Seorang bertanya mengapa dengan kekerasan, tendangan, pukulan jika kalian ingin mengSHkan orang?
ia menjawab, “tak akan jadi pedang yang tajam menebas pohon yang merintang dijalan tanpa besi yang disepuh dan ditempa.
tak semua pukulan dan tendangan adalah pendidikan kekerasan, kami tahu
untuk jadi kuat, tulang dan pikiran serta hati mereka harus selaras
lepas dari program otak yang melemahkan mental karena mengakses rasa
takut.
Tendangan dan pukulan itu bak terpaan sang empu untuk besi sampai menemukan inti besi yang tajam. Sampai mereka menemukan inti diri yang berkilau tajam.
Seberapa tajam mereka, sementara setia hati itu tentang kelembutan?
ia menjawab “lihatlah lembutnya angin, tapi kelembutanya bisa membuat ombak dan meruntuhkan pohon yg kokoh.
apa mereka hebat?
ya mereka hebat,
Kebal senjata bukanlah sakti, tapi rasa takut mati yang bermantra. Sementara kami sudah berkalung mori.
Memenangkan perkelahian tak selamanya disebut kejayaan, tapi kebanggan yang menjadi racun karisma kehormatan budi pekerti. Sementara kami mampu mengalah menyerakan kepuasan merasa menang pada lawan agar tiada permusuhan.