejenis/serupa manusia) yang hidup di luar angkasa dan pernah singgah di bumi yang melakukan serangkaian kegiatan hingga sekarang.
- Keajaiban alam yang memiripkan hasil dari sesuatu kejadian alam dengan hasil peradaban manusia sekarang sehingga serupa dengan benda-benda/teknologi manusia sekarang, yang dimaksud untuk ini adalah untuk artefak yang ditemukan sebelum sejarah manusia ada (Nabi Adam as) dan kemudian adanya keajaiban alam lain yaitu oleh sebuah sebab adanya keajaiban alam berupa perpindahan waktu hingga buatan manusia tak sengaja ikut terbawa berpindah-pindah waktu termaksud ke waktu dimana manusia belum ada, dapatkah ini terjadi, sungguh Allah SWT Maha Berkehendak bila itu kehendakNya dan mampu melakukannya dengan mudah. asumsi ini juga akan berkenaan dengan asumsi salah satu cara turunnya nabi Isa as (Yesus) ke akhir jaman.
- Perpindahan benda/artefak yang sengaja atau tidak disengaja yang dilakukan oleh manusia modern yang telah mempunyai teknologi mesin waktu, ini akan berkenaan dengan asumsi penulis pada periode Jaman Kiamat/Jaman peradaban Manusia Akhir yang tidak mengenal Islam, akan dijelaskan nanti pada pembahasan periode tersebut.
Dari 7 kesimpulan ini manakah
yang mendekati kebenaran?
cuplikan sumber literatur :
Teori Darwin, Nabi Adam dan Piramid Giza
Teori Darwin memang menyesatkan, bagaimana mungkin, Homo Erectus yang
selama 1.000.000 tahun (1,5 juta SM – 500.000SM), tidak mengalami
perubahan yang berarti. Akan Tetapi hanya dalam tempo 200.000 tahun,
mengalami perubahan yang drastis, menjadi Manusia/Homo Sapiens
(500.000SM – 300.000SM)?.
Perlu dipahami bahwa, Homo Erectus adalah mamalia yang telah punah 500.000 tahun yang lalu. Jenis ini memiliki kemampuan berbudaya yang sangat terbatas, selama 1.000.000 tahun.
Adam dan Bakkah
Adam dan Hawa, yang diyakini sebagai leluhur umat manusia, kemunculannya telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu. Komunitas manusia pertama, bermula di Bakkah (QS.3:96), dimana mula-mula tempat peribadatan didirikan.
Bakkah (Mekah), yang disebut juga sebagai Ummul Qura/Ibu Negeri (QS.42:7), sesungguhnya adalah kampung halaman, bagi seluruh umat manusia sedunia.
Teori Out Of Africa, menyatakan bahwa Homo Sapiens berasal dan berevolusi di Afrika. Teori ini didukung oleh penemuan Homo Sapiens tertua, yang berusia 195.000 tahun, di dekat Sungai Omo, Ethiopia (Afrika Timur). Teori Out Of Africa, tidak sepenuhnya benar, karena manusia-manusia di Afrika, sesungguhnya berasal dari Bakkah, yang lokasinya tidak seberapa jauh dari Ethiopia (Afrika Timur).
Nabi Adam Muncul Sesudah 6.000 SM?
Adanya pendapat yang menyatakan, kemunculan Nabi Adam pada sekitar tahun 4.004SM (pendapat Uskup Irlandia, James Ussher, yang didasarkan kepada keterangan dari Bible) dan 5.411SM (pendapat seorang Ahli Sejarah Yahudi, Josephus), jelas sangat bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah.
Berdasarkan fakta sejarah, di India pada 6.000SM – 7.000SM, sudah ada Peradaban Lembah Sungai Indus. Di Iran pada 7.000SM, manusia telah mengenal almunium. Di Cina pada 7.000SM, manusia sudah mengenal bercocok tanam. Dan di Indonesia, tahun 6.000SM, Barus telah didiami manusia.
Nabi Adam Manusia Berbudaya
Nabi Adam adalah Manusia Super Genius. Karena beliau berhasil mempresentasikan keadaan Alam Semesta dihadapan ALLAH. Kecerdasannya telah membuat para malaikat terkagum-kagum, dan sujud. memuji kebesaranNYA (QS.2:30-34).
Nabi Adam dan masyarakat di Bakkah adalah manusia yang berbudaya, mereka telah mengenal pakaian dan berkomunikasi dengan bahasa yang santun. Hal ini sangat jauh dari gambaran, bahwa Nabi Adam adalah manusia primitif, yang berpakaian sekedarnya dan hanya mengenal kapak batu, sebagai alat bantu.
Penjelasan Tentang Keberadaan Ras ‘Raksasa’
Biologist Dr. Shomi Lesser dari Hebrew University mengkalkulasikan. Apabila manusia berasal dari satu leluhur, maka leluhur manusia itu tingginya mesti 90 kaki, karena manusia mengalami penyusutan badan atau genetic bottleneck.
Kalkulasi Dr. Shlomi, bersesuaian dengan isyarat dari Rasulullah 1.400 tahun yang silam, “Nabi Adam memiliki tinggi 60 Hasta” (Hadits Bukhari Vol.IV No.543).
Dimana 60 Hasta = 90 Kaki = 30 Meter.
Penyusutan badan manusia atau genetic bottleneck, kemungkinan telah terjadi pada generasi awal Bani Adam. Dimana ada yang menurunkan ras normal, seperti manusia saat ini, tetapi ada juga yang menurunkan ras ‘raksasa’. Penyusutan badan selain dipengaruhi faktor waktu dan turunan, juga dipengaruhi faktor iklim dan makanan.
Hasil karya manusia-manusia, yang memiliki fisik dan bertubuh ‘raksasa’, bisa dilihat pada Piramid Giza di Mesir (yang tersusun dari 2.3 juta batu, dengan berat setiap batu 2.5 ton) dan Kastil Sacsahuaman di Mexico (yang tersusun dari bebatuan, dengan berat antara 100 ton sampai 360 ton). Perlu dipahami, Piramid Giza dibangun, jauh sebelum munculnya Peradaban Sumeria (sekitar 4.000SM) dan bencana masa Nabi Nuh (sekitar 13.000 tahun lalu atau 11.000SM). Para Fir’aun Mesir Kuno, hanya menemukan Piramid Purba dan menjadikannya sebagai Pemakaman.
Temuan Arkeologi manusia ‘raksasa’ ini, juga telah berhasil ditemukan di Suriah, Arab Saudi, Texas USA, Thailand dan di beberapa tempat lainnya. Namun untuk menanggapi temuan tersebut, perlu kehati-hatian, karena sebagian ada yang direkayasa, untuk kepentingan pribadi.
Menyelusuri masa kehidupan NABI ADAM, berdasarkan Genetika,Arkeologi,Astronomi dan Geologi
Berdasar penyelusuran Genetika, diketahui Y-chromosomal Adam (Y-MRCA), diperkirakan Adam “Manusia Modern”, hidup di bumi pada sekitar 237,000 sampai 581,000 tahun yang lalu.
Fakta ilmiah ini didukung, atas penemuan fosil manusia modern, di Sungai Omo Ethiopia yang berusia sekitar 195.000 tahun. Serta hasil penyelusuran Mitochondrial Eve, yang diperoleh hasil telah ada di bumi pada sekitar 200.000 tahun yang lalu.
Dalam ilmu geologi, masa 237,000 sampai 581,000 tahun yang lalu, di sebut sebagai Era Middle Pleistocene (126.000 sampai dengan 781.000 tahun yang lalu).
Beberapa Bantahan
1. Penyelusuran Genetika, baik Y-chromosomal Adam (Y-MRCA), maupun Mitochondrial Eve, berdasarkan sampel manusia modern, yang hidup saat ini.
1. Penyelusuran Genetika, baik Y-chromosomal Adam (Y-MRCA), maupun Mitochondrial Eve, berdasarkan sampel manusia modern, yang hidup saat ini.
Sementara berdasarkan catatan sejarah, sangat banyak bangsa-bangsa yang pernah hidup di bumi, mengalami kepunahan.
Untuk salah satu contoh, saat terjadi Letusan Gunung Toba, manusia hampir diambang kepunahan.Dengan demikian, manusia yang ada sekarang, adalah keturunan dari segelintir manusia yang dahulu selamat dari bencana Letusan Gunung Toba.
Gunung Toba meletus diperkirakan terjadi pada 74.000 tahun yang lalu. Ada yang menduga letusan ini 20.000 kali lebih dahsyat dari Bom Atom yang meledak di Hiroshima dan Nagasaki. Letusan Gunung Toba ini, menjadi letusan yang paling membunuh sepanjang masa, sehingga hanya menyisakan sekitar 30.000 orang yang selamat.
Hal ini memberi kita alasan, masa peradaban manusia, tentu akan jauh lebih lama, seandainya penyelusuran Genetika, juga memperhitungkan bangsa-bangsa yang telah punah.
2. Ditemukan benda-benda arkeologi, peninggalan umat manusia yang telah berumur jutaan tahun.
Peninggalan Arkeologi itu, antara lain :
- Jembatan Penyebrangan (Rama Bridge) yang dibikin pasukan kera, untuk Sri Rama, menyeberang ke Alengka, setelah di tes dengan kadar isotop sudah berumur 1.700.000 tahun.
- Penelitian oleh Richard Leicky, di tahun 1972, terhadap sedimen Pleistocene di daerah Old Govie Jourg (Kenya), yang memperoleh kesimpulan telah ada peradaban umat manusia pada sekitar 1,7 juta tahun yang lalu (Sumber : Para Penghuni Bumi, sebelum Kita, hal.17-18, tulisan Muhammad Isa Dawud).
Perkiraan masa hidup Nabi Adam
Ada yang memperkirakan, masa kehidupan Nabi Adam telah berumur milyaran tahun. Namun pendapat ini, tentu harus diselaraskan dengan keadaan bumi, berdasarkan penelitian para ilmuwan.
Ada yang memperkirakan, masa kehidupan Nabi Adam telah berumur milyaran tahun. Namun pendapat ini, tentu harus diselaraskan dengan keadaan bumi, berdasarkan penelitian para ilmuwan.
1. Menurut Ilmu Astronomi, Bumi mulai terbentuk sekitar 4,5 milyar tahun yang lalu. Dan Bumi berdasarkan pendapat para ilmuan, baru layak ditinggali makhluk hidup “mamalia” pada sekitar 70 juta tahun yang lalu. Dimana pada masa itu, oksigen yang sangat dibutuhkan makhluk hidup, sudah sangat bersahabat.
2. Berdasarkan informasi dari Al Qur’an, dimasa Nabi Adam telah ada teknologi pertanian dan peternakan. Hal tersebut tergambar melalui korban, dari anak-anak Nabi Adam yang bersengketa, yaitu berupa hasil-hasil pertanian dan peternakan.
Dan salah satu bentuk korban yang dipersembahkan adalah hewan mamalia jenis Qibas (Kambing), jadi bukan binatang purba seperti “dinosaurus” atau lainnya.
Berdasarkan temuan Fosil di wilayah Nevshir, hewan Kambing telah ada di bumi pada sekitar 8 juta-10 juta tahun yang lalu (Sumber : Harun Yahya)
3. Adanya pertanian dan peternakan di masa Nabi Adam, menunjukkan pada masa itu, disekitar padang arafah, yang merupakan tempat tinggal pertama umat manusia, merupakan wilayah yang subur.
Berdasarkan pendapat Profesor Alfred Kroner (seorang ahli ilmu bumi (geologi) terkemuka dunia, dari Department Ilmu Bumi Institut Geosciences, Johannes Gutenburg University, Mainz, Germany), ia menyatakan dataran Arab pernah menjadi daerah yang subur, di masa belahan bumi lain, mengalami Era Salju (Snow Age).
Dengan mengacu kepada dalil-dalil diatas, diperkirakan Nabi Adam hidup di bumi ada adalah pada sekitar masa Era Salju, yang terjadi antara 1,7 juta sampai 10 juta tahun yang lalu. Dan penelitian Geologi, menunjukkan Era Salju (Snow Age) terjadi pada sekitar 2,6 juta tahun yang lalu.
Apakah di masa 2,6 juta tahun yang lalu, adalah masa kehidupan Nabi Adam dan keluarganya ?
Patung Sphinx,Bukti Arkeologis Bencana Nuh 13.000 tahun yang silam
Banyak Arkeologi bingung, mengapa Sphinx di Mesir menghadap ke arah barat daya (Southwest).
Padahal sudah kita pahami bersama, berdasarkan penelitian catatan-catatan mengenai Mesir kuno, melalui gambar-gambar yang terdapat pada piramid dan sphinx, diketahui bahwa penguasa yang membangun benda-benda itu, mendewakan Matahari.
Padahal sudah kita pahami bersama, berdasarkan penelitian catatan-catatan mengenai Mesir kuno, melalui gambar-gambar yang terdapat pada piramid dan sphinx, diketahui bahwa penguasa yang membangun benda-benda itu, mendewakan Matahari.
Oleh karenanya, apabila kita imaginasikan wajah Sphinx menghadap ke arah ufuk timur, tempat terbitnya matahari, secara mengejutkan diperoleh fakta bahwa Mekkah ternyata berada di wilayah kutub utara.
Apa makna semua ini ?
Seorang cendikiawan muslim, ustadz Nazwar Syamsu menduga, pergeseran posisi menghadap pada Sphinx erat kaitannya dengan bencana maha dahsyat ribuan tahun yang silam, yang kita kenal sebagai bencana banjir Nuh (Sumber : Yuwie.Com).
Hal ini juga didukung oleh informasi Al Qur’an, yang menceritakan posisi Bakkah (Mekkah), berada di wilayah Utara (QS. Nuh (71) ayat 14), sebelum peristiwa bencana Nuh (Sumber : Sains dan Dakwah).
Sphinx, adalah patung singa bermuka manusia yang juga merupakan obyek penting dalam penelitian ilmuwan, tingginya 20 meter, panjang keseluruhan 73 meter, dianggap didirikan oleh kerajaan Firaun ke-4 yaitu Khafre.Dalam bukunya “Ular Angkasa“, John Washeth mengemukakan: perkembangan budaya Mesir mungkin bukan berasal dari daerah aliran sungai Nil, melainkan berasal dari budaya yang lebih awal.
Namun, melalui bekas yang dimakan karat (erosi) pada permukaan badan Sphinx, ilmuwan memperkirakan bahwa masa pembuatannya mungkin lebih awal, paling tidak 10 ribu tahun silam sebelum Masehi.
Seorang sarjana John Washeth juga berpendapat: Bahwa Piramida raksasa dan tetangga dekatnya yaitu Sphinx, jika dibandingkan dengan bangunan masa kerajaan ke-4 lainnya, sama sekali berbeda, Sphinx diperkirakan dibangun di masa yang lebih purba.
Ahli ilmu pasti Swalle Rubich dalam “Ilmu Pengetahuan Kudus” menunjukkan: pada tahun 11.000 SM, Mesir pasti telah mempunyai sebuah budaya yang hebat. Pada saat itu Sphinx telah ada, hal ini bisa terlihat, pada bagian badan Sphinx yang jelas sekali ada bekas erosi. Diperkirakan akibat dari banjir dahsyat di tahun 11.000 SM.
Perkiraan erosi lainnya pada Sphinx adalah air hujan dan angin.
Washeth mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10.000 SM baru ada cuaca buruk yang demikian.
Washeth mengesampingkan dari kemungkinan air hujan, sebab selama 9.000 tahun di masa lalu dataran tinggi Jazirah, air hujan selalu tidak mencukupi, dan harus melacak kembali hingga tahun 10.000 SM baru ada cuaca buruk yang demikian.
Washeth juga mengesampingkan kemungkinan tererosi oleh angin, karena bangunan batu kapur lainnya pada masa kerajaan ke-4 malah tidak mengalami erosi yang sama. Dan bisa terlihat, pada tulisan berbentuk gajah dan prasasti peninggalan kerajaan kuno, dimana tidak ada sepotong batu pun yang mengalami erosi, separah Sphinx.
Profesor Universitas Boston, dan ahli dari segi batuan erosi Robert S. juga setuju dengan pandangan Washeth sekaligus menujukkan: Bahwa erosi yang dialami Sphinx, ada beberapa bagian yang kedalamannya mencapai 2 meter lebih, dan jelas sekali merupakan bekas setelah mengalami tiupan dan terpaan angin yang hebat selama ribuan tahun.
Washeth dan Robert S. juga menunjukkan: Teknologi bangsa Mesir kuno tidak mungkin dapat mengukir skala yang sedemikian besar di atas sebuah batu raksasa, produk seni yang tekniknya rumit.
Jika diamati secara keseluruhan, kita bisa menyimpulkan secara logis, bahwa pada masa purbakala, di atas tanah Mesir, pernah ada sebuah budaya yang sangat maju,
namun karena adanya pergeseran lempengan bumi, daratan batu tenggelam
di lautan, dan budaya yang sangat purba pada waktu itu akhirnya
disingkirkan, meninggalkan piramida dan Sphinx dengan menggunakan teknologi bangunan yang sempurna.
Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang.
Dalam jangka waktu yang panjang di dasar lautan, piramida raksasa dan Sphinx mengalami rendaman air dan pengikisan dalam waktu yang panjang.
Temuan ahli arkeologi, berkenaan dengan Sphinx nampaknya sejalan dengan temuan Geologi, yang memperkirakan pada sekitar masa 11.000 SM, pernah terjadi banjir global yang melanda bumi. (Sumber : Kapal Nabi Nuh, Misteri Sejarah Peradaban Manusia ).
Peristiwa banjir global inilah, yang menurut Ustadz H.M. Nur Abdurrahman, sebagai banjir di era Nabi Nuh. Yang sangat luar biasa, dan memusnahkan seluruh peradaban ketika itu, dan yang tersisa adalah mereka yang meyakini Syariat Allah, melalui utusanNya Nabi Nuh As.
Peristiwa banjir global inilah, yang menurut Ustadz H.M. Nur Abdurrahman, sebagai banjir di era Nabi Nuh. Yang sangat luar biasa, dan memusnahkan seluruh peradaban ketika itu, dan yang tersisa adalah mereka yang meyakini Syariat Allah, melalui utusanNya Nabi Nuh As.
Kapal Nabi Nuh, Misteri Sejarah Peradaban Manusia
Banjir besar dunia (Bencana Nuh), berdasarkan temuan-temuan geologi diperkirakan terjadi pada sekitar tahun 11.000 SM atau 13.000 tahun yang lalu. Selain temuan geologi, Peristiwa Bencana Nuh, juga meninggalkan Jejak Arkeologis berupa Patung Sphinx di Mesir (sumber : Patung Sphinx, Bukti Arkeologis Bencana Nuh 13.000 tahun yang silam).
Bencana Nuh ini juga melanda Nusantara. Hal ini bisa kita buktikan, dengan ditemukannya, ikan spesifik yang bernama ikan belido, pada dua pulau yang berbeda, yakni Sumatera (sungai musi) dan Kalimantan (sungai kapuas).
Diperkirakan, Pulau Sumatera dan Kalimantan, dahulunya menyatu, dimana sungai musi dan sungai kapuas, merupakan anak sungai, dari sebuah sungai, yang saat ini berada di dasar laut Selat Malaka. (sumber : Banjir di Zaman Nabi Nuh dan Forum Diskusi Banjir Nuh)
Berdasarkan ilmu Geografi, Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Jazirah Malaka dipisahkan oleh laut yang dangkal. Diperkirakan sebelum terjadi bencana Nuh, pulau-pulau itu berada dalam satu daratan, yang disebut Keping Sunda (Sunda Plat).
Beberapa ilmuwan, diantaranya Profesor Aryso Santos dari Brasil, menduga Keping Sunda ini, dahulunya merupakan benua Atlantis, seperti disebut-sebut Plato di dalam bukunya Timeus dan Critias.
Peradaban Tinggi Masa Lalu
Berdasarkan kepada penemuan naskah kuno di dalam Piramid Besar Cheops, yang mengatakan piramid dibangun ‘pada waktu gugusan bintang Lyra berada di rasi Cancer’. Menurut sejarawan, Abu Said El Balchi, peristiwa tersebut terjadi pada sekitar 73.300 tahun yang lalu. (sumber : Forbidden archeology).
Berdasarkan kepada penemuan naskah kuno di dalam Piramid Besar Cheops, yang mengatakan piramid dibangun ‘pada waktu gugusan bintang Lyra berada di rasi Cancer’. Menurut sejarawan, Abu Said El Balchi, peristiwa tersebut terjadi pada sekitar 73.300 tahun yang lalu. (sumber : Forbidden archeology).
Kemajuan teknologi di masa lalu, juga terlihat dari kecanggihan, kapal yang dibuat Nabi Nuh bersama pengikutnya, sekitar 11.000 SM (13.000 tahun yang lalu).
Mari kita coba bayangka.
Kapal ini bisa memuat ribuan bahkan mungkin ratusan ribu pasang hewan, yang kelak menjadi nenek moyang hewan masa kini…..
Masing-masing hewan harus ditempatkan sesuai dengan habitatnya. Unta harus di tempat yang panas. Pinguin harus di daerah dingin. Belum lagi buat binatang-binatang kecil seperti semut, kutu, jangkrik, dll. Semuanya harus disiapkan tempat khusus. Kalau tidak, wah, jelas binatang-binatang kecil itu bisa terinjak-injak oleh binatang-binatang lainnya.
Untuk pelayaran berminggu-minggu jelas diperlukan gudang makanan yang besar dan canggih. Kalau tidak, bisa-bisa semua tikus dimakan ular, akibatnya tikus menjadi punah. Belum lagi makanan buat harimau, singa dan buaya. Untuk sapi, kambing dan kuda juga harus disiapkan rumput segar.
Tempat makanan juga harus steril, sebab kalau sampai hewan itu sakit lalu mati, hewan tersebut akan menjadi punah. Mungkin kita tidak akan pernah melihat lagi di masa sekarang kalau saja di masa itu telah punah.
Kapal tersebut juga dirancang agar tahan terhadap terjangan ombak dan air bah, yang mungkin 1000x lebih hebat dari tsunami. Dan harus menahan beban ribuan hewan.
Di dalam Al Qur’an diceritakan, gelombang air ketika itu laksana gunung, sebagaimana firman-Nya :
”Dan bahtera itu berlayar membawa mereka dalam gelombang laksana gunung…” (QS. Hud (11) ayat 42-43).
Bahkan berdasarkan pendapat, salah seorang cendikiawan Muslim, Ustadz Nazwar Syamsu, dalam Buku Serial “Tauhid dan Logika“, bencana Nuh ini, telah mengakibatkan bergesernya kutub utara bumi, dari Makkah kepada posisinya yang sekarang.
Kapal Nabi Nuh AS ini dibuat di atas bukit yang tinggi. Diperlukan peralatan yang canggih untuk mengangkut bahan bangunannya. Belum lagi perhitungan struktur kapal yang harus teliti, tentunya untuk proyek raksasa perjalanan Nabi Nuh AS dan pengikutnya, tidak mungkin dibuat secara asal-asalan.
The Great Noah Ark, belum ditemukan
Dengan memperhatikan, betapa dahsyatnya teknologi Bahtera Nuh ini, rasanya sulit bagi kita untuk mempercayai temuan Ekspedisi “Noah’s Ark Ministries International” (NAMI) dari Hongkong, yang mengklaim telah menemukan ”The Great Noah Ark”, di gunung Arafat Turki, pada ketinggian 4.000 meter, sekitar bulan April 2010.
Lagipula Kapal Nabi Nuh, yang mereka temukan diperkirakan terbuat dari susunan kayu purba, dan berdasarkan hasil penelitian, telah berumur 4.800 tahun.
Dengan memperhatikan, betapa dahsyatnya teknologi Bahtera Nuh ini, rasanya sulit bagi kita untuk mempercayai temuan Ekspedisi “Noah’s Ark Ministries International” (NAMI) dari Hongkong, yang mengklaim telah menemukan ”The Great Noah Ark”, di gunung Arafat Turki, pada ketinggian 4.000 meter, sekitar bulan April 2010.
Lagipula Kapal Nabi Nuh, yang mereka temukan diperkirakan terbuat dari susunan kayu purba, dan berdasarkan hasil penelitian, telah berumur 4.800 tahun.
Apa mungkin, ada sebuah kapal kayu bisa bertahan dari bencana Nuh, yang gelombangnya laksana gunung, dengan kekuatan mungkin 1.000 kali, lebih hebatnya dari Tsunami di Aceh ?
Apa ada bukti arkeologis, yang menyatakan pada 4.800 tahun yang lalu, pernah terjadi banjir besar di permukaan bumi ?
Intinya, Kapal Nabi Nuh AS merupakan kapal tercanggih yang pernah dibuat umat manusia. Dan sampai saat ini, keberadaannya masih misterius.
Bencana banjir di masa Nabi Nuh AS telah menghancurkan dan menenggelamkan peradaban tinggi umat manusia pada masa itu. Akibatnya peradaban itu musnah tak bersisa kecuali sebagian kecil saja yang diselamatkan, dan semua itu telah membawa kembali umat manusia kepada zaman batu.
Apa ada bukti arkeologis, yang menyatakan pada 4.800 tahun yang lalu, pernah terjadi banjir besar di permukaan bumi ?
Intinya, Kapal Nabi Nuh AS merupakan kapal tercanggih yang pernah dibuat umat manusia. Dan sampai saat ini, keberadaannya masih misterius.
Bencana banjir di masa Nabi Nuh AS telah menghancurkan dan menenggelamkan peradaban tinggi umat manusia pada masa itu. Akibatnya peradaban itu musnah tak bersisa kecuali sebagian kecil saja yang diselamatkan, dan semua itu telah membawa kembali umat manusia kepada zaman batu.
REVISI Periode KENABIAN?
Di kalangan Rohaniawan saat ini, masih banyak yang percaya bahwa awal dari kenabian, paling lama sekitar 6.000 SM, atau 8.000 tahun yang lalu. Sebagaimana pendapat, seorang agamawan dari Irlandia, yang bernama James Ussher, yang berpendapat kemunculan Nabi Adam terjadi pada sekitar tahun 4.004 SM.
Selain itu seorang Sejarawan, yang bernama Josephus, menyatakan bahwa manusia pertama itu muncul pada sekitar tahun 5.411 SM, sementara seorang ilmuan, bernama ‘Adil Thaha Yunus, memperkirakan Nabi Adam muncul pada sekitar 5.872 SM.
Selain itu seorang Sejarawan, yang bernama Josephus, menyatakan bahwa manusia pertama itu muncul pada sekitar tahun 5.411 SM, sementara seorang ilmuan, bernama ‘Adil Thaha Yunus, memperkirakan Nabi Adam muncul pada sekitar 5.872 SM.
Pendapat ketiga orang ini, jelas sangat bertentangan dengan fakta-fakta ilmiah. Jika kita, membuka lembaran sejarah, di India pada 6.000 SM – 7.000 SM, sudah ada Peradaban Lembah Sungai Indus. Di Iran pada 7.000 SM, manusia telah mengenal almunium. Di Cina pada 7.000 SM, manusia sudah mengenal bercocok tanam. Dan di Indonesia, tahun 6.000 SM, Barus telah didiami manusia.
Nampaknya, sudah saatnya bagi kita, untuk meninjau kembali masa kehidupan Para Nabi. Hal ini dikarenakan berdasarkan fakta-fakta ilmiah yang ada, awal kenabian ternyata sudah berlangsung sangat lama, yakni masa Pra Sejarah, puluhan ribu tahun yang silam.
Masa Hidup Nabi Adam
Berdasarkan fakta ilmiah, keberadaan manusia diperkirakan telah ada sebelum 200.000 tahun yang lalu, bahkan ada pendapat yang mengatakan, umat manusia telah ada sejak jutaan tahun yang lalu. Hal ini didukung beberapa penemuan arkeologis, sebagai berikut :
1. Didekat sungai Omo, Ethiopia (Afrika Timur), ditemukan kerangka Homo Sapiens (manusia modern) tertua, yang berusia 195.000 tahun.Dari fakta-fakta ilmiah di atas, pendapat yang menyatakan keberadaan Nabi Adam adalah pada sekitar 8.000 tahun yang lalu, nampaknya sudah tidak relevan lagi. Nabi Adam sebagai leluhur semua umat manusia di bumi, setidaknya telah ada di bumi, sejak sebelum 200.000 tahun yang lalu.
2. Pada tahun1865 di pertambangan Abbey Nevada USA, ditemukan dalam satu gumpalan bijih logam berbentuk skrup besi sepanjang 2 inci (= 5 cm). Benda hasil karya manusia ini, telah ber-oksidasi dan meninggalkan bentuk fosil, yang diperkirakan berusia jutaan tahun.
3. Di Desa Schondorf Austria di-temukan besi bentuk kubus (panjang dan lebar kurang dari 1 cm)di dalam gumpalan batu-bara yang pecah. Kubus ini beralur disekelilingnya dan tepi alurnya rata. Benda ini seolah – olah merupakan bagian dari peralatan mesin, dan diperkirakan ber-umur jutaan tahun (silahkan baca : Teori Darwin, Nabi Adam dan Piramid Giza dan MISTERI ARKEOLOGIS, di tengah PUING reruntuhan TEORI EVOLUSI ).
Masa Hidup Nabi Idris
Beberapa sejarawan ada yang mengidentifikasikan Nabi Idris, sebagai Akhnukh (Enoch), yang menurut mereka diperkirakan masa kehidupannya, pada sekitar tahun 4.500 SM. Selain itu ada juga yang memperkirakan masa hidup beliau, pada sekitar tahun 4.350 SM – 4.250 SM.
Namun, sepertinya kita harus meninjau kembali masa kehidupan beliau. Berdasarkan temuan arkeologis berupa Huruf Hieroglyph, diketahui bahwa pada masa Mesir Purba ada seseorang yang membawa ajaran Tauhid, yang dikenal dengan nama Oziris. Menurut Syaikh Thanthawi Jauhari, Oziris tidak lain adalah Nabi Idris.
Beberapa sejarawan ada yang mengidentifikasikan Nabi Idris, sebagai Akhnukh (Enoch), yang menurut mereka diperkirakan masa kehidupannya, pada sekitar tahun 4.500 SM. Selain itu ada juga yang memperkirakan masa hidup beliau, pada sekitar tahun 4.350 SM – 4.250 SM.
Namun, sepertinya kita harus meninjau kembali masa kehidupan beliau. Berdasarkan temuan arkeologis berupa Huruf Hieroglyph, diketahui bahwa pada masa Mesir Purba ada seseorang yang membawa ajaran Tauhid, yang dikenal dengan nama Oziris. Menurut Syaikh Thanthawi Jauhari, Oziris tidak lain adalah Nabi Idris.
Berdasarkan masa Peradaban Mesir Purba, yang dihitung dari saat berdirinya Piramid Cheops, diperkirakan masa kehidupan Nabi Idris, adalah sebelum 70.000 tahun yang lalu, yang oleh para sejarawan di anggap sebagai periode zaman Pra Sejarah (silahkan baca : Misteri HURUF HIEROGLYPH, mengungkap Kisah NABI IDRIS, dalam Peradaban MESIR PURBA?).Masa Hidup Nabi Nuh
Nabi Nuh, menurut sebagian Rohaniawan, memiliki nama lengkap Nabi Nuh bin Lamak (Lamech) bin Matusyalah (Mathuselah) bin Akhnukh (Enoch atau Nabi Idris) bin Yarid (Jared) bin Mahla’il (Mahalaleel) bin Qinan (Cainan) bin Anusy (Enos) bin Nabi Syits (Seth) bin Nabi Adam, hal ini bermakna jarak antara Nabi Nuh dengan leluhur umat manusia (Nabi Adam), tidaklah begitu jauh hanya berjarak sekitar 9 generasi, benarkah demikian ?
Keberadaan Nabi Nuh tidak lepas dengan peristiwa global, banjir Nuh, yang melanda seluruh dunia. Para sejarawan klasik memperkirakan, peristiwa bencana itu terjadi pada sekitar tahun 3.000 SM. Akan tetapi, sepertinya kita harus me-revisi tahun kejadian bencana Nuh tersebut. Hal ini dikarenakan, pada sekitar masa 3.000 SM, tidak ditemukan fakta-fakta ilmiah, yang memberi petunjuk pernah terjadi Banjir Besar di permukaan bumi.Ditemukannya temuan-temuan ilmiah, yang memberi petunjuk keberadaan Para Nabi, semakin memberi keyakinan kepada kita, bahwa ajaran Tauhid (Monotheisme) adalah sumber dari semua keyakinan di dunia, sehingga tidaklah mengherankan jika ajaran Tauhid, ternyata terdapat di seluruh keyakinan besar dunia (silahkan baca : Monotheisme, warisan Syariat Nuh).
Berdasarkan temuan Geologi, ternyata peristiwa tersebut terjadi pada sekitar 13.000 tahun yang lalu, dan ini semakin diperkuat dengan temuan arkeologis, berupa Patung Sphinx di Mesir (silahkan baca : Patung Spinx, bukti arkeologis bencana Nuh 13.000 tahun yang silam dan Kapal Nabi Nuh, Misteri Sejarah Peradaban Manusia). Dengan demikian, masa kehidupan Nabi Nuh, ribuan tahun lebih tua dari yang kita pahami selama ini.
Dan sesungguhnya Kisah Para Nabi yang ada di dalam Al Qur’an, bukanlah sekedar cerita mitos atau legenda, melainkan suatu kisah nyata, yang bisa kita ambil suri teladannya, serta dapat dibuktikan secara ilmiah.